PWMU.CO – Diterbitkan di Belanda, buku karya Dosen UMM Pradana Boy STF PhD yang berbasis disertasi doktoral itu dibedah dalam diskusi, Senin (13/7/20).
Buku yang diterbitkan Amsterdam University Press pada 2018 berjudul Fatwa in Indonesia: An Analysis of Dominant Legal Ideas and Mode of Thought of Fatwa-Making Agencies and Their Implications in the Post-New Order Period, itu secara substansial membahas produksi fatwa yang ada di Indonesia.
Dipengaruhi Tiga Institusi
Karya Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pradana Boy itu mengulas produksi fatwa di Indonesia sangat dipengaruhi tiga institusi pembuat fatwa. Yakni Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
“Sementara itu, dalam dinamika pembuatan fatwa, pemikiran keagamaan konservatif dan tradisional mewarnai secara dominan. Sedangkan pemikiran progresif, kendati ada, namun perannya cenderung marginal,” ujarnya.
Pada buku tersebut, dia memanfaatkan analisis sosiologi hukum dan sosiologi pengetahuan (Karl Mannheim) dalam meramu konsep-konsep ilmiah mengenai praktik fatwa.
“Sebenarnya, pengetahuan individual berbeda dengan pengetahuan komunal, terutama dalam institusi pembuat fatwa yang secara sosial dipengaruhi oleh situasi politik tertentu,” ungkapnya.
Yang menarik, lanjut Pradana, fakta mengenai perbedaan jenis pengetahuan—perorangan dan institusi—bisa memproduksi pengetahuan yang tidak selamanya berjalan beriringan. “Misalnya di dalam MUI, ada banyak mufti yang progresif, namun fatwa institusional yang dihasilkan cenderung konservatif,” paparnya.
Bertapa di Study Room
Bedah karya tersebut tidak hanya mengupas secara singkat tentang tesis dan argumentasi dari karya yang diajukan, namun juga proses kreatifnya. Pradana menjelaskan betapa studi doktoral yang memakan waktu lama dan sangatlah berat. “Saya harus bertapa tinggal di Study Room Pascasarjana National University of Singapore (NUS) berhari-hari bahkan ketika liburan. Saat tidak banyak mahasiwa datang ke kampus,” tuturnya.
Pradana juga mengatakan jika proses mengerjakan tugas akhirnya itu penuh perjuangan. “Proses supervisi yang dilalui dengan pembimbing Profesor Aisha Abdulrahman dilakukan dengan sangat ketat. Bahkan baris demi baris kalimat setebal lebih dari lima ratus halaman,” terang dia.
Tidak selesai sampai di situ. Setelah disertasi selesai dan dinyatakan lulus, dia mengerjakan proses publikasinya di Amerika Serikat. “Saat itu, saya sedang duduk di University of Massachusetts Amherst, sembari mengikuti kursus singkat tentang ilmu politik. Proses review yang berlangsung, berlipat-lipat lebih berat dari disertasi,” ujarnya.
Tanamkan Etos Kesungguhan
Di akhir bedah buku, Pradana berpesan pada para calon sarjana agar mendepankan kesungguhan dan integritas. “Studi yang kita tempuh, penting kiranya mengedepankan etos kerja ilmiah yang penuh kesungguhan dan integritas akademik yang kuat,” pesannya. Karena itu, tambah dia, hal yang harus diperhatikan adalah mengenai orisinalitas (keaslian), kejujuran, dan novelty (keistimewaan).
Diskusi hasil kerja sama Program Studi Hukum Keluarga Islam dan Laboratorium Ilmu Pemerintahan UMM itu dipandu Hasnan Bachtiar, M. Arif Zuhri, dan Yana S Hijri. Penulisnya sendiri, Pradana Boy ZTF PhD yang lahir di Lamongan itu menamatkan pendidikan terakhirnya di NUS. Sebelumnya, dia menamatkan gelar sarjana dan magisternya di Jurusan Syariah UMM dan The Australian National University (ANU). (*)
Penulis Maharina Novi. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post