• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Jumat, Maret 5, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Kesyahduan Shalat di Bangunan Masjid yang Lebih Kecil dari Mushalla: Catatan Ringan dari Negeri Samsung

Selasa 27 September 2016 | 08:16
in Headline, Musafir
15
SHARES
48
VIEWS
Sambutan hangat Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light  saat menyambut rombongan Universitas Muhammadiyah Malang di Bandara (foto: doc)
Sambutan hangat Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light saat menyambut rombongan Universitas Muhammadiyah Malang di Bandara (foto: doc)

PWMU.CO – Mungkin sekitar 3 bulan yang lalu, aku hanya membayangkan melakukan aktivitas sakral di sebuah tempat yang memiliki perbedaan waktu 2 jam lebih cepat dari Indonesia. Seumpama di Indonesia jam 07.00, maka tempat yang kubayangkan itu sudah jam 09.00.

Apa istimewanya melakukan shalat, aktivitas sakral itu,  di sebuah masjid atau yang lebih kecil darinya, mushalla atau langgar misalnya? Bukankan sebagai seorang muslim melaksanakan shalat merupakan hal yang biasa? Sekedar shalat, bisa dibilang merupakan hal yang biasa. Tetapi kalau dilaksanakan di sebuah tempat yang unik karena alasan tertentu,  shalat yang pada mulanya biasa, lalu berubah menjadi sesuatu yang luar biasa.

Maka shalat di Masjidil Haram atau di Masjid Nabawi, misalnya,  merupakan sesuatu yang luar biasa. Bukan karena jarak yang bagi muslim Indonesia harus ditempuh dalam waktu sekitar 10 jam dan dengan biaya yang lumayan tinggi. Kedua masjid itu memiliki banyak keistimewaan bagi muslim di Indonesia.

(Baca juga: Ka’bah dan Doa Aneh Umar bin Khattab dan Alphard, Mobilitas Dakwah, dan Muhammadiyah Madura)

Tempat yang kubayangkan itu bukan di Mekah atau Madinah, tetapi di sebuah tempat dimana Islam merupakan agama minoritas. Seorang kawanku tak bisa menahan isak tangisnya  setelah melaksanakan shalat di sebuah masjid di Melbourne. Di kota yang menurutku paling indah itu  jika dibandingkan Sydney, Adelaide, Canberra, Islam merupakan agama minoritas. Tidak semudah menemukan masjid di Indonesia yang bahkan hanya dipisahkan jalan selitar 5 meter, kita dengan begitu gampangnya  menemukan masjid yang saling berhadapan.

Isak tangis temanku di masjid kecil di Melbourne itu adalah perwujudan keharuan karena pada akhirnya bisa menjangkau masjid yang tidak semudah di Indonesia. Aku membayangkan shalat di sebuah masjid yang ditayangkan oleh mahasiswaku ketika menyajikan rencana riset yang harus dilakukan untuk mendapatkan gelar doktor di bidang Pendidikan Agama Islam.

Apa yang kubayangkan itu adalah afirmasi. Sebagaimana yang kukatakan bahwa dalam hidup ini tidak ada yang kebetulan, maka betapa berbahagianya diriku karena kemarin, aku betul-betul berada di sebuah masjid yang diceritakan oleh mahasiswaku dari Korea Selatan, tiga bulan yang lalu. Cobalah lacak di ensiklopedia daring dengan menggunakan entri Religion in Korea,  jangan kaget jika Islam tidak disebut bahkan dalam sub judul New Religions sekalipun. Hal ini menunjukkan Islam sepertinya kurang begitu diperhitungkan katakanlah seperti di Barat yang justru menimbulkan efek Islamophobia menyusul perkembangan Islam yang lumayan dinamis.

(Baca juga: Sepasang Kuli Bangunan Umrah Bersama dan Ketika Profesor Harus Mengajar Siswa SD)

Dari sisi agama, kebanyakan orang Korea lebih memilih  Budha dan Kristen. Penduduk Korea Selatan berjumlah sekitar 50,8 juta jiwa. Sekitar 30 % beragama Budha, sedangkan Kristen dipeluk sekitar 25% dari total penduduk Korea Selatan. Bagaimana dengan jumlah pemeluk Islam? Ini yang menarik. Wikipedia bukan sejedar menyebut Islam sebagai  minority, tetapi “very small minority”.  Penggambaran semacam ini bisa dimaklumi karena Islam, masih menurut Wikipedia, dipeluk oleh sekitar 120.000-130.000 orang.

Pada umumnya muslim di Korea Selatan adalah kaum imigran. Hanya sebagian kecil orang Korea Selatan  yang tertarik pada Islam, mungkin sekitar 40.000 orang. Jadi memang tidak begitu signifikan jika dibandingkan dengan total penduduk Korea Selatan yang berjumlah 50, 8 juta. Merasakan sebagai minoritas, bahkan sebagai minoritas yang kecil sebagaimana penggambaran Wikipedia tentang Islam di Korea Selatan. Suasana kebatinan inilah yang pertama kali muncul ketika pada akhirnya aku betul-betu shalat maghrib dan isya yang dilakukan secara jamak takdim dan qashar di dalam masjid yang  tiga bulan yang baru pada tahapan afirmasi.

(Baca juga: Kopi Hitam dan Nilai Kebajikan Madura dan Buku dan Etos Penulisnya: Catatan Kekaguman Seorang Profesor pada Penulis Buku yang Fokus Berkarya)

Aku teringat Lena Larsen, perempuan muslim dari Norway yang hampir setiap tahun datang ke Malang sejak 2009. Lena Larsen terlihat begitu menikmati kumandang adzan Maghrib yang berasal dari berbagai masjid di sekitar UMM Inn. Kumandang adzan dengan nada nyaring merupakan fenomena langka di negara asalnya.

Sebagaimana pengalamanku sendiri, tiga kali ke Oslo, ibu kota Norway, aku sama sekali tidak mendengar suara adzan, kecuali kalau tinggal di Gronland  yang dihuni oleh sebagian besar muslim di Oslo. Tetapi meskipun tinggal di Gronland, jangan pernah berharap pula kumandang adzan bisa terdengar nyaring lazimnya di tanah air. Adzan terdengar samar-samar di luar masjid. Fenomena pada Islam sebagai minoritas selalu seperti itu.

Jangkauan kumandang adzan Maghrib di masjid yang dikenal dengan Masjid Pusat Seoul atau Seoul Central Mosque hanya sampai di pelataran. Fenomena lainnya, sulit menjumpai penduduk asli yang datang ke masjid. Di dalam masjid, selain pandanganku tertuju pada ornamen yang menyerupai masjid di Iran, aku sebenarnya sedang mendeteksi jamaah dengan postur dan wajah yang dengan seketika bisa dicandera sebagai orang Korea Selatan asli, bukan pendatang. Sekedar satu pun tidak mendapatkannya. Sebagian berwajah Turki. Sebagian lainnya tampak sebagai orang Melayu. Ada lagi yang berasal dari Bosnia. Basis sosial Islam minoritas memang selalu didominasi oleh kaum imigran.

(Baca juga: Jum’atan dengan 3 Kali Khutbah. Sisi Unik Umat Islam di Utah, Amerika dan Khatib Jumat yang Ber-HP dan Lempar Humor)

Dimana-mana selalu tampak  begitu. Kalau ingin disebut ciri lainnya,  bisa ditambahkan deskripsi lokasi komunitas muslim beserta masjidnya yang berada agak jauh dari pusat kota. Lokasi Masjid Pusat Seoul juga seperti itu, meskipun jika ditempuh dengan taxi hanya membutuhkan waktu antara 15-20 menit dengan titik keberangkatan dari Gangnam, salah satu wilayah teramai di kota Seoul. Karena agak pinggir,  karakteristik  jalan lebih-lebih yang kian mendekat ke masjid yang terletak di Itaewon, Hannam-dong, Yongsan-gu itu, semakin menyempit dengan jarak antara sisi kiri dan kanan yang menyerupai jalan perkampungan di tanah air.  Lokasi ini adalah lokasi masjid satu-satunya di Seoul. Selanjutnya halaman 2…

Page 1 of 2
12Next
Tags: 2nd Annual Commemoration of the World Alliance of Religions Peace (WARP) SummitDinamika Islam di KoreaHeavenly CultureIslam di Korea SelatanJumlah umat Islam KoreaRestoration of Light (HWPL)World Peace
Share6Tweet4SendShare

Related Posts

No Content Available

Discussion about this post

Berita Terbaru

Dibuka, Fantastic Moehi Try Out bagi Siswa SMP/MTs

Dibuka, Fantastic Moehi Try Out bagi Siswa SMP/MTs

Jumat 5 Maret 2021 | 15:58
Hukum khamr

Hukum Khamr dan Asbabunnuzulnya

Jumat 5 Maret 2021 | 14:23
Peta Jalan Sekulerisasi Pendidikan Nasional

Peta Jalan Sekulerisasi Pendidikan Nasional

Jumat 5 Maret 2021 | 12:48
Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?

Peta Jalan (Penyesatan) Pendidikan Nasional 2020-2035?

Jumat 5 Maret 2021 | 11:11
Kisruh POP, Din Syamsuddin: Itu Kesalahan Presiden. Sebab Jokowi yang mengangkat menteri Nadiem, walaupun menyempal dari fatsun politik yang berlangsung dari waktu ke waktu.

Sindir Penersangkaan Arwah, Din Syamsuddin: Pledoi dari Alam Barzakh

Jumat 5 Maret 2021 | 10:14
Orang mati

Orang Mati Jadi Tersangka, Kayak di Film Kartun Saja

Jumat 5 Maret 2021 | 06:19
Syafaat yang Ini Bisa Menjadi Riba

Syafaat yang Ini Bisa Menjadi Riba

Jumat 5 Maret 2021 | 00:30
Tertipu Jumatan di Beijing, Bukan ala Muhammadiyah atau NU

Tertipu Jumatan di Beijing, Bukan ala Muhammadiyah atau NU

Jumat 5 Maret 2021 | 00:01
Seleksi tingkat Jatim berhasil dilalui dengan baik atlet Tapak Suci Smamda Sidoarjo. Dia berhasil meraih perak di Grand Final Pimwil Jatim.

Atlet Tapak Suci Smamda Sidoarjo Raih Perak

Kamis 4 Maret 2021 | 22:54
Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Kamis 4 Maret 2021 | 21:34

Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO
Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Rabu 3 Maret 2021 | 08:17
132

Mufrikha: Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO ditulis oleh Mufrikha, Kontributor PWMU.CO dari SMA Muhammadiyah...

Read more
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
300
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
168
Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
195
Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Sabtu 27 Februari 2021 | 13:49
168

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    279962 shares
    Share 111985 Tweet 69991
  • Tertipu Jumatan di Beijing, Bukan ala Muhammadiyah atau NU

    9110 shares
    Share 3644 Tweet 2278
  • Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    4247 shares
    Share 1699 Tweet 1062
  • Supersemar, Ini Pengakuan Soeharto

    1294 shares
    Share 518 Tweet 324
  • Kiai-Kiai Muhammadiyah Alumni Tebuireng

    3287 shares
    Share 1315 Tweet 822
  • Saksi Bisu KM 50 yang Dimusnahkan

    10383 shares
    Share 4153 Tweet 2596
  • Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

    5767 shares
    Share 2307 Tweet 1442
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    3235 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Orang Mati Jadi Tersangka, Kayak di Film Kartun Saja

    109 shares
    Share 44 Tweet 27
  • Melaporkan Presiden ke Polisi

    100 shares
    Share 40 Tweet 25
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In