• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kisah Rengasdengklok, Antara Fakta dan Fiksi

Selasa 4 Agustus 2020 | 16:15
in Featured
0
504
SHARES
514
VIEWS
Rumah Djiauw Kie Song menyimpan kisah Rengasdengklok. (kemdikbud)
Rumah Djiauw Kie Song menyimpan kisah Rengasdengklok. (kemdikbud)

PWMU.CO– Kisah Rengasdengklok menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah bercampur antara fakta dan fantasi. Itu dikatakan Mohammad Hatta dalam bukunya Sekitar Proklamasi yang terbit pertama kali tahun 1969.

Bung Hatta menyebutkan, fantasi terjadi karena ada orang yang ingin perannya dibesar-besarkan untuk tujuan politik dan tampak berjasa. Tidak dilakukan cek dan ricek untuk mencari kebenaran kejadian sebenarnya.

Menurut dia, Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah suatu kejadian besar yang menentukan jalannya sejarah Indonesia. Sebagai suatu kejadian yang bersejarah sudah tentu dia diikuti pula oleh berbagai dongeng dan legenda. Jika diperhatikan betul, runtutan cerita tidak sesuai bahkan saling bertentangan.

Salah satu contohnya narasi bahwa Sukarno dan Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah dipaksa oleh sekelompok pemuda. Pada 16 Agustus 1945 dua orang ini dibawa ke Rengasdengklok Kab. Karawang agar tidak terpengaruh oleh Jepang yang sudah kalah. Di sana dipaksa menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan yang esok harinya 17 Agustus 1945 dibacakan di Pegangsaan Timur 56 Jakarta pukul 10 pagi.

Cerita fantasi ini, kata Hatta, terdapat dalam buku Sejarah Perjuangan Indonesia tulisan Muhammad Dimyati yang mengutip buku karangan Adam Malik.  Bahasa yang dipakai buku ini berlebihan hingga tidak menggambarkan situasi sebenarnya. Misalnya, kalimat Tangsi Rengasdengklok pada waktu itu sudah dikuasai oleh pemuda-pemuda Indonesia.

Menurut Bung Hatta, tangsi Rengasdengklok tempat dia dan Bung Karno dibawa pemuda adalah asrama PETA. Pasukan Jepang tak ada di sana. Tiap hari para pemuda tinggal dan berkegiatan di situ, bagaimana bisa disebut sudah dikuasai dari Jepang? Di sini juga tidak ada perundingan tentang proklamasi dengan pemuda.

Baca Juga:  Lazismu Jatim Terima Bantuan Makanan PT KML

Narasi Bertentangan

Masih menurut buku Dimyati itu, dari Rengasdengklok, kemudian Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke Jakarta untuk meneruskan perundingan. Tempat perundingan malah di rumah Admiral Muda Mayeda. Kata Hatta, ini bertentangan dengan narasi awal yang menyebut alasan membawa ke Rengasdengklok  agar dua pemimpin ini tidak diperalat Jepang.  Ternyata, ujar Bung Hatta, balik lagi ke Jakarta malah berunding di rumah jenderal Jepang.

Ruang tamu rumah Rengasdengklok (cnn)

Hatta menjelaskan kenapa malam tanggal 16 Agustus itu berunding tentang proklamasi di rumah Mayeda di Nassau Boulevard Jakarta (Jl. Imam Bonjol sekarang), karena Hotel des Indes, tempat rapat dan menginap anggota PPKI yang sudah dijadwalkan pagi itu, sudah tutup tengah malam itu. Lalu Bung Karno meminjam rumah Mayeda. Gara-gara ulah para pemuda ini acara rapat PPKI gagal dilaksanakan siang itu.

Lalu narasi lainnya juga disebutkan Sukarni yang menyodorkan teks Proklamasi. Kemudian naskah itu diedit oleh Sayuti Melik. ”Dokumen asli membuktikan bahwa teks Proklamasi ditulis dengan tangan oleh Bung Karno sendiri,” tegas Bung Hatta.

Baca Juga:  Lolos Penculikan, Nasution Serang Balik PKI

Bahkan penulis Amerika pun tak lepas membuat dongeng kisah Rengasdengklok. Seperti Dr C. Smit dalam bukunya De Indonesische Quaestie terbit 1952. Dia menulis, saat di Rengasdengklok itu Sukarno dan Hatta menandatangani naskah Proklamasi Indonesia Merdeka di bawah todongan pistol pemuda.

Hatta waktu bertemu Smit di Honolulu tahun 1968 menegurnya dengan menunjukkan keterangan yang bertentangan satu sama lainnya dalam bukunya. Smit cuma bilang, dia mengutip berita itu dari pengarang-pengarang Amerika.

Membuat Sejarah Palsu

Bung Hatta bercerita lagi, masih di zaman Orde Lama sesudah tanggal 17 Agustus diadakan tamasya ke Rengasdengklok di bawah anjuran PKI disertai orang-orang Partai Murba. Tujuan mereka memperingati peristiwa bersejarah bahwa 16 Agustus 1945 di tempat itu ada pertemuan Sukarno-Hatta dan pemimpin pemuda yang menelurkan konsep naskah proklamasi.

Mereka lalu membawa sebuah meja yang katanya dipakai untuk rapat dibawa ke museum Yogya dan Jakarta. Padahal di rumah itu, kata Hatta, tak ada rapat. Pemilik rumah, Djiauw Kie Song, merasa bangga dan menyerahkan begitu saja meja itu.

Juga satu set piring, mangkok, yang dikatakan bersejarah karena dipakai makan Bung Karno saat di situ. ”Padahal waktu kami diculik oleh pemuda ke Rengasdengklok, rumah tuan tanah orang Tionghoa itu dikosongkan. Empunya rumah disuruh pindah ke tempat lain. Di mana dia tahu bahwa satu stel piring pinggan yang ditunjukkannya itulah yang dipergunakan oleh Bung Karno?” tandas Hatta.

Baca Juga:  Semua Nabi Itu Radikal dan Ekstrem

Dia menjelaskan kisah Rengasdengklok sebenarnya hanya duduk-duduk tanpa pekerjaan di Asrama PETA satu jam. Lalu dibawa ke rumah orang Tionghoa dan berdiam di situ dua jam. Kemudian datang Sukarni, pimpinan pemuda dan anak-anak PETA.

Fantasi juga terjadi dalam buku yang ditulis Adam Malik. Di buku itu dikatakan, Sukarni mengancam kalau Bung Karno tak mau memproklamasikan Indonesia bakal terjadi revolusi para pemuda dengan kekuatan 15.000 orang. Tapi Bung Karno bimbang dan menanyakan apakah benar-benar Jepang sudah menyerah. Sukarni menjawab, penyerahan Jepang sudah tidak diragukan lagi. “Pahlawan-pahlawan PETA sudah siap menyerbu dan melindungi kemerdekaan,” kata Sukarni.

Kata Hatta, gambaran dan dialog seperti itu tidak ada. Hanya fantasi Adam Malik. “Kami sudah mengetahui Jepang menyerah dari Mayeda saat bertamu ke rumahnya 15 Agustus,” ujarnya.

Tak lama kemudian datang Mr Subardjo menjemput Bung Karno dan Hatta di rumah Rengasdengklok disuruh oleh komandan Jepang. Subardjo menerangkan, di Jakarta tidak terjadi apa-apa. Dia memarahi para pemuda karena rapat PPKI yang diundang pukul 10 pagi gagal. Sebab ketua PPKI  mereka culik. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Bung HattaRumah RengasdengklokSekitar ProklamasiSugeng PurwantoTangsi RengasdengklokTeks Proklamasi
Share202SendTweet126

Related Posts

Fathu Mekkah
Featured

Fathu Mekkah, Ini Pasukan yang Dihadapi Nabi

Minggu 10 Januari 2021 | 14:23
357
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kolom

KH Ahmad Dahlan Radikal Versi Hatta

Sabtu 9 Januari 2021 | 06:37
614
Ayat alif laam miim
Featured

Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

Jumat 8 Januari 2021 | 07:09
11k
Surat al Quraisy
Kajian

Surat Quraisy, Strategi Hindari Pembubaran Ormas

Jumat 8 Januari 2021 | 05:58
213
Politisi Ali Taher
Featured

Politisi Pengkritik Menag Itu Telah Tiada

Senin 4 Januari 2021 | 18:46
19.2k
Politikus
Kolom

Politikus Gaya Tyson atau Ali

Sabtu 2 Januari 2021 | 11:09
419
Next Post
Ilustrasi resesi ekonomi

Resesi Ekonomi! Ini Tips Menyikapinya

Selain Covid-19 Dinkes Jatim Ajak Muhammadiyah Tangani TB-HIV

Selain Covid-19 Dinkes Jatim Ajak Muhammadiyah Tangani TB-HIV

H Fatich Marzuki, Pengusaha Walet Donatur Dakwah

H Fatich Marzuki, Pengusaha Walet Donatur Dakwah

Politik Amoral Musuh Muhammadiyah

Politik Amoral Musuh Muhammadiyah

Kristen Ortodoks Negeri Habasyah memakai surban dan kerudung. (bbc)

Negeri Habasyah Larang Bangun Masjid di Kota Axum

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
368

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
847

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
262

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
419

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli Pendidikan, 530 gawai dibagikan IKA ITS Peduli dan Kemenko PMK RI. Selain gawai, juga ada 530 set perlengkapan school Covid kit.

Peduli Pendidikan, Bagikan 530 Gawai

Selasa 26 Januari 2021 | 21:51
Kaum pengeluh

Kaum Pengeluh dan Pengumpat

Selasa 26 Januari 2021 | 15:14
Google

Google Search Bakal Hilang dari Aussie

Selasa 26 Januari 2021 | 14:39
Karakter saudagar

Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

Selasa 26 Januari 2021 | 13:26
Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

Selasa 26 Januari 2021 | 12:02
Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

Selasa 26 Januari 2021 | 11:36
Pemerintah Tunda Bahas RUU HIP, Ini Reaksi Muhammadiyah

Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

Selasa 26 Januari 2021 | 11:01
Partai

Partai Korup Bisa Dibubarkan

Selasa 26 Januari 2021 | 06:18
Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    502156 shares
    Share 200862 Tweet 125539
  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    21161 shares
    Share 8464 Tweet 5290
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    38143 shares
    Share 15257 Tweet 9536
  • Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Haedar Nashir Keluarkan Tiga Seruan

    1277 shares
    Share 511 Tweet 319
  • Abdul Mu’ti, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu

    769 shares
    Share 308 Tweet 192
  • Partai Korup Bisa Dibubarkan

    245 shares
    Share 98 Tweet 61
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    1016 shares
    Share 406 Tweet 254
  • Siswa Matsmunam Ukir Prestasi Literasi Nasional

    146 shares
    Share 58 Tweet 37
  • Perjuangan Jenderal Soedirman Berproses dari Muhammadiyah

    120 shares
    Share 48 Tweet 30
  • Kaum Pengeluh dan Pengumpat

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama