• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Persepsi Muslim: Anti-RUU HIP

Senin 29 Juni 2020 | 05:59
in Kolom
0
446
SHARES
316
VIEWS
Persepsi Muslim: Anti-RUU HIP, kolom oleh Bahrus Surur-Iyunk, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Sumenep.
Bahrur Surur-Iyunk penulis “Persepsi Muslim: Anti-RUU HIP”. (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoiron/PWMU.CO)

Persepsi Muslim: Anti-RUU HIP, kolom oleh Bahrus Surur-Iyunk, Kepala SMA Muhammadiyah 1 Sumenep.

PWMU.CO – Dalam bahasa Arab ada istilah zhann yang berasal dari kata zhanna, yazhunnu, zhannun. Banyak yang mengartikan bahwa zhann itu berarti berprasangka, menyangka, menduga atau mengira-kira, persepsi awal.

Tetapi, ada juga yang mengartikan dengan ‘menuduh’, bahkan ‘yakin’. Zhann itu lahir atau muncul berdasarkan tanda-tanda. Sehingga, persepsi diri bisa dimaknai sebagai cara pandang awal seseorang berdasarkan tanda-tanda yang ada dalam dirinya, baik dialami maupun dirasakan.

Namun, secara umum, sangkaan itu dalam sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu prasangka baik (husnuzh-zhann) dan prasangka buruk (su’uzh-zhann). Berprasangka baik berarti memberi sangkaan yang positif dan baik-baik saja bisa dengan sanjungan, pujian dan menaikkan derajatnya.

Sementara itu, berprasangka buruk berarti memberi sangkaan yang negatif. Merendahkan tabiat dan karakter diri sendiri dan orang lain, merendahkan derajatnya, menjatuhkan kepribadiannya dan menyudutkan dengan sifat-sifat yang buruk.

Tiga Prasangka

Dari sisi objeknya, prasangka itu memiliki tiga sasaran, yaitu diri sendiri, Allah Yang Maha Pencipta dan orang lain atau sesama manusia.

Terhadap tiga sasaran ini semua bisa disematkan sifat baik dan sifat buruk. Terhadap diri sendiri, misalnya, seseorang bisa berprasangka dan mempersepsikan dirinya sendiri dengan sifat-sifat atau prasangka yang baik dan buruk. Dalam bahasa psikologi sering disebut dengan persepsi diri.

Dalam hal karakter kepribadian, misalnya, seseorang berprasangka atau mempersepsikan diri baik terhadap dirinya bahwa ia bisa melakukan sesuatu, maka seluruh yang ada dalam dirinya itu akan ikut membantu dan terdorong untuk melakukan sesuatu itu hingga bisa merealisasikannya.

Semangat pun akan tumbuh dalam dirinya. Ia berpikir positif terhadap dirinya. Dalam ungkapan yang cukup terkenal, “If you think you can, You can”. Jika kamu berpikir bahwa kamu bisa, maka kamu bisa.

Baca Juga:  Kisah Rezeki di Tangan Tuhan

Sebaliknya, jika seseorang berpikir dirinya tidak mampu atau merasa dirinya tidak mampu, maka seluruh elemen yang ada dalam dirinya akan terlemahkan dan menyerah duluan.

Seseorang merasa sudah tua duluan akan lemah dan tidak mampu menjalankan apapun. Ada seorang murid yang merasa dirinya adalah pemalas, maka ia pun menjadi malas mengerjakan tugasnya. Ia persepsikan diri sebagai anak yang bandel, maka ia juga akan membandel juga, karena didorong oleh persepsi atas dirinya sendiri yang negatif.

Persepsi Beragama

Dalam beragama juga terjadi persepsi terhadap diri sendiri. Seorang perempuan yang mempersepsikan (berprasangka atas) dirinya sebagai seorang Muslimah, maka ia akan menjalankan kehidupannya sebagai seorang Muslimah. Ia akan berhijab saat keluar rumah dan bergaul dengan hati-hati, terutama saat bertemu lawan jenisnya.

Seseorang yang menganggap (berprasangka atas) dirinya sebagai seorang Muslim, maka ia akan menjalankan perintah shalat dengan lengkap lima waktu. Menjalankan puasa Ramadhan. Mengerjakan perintah zakat. Berhaji jika mampu.

Setidaknya, dirinya akan berusaha untuk menjadi seorang Muslim, karena dirinya merasa dirinya adalah Muslim.

Dalam al-Quran, Allah memerintahkan kita untuk bersaksi mempersepsikan diri bahwa “kita adalah seorang Muslim”, sebagaimana dalam Ali Imran: 52:

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa Sesungguhnya Kami adalah orang-orang muslim (yang berserah diri).”

Dalam ayat 64, “Katakanlah: “Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.

Baca Juga:  Keistimewaan Usia 40 Menurut Al-Quran

Kekuatan Persepsi dalam Ibadah

Seseorang yang mempersepsikan dirinya mampu dan bisa menjalankan shalat Dhuha setiap hari, ia dengan segala elemen dirinya akan membantu untuk menjalankannya. Banyak orang mengatakan bahwa dirinya sering tidak sempat shalat Dhuha sebelum berangkat ke kantor atau ke pasar, maka ia pun tidak akan sempat juga.

Padahal cukup menyediakan waktu lima menit untuk menjalankan dua rakaat dzuha. Tidak usah banyak-banyak. Cukup dua rakaat saja dulu. “Ya, mana sempat keburu telat.”

Shalat malam atau tahajud juga demikian. Jika belum-belum ia sudah mengatakan “Saya susah bangun. Sering kebablasan hingga Subuh”, maka gagal juga bangun malam.

Seandainya ia sudah merasa terlebih dulu bahwa saya bisa bangun malam dan shalat, maka seluruh organ tubuhnya akan mendukung dan membantu menyatakannya. Apalagi, sebelum tidur ia berdoa kepada Allah agar dibangunkan, maka para malaikat akan ikut membantu membukakan mata lelapnya dan menegakkan badannya menghadap Allah.

Ada lagi tentang membaca al-Quran. Tidak usah one day one juz, sehari satu juz. Bisa membaca al-Quran setiap pagi sehabis Subuh dan sore selepas Maghrib juga harus muncul dari prasangka atau persepsi atas dirinya sendiri.

Jika prasangkanya baik terhadap dirinya bahwa ia bisa melakukannya, maka ia juga akan bisa. Kalau belum-belum sudah merasa tidak mungkin, tidak mungkin sempat, dan sebagainya, maka seluruh potensi positif dalam dirinya akan terlemahkan, ditambah godaan syetan akan semakin mudah mengelabui.

Ilmu Berpura-pura

Dalam psikologi itu ada ilmu berpura-pura. Diri kita harus berpura-pura menjadi orang yang kaya. Bagaimana perilaku orang yang kaya? Orang kaya banyak punya uang. Karena merasa dirinya kaya, maka ia bisa dan harus banyak bersedekah dan berinfak.

Baca Juga:  Melihat Fungsi Beragama dari Sudut Model Pakaian

Karena infak dan sedekahnya itulah Allah kemudian meluaskan dan melipatgandakan rezeki-Nya dan menjadilah ia orang yang kaya. Kayakan hatimu, niscaya Allah akan kayakan hartamu!

Jangan sebaliknya, berlagak sebagai orang yang miskin. Orang merasa tidak mampu dan miskin, maka ia tidak akan bersedekah dan berinfak. Mau bersedekah dengan yang tidak pakai uang dan harta kekayaan. Karena perasaannya takut berkurang hartanya, maka Allah pun akan mengurangi harta kekayaannya. Dan, jadilah orang miskin seterusnya.

Dan yang sering dikatakan orang itu seperti “Saya ini pelupa”. Jangan menganggap diri sebagai pelupa, takut Anda melupakan terus-menerus. Ia menjadi enteng untuk melupakan sesuatu, sehingga ingatan pun tidak terlatih untuk mengingat segala sesuatu.

Dalam bahasa yang keren, “You are what you think about yourself”. Dirimu adalah apa yang kamu pikirkan tentang dirimu.”

Muslim Pancasilais

Dalam konteks Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP), sebagai seorang Muslim sudah saatnya menunjukkan diri bahwa saya adalah seorang Muslim.

Seorang Muslim sudah dipastikan Pancasilais. Seorang Pancasilais belum tentu seorang Muslim, karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila hanyalah bagian kecil dari yang diajarkan dalam Islam.

RUU HIP adalah salah upaya orang-orang yang tidak menginginkan ada nilai keislaman dalam Pancasila. Pun ingin menghapus nilai dan momentum Islam dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Apalagi jika diperas menjadi Trisila dan terutama Ekasila. Fasyhaduu bi annana muslimun. Wallahu a’almu bi al-shawab. (*)

Persepsi Muslim: Anti-RUU HIP, Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Bahrus Surur-IyunkMakna Persepsi
Share260SendTweet78

Related Posts

Kisah Sembuh dengan Berbagi
Agenda

Kisah Sembuh dengan Berbagi

Kamis 15 Oktober 2020 | 09:37
258
Makna Ucapan ‘Insyaallah’ Joe Biden
Kabar

Makna Ucapan ‘Insyaallah’ Joe Biden

Rabu 7 Oktober 2020 | 09:13
564
Keajaiban Teladan
Kolom

Keajaiban Teladan

Selasa 29 September 2020 | 12:04
227
Ustadz Nurhadi, Pengajar Ikhlas Dosis Tinggi Itu Berpulang
Kabar

Ustadz Nurhadi, Pengajar Ikhlas Dosis Tinggi Itu Berpulang

Senin 28 September 2020 | 14:00
954
Kisah Rezeki di Tangan Tuhan
Kolom

Kisah Rezeki di Tangan Tuhan

Kamis 17 September 2020 | 12:11
3.2k
Raden Musaid Werdisastro
Featured

Raden Musaid Werdisastro, Orang Muhammadiyah Penulis Babad Sumenep

Kamis 10 September 2020 | 07:04
863
Next Post
Cegah Narkoba dan Terorisme, LDK Gelar Webinar

Cegah Narkoba dan Terorisme, LDK Gelar Webinar

Kiai Kampung Muhammadiyah, kolom oleh Dr Sholikh Al Huda MFilI, Dosen Prodi SAA FAI Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya); Pengiat Majelis Sinau Padhang Wetan.

Kiai Kampung Muhammadiyah

Covid-19: Suara Oligarki Lebih Didengar daripada Akademisi. Disampaikan Anggota DPR Prof Zainuddin Maliki menyikapi masih tingginya kurva Covid-19.

Covid-19: Suara Oligarki Lebih Didengar daripada Akademisi

Sekolah Muhammadiyah GKB Siapkan Virtual Class

Sekolah Muhammadiyah GKB Siapkan Virtual Class

Sidang pleno BPUPKI membahas Piagam Jakarta.

Piagam Jakarta, Konsensus yang Dikhianati

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
329

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
822

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
246

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
406

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Rendang Lazismu

Rendang Lazismu Jadi Makanan Praktis bagi Pengungsi Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 11:28
Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Senin 25 Januari 2021 | 11:04
Politik Islam

Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

Senin 25 Januari 2021 | 10:13
Unismuh siapkan 200 relawan psikososial ke Sulbar. Pengiriman relawan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap gempa bumi yang terjadi.

Unismuh Siapkan 200 Relawan Psikososial ke Sulbar

Senin 25 Januari 2021 | 06:22
Manfaat Membaca dan Menulis bagi Ibu

Manfaat Membaca dan Menulis bagi Ibu

Senin 25 Januari 2021 | 06:14
Inginkan Manajemen Kecemplung di Syariah, Pradana Boy Yang Jadi Asisten Staf Khusus Presiden

Menimbang Umrah di Masa Pandemi

Minggu 24 Januari 2021 | 19:59
SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

Minggu 24 Januari 2021 | 18:55
Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Minggu 24 Januari 2021 | 16:14
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
Ahli bicara: Covid-19: Penularan dan Ikhtiar Mencegahnya. Artikel ini ditulis oleh Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt dari Universitas Indonesia.

Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

Minggu 24 Januari 2021 | 09:54

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    24501 shares
    Share 9800 Tweet 6125
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7909 shares
    Share 3164 Tweet 1977
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    4530 shares
    Share 1812 Tweet 1133
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    3909 shares
    Share 1564 Tweet 977
  • Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

    3721 shares
    Share 1488 Tweet 930
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    2352 shares
    Share 941 Tweet 588
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    733 shares
    Share 293 Tweet 183
  • Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

    611 shares
    Share 244 Tweet 153
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4500 shares
    Share 1800 Tweet 1125
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    6080 shares
    Share 2432 Tweet 1520
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama