• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Jumat, Maret 5, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom Opini

Melihat Fungsi Beragama dari Sudut Model Pakaian

Selasa 27 September 2016 | 07:28
in Opini
16
SHARES
50
VIEWS
Oleh: Bahrus Surur-Iyunk
Oleh: Bahrus Surur-Iyunk

PWMU.CO – Kita mungkin masih ingat dengan suasana Hari Raya Idul Fitri. Semua anggota keluarga berkumpul penuh bahagian. Meski hanya berlangsung  sehari dua hari, namun hari penuh kemenangan itu menyisakan kenangan dan cerita yang luar biasa pada masing-masing orang. Dari latar sosial, ada fenomena sosial yang senantiasa terjadi secara berulang pada setiap tahunnya, yaitu lahirnya mode busana atau pakaian baru yang sedang ngetrend pada setiap Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi sosial ini terinspirasi dari Sunnah Rasul yang menganjurkan semua umatnya untuk memakai baju baru di hari nan fitri. Sunah ini sebenarnya ingin memberi cerminan bahwa hati dan diri kita tersucikan kembali setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan Ramadhan. Atas dasar ini, berpakaian baru dengan model dan trend baru seakan menjadi bagian tak terpisahkan dari berislam di hari raya itu sendiri.

Dalam konteks ini, tampaknya menarik untuk menilik fungsi beragama dari perspektif berbusana. Hanya saja, analog atau kiasan ini memang kadang tidak sepenuhnya tepat, karena bisa ditarik kepada persoalan yang salah kaprah. Yaitu, masalah gonta-ganti agama sebagaimana orang berganti-ganti busana. Namun, setidaknya, berpakaian bisa memberi gambaran tentang fungsi berislam bagi seorang muslim.

(Baca juga: Menutupi Dosa saat Kita Berlumuran Kemaksiatan… dan 3 Kunci Meraih Bahagia)

Pertama, berpakaian dapat melindungi pemakainya dari panas terik matahari, dinginnya cuaca, dan terpaan debu yang kotor. Artinya, pakaian ikut menjaga kesehatan pemakainya. Dalam konteks ini, berislam juga menyehatkan seorang muslim tidak hanya secara kejiwaan-mental atau ruhaniah, melainkan juga secara jasmaniah. Islam mengajari umatnya untuk tidak dendam, iri hati, jengkel, mudah marah, dan memerintahkan kita untuk mudah memberi maaf, sabar, bersyukur dan sebagainya.

Baca Juga:  Makna Ucapan 'Insyaallah' Joe Biden

Secara psikologis, seseorang yang menanam rasa dendam, mudah jengkel dan sering iri hati serta suka marah, biasanya mudah terkena stress atau tekanan batin. Jika seseorang telah dihinggapi stres, maka daya tahan tubuh akan menurun dan akan mudah terserang penyakit. Penyakit itu bisa berupa asam lambung naik, maag kambuh, sakit kepala dan pusing-pusing, darah tinggi atau kadar gula dalam darah naik drastis.

Tentu saja berbeda dengan mereka yang mudah memberi maaf dan sabar akan terbebas dan merdeka dari tekanan batin, karena ia sudah tidak lagi memikirkan orang lain dalam dirinya. Begitu juga dengan mereka yang selalu bersyukur akan merasa lapang dengan kehidupan ini, karena ia akan merasa cukup dengan pemberian Allah, dan merasa bahagia dengan hidup yang dijalaninya. Hingga di sini, nilai-nilai positif akan muncul.

(Baca juga: Belajar dari Abu Nawas dan Penjual Sate dan Inilah Amal yang Jadi Kebanggaan di Hari Akhir)

Nelson Mandela yang pernah dipenjara selama 27 tahun di ruang penjara sempit itu pernah ditanya oleh seorang pengagumnya, “Apakah Anda yang sekarang jadi Presiden dan begitu banyak dikagumi dunia tidak merasa geram dan dendam terhadap musuh-musuh politikmu di masa lalu?” Lalu apa kata Mandela? “Kalau aku biarkan dan kupelihara terus kekesalan dan kebencianku pada mereka, berarti aku masih dalam penindasan dan penyanderaan mereka. Aku ingin menjadi orang bebas-merdeka. Karenanya, aku lupakan semua masa lalu itu dan aku maafkan mereka.”

Baca Juga:  Menutupi Dosa saat Kita Berlumuran Kemaksiatan...

Kedua, berpakaian berarti menutupi aurat. Dalam QS. Al-A’raf Allah menceritakan, ketika Adam dan Hawa diturunkan dari surga ke bumi karena memakan buah khuldi, kedua menemukan dirinya dalam keadaan telanjang. Allah pun berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi, pakaian takwa itulah yang lebih baik.” Pakaian ini pula yang membedakan manusia dengan binatang. Dalam konteks beragama, Islam menjaga harga diri dan kehormatan manusia. Islam menjaga manusia dari sifat-sifat kehewanan yang tidak memiliki rasa malu, nalar dan fitrah untuk mendekat diri kepada Yang Maha Pencipta.

(Baca juga: Meraih Kemabruran Haji dan 6 Adab Menyembelih Hewan Qurban)

Ketiga, sebagaimana firman Allah di atas, berpakaian itu berfungsi sebagai hiasan bagi manusia. Artinya, dengan berpakaian manusia terlihat lebih indah dan enak dipandang mata. Begitu juga dengan berislam, manusia terpandang indah dengan tingkah laku kebaikannya dan enak didengar kata-katanya. Tidak menjemukan orang lain yang dekat dengannya, dan selalu menghadirkan rasa bahagia dalam hati sesama manusia.

Kendati demikian, cara berpakaian seseorang juga berbeda-beda. Penuh warna, beragam sesuai dengan selera, keinginan dan mood-nya. Ada yang berpakaian dengan pakaian perang, sehingga ia akan selalu terkesiap terhadap setiap perilaku seseorang yang “dianggap” berbeda dengan dirinya. Mudah tersinggung dan ber-suudz-dzan, karena menganggap orang lain sebagai musuh yang mesti dicurigai dan diperangi.

Baca Juga:  Raden Musaid Werdisastro, Orang Muhammadiyah Penulis Babad Sumenep

Ada yang berpakaian dengan cara yang wajar-wajar saja, sehingga menjalankan agama dengan wajar dan mudah menghargai perbedaan. Bukan karena beda ber-Hari Raya lantas orang lain ditekan, disalahkan, diberi sanksi, apalagi dipecat dari pekerjaannya. Seakan-akan manusia yang memiliki otoritas untuk menentukan kebenaran di dunia ini.

(Baca juga: Teknologi Press Body: antara Mobil dan Hijab dan Kisah Seorang yang Rajin Beribadah karena Ingin Jadi Takmir Masjid)

Tujuan berpakaian juga berbeda-beda. Ada yang berpakaian untuk sekedar pamer, sebagaimana layaknya orang yang hendak hadir dalam acara resepsi pernikahan dengan segala hiasan yang dikenakannya. Dalam bahasa agama, seseorang menjalankan agama sekedar untuk pamer atau riya’ kepada manusia.

Oleh karena itu, berislam mesti dikembalikan kepada cara dan fungsi berpakaian yang dinyatakan Allah dalam QS. Al-A’raf, yaitu “pakaian taqwa itulah yang paling baik”. Ketakwaan menghindarkan seseorang dari sifat riya’, pamer. Ketakwaan juga mendorong seseorang untuk menghormati perbedaan sesama umat Islam, karena ia meyakini bahwa “perbedaan di kalangan umat Islam merupakan rahmat”. Semoga puasa Ramadhan kita pada bulan yang lalu dapat mengantarkan kita pada ketakwaan, sehingga selalu “menghangatkan di kala dingin” dan “menyejukkan di kala panas”. Amien. Wallahu a’lam.

*)Bahrus Surur-Iyunk, alumnus Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan, kini Kepala SMA Muhammadiyah 1 Sumenep.

Tags: Bahrus Surur-IyunkFungsi Pakaian Menurut IslamPakaian KetaqwaanPakaian Taqwa
Share6Tweet4SendShare

Related Posts

Kisah Sembuh dengan Berbagi
Agenda

Kisah Sembuh dengan Berbagi

Kamis 15 Oktober 2020 | 09:37
276
Makna Ucapan ‘Insyaallah’ Joe Biden
Kabar

Makna Ucapan ‘Insyaallah’ Joe Biden

Rabu 7 Oktober 2020 | 09:13
592
Keajaiban Teladan
Kolom

Keajaiban Teladan

Selasa 29 September 2020 | 12:04
228
Ustadz Nurhadi, Pengajar Ikhlas Dosis Tinggi Itu Berpulang
Kabar

Ustadz Nurhadi, Pengajar Ikhlas Dosis Tinggi Itu Berpulang

Senin 28 September 2020 | 14:00
984
Kisah Rezeki di Tangan Tuhan
Kolom

Kisah Rezeki di Tangan Tuhan

Kamis 17 September 2020 | 12:11
3.2k
Raden Musaid Werdisastro
Featured

Raden Musaid Werdisastro, Orang Muhammadiyah Penulis Babad Sumenep

Kamis 10 September 2020 | 07:04
890

Discussion about this post

Berita Terbaru

Hukum khamr

Hukum Khamr dan Asbabunnuzulnya

Jumat 5 Maret 2021 | 14:23
Peta Jalan Sekulerisasi Pendidikan Nasional

Peta Jalan Sekulerisasi Pendidikan Nasional

Jumat 5 Maret 2021 | 12:48
Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?

Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?

Jumat 5 Maret 2021 | 11:11
Kisruh POP, Din Syamsuddin: Itu Kesalahan Presiden. Sebab Jokowi yang mengangkat menteri Nadiem, walaupun menyempal dari fatsun politik yang berlangsung dari waktu ke waktu.

Sindir Penersangkaan Arwah, Din Syamsuddin: Pledoi dari Alam Barzakh

Jumat 5 Maret 2021 | 10:14
Orang mati

Orang Mati Jadi Tersangka, Kayak di Film Kartun Saja

Jumat 5 Maret 2021 | 06:19
Syafaat yang Ini Bisa Menjadi Riba

Syafaat yang Ini Bisa Menjadi Riba

Jumat 5 Maret 2021 | 00:30
Tertipu Jumatan di Beijing, Bukan ala Muhammadiyah atau NU

Tertipu Jumatan di Beijing, Bukan ala Muhammadiyah atau NU

Jumat 5 Maret 2021 | 00:01
Seleksi tingkat Jatim berhasil dilalui dengan baik atlet Tapak Suci Smamda Sidoarjo. Dia berhasil meraih perak di Grand Final Pimwil Jatim.

Atlet Tapak Suci Smamda Sidoarjo Raih Perak

Kamis 4 Maret 2021 | 22:54
Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Kamis 4 Maret 2021 | 21:34
Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Kamis 4 Maret 2021 | 18:54

Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO
Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Rabu 3 Maret 2021 | 08:17
130

Mufrikha: Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO ditulis oleh Mufrikha, Kontributor PWMU.CO dari SMA Muhammadiyah...

Read more
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
298
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
165
Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
195
Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Sabtu 27 Februari 2021 | 13:49
168

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    277974 shares
    Share 111190 Tweet 69494
  • Tertipu Jumatan di Beijing, Bukan ala Muhammadiyah atau NU

    6546 shares
    Share 2618 Tweet 1637
  • Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    4244 shares
    Share 1698 Tweet 1061
  • Supersemar, Ini Pengakuan Soeharto

    1292 shares
    Share 517 Tweet 323
  • Kiai-Kiai Muhammadiyah Alumni Tebuireng

    3276 shares
    Share 1310 Tweet 819
  • Saksi Bisu KM 50 yang Dimusnahkan

    10379 shares
    Share 4152 Tweet 2595
  • Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

    5763 shares
    Share 2305 Tweet 1441
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    3228 shares
    Share 1291 Tweet 807
  • Melaporkan Presiden ke Polisi

    100 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Pencabutan Lampiran Miras Hanya Lisan, Bahaya Lain Mengancam

    743 shares
    Share 297 Tweet 186
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In