• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

LDII, Manqul, dan Guru Era Digital

Rabu 22 Juli 2020 | 11:02
in Kolom
0
3.1k
SHARES
3.2k
VIEWS
LDII, Manqul, dan Guru Era Digital ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya.
Prof Syafiq A. Mughni (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

LDII, Manqul, dan Guru Era Digital ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya.

PWMU.CO – Pada tahun 2011 ada pertemuan yang diselenggarakan atas kerja sama antara Fakultas Syariah IAIN—kini UINSA—Suabaya dan DPW LDII Jawa Timur.

Lalu pada 19 Mei 2012, saya diminta lagi untuk memberikan ceramah. Pesertanya adalah DPD LDII se-Jatim. Di samping itu, ada empat orang peserta dari Malaysia.

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur, dengan nama Yayasan Karyawan Islam (Yakari). Tahun 1981, nama Yakari diubah menjadi Lembaga Karyawan Islam (Lemkari).

Tahun 1990, nama Lemkari yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).

Beberapa sumber menyatakan bahwa organisasi itu bermula dari kelompok dengan nama Darul Hadits dan Islam Jamaah. Tetapi sumber resmi LDII menyatakan tidak ada hubungan dengan dua nama tersebut itu.

Ciri Khas LDII

Ciri khas lembaga itu adalah sistem kepemimpinan, yakni keamiran, yang memiliki otoritas keagamaan. Sementara dewan pimpinan memiliki otoritas manajemen organisasi. Dua otoritas itu bersifat otonom.

Ciri khas lain adalah ajarannya tentang keabsahan keberagamaan. Seseorang secara sah bisa disebut sebagai Muslim apabila memperoleh ajaran agama secara manqul (dipindahkan). Ia harus belajar dari seorang guru, yang telah belajar dari guru lain sebelumnya secara personal.

Baca Juga:  Muhammadiyah dan Dilema Politik

Demikian seterusnya, bersambung sampai pada Nabi Muhammad SAW. Tidak sah keislaman seseorang yang belajar dari buku tanpa guru. Ketersambungan pembejaran inilah yang disebut dengan manqul.

LDDI Tak Lagi Manqul?

Dalam pertemuan itu, saya sempat bertanya apakah ajaran manqul itu tetap bertahan sampai sekarang. Mereka menjawab tidak.

Jika jawaban itu benar, saya bisa memahami bahwa telah terjadi perubahan pemikiran di kalangan lembaga itu, dari eksklusifisme (ketertutupan) ke arah inklusifisme (keterbukaan).

Dulu ‘menajiskan’ orang di luar kelompoknya, sekarang telah ‘menyucikan’ sehingga tidak perlu mencuci masjid mereka yang tersentuh oleh kaki orang lain di luar mereka.

Zaman telah berubah, pemikiran keagamaan pun ikut berubah. Ini juga berlaku bagi kelompok-kelompok lain di kalangan umat Islam.

Manqul dan Perkembangan Media Belajar

Ajaran manqul tampaknya tidak bisa bertahan akibat perkembangan media pengajaran.

Pada awal perkembangan Islam, media pembelajaran sangat terbatas dan sifatnya sangat personal. Seorang murid belajar langsung secara personal. Karena itu, relasi antara guru dan murid sangat penting.

Seorang menjadi ‘alim (berilmu) karena belajar dari guru. Dalam catatan sejarah, Ahmad bin Hanbal, misalnya mengajarkan agama secara lisan dan melarang murid-muridnya menulis fatwa-fatwanya karena ingin menghindari tercampurnya hadits-hadits Nabi dengan fatwanya.

Baca Juga:  Syafiq Gantikan Busyro pada Kajian Terorisme di Surabaya

Dalam perkembangan selanjutnya, muncul tradisi manuskrip (tulisan tangan). Ilmu agama ditulis dalam bentuk buku, sehingga seseorang bisa belajar tidak hanya melalui lesan tetapi juga pembacaan.

Tetapi karena ditulis dengan tangan, maka jumlah buku sangat terbatas. Seorang ‘alim telah menulis buku dengan tangan, dan di-copy dengan tangan pula. Mendapatkan manuskrip tidaklah mudah karena jumlahnya sangat sedikit.

Pada masa selanjutnya, teknologi media terus berkembang; lahirlah mesin cetak. Buku-buku telah dicetak dalam jumlah yang banyak, sehingga relatif mudak didapatkan. Dengan demikian, semakin banyak orang mendapatkan ilmu agama dari buku.

Untuk mempelajari pikiran-pikiran Imam al-Ghazali, misalnya, orang cukup dengan membaca buku-bukunya. Pembaca bisa tetap tinggal di daerah masing-masing dan mempelajari pikirannya dari buku yang didapatkan.

Di masa sekarang, terjadi revolusi komunikasi dan informasi dengan lahirnya era digital. Semakin banyak orang memanfaatkan internet untuk memperoleh ilmu agama.

Pelajar agama bisa membuka situs-situs di internet untuk mendapatkan pengetahuan agama dengan segala macam coraknya.

Orang bisa mempelajari aliran-aliran keagamaan, mulai dari yang konservatif sampai yang liberal. Dari yang tekstual sampai kontekstual. Dari yang tradisional sampai modern. Dari konservatif sampai liberal.

Bahkan, orang bisa belajar menjadi fundamentalis atau radikal, relijius maupun sekular, dari dunia maya (internet).

Era Digital, Siapa Guru Kita?

Revolusi komunikasi itu berakibat ketidakjelasan siapa sesungguhnya guru kita. Kita belajar dari banyak sumber. Guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pembelajaran.

Baca Juga:  Moral Pemimpin Kita

Situasi ini memiliki akibat lanjutan. Yakni kurangnya penghormatan terhadap guru. Kita belajar banyak dari guru, teman, buku, dan internet. Kitab-kitab yang mengajarkan kode etik hubungan antara guru dan murid, seperti kitab Ta’lim al-Muta’allim, karya al-Zarnuji, tidak lagi terbayangkan oleh generasi pelajar saat ini.

Karena itu, wajar apabila jamaah LDII tidak lagi bergantung pada sistem manqul dalam memperoleh ilmu agama. Otoritas guru agama telah ditandingi oleh media informasi yang sangat revelusioner dan massif.

Ditinggalkannya sistem manqul memiliki implikasi yang panjang. Misalnya hilangnya pengkafiran dan penajisan terhadap sesama Muslim.

Jika demikian, masihkah relevan penghukuman sesat terhadap jamaah LDII? Jika persoalannya adalah persaingan pengaruh, maka itu tentu bersifat sosial dan bukan lagi teologis.

Seusasi memberikan ceramah pada sore 19 Mei itu, ada tujuh pengurus LDII yang mengajak saya berfoto. Mengapa? Mereka adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah di Jawa Timur. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Atas izin penerbit Hikmah Press Surabaya, tulisan berjudul asli Manqul dalam buku Mendekati Agama: Memahami dan Mengamalkan Islam dalam Ruang dan Waktu (2014) ini dimuat ulang oleh PWMU.CO.

Tags: LDIIManqulProf Syafiq A MughniSyafiq A. Mughni
Share1259SendTweet787

Related Posts

Atasi Pandemi dengan llmu, Ulama Pernah Tulis 20 Buku soal Itu
Kabar

Atasi Pandemi dengan llmu, Ulama Pernah Tulis 20 Buku soal Itu

Minggu 17 Januari 2021 | 06:02
1.4k
Mitos bangsa Yahudi
Kabar

Mitos Bangsa Yahudi yang Disebut Unggul, Faktanya Begini

Rabu 23 Desember 2020 | 07:01
6.1k
Syafaat, Pandangan Intelektual Muhammadiyah
Kajian

Syafaat, Pandangan Intelektual Muhammadiyah

Selasa 6 Oktober 2020 | 19:39
533
Muhammadiyah Wahabi? Kolom ditulis oleh Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah; Guru Besar UINSA Surabaya.
Kolom

Muhammadiyah Wahabi?

Minggu 9 Agustus 2020 | 16:39
2.2k
Rebutan Khalifah
Kolom

Rebutan Khalifah

Sabtu 8 Agustus 2020 | 13:40
934
Politik Amoral Musuh Muhammadiyah
Kolom

Politik Amoral Musuh Muhammadiyah

Rabu 5 Agustus 2020 | 09:57
400
Next Post
Pemakaman jenazah covid-19 di Palangka Raya yang terjadi penganiayaan relawan MCCC.

MCCC Pusat Kecam Penganiayaan 8 Relawan di Palangka Raya

Keunikan Dakwah di LP Perlu ‘Diabadikan’

Keunikan Dakwah di LP Perlu 'Diabadikan'

Wafatnya Hadi Mustofa meninggalnya kenangan teman-temannya.

Wafatnya Hadi Mustofa, Ngerti Arep Tekaning Pati

Mendikbud Nadiem Makarim disoroti soal rekrutmen POP.

Rekrutmen POP Kemendikbud Kisruh, Muhammadiyah Mundur

Mengenang Imam Munawir,  Ustadz Gaul Multi Talenta

Mengenang Imam Munawir, Ustadz Gaul Multi Talenta

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
316

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
811

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
241

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
400

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Inginkan Manajemen Kecemplung di Syariah, Pradana Boy Yang Jadi Asisten Staf Khusus Presiden

Menimbang Umrah di Masa Pandemi

Minggu 24 Januari 2021 | 19:59
SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

SMP Mutu Surabaya Gelar Webinar Kepemimpinan

Minggu 24 Januari 2021 | 18:55
Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Smadiga Gresik, Satu Bulan Satu Pelatihan

Minggu 24 Januari 2021 | 16:14
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

Minggu 24 Januari 2021 | 15:13
Ahli bicara: Covid-19: Penularan dan Ikhtiar Mencegahnya. Artikel ini ditulis oleh Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt dari Universitas Indonesia.

Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

Minggu 24 Januari 2021 | 09:54
Taubat Jusuf Kalla

Taubat Politik Jusuf Kalla

Minggu 24 Januari 2021 | 05:38
3 rumus diet alami

3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

Minggu 24 Januari 2021 | 04:36
Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Budaya Tanean Lanjhang, Dosen UM Jember Raih Doktor

Sabtu 23 Januari 2021 | 20:29
Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

Sabtu 23 Januari 2021 | 18:12
Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Harapan Smamsatu di Milad Ke-6 Smamio

Sabtu 23 Januari 2021 | 15:26

Berita Populer Hari Ini

  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    24497 shares
    Share 9799 Tweet 6124
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7705 shares
    Share 3082 Tweet 1926
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    3527 shares
    Share 1411 Tweet 882
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    1467 shares
    Share 587 Tweet 367
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    639 shares
    Share 256 Tweet 160
  • Curahan Hati pun Bisa Jadi Modal Menulis Opini

    593 shares
    Share 237 Tweet 148
  • 9 Syarat Pemimpin Muhammadiyah

    1167 shares
    Share 467 Tweet 292
  • Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

    4580 shares
    Share 1832 Tweet 1145
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    23945 shares
    Share 9578 Tweet 5986
  • Menimbang Umrah di Masa Pandemi

    134 shares
    Share 54 Tweet 34
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama