• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, September 27, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Kesyahduan Shalat di Bangunan Masjid yang Lebih Kecil dari Mushalla: Catatan Ringan dari Negeri Samsung

Selasa 27 September 2016 | 08:16
7 min read
36
SHARES
112
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sambutan hangat Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light  saat menyambut rombongan Universitas Muhammadiyah Malang di Bandara (foto: doc)
Sambutan hangat Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light saat menyambut rombongan Universitas Muhammadiyah Malang di Bandara (foto: doc)

PWMU.CO – Mungkin sekitar 3 bulan yang lalu, aku hanya membayangkan melakukan aktivitas sakral di sebuah tempat yang memiliki perbedaan waktu 2 jam lebih cepat dari Indonesia. Seumpama di Indonesia jam 07.00, maka tempat yang kubayangkan itu sudah jam 09.00.

Apa istimewanya melakukan shalat, aktivitas sakral itu,  di sebuah masjid atau yang lebih kecil darinya, mushalla atau langgar misalnya? Bukankan sebagai seorang muslim melaksanakan shalat merupakan hal yang biasa? Sekedar shalat, bisa dibilang merupakan hal yang biasa. Tetapi kalau dilaksanakan di sebuah tempat yang unik karena alasan tertentu,  shalat yang pada mulanya biasa, lalu berubah menjadi sesuatu yang luar biasa.

Maka shalat di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi, misalnya,  merupakan sesuatu yang luar biasa. Bukan karena jarak yang bagi muslim Indonesia harus ditempuh dalam waktu sekitar 10 jam dan dengan biaya yang lumayan tinggi. Kedua masjid itu memiliki banyak keistimewaan bagi muslim di Indonesia.

(Baca juga: Ka’bah dan Doa Aneh Umar bin Khattab dan Alphard, Mobilitas Dakwah, dan Muhammadiyah Madura)

Tempat yang kubayangkan itu bukan di Mekah atau Madinah, tetapi di sebuah tempat dimana Islam merupakan agama minoritas. Seorang kawanku tak bisa menahan isak tangisnya  setelah melaksanakan shalat di sebuah masjid di Melbourne. Di kota yang menurutku paling indah itu  jika dibandingkan Sydney, Adelaide, Canberra, Islam merupakan agama minoritas. Tidak semudah menemukan masjid di Indonesia yang bahkan hanya dipisahkan jalan selitar 5 meter, kita dengan begitu gampangnya  menemukan masjid yang saling berhadapan.

Isak tangis temanku di masjid kecil di Melbourne itu adalah perwujudan keharuan karena pada akhirnya bisa menjangkau masjid yang tidak semudah di Indonesia. Aku membayangkan shalat di sebuah masjid yang ditayangkan oleh mahasiswaku ketika menyajikan rencana riset yang harus dilakukan untuk mendapatkan gelar doktor di bidang Pendidikan Agama Islam.

Apa yang kubayangkan itu adalah afirmasi. Sebagaimana yang kukatakan bahwa dalam hidup ini tidak ada yang kebetulan, maka betapa berbahagianya diriku karena kemarin, aku betul-betul berada di sebuah masjid yang diceritakan oleh mahasiswaku dari Korea Selatan, tiga bulan yang lalu. Cobalah lacak di ensiklopedia daring dengan menggunakan entri Religion in Korea,  jangan kaget jika Islam tidak disebut bahkan dalam sub judul New Religions sekalipun. Hal ini menunjukkan Islam sepertinya kurang begitu diperhitungkan katakanlah seperti di Barat yang justru menimbulkan efek Islamophobia menyusul perkembangan Islam yang lumayan dinamis.

(Baca juga: Sepasang Kuli Bangunan Umrah Bersama dan Ketika Profesor Harus Mengajar Siswa SD)

Dari sisi agama, kebanyakan orang Korea lebih memilih  Budha dan Kristen. Penduduk Korea Selatan berjumlah sekitar 50,8 juta jiwa. Sekitar 30 % beragama Budha, sedangkan Kristen dipeluk sekitar 25% dari total penduduk Korea Selatan. Bagaimana dengan jumlah pemeluk Islam? Ini yang menarik. Wikipedia bukan sejedar menyebut Islam sebagai  minority, tetapi “very small minority”.  Penggambaran semacam ini bisa dimaklumi karena Islam, masih menurut Wikipedia, dipeluk oleh sekitar 120.000-130.000 orang.

Pada umumnya muslim di Korea Selatan adalah kaum imigran. Hanya sebagian kecil orang Korea Selatan  yang tertarik pada Islam, mungkin sekitar 40.000 orang. Jadi memang tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan total penduduk Korea Selatan yang berjumlah 50, 8 juta. Merasakan sebagai minoritas, bahkan sebagai minoritas yang kecil sebagaimana penggambaran Wikipedia tentang Islam di Korea Selatan. Suasana kebatinan inilah yang pertama kali muncul ketika pada akhirnya aku betul-betu shalat maghrib dan isya yang dilakukan secara jamak takdim dan qashar di dalam masjid yang  tiga bulan yang baru pada tahapan afirmasi.

(Baca juga: Kopi Hitam dan Nilai Kebajikan Madura dan Buku dan Etos Penulisnya: Catatan Kekaguman Seorang Profesor pada Penulis Buku yang Fokus Berkarya)

Aku teringat Lena Larsen, perempuan muslim dari Norway yang hampir setiap tahun datang ke Malang sejak 2009. Lena Larsen terlihat begitu menikmati kumandang adzan Maghrib yang berasal dari berbagai masjid di sekitar UMM Inn. Kumandang adzan dengan nada nyaring merupakan fenomena langka di negara asalnya.

Sebagaimana pengalamanku sendiri, tiga kali ke Oslo, ibu kota Norway, aku sama sekali tidak mendengar suara adzan, kecuali kalau tinggal di Gronland  yang dihuni oleh sebagian besar muslim di Oslo. Tetapi meskipun tinggal di Gronland, jangan pernah berharap pula kumandang adzan bisa terdengar nyaring lazimnya di tanah air. Adzan terdengar samar-samar di luar masjid. Fenomena pada Islam sebagai minoritas selalu seperti itu.

Jangkauan kumandang adzan Maghrib di masjid yang dikenal dengan Masjid Pusat Seoul atau Seoul Central Mosque hanya sampai di pelataran. Fenomena lainnya, sulit menjumpai penduduk asli yang datang ke masjid. Di dalam masjid, selain pandanganku tertuju pada ornamen yang menyerupai masjid di Iran, aku sebenarnya sedang mendeteksi jamaah dengan postur dan wajah yang dengan seketika bisa dicandera sebagai orang Korea Selatan asli, bukan pendatang. Sekedar satu pun tidak mendapatkannya. Sebagian berwajah Turki. Sebagian lainnya tampak sebagai orang Melayu. Ada lagi yang berasal dari Bosnia. Basis sosial Islam minoritas memang selalu didominasi oleh kaum imigran.

(Baca juga: Jum’atan dengan 3 Kali Khutbah. Sisi Unik Umat Islam di Utah, Amerika dan Khatib Jumat yang Ber-HP dan Lempar Humor)

Dimana-mana selalu tampak  begitu. Kalau ingin disebut ciri lainnya,  bisa ditambahkan deskripsi lokasi komunitas muslim beserta masjidnya yang berada agak jauh dari pusat kota. Lokasi Masjid Pusat Seoul juga seperti itu, meskipun jika ditempuh dengan taxi hanya membutuhkan waktu antara 15-20 menit dengan titik keberangkatan dari Gangnam, salah satu wilayah teramai di kota Seoul. Karena agak pinggir,  karakteristik  jalan lebih-lebih yang kian mendekat ke masjid yang terletak di Itaewon, Hannam-dong, Yongsan-gu itu, semakin menyempit dengan jarak antara sisi kiri dan kanan yang menyerupai jalan perkampungan di tanah air.  Lokasi ini adalah lokasi masjid satu-satunya di Seoul. Selanjutnya halaman 2…

Page 1 of 2
12Next
Tags: 2nd Annual Commemoration of the World Alliance of Religions Peace (WARP) SummitDinamika Islam di KoreaHeavenly CultureIslam di Korea SelatanJumlah umat Islam KoreaRestoration of Light (HWPL)World Peace
SendShare14Tweet9Share
ADVERTISEMENT
Previous Post

Melihat Fungsi Beragama dari Sudut Model Pakaian

Next Post

Hidupkan Semangat Baru IMM Brawijaya

Related Posts

Mahathir : Kelemahan Umat Islam karena Meninggalkan Agamanya, Begini Komentar Din Syamsudddin

Selasa 4 Oktober 2022 | 07:00
1.2k

  Pertemuan Din Syamsuddin dan Mahathir Muhammad. PWMU.CO- Mahathir Muhammad, mantan Perdana Menteri Malaysia menyatakan,...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Juara Porprov, Atlet Muay Thai Smamsatu Mewakili Jatim di PON 2024

    26088 shares
    Share 10435 Tweet 6522
  • Business Day dan Hizbul Wathan Yel-Yel Competition Meriah Mugres

    9108 shares
    Share 3643 Tweet 2277
  • Kelas Internasional Smamsatu Outdoor Activity di Wagos

    7299 shares
    Share 2920 Tweet 1825
  • Spemutu Gelar Screening Kesehatan

    3087 shares
    Share 1235 Tweet 772
  • Artikel Bahasa Inggris Guru Smamsatu Juara Kompetisi Menulis Nasional

    2507 shares
    Share 1003 Tweet 627
  • Tim Debat Smamsatu Juara di Kompetisi Ini

    2256 shares
    Share 902 Tweet 564
  • Mahasiswa KKN UMG Kembangkan UMKM Desa Tlogobendung

    2137 shares
    Share 855 Tweet 534
  • Dari Madrasah Ini Lahir Tokoh Muhammadiyah Jatim

    1947 shares
    Share 779 Tweet 487
  • Pengukuhan PCM dan PCA Se-Surabaya, Ketua PDM Beberkan Tiga Proyek Besar

    1429 shares
    Share 572 Tweet 357
  • Rakerpim Nasyiah Gresik, Prinsip Kepemimpinan Ini Dikenalkan

    2291 shares
    Share 916 Tweet 573

Berita Terkini

  • Jelajah alam
    Jelajah Alam, Asyiknya Ceria Pandu Athfal MIM 1 PareRabu 27 September 2023 | 17:24
  • Forum Zakat
    Forum Zakat Tulungagung Berdiri, Begini Pesan Kepala KemenagRabu 27 September 2023 | 16:58
  • Berkomitmen berjuang
    Berkomitmen Berjuang sebagai Representasi Muhammadiyah di ParlemenRabu 27 September 2023 | 16:24
  • IMM Bukan Organisasi yang Kaku dan BakuRabu 27 September 2023 | 15:26
  • Soal Kanker Tulang, Pakar Umsida: Usia Muda Lebih BerisikoRabu 27 September 2023 | 15:00
  • Kemah Hizbul Wathan
    Kemah Hizbul Wathan Spemupat, Ada Nasi GosongRabu 27 September 2023 | 13:38
  • Stikes Muhammadiyah Bojonegoro Menerima Hibah Program Kemaslahatan BPKHRabu 27 September 2023 | 13:12
  • Musyran PRM Sendangagung
    Musyran PRM Sendangagung, Ahmad Muhtar Jadi KetuaRabu 27 September 2023 | 13:10
  • Sempat Alot, Inilah Kisah Terpilihnya Ketua dan Anggota PCM SangkapuraRabu 27 September 2023 | 12:59
  • Relasi Wisata DMU PWM Jatim Adakan Umrah Plus DubaiRabu 27 September 2023 | 12:48
ADVERTISEMENT

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In