ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Jumat, Maret 24, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kisah Rengasdengklok, Antara Fakta dan Fiksi

Selasa 4 Agustus 2020 | 16:15
4 min read
373
SHARES
1.2k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Rumah Djiauw Kie Song menyimpan kisah Rengasdengklok. (kemdikbud)
Rumah Djiauw Kie Song menyimpan kisah Rengasdengklok. (kemdikbud)

PWMU.CO– Kisah Rengasdengklok menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah bercampur antara fakta dan fantasi. Itu dikatakan Mohammad Hatta dalam bukunya Sekitar Proklamasi yang terbit pertama kali tahun 1969.

Bung Hatta menyebutkan, fantasi terjadi karena ada orang yang ingin perannya dibesar-besarkan untuk tujuan politik dan tampak berjasa. Tidak dilakukan cek dan ricek untuk mencari kebenaran kejadian sebenarnya.

Menurut dia, Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah suatu kejadian besar yang menentukan jalannya sejarah Indonesia. Sebagai suatu kejadian yang bersejarah sudah tentu dia diikuti pula oleh berbagai dongeng dan legenda. Jika diperhatikan betul, runtutan cerita tidak sesuai bahkan saling bertentangan.

Salah satu contohnya narasi bahwa Sukarno dan Hatta bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia setelah dipaksa oleh sekelompok pemuda. Pada 16 Agustus 1945 dua orang ini dibawa ke Rengasdengklok Kab. Karawang agar tidak terpengaruh oleh Jepang yang sudah kalah. Di sana dipaksa menandatangani teks Proklamasi Kemerdekaan yang esok harinya 17 Agustus 1945 dibacakan di Pegangsaan Timur 56 Jakarta pukul 10 pagi.

Cerita fantasi ini, kata Hatta, terdapat dalam buku Sejarah Perjuangan Indonesia tulisan Muhammad Dimyati yang mengutip buku karangan Adam Malik.  Bahasa yang dipakai buku ini berlebihan hingga tidak menggambarkan situasi sebenarnya. Misalnya, kalimat Tangsi Rengasdengklok pada waktu itu sudah dikuasai oleh pemuda-pemuda Indonesia.

Menurut Bung Hatta, tangsi Rengasdengklok tempat dia dan Bung Karno dibawa pemuda adalah asrama PETA. Pasukan Jepang tak ada di sana. Tiap hari para pemuda tinggal dan berkegiatan di situ, bagaimana bisa disebut sudah dikuasai dari Jepang? Di sini juga tidak ada perundingan tentang proklamasi dengan pemuda.

Narasi Bertentangan

Masih menurut buku Dimyati itu, dari Rengasdengklok, kemudian Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke Jakarta untuk meneruskan perundingan. Tempat perundingan malah di rumah Admiral Muda Mayeda. Kata Hatta, ini bertentangan dengan narasi awal yang menyebut alasan membawa ke Rengasdengklok  agar dua pemimpin ini tidak diperalat Jepang.  Ternyata, ujar Bung Hatta, balik lagi ke Jakarta malah berunding di rumah jenderal Jepang.

Ruang tamu rumah Rengasdengklok (cnn)

Hatta menjelaskan kenapa malam tanggal 16 Agustus itu berunding tentang proklamasi di rumah Mayeda di Nassau Boulevard Jakarta (Jl. Imam Bonjol sekarang), karena Hotel des Indes, tempat rapat dan menginap anggota PPKI yang sudah dijadwalkan pagi itu, sudah tutup tengah malam itu. Lalu Bung Karno meminjam rumah Mayeda. Gara-gara ulah para pemuda ini acara rapat PPKI gagal dilaksanakan siang itu.

Lalu narasi lainnya juga disebutkan Sukarni yang menyodorkan teks Proklamasi. Kemudian naskah itu diedit oleh Sayuti Melik. ”Dokumen asli membuktikan bahwa teks Proklamasi ditulis dengan tangan oleh Bung Karno sendiri,” tegas Bung Hatta.

Bahkan penulis Amerika pun tak lepas membuat dongeng kisah Rengasdengklok. Seperti Dr C. Smit dalam bukunya De Indonesische Quaestie terbit 1952. Dia menulis, saat di Rengasdengklok itu Sukarno dan Hatta menandatangani naskah Proklamasi Indonesia Merdeka di bawah todongan pistol pemuda.

Hatta waktu bertemu Smit di Honolulu tahun 1968 menegurnya dengan menunjukkan keterangan yang bertentangan satu sama lainnya dalam bukunya. Smit cuma bilang, dia mengutip berita itu dari pengarang-pengarang Amerika.

Membuat Sejarah Palsu

Bung Hatta bercerita lagi, masih di zaman Orde Lama sesudah tanggal 17 Agustus diadakan tamasya ke Rengasdengklok di bawah anjuran PKI disertai orang-orang Partai Murba. Tujuan mereka memperingati peristiwa bersejarah bahwa 16 Agustus 1945 di tempat itu ada pertemuan Sukarno-Hatta dan pemimpin pemuda yang menelurkan konsep naskah proklamasi.

Mereka lalu membawa sebuah meja yang katanya dipakai untuk rapat dibawa ke museum Yogya dan Jakarta. Padahal di rumah itu, kata Hatta, tak ada rapat. Pemilik rumah, Djiauw Kie Song, merasa bangga dan menyerahkan begitu saja meja itu.

Juga satu set piring, mangkok, yang dikatakan bersejarah karena dipakai makan Bung Karno saat di situ. ”Padahal waktu kami diculik oleh pemuda ke Rengasdengklok, rumah tuan tanah orang Tionghoa itu dikosongkan. Empunya rumah disuruh pindah ke tempat lain. Di mana dia tahu bahwa satu stel piring pinggan yang ditunjukkannya itulah yang dipergunakan oleh Bung Karno?” tandas Hatta.

Dia menjelaskan kisah Rengasdengklok sebenarnya hanya duduk-duduk tanpa pekerjaan di Asrama PETA satu jam. Lalu dibawa ke rumah orang Tionghoa dan berdiam di situ dua jam. Kemudian datang Sukarni, pimpinan pemuda dan anak-anak PETA.

Fantasi juga terjadi dalam buku yang ditulis Adam Malik. Di buku itu dikatakan, Sukarni mengancam kalau Bung Karno tak mau memproklamasikan Indonesia bakal terjadi revolusi para pemuda dengan kekuatan 15.000 orang. Tapi Bung Karno bimbang dan menanyakan apakah benar-benar Jepang sudah menyerah. Sukarni menjawab, penyerahan Jepang sudah tidak diragukan lagi. “Pahlawan-pahlawan PETA sudah siap menyerbu dan melindungi kemerdekaan,” kata Sukarni.

Kata Hatta, gambaran dan dialog seperti itu tidak ada. Hanya fantasi Adam Malik. “Kami sudah mengetahui Jepang menyerah dari Mayeda saat bertamu ke rumahnya 15 Agustus,” ujarnya.

Tak lama kemudian datang Mr Subardjo menjemput Bung Karno dan Hatta di rumah Rengasdengklok disuruh oleh komandan Jepang. Subardjo menerangkan, di Jakarta tidak terjadi apa-apa. Dia memarahi para pemuda karena rapat PPKI yang diundang pukul 10 pagi gagal. Sebab ketua PPKI  mereka culik. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Bung HattaRumah RengasdengklokSekitar ProklamasiSugeng PurwantoTangsi RengasdengklokTeks Proklamasi
SendShare149Tweet93Share

Related Posts

Dosen FISIP Unair dan Mahasiswanya Itu Kini Pimpin MPID PWM Jatim

Rabu 1 Maret 2023 | 10:11
581

Aribowo (kanan) dan Sugeng Purwanto. Dosen FISIP Unair dan Mahasiswanya Itu Kini Pimpin MPID PWM Jatim (Waviq...

Mengenang Ahmad Fuad Effendy, Ahli Bahasa Arab yang Dipuji Menteri Saudi

Selasa 24 Januari 2023 | 08:06
630

Ahmad Fuad Effendy (foto caknun.com) PWMU.CO- Mengenang Ahmad Fuad Effendy (76) sosok yang kalem tapi...

Bung Hatta, Mesin Jahit, dan Rahasia Negara

Jumat 20 Januari 2023 | 05:44
404

Nur Cholis Huda: Bung Hatta, Mesin Jahit, dan Rahasia Negara (Sketsa ulang foto oleh Atho'...

Rekor Calon Pimpinan Terbanyak di Musywil, Ini Datanya

Jumat 23 Desember 2022 | 08:13
674

Gedung Expotorium Umpo tempat beralngsung Musywil ke 16 Muhammadiyah Jatim. PWMU.CO- Rekor calon pimpinan terbanyak...

Lamongan Pegang Rekor Pemilih Terbanyak di Musywil, Ini Urutan Lengkapnya

Rabu 21 Desember 2022 | 13:58
1.5k

Iklan Musywil ke-16 Muhammadiyah Jatim di Ponorogo. (tmc) PWMU.CO- Lamongan memiliki suara terbanyak dalam Musywil...

Piala Dunia Qatar dan Heboh LGBT

Sabtu 26 November 2022 | 19:35
1.7k

Logo FIFA World Cup Qatar 2022 (qatar2022.qa) Piala Dunia Qatar dan Heboh LGBT oleh Sugeng...

Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi Perdana Menteri di Usia 75 Tahun

Kamis 24 November 2022 | 21:33
885

Anwar Ibrahim berdoa usai pelantikan jadi perdana menteri di Istana Negara. Anwar Ibrahim Akhirnya Jadi...

Hal Tak Lazim di Muktamar Muhammadiyah

Rabu 23 November 2022 | 16:00
2.6k

13 Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027. Hal Tak Lazim di Muktamar Muhammadiyah oleh Sugeng Purwanto,...

Perlukah Pimpinan Muhammadiyah Dipanggil Kiai Haji?

Sabtu 12 November 2022 | 14:00
782

KH Ahmad Dahlan dengan santri di Langgar Kidul. Perlukah Pimpinan Muhammadiyah Dipanggil Kiai Haji? oleh...

Apalah Arti Sebuah Ijazah

Sabtu 22 Oktober 2022 | 09:24
513

Salinan ijazah SMPP 40 Surakarta milik Jokowi. Apalah Arti Sebuah Ijazah oleh Sugeng Purwanto, Ketua...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    11448 shares
    Share 4579 Tweet 2862
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    19751 shares
    Share 7900 Tweet 4938
  • Din Syamsuddin Kritik Presiden Jokowi yang Larang Pejabat Buka Puasa Bersama

    3178 shares
    Share 1271 Tweet 795
  • Tangan Kanan PP Muhammadiyah

    1564 shares
    Share 626 Tweet 391
  • Di Balik Nama Ramadhan

    1327 shares
    Share 531 Tweet 332
  • Pejabat Dilarang Jokowi Bukber, Begini Tanggapan Sekum PP Muhammadiyah

    1020 shares
    Share 408 Tweet 255
  • Pelantikan PWM dan PWA Jatim bareng Kajian Ramadhan 1444, Berikut Penjelasannya

    937 shares
    Share 375 Tweet 234
  • LPHU, Lembaga Baru PWM Jatim di Bidang Haji dan Umrah

    737 shares
    Share 295 Tweet 184
  • Dalil dan Keutamaan Shalat Tarawih Formasi 4-4-3

    5142 shares
    Share 2056 Tweet 1285
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    784 shares
    Share 314 Tweet 196

Berita Terkini

  • Tadarus keliling
    Tadarus Keliling Malam Ramadhan di PRM MergayuJumat 24 Maret 2023 | 22:22
  • Es Cantik manis
    Es Cantik Manis Hadir di Market Day MIM 1 PareJumat 24 Maret 2023 | 17:23
  • Terkait Larangan Berbuka Puasa Bersama, begini kata PWM Jatim; Liputan Darul Setiawan, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    Terkait Larangan Berbuka Puasa Bersama, Begini Kata PWM JatimJumat 24 Maret 2023 | 17:04
  • Gerebeg Rumah
    Gerebek Rumah Subsidi, Pasarkan Perumahan PCM BabatJumat 24 Maret 2023 | 16:35
  • Tiga alasan PWM Jatim tolak kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20; Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    Tiga Alasan PWM Jatim Tolak Kedatangan Timnas Israel di Piala Dunia U-20Jumat 24 Maret 2023 | 16:13
  • Tarbiyatul Mar'ah
    Tarbiyatul Mar’ah, Program Unggulan AisyiyahJumat 24 Maret 2023 | 16:05
  • Tiga Kontributor PWMU.CO Juara Guru Berprestasi SD AlmadanyJumat 24 Maret 2023 | 15:36
  • Tim Futsal SMPM 9 Watukebo Juara I Bima Cup 2023Jumat 24 Maret 2023 | 15:34
  • Guru SD Muhsida Workshop Implementasi Kurikulum MerdekaJumat 24 Maret 2023 | 15:32
  • Keseruan LDKS MTsM 10 Mojopetung di Mangrove Centre TubanJumat 24 Maret 2023 | 15:25

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!