• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Nabi Hijrah ke Madinah, Umat Cemas Menunggunya

Sabtu 22 Agustus 2020 | 06:23
in Featured
0
180
SHARES
184
VIEWS
Ilustrasi Nabi hijrah ke Madinah.
Ilustrasi Nabi hijrah ke Madinah.

Nabi Hijrah ke Madinah, Umat Cemas Menunggunya datang. Sebab Nabi keluar dari Mekkah dikejar orang-orang kafir yang hendak membunuhnya.

PWMU.CO-Mendengar kabar bahwa Nabi hijrah meninggalkan Mekkah, kaum muslimin anshar dan muhajirin di Madinah begitu lepas shalat Subuh selalu menuju gerbang kota menantikan kedatangannya.

Hingga matahari naik yang ditunggu belum tampak. Mereka berteduh di bawah pohon, atau masuk ke rumah. Tapi mata dan telinga masih terus menyalang pada garis horizon. Berharap-harap ada sosok bayangan yang muncul.

Begitu terus yang dilakukan kaum muslimin beberapa hari dengan harap-harap cemas menunggu munculnya Rasulullah dari hijrah. Tiba-tiba seorang Yahudi dari loteng rumahnya berteriak keras.”Hai Bani Qailah (merujuk satu bani kaum anshar), orang yang kalian tunggu sudah datang…..”

Kontan saja teriakan itu membuat seluruh orang kampung keluar rumah langsung berlari menuju padang pasir. Begitu melihat ada bayangan penunggang unta di kejauhan, mengabaikan panas matahari mereka berlarian menyongsong Nabi hijrah meskipun jarak masih jauh.

Dua penunggang unta yang dituntun seorang pemandu itu kemudian berteduh di sebuah pohon kurma. Orang-orang langsung merubungnya.

Sebagian besar kaum anshar belum pernah mengenal Rasulullah sehingga belum tahu yang mana Abu Bakar dan mana Rasulullah. Saking banyaknya orang berkerumun sehingga pohon kurma itu tidak bisa menaungi Rasulullah lagi.

Melihat situasi itu satu di antara penunggang unta kemudian melepas jubahnya dan menaungi temannya. Baru dari situ kaum anshar tahu orang yang dinaungi itu adalah Rasulullah dan yang menaungi Abu Bakar.

Baca Juga:  Muhajirin Picu Pemberontakan di Negeri Abesinia

Menengok Rumah Penampungan

Mereka lantas beramai-ramai mengiringi Rasulullah dan Abu Bakar berjalan memasuki desa Quba. Dalam Nabi hijrah ini menyempatkan singgah di beberapa rumah yang menampung sahabat muhajirin.

Mula-mula menengok rumah Kultsum bin Hidam. Kemudian keluar lagi menuju rumah Sa’ad bin Khaitsamah yang menampung muhajirin bujangan. Di desa Bani Amr bin Auf ini Rasulullah menetap beberapa hari. Dalam Nabi hijrah ini sempat membangun masjid kecil untuk shalat berjamaah. Masjid ini dikenal dengan sebutan Masjid Quba.

Rasulullah kemudian keluar dari desa itu disertai kaum muhajirin dan anshar menuju kota Yatsrib pada hari Jumat. Saat tiba di perkampungan milik Bani Salim bin Auf waktu sudah memasuki Duhur sehingga Rasulullah mengajak shalat Jumat.

Tempatnya shalat di sebuah lembah bernama Ranuna. Ini shalat Jumat pertama yang dilakukan di awal pertama hijrah. Kaum anshar dan muhajirin berkumpul untuk shalat berjamaah siang itu.

Pilihan Unta

Usai shalat, utusan kabilah-kabilah menyambut kedatangan Nabi hijrah dengan suka cita. Pertama kali datang adalah Utbah bin Malik bersama kaumnya dari Bani Salim bin Auf. Mereka meminta Rasulullah menetap di desanya.

”Wahai Rasulullah, menetaplah di tempat kami yang banyak penduduknya, lengkap peralatan perangnya dan terlindungi.”

Baca Juga:  Pahlawan atau Pemberontak Hanya Beda Tipis

Rasulullah menjelaskan, dirinya akan tinggal di tempat unta itu berhenti. ”Biarlah unta ini bebas berjalan karena dia diperintah,”  kata Rasulullah.

Orang-orang Bani Salim pun membiarkan unta yang ditunggangi Rasulullah itu berjalan terus keluar kampung hingga pupuslah harapan warga setempat tinggal satu kampung bersama Rasulullah.

Kemudian unta melewati permukiman Bani Bayadhah. Orang-orang setempat pun menghentikan Rasulullah dan meminta menetap di situ dengan jaminan banyak penduduknya, lengkap peralatan perang dan desanya terlindungi. Tapi Rasulullah mengatakan terserah dimana untanya berhenti, di situ akan tinggal.

Mereka pun melepaskan unta Rasulullah hingga terus keluar kampung menuju permukiman Bani Saidah. Warga setempat pun menghentikan Rasulullah dengan harapan yang sama. Namun Rasulullah menjawab, biarkan unta ini bebas berjalan karena dia diperintah.

Unta itu terus saja berjalan hingga melewati desa Bani Al Harits. Masih terus berjalan melintasi permukiman Bani Adi bin Najjar, tempat tinggal paman-paman Nabi dari garis ibu.

Di setiap desa yang dilewati, warga setempat selalu menghentikan dan meminta Rasulullah agar memilih kampungnya sebagai tempat tinggal. Tapi Rasulullah mengatakan tidak berhenti sampai untanya berhenti. ”Biarkan unta ini berjalan karena dia diperintah,” jawabnya.

Hingga sampailah unta memasuki kampung Bani Malik bin Najjar. Tiba-tiba saja unta itu berhenti lalu duduk di tanah tempat penjemuran kurma. Rasulullah masih diam di atas pelananya. Ternyata unta itu bangkit lagi dan berjalan pelan.

Baca Juga:  Habasyah, Negeri Hijrah Pertama Lindungi 116 Muslimin

Tidak seberapa jauh unta menoleh ke belakang lalu kembali lagi ke tempat semula. Berdiri tenang kemudian merebahkan diri dan tidak bangkit lagi. Melihat itu warga kampung Bani Malik bin Najjar bersorak girang karena kampungnya terpilih menjadi rumah Rasulullah.

Membangun Rumah dan Masjid

Rasulullah segera turun dari punggung unta lalu bertanya, tanah penjemuran kurma itu milik siapa. Muadz bin Afra, warga setempat, menerangkan, tanah itu milik dua anak yatim Sahl dan Suhail yang masih kerabatnya dan berada dalam asuhannya.

”Saya akan meminta kerelaan keduanya agar mau melepaskan tanah itu sebagai rumah Rasulullah dan masjid,” jawab Muadz.

Kaum anshar dan muhajirin kemudian bergotong royong membangun masjid dan rumah Rasulullah. Di tanah itu terdapat beberapa pohon kurma dan kuburan. Pohon kurma lantas ditebang dan batangnya dijadikan tiang masjid. Kuburan pun dipindahkan ke tempat lain.

Selama pembangunan berlangsung, Rasulullah tinggal sementara di rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid. Rumah Abu Ayyub bertingkat dua. Tapi Rasulullah memilih tidur di lantai bawah. Tentu saja Abu Ayyub menjadi sungkan karena tidur berada di atas Rasulullah.

”Ya Nabi Allah, sesungguhnya aku sungkan berada di atasmu dan engkau di bawahku. Silakan engkau di lantai atas dan aku pindah di bawah,” kata Abu Ayyub.

Rasulullah berujar,”Hai Abu Ayyub, sambutan terbaik terhadap kami dan orang-orang bersama kami adalah kami berada di lantai bawah.”

Tentu saja situasi ini membuat Abu Ayyub dan istrinya sangat kikuk terhadap Rasulullah. Suatu ketika guci air di loteng pecah. Cepat-cepat Abu Ayyub mengambil selimut satu-satunya untuk mengelap air agar tidak menetes mengenai Rasulullah. Karena selimut basah, Abu Ayyub dan istrinya tidur tanpa selimut. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: hijrahMadinahShalat Jumat pertamaSugeng Purwanto
Share72SendTweet45

Related Posts

Fathu Mekkah
Featured

Fathu Mekkah, Ini Pasukan yang Dihadapi Nabi

Minggu 10 Januari 2021 | 14:23
265
Ayat alif laam miim
Featured

Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

Jumat 8 Januari 2021 | 07:09
10k
Surat al Quraisy
Kajian

Surat Quraisy, Strategi Hindari Pembubaran Ormas

Jumat 8 Januari 2021 | 05:58
191
Politisi Ali Taher
Featured

Politisi Pengkritik Menag Itu Telah Tiada

Senin 4 Januari 2021 | 18:46
19.1k
Politikus
Kolom

Politikus Gaya Tyson atau Ali

Sabtu 2 Januari 2021 | 11:09
394
Indikator pemerintah kuat
Kolom

Indikator Pemerintah Kuat Bukan Bubarkan Ormas

Kamis 31 Desember 2020 | 09:01
524
Next Post
Mazhab Sutorejo 'Padhang Wetan', ditulis oleh Sholikh Al-Huda, Pengiat Majelis "Sinau" Padhang Wetan UMSurabaya.

Mazhab Sutorejo 'Padhang Wetan'

PRM Kedanyang dan takmir Masjid at-Taqwa mengumpulkan bantuan uang dan sembako untuk warga covid. (Hartoko/PWMU.CO)

PRM Kedanyang Bantu Warga Karantina

Ulama salaf tradisi menulis kitab.

Ulama Salaf Tajam Pena, Mubaligh Hanya Tajam Bicara

Politik Vaksin, Rakyat Jadi Taruhan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior tinggal di Surabaya.

Politik Vaksin, Rakyat Jadi Taruhan

Muktamar IMM Ditunda 2021

Muktamar IMM Ditunda 2021

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
148

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
346

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
413

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Ghuluw, Melampaui Batas dalam Agama
Ngaji Hadits

Ghuluw, Melampaui Batas dalam Agama

Jumat 18 Desember 2020 | 09:16
429

Ilustrasi Ghuluw Ghuluw, Melampaui Batas dalam Agama ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda...

Read more

Berita Terkini

Pemecatan ketua KPU

Pemecatan Ketua KPU Dinilai Berlebihan

Jumat 15 Januari 2021 | 21:43
Muhammadiyah Respon Cepat Gempa Sulawesi Barat

Muhammadiyah Respon Cepat Gempa Sulawesi Barat

Jumat 15 Januari 2021 | 21:26
Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah

Rahasia Mendatangkan Keberkahan Allah

Jumat 15 Januari 2021 | 21:15
Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

Jumat 15 Januari 2021 | 19:00
Warganet

Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

Jumat 15 Januari 2021 | 14:01
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
Syekh Ali Jaber di Mata Ustadz Abdul Shomad

Syekh Ali Jaber di Mata Ustadz Abdul Shomad

Jumat 15 Januari 2021 | 10:45
PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

Jumat 15 Januari 2021 | 08:49
Surat an Najm

Surat An Najm, Memahami Bahasa Langit

Jumat 15 Januari 2021 | 06:19
Jenazah Syekh Ali Jaber Dimakamkan di Pondok Darul Quran

Jenazah Syekh Ali Jaber Dimakamkan di Pondok Darul Quran

Kamis 14 Januari 2021 | 15:35

Berita Populer Hari Ini

  • Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

    Syekh Ali Jaber Wafat, Ini Kesan Din Syamsuddin

    7091 shares
    Share 2836 Tweet 1773
  • Lima Cara Bagaimana Anak Mengelola Uang

    1713 shares
    Share 685 Tweet 428
  • Warganet Tinggalkan WA, Pilih BiP

    1275 shares
    Share 510 Tweet 319
  • Jamu Tolak Virus Corona ala Berlian School

    3382 shares
    Share 1353 Tweet 846
  • Wafat, dr Samsu Dluha ‘Susul’ Kepulangan Kakaknya 11 Hari Lalu

    11407 shares
    Share 4563 Tweet 2852
  • Ini Kebijakan Muhammadiyah saat PPKM dan Fatwa Tarjih Vaksinasi Covid-19

    737 shares
    Share 295 Tweet 184
  • Ali Jaber Wafat, Presiden Belum Ucapkan Belasungkawa

    355 shares
    Share 142 Tweet 89
  • Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

    339 shares
    Share 136 Tweet 85
  • PCM Sepanjang Buka Lowongan Kepala Sekolah

    253 shares
    Share 101 Tweet 63
  • Jungkir Balik Covid-19 Pertanda Dajjal

    3369 shares
    Share 1348 Tweet 842
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama