• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kisah Tragis Raja Cermin Terserang Wabah dan Makam Fatimah binti Maimun

Rabu 15 Juli 2020 | 10:57
in Featured
0
375
SHARES
383
VIEWS
Makam Fatimah binti Maimun dijelaskan oleh kisah tragis Raja Cermin. (pinterest)
Makam Fatimah binti Maimun dijelaskan oleh kisah tragis Raja Cermin. (pinterest)

PWMU.CO– Kisah tragis Raja Cermin dari Kalimantan ini mungkin bisa menguak misteri sosok Fatimah binti Maimun yang makamnya berada di Desa Leran Kec. Manyar Gresik. Ini kisah pilu kunjungan persahabatan dua negeri yang berakhir tragis karena adanya wabah.

Kisah Raja cermin dimuat dalam buku Sejarah Perkembangan Islam di Timur Jauh karya Sayid Alwi bin Thahir al-Haddad. Cerita ini juga ditulis oleh Thomas Stamford Raffles dalam bukunya History of Java.

Kerajaan Cermin berada di pulau dekat Brunai dan masih ada kekerabatan dengan Raja Brunai. Kerajaan Islam di sini merupakan perluasan dakwah Kerajaan Islam di Mangindanau Filipina Selatan.

Kerajaan Mangindanau asal muasalnya dibangun oleh dakwah Raja Baginda dan Makhdum Awal dari Minangkabau serta Syarid Abu Bakar dari Johor.

Di antara raja-raja di kawasan ini, Raja Cermin berlayar bersama keluarganya ke Jawa. Dia mempunyai paman di Jawa yang menetap di Leran Gresik bernama Malik Ibrahim. Pamannya ini ulama yang mempunyai silsilah sambung ke Zainal Abidin bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Makamnya ada di Gapura Kota Gresik. Dimakamnya tertulis wafat Senin 12 Rabi’ul Awwal 822 Hijriah.

Raja Cermin silsilah dari garis ayah berasal dari Mangindanau dan garis ibu dari Kerajaan Johor. Tahun 1512 kerajaan ini disebutkan membangun bendungan yang terletak antara Pulau Kaliurang dan Pulau Cermin di zaman Sultan Barakat, raja ketiga.

Bendungan itu dibuat dengan cara menenggelamkan 40 perahu bermuatan batu-batu dan 56 meriam tembaga Loyang serta enam meriam besi. Di atas bendungan kemudian dibangun papan untuk jembatannya.

Hadiah Buah Delima

Diceritakan Raja Cermin muhibah ke Kerajaan Majapahit bersama putri, saudara, dan pembesar kerajaan. Tujuannya untuk mengislamkan Raja Angga Wijaya dan menikahkan putrinya dengan raja Majapahit itu.

Disebutkan ibukota Majapahit berada di Jenggala. Sebelum ke ibukota, singgah dulu ke padepokan pamannya, Maulana Malik Ibrahim,  di Leran. Di sini raja mendirikan masjid dan mengajak masyarakat setempat masuk Islam.

Baca Juga:  Pak AR Dijemput Naik Sepeda Onthel

Setelah itu Raja Cermin mengutus putranya, Muhammad Sidik, ke ibukota Jenggala, memberitahu kedatangannya kepada Raja Angga Wijaya dan meminta izin bertemu.

Tak lama kemudian rombongan Raja Cermin berjumlah 40 orang berangkat. Raja Majapahit menerima di luar kota dengan mendirikan tenda mewah dan layanan meriah untuk tamunya. Penyambutan di luar ibukota ini mungkin karena Jenggala jauh di pedalaman.  

Raja Cermin memberi hadiah buah delima satu keranjang. Ia ingin mengetahui sikap Raja Angga Wijaya saat menerima hadiah itu. Dalam diplomasi itu Raja Cermin mengenalkan Islam dan mengajaknya masuk ke agama ini.

Raja Angga Wijaya menerima hadiah itu dengan perasaan merendahkan. ”Hadiah raja jauh-jauh dari seberang kok hanya buah delima, apa dipikir di Jawa tidak ada buah seperti ini.”

Raja Cermin menangkap perasaan dan sikap Raja Angga Wijaya. Maka dia memutuskan segera mengakhiri pertemuan itu untuk kembali ke Leran. Hanya kerabatnya Maulana Mahdar bin Ibrahim yang diminta tinggal menemani raja.

Setelah tamunya pergi, Raja Wijaya merasakan kepalanya pening lalu beristirahat. Diambilnya satu buah delima di keranjang hadiah. Lalu dibelah ingin menikmati buah itu. Alangkah terkejutnya dia tatkala melihat biji delima ternyata berupa intan permata yang berkilauan.

Dia segera menyadari kebesaran, kemuliaan, dan kekayaan Raja Cermin. Dia perintahkan Maulana Mahdar menyusul rajanya agar kembali menemuinya. Tapi Raja Cermin menolak.

Tertular Wabah

Empat hari kemudian di Leran terjangkit wabah. Penduduknya banyak yang mati. Wabah juga menular kepada kerabat raja. Tiga saudaranya, Sayid Jakfar, Sayid Kasim, dan Sayid Gharat meninggal. Tiga orang ini di kubur di Leran. Makamnya sekarang dikenal dengan nama Kuburan Panjang.

Putri Raja juga tertular. Jatuh sakit. Ayahnya merawatnya  dan menggelar doa bersama supaya lekas sembuh dari wabah. Namun ayahnya berkata, kalau usaha dakwah ke Raja Angga Wijaya dan menikahkan putrinya gagal lebih baik anaknya yang sakit ini meninggal.

Baca Juga:  Masjid Aya Sofya Milik Sultan Mehmet

Tak lama kemudian putri itu wafat. Dia dimakamkan berjajar dengan paman-pamannya. Raja kemudian menugaskan Maulana Malik Ibrahim memelihara makam-makam ini.

Raja bersama sisa rombongan lalu berlayar pulang ke negerinya. Dalam perjalanan, wafat salah seorang saudaranya. Kapal mendarat di Madura. Dia dimakamkan di Desa Pelagra.

Sayid Rafiudin, paman terakhir raja, juga wafat dalam perjalanan sewaktu melewati Pulau Bawean.  Di pulau itulah dia dikuburkan.

Raja Angga Wijaya ketika mendengar kisah tragis Raja Cermin dan putri yang hendak dinikahinya meninggal dunia maka muncul pertanyaan darinya, kenapa agama Islam tidak kuasa mencegah kematiannya dan memberantas wabah penyakit.

Dia tanyakan itu kepada Maulana Malik Ibrahim yang dijawab, pendapat itu salah dan takhayul. Takhayul seperti  itu muncul dari manusia penyembah dewa. Bukan penyembah Allah.

Raja Angga Wijaya marah mendengar jawaban itu. Namun segera pembesar kerajaan mendinginkan hatinya. Raja kemudian pulang ke istananya.

Angka Tahun Tidak Cocok

Kisah ini disebutkan dalam buku itu terjadi pada tahun 1313 Jawa atau 801 Hijriyah. Berarti tahun 1398 Masehi. Angka tahun ini tentu saja tidak cocok dengan nisan di makam Fatimah binti Maimun yang menyebutkan meninggal tahun 475 H atau 1082 M. Pendapat lainnya tahun 495 H atau 1182 M. Angka di nisan Leran ini lebih tua. Selisih 200 tahun lebih.

Tapi isi cerita ini bisa menjelaskan hubungan keberadaan makam di Leran dan makam Maulana Malik Ibrahim di Desa Gapura Gresik. Kisah itu juga menyebutkan adanya tiga Makam Panjang yang berada di makam Leran. Jadi makam di dalam cungkup besar di Leran itu adalah Putri Raja Cermin.

Kisah tragis Raja Cermin ini bersesuaian dengan cerita rakyat setempat tentang Putri Dewi Suwari yang disebut kemenakan Maulana Malik Ibrahim. Sajarah Banten yang ditulis tahun 1663 juga mencantumkan masa Islamisasi Jawa dengan kisah Putri Dewi Suwari yang akan dinikahkan dengan raja Majapahit.

Baca Juga:  Palestina dan Pengkhianatan Tetangganya

Melihat nama Raja Majapahit bernama Angga Wijaya yang berkedudukan di Jenggala maka yang dimaksud raja itu adalah Girindra Wardana Dyah Ranawijaya. Dialah yang menyerang Ibukota Majapahit di Trowulan untuk merebut kekuasaan dari mertuanya, Prabu Kertabumi. Kemudian dia memindahkan pusaka kerajaan ke wilayah kekuasaannya di Jenggala Kediri.

Dalam Babat Tanah Jawi, Kerajaan Girindra Wardana di Jenggala itu masih disebut Majapahit. Bahkan memakai gelar Brawijaya. Episode sejarah Majapahit versi babad ini membingungkan. Karena menurut Negara Kertagama yang ditulis di masa Raja Hayam Wuruk, tidak ada gelar Brawijaya di masa itu. Gelar Raden Wijaya, raja pertama Majapahit, adalah Sanggrama Wijaya Kertarajasa Jayawardhana.   

Pendapat Kalus dan Guillot

Lantas manakah yang benar batu nisan Fatimah binti Maimun yang lebih tua ataukah kisah Raja Cermin di Sejarah Banten dan History of Java?

Arkeolog Prancis, Ludvik Kalus dan Claude Guillot punya pendapat mengejutkan tentang asal usul nisan Leran. Seperti ditulis dalam artikel di historia.id menyebutkan, batu nisan itu tidak mungkin buatan lokal di daerah terpencil itu.

Di masa itu di Leran belum ada ahli pahat yang bisa membuat ornamen dan kaligrafi bergaya Kufi dengan bahasa Arab yang bagus. Batu nisan Fatimah binti Maimun ini sekarang disimpan di Museum Majapahit Trowulan.

Kalus dan Guillot membandingkan beberapa nisan Leran yang bertakik, lubang untuk ikatan tali kapal, dengan sebuah nisan berinskripsi dari periode abad 11 dari daerah Laut Kaspia. Di sini ada nisan batu yang diubah menjadi jangkar oleh tukang pahat. Mirip dengan nisan Leran.

Keduanya berkesimpulan lima nisan Leran itu kemungkinan diambil dari makam aslinya di suatu tempat  lalu dipakai sebagai jangkar atau pemberat kapal oleh pelaut. Dan kebetulan batu-batu itu sampai di Jawa termasuk ke Leran. Lalu dipakai penanda makam di situ. Kemungkinan besar antara abad ke-12 dan ke-14 saat masih ada Pelabuhan Leran.

Kalus dan Guillot mendasarkan hipotesisnya itu setelah membaca kaligrafi nisan Leran. Tulisannya unik mirip gaya Iran. Teks inskripsinya mengingatkan pada Mesir. Termasuk ornamen bingkai kembang bersulur. Jenis batunya ada kesamaan di beberapa daerah.

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Fatimah binti MaimunLeran GresikMajapahitMakam Fatimah binti MaimunNisan LeranRaja CerminSugeng Purwanto
Share150SendTweet94

Related Posts

Fathu Mekkah
Featured

Fathu Mekkah, Ini Pasukan yang Dihadapi Nabi

Minggu 10 Januari 2021 | 14:23
353
Ayat alif laam miim
Featured

Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

Jumat 8 Januari 2021 | 07:09
10.9k
Surat al Quraisy
Kajian

Surat Quraisy, Strategi Hindari Pembubaran Ormas

Jumat 8 Januari 2021 | 05:58
213
Politisi Ali Taher
Featured

Politisi Pengkritik Menag Itu Telah Tiada

Senin 4 Januari 2021 | 18:46
19.2k
Politikus
Kolom

Politikus Gaya Tyson atau Ali

Sabtu 2 Januari 2021 | 11:09
418
Indikator pemerintah kuat
Kolom

Indikator Pemerintah Kuat Bukan Bubarkan Ormas

Kamis 31 Desember 2020 | 09:01
531
Next Post
Toilet Training, belajar adab di kamar mandi yang diajarkan SDMM dalam kegiatan Melekat (Mengenal Lebih Dekat) yang dilaksanakan secara daring.

Toilet Training, Belajar Adab di Kamar Mandi

Menjadi Orangtua Efektif di Era Pandemi

Menjadi Orangtua Efektif di Era Pandemi

Keren Abis, Tips Menulis Novel Dwitasari

Keren Abis, Tips Menulis Novel Dwitasari

Shalat di depan Aya Sofya. Mengislamkan kembali Hagia Sophia.

Mengislamkan Kembali Hagia Sophia

Museum Aya Sofya dikembalikan jadi masjid, negara Barat ancam Turki.

Museum Aya Sofya Jadi Masjid, Negara Barat Ancam Turki

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
344

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
833

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
255

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
416

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56
Relawan MDMC - Lazismu

Relawan MDMC – Lazismu Bangun Jembatan Darurat Atasi Banjir Kalsel

Senin 25 Januari 2021 | 17:47
PCIM Australia Galang Dana Bencana

PCIM Australia Galang Dana Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 15:47
Lulusan Smamsatu Gresik Berijazah D-1 Prodistik ITS

Inovasi Smamsatu: PBM Cukup 3 Hari, Lainnya Soft Skill

Senin 25 Januari 2021 | 14:25
Rendang Lazismu

Rendang Lazismu Jadi Makanan Praktis bagi Pengungsi Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 11:28
Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Senin 25 Januari 2021 | 11:04
Politik Islam

Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

Senin 25 Januari 2021 | 10:13
Unismuh siapkan 200 relawan psikososial ke Sulbar. Pengiriman relawan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap gempa bumi yang terjadi.

Unismuh Siapkan 200 Relawan Psikososial ke Sulbar

Senin 25 Januari 2021 | 06:22

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502148 shares
    Share 200859 Tweet 125537
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    17299 shares
    Share 6920 Tweet 4325
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38140 shares
    Share 15256 Tweet 9535
  • Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

    3722 shares
    Share 1489 Tweet 931
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    2461 shares
    Share 984 Tweet 615
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    4155 shares
    Share 1662 Tweet 1039
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7995 shares
    Share 3198 Tweet 1999
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4511 shares
    Share 1804 Tweet 1128
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    6094 shares
    Share 2438 Tweet 1524
  • Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

    233 shares
    Share 93 Tweet 58
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama