• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Pengalaman bersama Komunitas Sufi Amerika

Jumat 17 Juli 2020 | 15:10
in Musafir
0
41.4k
SHARES
42.2k
VIEWS
Pengalaman bersama Komunitas Sufi Amerika ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Penulis (kanan) dan keluarga Muhammad Shamsi Ali. (Istimewa/PWMU.CO)

Pengalaman bersama Komunitas Sufi Amerika ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.

PWMU.CO – Ini kisah perjalanan tahun 2007, ketika saya mengikuti International Visitor Program on Religion and Ethnic Diversity, yang diadakan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat.

Amerika bagaikan melting pot (pot besar), yang berisi beragam tanaman bunga. Dari jenis bunga paling bagus dan harum, sampai paling jelek dan busuk baunya. Semua ada di sana. Beragam suku bangsa—juga semua agama di dunia—tumbuh mewarnai negeri Paman Sam, termasuk Islam.

Ketika itu, ada sekitar 2,5 juta orang Islam di Amerika. Sebagian besar (65 persen) adalah para pendatang dan 35 persen lainnya kelahiran Amerika. Jumlah terbesar berasal dari Pakistan dan Iran, menyusul India, Lebanon, Yaman, Banglades, Afganistan, Irak.

Lalu Bosnia dan Herzegovina, Palestina, Jordan, dan Marocco, lalu Saudi Arabia, Mesir, Somalia, Sudan, dan Izrail. Sisanya, dari negara-negara muslim lainnya termasuk Indonesia.

Karena populasi terbesar adalah dari Timur Tengah, tidak dapat dielakkan bahwa wajah Islam yang ada di Amerika identik dengan Arab. Dengan segala atribut dan perilakunya, Islam terkesan sangar dan kurang ramah. Kesan ini memperoleh pembenaran dari kasus penyerangan gedung WTC yang dikenal dengan peristiwa 11 September.

Peristiwa 11 September yang sangat menghebohkan dunia tersebut, sempat menyulitkan posisi umat Islam di Amerika. Mereka dicaci maki dan disudutklan sebagai teroris. Di sekolah mereka disisihkan. Di masyarakat juga disingkirkan. Islam dianggap sebagai agama yang mendukung kekerasan.

Sehingga, bagi mereka yang keislamannya masih setengah-setengah makin ketakutan, dan tiarap. Ada yang melepas jilbab karena ketakutan dan namanya yang berbau Arab diganti. Tetapi, bagi yang imannya sudah kuat, makin mantap dan lebih berani menampakkan diri, dan mencoba mencari solusi.

Baca Juga:  “Terpapar” OTT Wali Kota Batu oleh KPK
Penulis (kanan) dan keluarga Danny Purba (Istimewa/PWMU.CO)

Hikmah di Balik Bencana

Setiap peristiwa besar selalu saja ada hikmah yang dapat dipetik. Bencana 11 September, mengubah cara pandang masyarakat Amerika tentang Islam.

Banyak orang yang semula tidak tertarik dengan Islam, mulai serius mengkaji Islam. Dialog antaragama pun makin digalakkan. Berbagai kalangan pemuka Islam dari seluruh etnik mulai dilirik dan diajak bicara, termasuk tokoh muda dari Indonesia, Ustadz Muhammad Syamsi Ali.

Saat itu, imam di Masjid al-Hikmah New York tersebut sibuk melayani dialog dengan berbagai pihak untuk menjelaskan tentang Islam yang ramah dan rahmatan lilalamin.

Namanya melambung dan pandangan-pandangannya tentang Islam sering menjadi rujukan media internasional, baik cetak maupun elektornik, seperti Newsweek, Time, CNN, dan lain-lain.

Di antara tokoh masyarakat Islam dari Indonesia lainnya yang juga turut berperan penting adalah Danny Purba. Pebisnis yang sudah 20 tahun bermukim di AS ini berperan penting dalam memasilitasi warga Indonesia yang mengais rezeki di negeri dolar.

Ia rela hidup di perkampungan Yahudi di New York, guna menujukkan kepada mereka bahwa Islam tidak seperti yang mereka kesankan selama ini. Bahkan ketika membeli rumah di perkampungan elit tersebut, ia nyata-nyata dituduh teroris, dan beberapa waktu lalu didatangi beberapa warga Yahudi tetangganya yang mempertanyakan mengapa tinggal di sini.

Tokoh masyarakat yang telah dikarunia tiga anak ini, punya mimpi agar Indonesia mengirim perawat atau para medis sebanyak-banyaknya.

Menurutnya, AS memerlukan 900 ribu perawat, Muhammadiyah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Syaratnya, selain secara teknis harus memenuhi standar Amerika, tentu harus menguasai bahasa Inggris. Oleh karena itu, mulai sekarang agar disiapkan kurikulumnya. Soal di AS, dia yang bertanggung jawab. Permintaan yang sama, juga datang dari KBRI.

Baca Juga:  Jihad Politik, Membangun Kembali Sinergitas Persyarikatan-Partai Politik

Masijd Al-Hikmah

Komunitas Muslim Indonesia yang berada di New York memang tidak sebanyak yang dari negara lain. Untuk membina kehidupan keagamaannya, selain di Islamic Centre, pusat kegiatan keagamaan yang sangat penting ada di Masjid al-Hikmah. Masjid yang dibangun oleh komunitas Muslim Indonesia.

Bangunan megah yang berdiri di atas tanah seluas 700 meter persegi tersebut, walau sekilas dari luar tidak tampak seperti masjid ala Indonesia, tetapi tata peribadatan dan tata dekorasi di dalam Masjid memang jelas menggambarkan ciri khas masjid Indonesia.

Bangunan luar masjid masih mengikuti bentuk bangunan gedung di sekitarnya. Bedanya hanya sebuah menara kecil dan kubah yang tidak terlalu besar di bagian atas bangunan itu. Saat itu telah dirancang bangunan baru di sebelahnya untuk lembaga pendidikan.

Selain al-Hikmah, masih ada sekitar 1500 masjid lainnya yang tersebar di seluruh Negara Bagian Amerika, di antaranya Masjid Malcom Shabazz, Harlem—masjid tertua yang dibangun oleh Malcom X.

Saya beruntung berkesempatan mengunjungi masjid-masjid bersejarah tersebut, dan bersilaturrahim dengan komunitas muslim Indonesia di rumah Ustadz Muhammad Syamsi Ali dan Bapak Danny Purba.

Pengalaman bersama Komunitas Sufi Amerika ditulis oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur.
Pengalaman bersama Komunitas Sufi Amerika. Penulis (kanan) dan komunitas pengajian sufi. (Istimewa/PWMU.CO)

Ngaji Ihya’ di Santa Fe

Santa Fe adalah salah satu kota di Negara Bagian New Mexico. Kota dengan penduduk 48.889 ini berada di kawasan pegunungan pasir. Walau pada musim panas, udaranya terasa sangat dingin untuk ukuran orang Indonesia, lebih dari dinginnya kota Batu.

Kota wisata ini, sebagian besar penduduknya adalah Katolik, Protestan, dan Yahudi. Hanya beberapa ratus orang saja yang beragama Islam. Para pemeluk agama Islam antara lain berasal dari Syiria, Maroko, Belanda, dan Bosnia.

Baca Juga:  Sekolah Muhammadiyah GKB Luncurkan Dua Buku

Ketika saya mengunjungi komunitas minoritas tersebut, di rumah Dr Aziz Eddebbarh, Pimpinan Institut Ibn Asher, di 98 Old Santa Fe Trail, Santa fe New Mexico, terdapat sebanyak 14 orang sedang berkumpul mengaji buku Ihya’ Ulumuddin.

Sebuah buku monumental karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghozali yang sangat terkenal itu. Walau tersedia buku dalam bahasa aslinya, Arab, tetapi yang dibaca buku terjemahan bahasa Inggris.

Topik yang dikaji tentang mengingat mati, yang terdapat dalam bab lima, dari buku jilid lima. Mereka membaca secara bergiliran, dan sesekali salah seorang membacakan kutipan ayat al-Quran.

Setelah itu, sang ustadz, Dr Aziz Eddebbarh, menjelaskan kandungan maksudnya, sambil memberikan kesempatan kepada para peserta untuk bertanya. Ia pun meminta agar saya dan rombongan juga turut menyimak, dan menyodorkan kitab Ihya’ yang berbahasa Arab.

Pengalaman bersama Komunitas Sufi Amerika. Penulis (kiri) dan pengikut Tarikat Naksabandiyah. (Istimewa/PWMU.CO)

Komunitas Sufi

Dari buku dan topik yang dikaji, saya dapat menduga sebelumnya bahwa ini adalah komunitas sufi. Dan benar adanya, ketika dua orang suami istri, Muhammad Benyamin dan Rabia Van Hattum, datang memperkenalkan diri sebagai anggota dari Tarikat Naksabandiyah. Pasutri yang sudah tua tetapi tetap romantis itu juga membawa buku panduan dzikir dan gitar.

Setelah saling berkenalan, Muhammad Benyamin, muslim berjenggot kelahiran Belanda ini mengajak semua yang hadir untuk bersenandung, melagukan shalawat badar.

Melihat kejadian ini, kawan dari HMI, Mahya Ramdhani spontan berkomentar, “Wah luar biasa, ternyata di sini juga ada NU.”

Sebelum shalat Maghrib, dilakukan dzikir bersama sekitar satu setengah jam. Dan, kami pun diajak serta, dengan dibekali buku panduan dzikir yang mereka susun. Suasana menjadi terasa seperti di Indonesia. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Imam Syamsi AliNadjib HamidSanta Fe
Share16546SendTweet10341

Related Posts

Mengelola AUM Harus Profesional, Transparan, dan Jujur
Kabar

Mengelola AUM Harus Profesional, Transparan, dan Jujur

Kamis 24 Desember 2020 | 11:16
149.9k
Pimpinan Muhammadiyah Harus Paham Strategi Dakwah Kultural
Kabar

Pimpinan Muhammadiyah Harus Paham Strategi Dakwah Kultural

Minggu 13 Desember 2020 | 14:43
41.5k
Berorganisasi perlu perhatikan empat hal, yaitu menata niat, memantapkan keyakinan, memupuk kepedulian, dan harus saling bersinergi.
Kabar

Berorganisasi Perlu Perhatikan Empat Hal Ini

Rabu 9 Desember 2020 | 11:02
44.1k
Sekolah Muhammadiyah GKB Luncurkan Dua Buku
Kabar

Sekolah Muhammadiyah GKB Luncurkan Dua Buku

Sabtu 5 Desember 2020 | 18:19
6.9k
Mengenang Hj Kholifah, Ibunya para Aktivis IPM
Kabar

Mengenang Hj Kholifah, Ibunya para Aktivis IPM

Kamis 3 Desember 2020 | 09:27
35k
Inna lillahi
Kabar

Inna lillahi, Ibunda Nadjib Hamid Wafat

Rabu 2 Desember 2020 | 21:28
22.9k
Next Post
Wees Tove saat mengisi Fortasi Smamda Surabaya. (Eka Haris/PWMU.CO)

Wees Tove, Buka Warung Jokopi untuk Kaum Milenial

Pelajaran kejujuran dari pegawai KRL. Menteri Erick Tohir memberi hadiah kepada Egi dan Mujenih.

Pelajaran Kejujuran dari Pegawai KRL

MCCC-Lazismu Madiun Bagi Sembako ke Warga

MCCC-Lazismu Madiun Bagi Sembako ke Warga

Hadi Mustofa bersepeda dengan istrinya, Zahroh Naimah. Dia meninggal diduga akibat kelelahan bersepeda.

Diduga Akibat Kelelahan Saat Bersepeda, Komisaris Pertagas Meninggal

Hadi Mustofa, kiri, dan Agus Setiawan di Penang. In Memoriam Hadi Mustofa Djuraid. (Agus/PWMU.CO)

In Memoriam Hadi Mustofa Djuraid : Pertemuan Terakhir di Penang

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
369

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
847

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
262

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
419

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01
Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502156 shares
    Share 200862 Tweet 125539
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    21435 shares
    Share 8574 Tweet 5359
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38143 shares
    Share 15257 Tweet 9536
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1371 shares
    Share 548 Tweet 343
  • Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

    812 shares
    Share 325 Tweet 203
  • Partai Korup Bisa Dibubarkan

    254 shares
    Share 102 Tweet 64
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    1036 shares
    Share 414 Tweet 259
  • Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

    149 shares
    Share 60 Tweet 37
  • Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

    135 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Kaum Pengeluh dan Pengumpat

    126 shares
    Share 50 Tweet 32
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama