ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Kamis, Maret 23, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kiai Dahlan Tak Pernah Sekolah, Ini Hasilnya

Kamis 18 Juni 2020 | 12:42
4 min read
1.3k
SHARES
4.1k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Kiai Dahlan tak pernah sekolah mendirikan banyak sekolah Muhammadiyah seperti SDM Kauman Yogya ini.
Kiai Dahlan tak pernah sekolah mendirikan banyak sekolah Muhammadiyah seperti SDM Kauman Yogya ini.

PWMU.CO-Kiai Dahlan tak pernah sekolah. Tapi Muhammadiyah, organisasi yang didirikannya, sudah membangun 5.777 sekolah dan 174 perguruan tinggi di pelosok negeri hingga sekarang ini.

Kemampuan baca tulis KH Ahmad Dahlan dan mengaji al-Quran diajari oleh ayahnya, KH Abu Bakar. Ayahnya ini pejabat Khatib Amin Penghulu Kraton Yogyakarta dan imam Masjid Gede.

Pendidikan Kiai Dahlan diperoleh dari homeschooling. Bersyukurlah keluarga dan kerabatnya bertradisi santri sehingga bisa mengajari anak-anak mereka dengan ilmu keislaman.

Kerabatnya kebanyakan sudah pergi haji menandakan ghirah Islamnya tinggi. Sebab tidak setiap muslim berkeinginan haji. Kemampuan naik haji juga menunjukkan kondisi ekonominya cukup. Kiai Dahlan naik haji saat umurnya masih muda, 22 tahun.

Beranjak besar cara belajar KH Ahmad dengan mendatangi guru yang menguasai keahlian ilmu keislaman. Ini tradisi kaum santri. Di kampung-kampung, begitu selesai belajar membaca dan menulis al-Quran lalu melanjutkan ke ilmu berikutnya tajwid, nahwu, atau qira’ah dengan mencari guru yang menguasai ilmu itu.

Hanya santri yang punya keinginan mencari ilmu lebih tinggi yang mau melakukan model belajar home schooling seperti ini. Karena itu dalam terminologi pendidikan Islam orang yang berkeinginan mencari ilmu disebut murid. Atau orang-orang yang mencari ilmu dinamakan thalib.

Dua kata itu mengandung suasana aktif, inisiatif, bergerak dari diri sendiri untuk mendapatkan sesuatu yang baru kepada orang-orang yang menguasai ilmu. Bukan sekadar siswa yang hanya menerima ilmu.

Guru Kiai Dahlan

Prof Dr HA Munir Mulkhan dalam bukunya Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan menulis sejumlah guru Kiai Dahlan. Selain belajar dari ayahnya, Kiai Dahlan belajar ilmu fiqih dari kakak iparnya KH Mohammad Sholeh. Kemudian mendatangi KH Muchsin dan KH Abdul Hamid untuk mendapatkan ilmu nahwu.

Sesudah kiai-kiai Yogya didatangi, dia lanjutkan mencari ilmu kepada kiai di Pesantren Termas Pacitan. Seperti KH Raden Dahlan untuk ilmu falakh dan KH Machfud belajar ilmu fiqih dan hadits.

Juga berguru kepada KH Faqih di Mas Kumambang Sedayu Gresik, KH Mas Abdullah Surabaya. Bahkan ada yang menyebutkan juga mendatangi KH Sholeh Darat di Semarang untuk belajar tafsir Quran. Di sini bertemu dengan KH Hasyim Asy’ari.

Guru-guru lainnya Syekh Amin, Sayid Bakri Satoch, Kiai Asy’ari Baceyan dan Syeikh Misri Mekkah untuk belajar qiraatul Quran dan ilmu falakh. Lalu kepada Syekh Khayyat, Mufti Syafii, dan Syeikh Babussijjil mendalami ilmu hadits. Ilmu pengobatan dan racun belajar dari Syeikh Hasan.

Ketika naik haji ke Mekkah, Kiai Dahlan tidak hanya menjalankan ritual ibadah namun juga mencari ilmu kepada ulama terkenal dari nusantara dan Arab. Seperti Syaikh Muhammad Khatib Minangkabawi, Syeikh Nawawi al-Bantani. Juga pernah berdialog dengan Syeikh Ahmad Surkati dari Jamiatul Khoir.

Setelah mencari ilmu ke banyak ulama dalam negeri dan luar negeri ini, ketika pulang ke Yogya, Kiai Dahlan tertarik dengan model sekolah Belanda. Maka dia mengajar agama di Kweekschool (Sekolah Guru) di Jetis dan OSVIA (Opleiding School voor Inlandsche Amtenaren, Sekolah Pamong Praja) Magelang atas rekomendasi pengurus Boedi Oetomo. Kiai Dahlan tak pernah sekolah tapi bisa mengajar di sekolah.

Membuka Madrasah Modern

Dari semua pengalaman ini mendorongnya membuka sekolah modern Madrasah Ibtidaiyah dan Diniyah di rumahnya tahun 1911. Muridnya hanya enam anak. Sekolahnya memadukan kurikulum Islam dan Barat. Pengajarannya model kelas seperti sekolah Belanda dengan bangku, papan tulis, dan alat peraga.

Enam bulan berikutnya jumlah siswanya naik menjadi 20 anak. Ini menandakan orangtua mulai tertarik dengan sekolah model baru ini. Bukan berarti sekolah model baru ini aman-aman saja. Kecaman dari beberapa kiai dilontarkan dengan tuduhan sekolah kafir. Seperti disampaikan seorang kiai dari Magelang yang datang ke Kauman untuk melihat madrasah model Kiai Dahlan ini.

Tapi dengan argumentasi yang pas tuduhan sebagai sekolah kafir bisa dipatahkan. Bahwa memakai bangku, papan tulis, pengajaran ilmu di luar keislaman, dan penggunaan teknologi yang meniru model sekolah Belanda tidak bisa langsung dicap kafir. Sebab kiai itu dari Magelang ke Yogya memakai kereta api yang produk teknologi Belanda tidak mau disebut kafir.

Dari madrasah kecil di kampung Kauman Yogya itu, Kiai Dahlan lantas mendirikan Muhammadiyah agar dakwah lewat sekolahnya menjadi legal formal. Beberapa tahun kemudian melahirkan sekolah-sekolah Muhammadiyah lainnya. Seperti Madrasah al-Qism al-Arqa di Yogya, Opleiding School di Magelang, Kweek School di Magelang, Purworejo, Kota Gede, dan Normal School di Blitar.

Untuk mengorganisasi sekolah itu Muhammadiyah membentuk Bagian Sekolah yang diketua Haji Hisyam. Ini diputuskan dalam Rapat Anggota Muhammadiyah pada 17 Juli 1920.

Dialah yang berhasil menangkap gagasan Kiai Dahlan tentang pendidikan Islam dan menerapkannya kepada semua kadernya. Perjuangan ini lalu dilanjutkan Sosrosugondo, guru Kweek School.

Ketika ditunjuk sebagai ‘Menteri Pendidikan’ ini Haji Hisyam berkata, ”Saya akan membawa kawan-kawan kita pengurus Bagian Sekolah berusaha memajukan pendidikan dan pengajaran sampai dapat menegakkan gedung universiteit Muhammadiyah yang megah untuk mencetak sarjana-sarjana Islam dan maha-maha guru Muhammadiyah guna kepentingan umat Islam pada umumnya dan Muhammadiyah.”

Tahun 1932 jumlah sekolah Muhammadiyah mencapai 145 buah. Sekolah Muhammadiyah mampu bertahan dan berkembang hingga kini karena membawa misi Islam dan gagasan pembaruan. Ajaran Islam diperlukan untuk bekal dunia akhirat. Alasan yang sama ini juga kenapa pesantren terus bertahan hingga kini. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Guru KH Ahmad DahlanHaji HisyamHomeschoolingKH Ahmad DahlanSekolah MuhammadiyahSugeng Purwanto
SendShare529Tweet331Share

Related Posts

Bayangan KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah Hadir di Musyda Sidoarjo

Minggu 5 Maret 2023 | 09:53
862

SMK Pemuda Krian raih Outstanding icon Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah di Pawai Taaruf...

Dosen FISIP Unair dan Mahasiswanya Itu Kini Pimpin MPID PWM Jatim

Rabu 1 Maret 2023 | 10:11
574

Aribowo (kanan) dan Sugeng Purwanto. Dosen FISIP Unair dan Mahasiswanya Itu Kini Pimpin MPID PWM Jatim (Waviq...

Mengenang Ahmad Fuad Effendy, Ahli Bahasa Arab yang Dipuji Menteri Saudi

Selasa 24 Januari 2023 | 08:06
629

Ahmad Fuad Effendy (foto caknun.com) PWMU.CO- Mengenang Ahmad Fuad Effendy (76) sosok yang kalem tapi...

Rekor Calon Pimpinan Terbanyak di Musywil, Ini Datanya

Jumat 23 Desember 2022 | 08:13
674

Gedung Expotorium Umpo tempat beralngsung Musywil ke 16 Muhammadiyah Jatim. PWMU.CO- Rekor calon pimpinan terbanyak...

Lamongan Pegang Rekor Pemilih Terbanyak di Musywil, Ini Urutan Lengkapnya

Rabu 21 Desember 2022 | 13:58
1.5k

Iklan Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo. (tmc) PWMU.CO- Lamongan memiliki suara terbanyak dalam Musywil...

Ajaran Kiai Dahlan Jadi Kunci Sukses Muktamar Surakarta

Minggu 27 November 2022 | 07:22
6.6k

Ajaran Kiai Dahlan: Edutorium UMS saat dilihat pada malam hari (Darul Setiawan/PWMU.CO) Ajaran Kiai Dahlan...

Piala Dunia Qatar dan Heboh LGBT

Sabtu 26 November 2022 | 19:35
1.7k

Logo FIFA World Cup Qatar 2022 (qatar2022.qa) Piala Dunia Qatar dan Heboh LGBT oleh Sugeng...

Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi Perdana Menteri di Usia 75 Tahun

Kamis 24 November 2022 | 21:33
884

Anwar Ibrahim berdoa usai pelantikan jadi perdana menteri di Istana Negara. Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi...

Hal Tak Lazim di Muktamar Muhammadiyah

Rabu 23 November 2022 | 16:00
2.6k

13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Hal Tak Lazim di Muktamar Muhammadiyah oleh Sugeng Purwanto,...

Jamaah di Masjid Bukan Hanya Shalat Terus Pulang

Selasa 15 November 2022 | 19:59
816

Sulthon Amien di Pengajian Ahad Pagi PDM Jember, Ahad (13/11/22). Jamaah di Masjid Bukan Hanya...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    14456 shares
    Share 5782 Tweet 3614
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    4496 shares
    Share 1798 Tweet 1124
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    434 shares
    Share 174 Tweet 109
  • Telusuri Sejarah Gresik, Siswa SD Mugres Mengunjungi Kampung Kemasan

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Formasi Shalat Tarawih yang Utama: 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, atau?

    2210 shares
    Share 884 Tweet 553
  • Dalil dan Keutamaan Shalat Tarawih Formasi 4-4-3

    4769 shares
    Share 1907 Tweet 1192
  • Anids Camp, Bakat Siswa Muncul di Sini

    307 shares
    Share 123 Tweet 77
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    6463 shares
    Share 2762 Tweet 1542
  • Agar Tak Ada yang Kebakaran Jenggot, Perlunya Sinergi Majelis dan Lembaga PWM Jatim

    244 shares
    Share 98 Tweet 61
  • DPW PAN ke Kantor PWM Jatim Bahas Empat Isu Ini

    158 shares
    Share 63 Tweet 40

Berita Terkini

  • Kosegu dan Kokam Ikut Sukseskan Musyda Muhamamdiyah TulungagungRabu 22 Maret 2023 | 22:26
  • Buku Sejarah Muhammadiyah Tulungagung Terbit, Begini Perasaan PenulisnyaRabu 22 Maret 2023 | 22:05
  • Lembaga Pemeriksa Halal
    Lembaga Pemeriksa Halal Gelar Raker, Ini ProgramnyaRabu 22 Maret 2023 | 21:40
  • Padus IPM Sendangagung Tampil Memukau di Musypimcab PaciranRabu 22 Maret 2023 | 21:32
  • Jika Ingin Besar, Pendiri dan Pengelola RSMA Harus Saling MendukungRabu 22 Maret 2023 | 21:02
  • Pawai Becak TK Aisyiyah 2 Kota Probolinggo Sambut RamadhanRabu 22 Maret 2023 | 20:38
  • Edukatif, Tarawih Ramah Anak SDMM Terbuka untuk UmumRabu 22 Maret 2023 | 19:50
  • Ramadhan, Kiblat Rumah Dakwah PCIM Malaysia Kini AkuratRabu 22 Maret 2023 | 17:50
  • PCNA Brondong Turba Ke Ranting MencorekRabu 22 Maret 2023 | 17:28
  • 26 siswa Sdamada mengikuti semifinal Kompetisi Matematika Suprarasional; Liputan Alfiatun Naimah, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    26 Siswa Sdamada Ikut Semifinal Kompetisi Matematika SuprarasionalRabu 22 Maret 2023 | 17:27

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!