• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Muhammadiyah dan Dilema Politik

Selasa 21 Juli 2020 | 09:39
in Kabar
0
629
SHARES
642
VIEWS
Prof Syafiq A. Mughni penulis Muhammadiyah dan Dilema Politik.  (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Muhammadiyah dan Dilema Politik ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya.

PWMU.CO – Di negara demokrasi, partai politik itu penting. Pada masa awal perjalanan Indonesia merdeka, ideologi adalah panglima. Orang masuk partai karena cita-cita; tidak berfikir mau mendapatkan apa untuk dirinya. Bahkan siap berkorban secara material dan immaterial untuk mewujudkan Indonesia yang dicita-citakan.

Dalam suasana seperti itulah, Muhammadiyah bersinggungan dengan partai yang dipandang paling tepat untuk mewujudkan aspirasinya.

Muhammadiyah mengingkinkan Indonesia dibangun atas prinsip-prinsip moral Islam, seperti kemerdekaan, keadilan, kejujuran dan kemakmuran. Itulah substansi syariat Islam yang diperjuangkan untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat.

Sebelum kemerdekaan, keterkaitan Muhammadiyah dengan politik sangat erat. Di zaman Belanda, banyak tokohnya menjadi anggota SI (Sarekat Islam), sebuah partai yang sangat dekat dengan Muhammadiyah dalam hal cita-cita.

Pada zaman pendudukan Jepang, tokoh-tokoh Muhammadiyah menjadi motor MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia), yang sekalipun bukan partai politik tetapi menjadi wadah aspirasi politik Islam.

Setelah Indonesia mereka, hubungan Muhammadiyah dengan partai masih tetap dekat. Muhammadiyah terlibat dalam Partai Masyumi bahkan menjadi anggota istimewa.

Setelah terjadi kemelut politik di akhir masa Demokrasi Liberal, Muhammadiyah lepas dari Masyumi dan kembali ke khittahnya. Sikap itu diputuskan dalam bentuk Khittah Palembang 1959. Namun demikian, masih banyak tokoh Muhammadiyah tetap berada dalam Masyumi. Pilihan itu masih didasarkan atas cita-cita karena Masyumi tetap konsisten dalam cita-citanya, yakni baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dalam bentuk negara yang menganut sistem demokrasi.

Baca Juga:  Dakwah Kultural Muhammadiyah

Muhammadiyah dan Politik Orde Baru

Memasuki zaman Orde Baru, suasana politik telah berubah. Pemerintah sebagai kekuatan dominan tidak lagi menjadikan ideologi sebagai panglima.

Sebagai gantinya, pemerintah memilih pembangunan (developmentalism). Semua kekuatan sosial dan politik harus menyesuaikan diri atau harus digusur oleh pemerintah.

Pada awal Orde Baru itu, sesungguhnya gairah politik Muhammadiyah muncul kembali karena adanya harapan baru setelah lepas dari kungkungan Orde Lama. Ada ide untuk menjadikan Muhammadiyah partai politik. Ide itu tidak berlanjut.

Muhammadiyah kemudian menjadi bagian dari Amal Muslimin yang menjadi embrio Partai Muslimin Indonesia (Parmusi). Kehendak pemerintah untuk mengendalikan partai politik ternyata tidak bisa dilawan. Akhirnya, keluarlah Khittah Ponorogo 1969, yang sekalipun masih menunjukkan kedekatan terhadap Partai Muslimin Indonesia, tetapi kedekatan itu hanya karena hubungan ideologis, bukan organisatoris.

Ketika semakin jelas bahwa pemerintah dengan kebijakan pembangunannya semakin dominan dalam mengendalikan partai-partai politik, maka Muhammadiyah semakin jelas dalam menentukan sikap non-partisannya.

Sikap itu dituangkan dalam Khittah Ujung Pandang 1971, yang menyatakan posisinya yang benar-benar netral terhadap politik praktis dan partai politik apapun. Dan memberi kebebasan politik kepada warga, baik dengan menggunakan hak politiknya maupun tidak.

Baca Juga:  Muhammadiyah Wahabi?

Sikap netral tersebut disempurnakan lagi dalam Khittah Surabaya 1978, yang memuat sikap bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam yang beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan masyarakat. Tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan, dan tidak merupakan afiliasi dari, suatu partai politik atau organisasi apapun.

Lebih dari itu, ditegaskan bahwa setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak asasinya dapat memasuki organisasi lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, dan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Persyarikatan Muhammadiyah. Partai politik pada zaman ini lebih merupakan boneka dari Pemerintah Orde Baru.

Muhammadiyah Pasca-Orde Baru

Setelah Orde Baru runtuh, suasana politik berubah. Muncul harapan baru untuk membangun Indonesia dengan semangat cita-cita. Ideologi pembangunan bukan lagi panglima.

Maka Muhammadiyah mulai lagi bergairah dalam politik kepartaian karena menyadari bahwa dalam alam demokrasi partai politik adalah kunci perbaikan negara.

Namun, ternyata posisi panglima diisi oleh “keuangan yang mahakuasa.” Masuk partai politik perlu uang, menjadi ketua partai perlu uang, menjali calon legislatif perlu uang, dan menjadi calon dalam pilpres dan pilkada juga perlu uang. Jabatan politik identik dengan uang.

Yang lebih memprihatinkan lagi adalah bahwa rakyat semakin akrab dengan “uang politik,” sehingga pilihannya juga ditentukan oleh faktor uang.

Baca Juga:  Tasawuf Sosial antara Dua Ekstrem

Sebuah penelitian pada 2009 menunjukkan bahwa suara ulama tidak lagi signifikan bagi pilihan jamaahnya dalam pilkada karena mereka tahu bahwa suara ulama itu juga ditentukan oleh uang.

Karena uang menjadi dominan, maka rekrutmen dalam partai tidak lagi berdasar kualitas. Hubungan antarorang atau antara orang dengan partai menjadi transaksional seperti hanya jual beli barang dalam ekonomi perdagangan.

Prinsip “mengeluarkan sesedikit-sedikitnya, mendapatkan sebanyak-banyaknya,” berlaku dalam dunia politik sekarang ini. Orang bisa keluar masuk partai, berpindah-pindah partai, tergantung pada pertimbangan apakah partai itu bisa mendatangkan keuntungan materi atau tidak. Itulah suasana politik kepartaian kontemporer.

Tidak perlu diragukan bahwa Muhammadiyah memiliki beban berat untuk memperbaiki kondisi bangsa dan negara kita yang telah disandera oleh politik “keuangan yang mahakuasa.”

Muhammadiyah juga sejatinya memberikan kader-kader terbaiknya untuk meluruskan kiblat bangsa. Namun, di situ terdapat dilema politik. Mungkin saja bahwa kader-kader tersebut akan mampu membangun partai yang kuat dan bersih, ataukah sebaliknya, mereka akan terkontaminasi. Mudah-mudahan, mereka tidak menjadi “necessary evil,” kejahatan yang diperlukan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Atas izin penerbit Hikmah Press Surabaya, tulisan berjudul asli Dilema Politik dalam buku Mendekati Agama: Memahami dan Mengamalkan Islam dalam Ruang dan Waktu (2014) ini dimuat ulang oleh PWMU.CO.

Tags: Muhammadiyah dan PolitikProf Syafiq A MughniSyafiq A. Mughni
Share252SendTweet157

Related Posts

Mitos bangsa Yahudi
Kabar

Mitos Bangsa Yahudi yang Disebut Unggul, Faktanya Begini

Rabu 23 Desember 2020 | 07:01
6k
PWM Jatim Bangun Jaringan ke New York
Headline

Reformasi Tak Terkendali, Perlu Dekrit Kembali ke UUD 1945

Senin 16 November 2020 | 18:10
4.2k
Muhammadiyah Tak Perlu Berhadapan-hadapan dengan Penguasa
Headline

Muhammadiyah Tak Perlu Berhadapan-hadapan dengan Penguasa

Minggu 15 November 2020 | 17:14
6k
Agar Muhammadiyah Tak Lagi Yatim Piatu Politik
Headline

Agar Muhammadiyah Tak Lagi Yatim Piatu Politik

Kamis 12 November 2020 | 11:28
43k
Syafaat, Pandangan Intelektual Muhammadiyah
Kajian

Syafaat, Pandangan Intelektual Muhammadiyah

Selasa 6 Oktober 2020 | 19:39
512
Muhammadiyah Wahabi? Kolom ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UINSA Surabaya.
Kolom

Muhammadiyah Wahabi?

Minggu 9 Agustus 2020 | 16:39
2.2k
Next Post
Makar Surga, Tutupi Neraka ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.

Makar Surga, Tutupi Neraka

Kader Muhammadiyah dari Payaman Husnul Aqib, kanan, dilantik jadi wakil ketua DPRD Lamongan. (foto sin)

Kader Muhammadiyah Payaman Jadi Wakil Ketua DPRD

Rumah Sakit Berbisnis Covid-19? Kolom ditulis oleh Prima Mari Kristanto, akuntan; anggota Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.

Rumah Sakit Berbisnis Covid-19?

Patung Dokter Sutomo di depan GNI Surabaya.

Dokter Sutomo Diskusi Ketuhanan dengan Mas Mansur, Ungkap Agamanya

Ilustrasi Wartawan Bisa Masuk Surga. (foto okezone)

Wartawan Bisa Masuk Surga?

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
416

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
160

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
351

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
416

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Pemecatan ketua KPU

Pemecatan Ketua KPU Dinilai Berlebihan

Jumat 15 Januari 2021 | 21:43
Muhammadiyah Respon Cepat Gempa Sulawesi Barat

Muhammadiyah Respon Cepat Gempa Sulawesi Barat

Jumat 15 Januari 2021 | 21:26
Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah

Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah

Jumat 15 Januari 2021 | 21:15
Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

Jumat 15 Januari 2021 | 19:00
Warganet

Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

Jumat 15 Januari 2021 | 14:01
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
Syekh Ali Jaber di Mata Ustadz Abdul Shomad

Syekh Ali Jaber di Mata Ustadz Abdul Shomad

Jumat 15 Januari 2021 | 10:45
PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

Jumat 15 Januari 2021 | 08:49
Surat an Najm

Surat An Najm, Memahami Bahasa Langit

Jumat 15 Januari 2021 | 06:19
Jenazah Syekh Ali Jaber Dimakamkan di Pondok Darul Quran

Jenazah Syekh Ali Jaber Dimakamkan di Pondok Darul Quran

Kamis 14 Januari 2021 | 15:35

Berita Populer Hari Ini

  • Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

    Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

    7109 shares
    Share 2844 Tweet 1777
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    1755 shares
    Share 702 Tweet 439
  • Lima Cara Bagaimana Anak Mengelola Uang

    1714 shares
    Share 686 Tweet 429
  • Jamu Tolak Virus Corona ala Berlian School

    3383 shares
    Share 1353 Tweet 846
  • Wafat, dr Samsu Dluha ‘Susul’ Kepulangan Kakaknya 11 Hari Lalu

    11474 shares
    Share 4590 Tweet 2869
  • Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

    602 shares
    Share 241 Tweet 151
  • Ini Kebijakan Muhammadiyah saat PPKM dan Fatwa Tarjih Vaksinasi Covid-19

    863 shares
    Share 345 Tweet 216
  • Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

    408 shares
    Share 163 Tweet 102
  • PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

    268 shares
    Share 107 Tweet 67
  • Jungkir Balik Covid-19 Pertanda Dajjal

    3407 shares
    Share 1363 Tweet 852
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama