
PWMU.CO – Memenangkan sejarah perlu dilakukan generasi muda Islam. Tidak hanya penguasaan ilmu pengetahuan, namun juga budaya berpikir kreatif dan inovatif.
Demikian yang disampaikan Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Prof Dr Biyanto dalam kajian peringatan Tahun Baru Islam 1442. Kajian bertema Refleksi Tahun Baru Hijriyah 1442: Memenangkan Sejarah Melalui Prestasi digelar SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya secara daring, Jumat (21/8/20).
Dalam paparannya, Biyanto mengajak para peserta kajian untuk memenangkan sejarah. “Caranya yaitu memiliki karakter Islam, menguasai berbagai ilmu pengetahuan, budaya berpikir kreatif dan inovatif, dan menjadikan sejarah sebagai inspirasi membangun masa depan,” ujar Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut.
Menurutnya, musim pandemi Covid-19 merupakan momentum yang baik untuk merefleksikan diri. “Tahun baru Islam kali ini memang berbeda, karena dunia sedang diuji pandemi Covid-19. Meski begitu, semangat berhijrah tidak boleh luntur,” tutur Biyanto.
Maka, lanjutnya, umat Islam harus meningkatkan religiusitas dan menumbukan kesadaran jika manusia makhluk yang lemah di hadapan kekuatan-Nya.
Untuk itu, kata dia, solidaritas antarumat harus semakin kuat di tengah pandemi seperti saat ini. “Berinteraksi dan berakitivitas sesuai protokol kesehatan dan mengisi waktu luang dengan kegiatan positif dan produktif,” pesannya.
Generasi Emas Abad 21
Di sisi lain, Biyanto juga menyinggung generasi emas abad ke-21 harus tetap diupayakan. “Setiap manusia, khususnya pelajar harus memiliki keterampilan abad ke-21, yaitu punya kualitas karakter, literasi dasar, dan kompetensi,” paparnya.
Selain memiliki karakter religius, nasionalis, gotong royong, mandiri, dan integritas, pada abad ke-21 pelajar harus beradaptasi di lingkungan yang dinamis.
“Karena dari kualitas karakter tersebut, pelajar menerapkan keterampilan dasar sehari-hari dengan cara mengusai literasi dasar, seperti literasi bahasa, numerasi, sains, digital, finansial, budaya, dan lainnya,” jelasnya.
Selanjutnya, sambung Biyanto, pelajar dapat memecahkan masalah yang kompleks dengan cara berpikir kritis, kreativitas, inovasi, komunikasi, dan kolaborasi.
Di bagian lain, Waka Ismuba Smamda Sulaiman mengatakan, kajian yang digelar Smamda bertujuan untuk memberi motivasi berhijrah. “Di tengah pandemi ini, kita ingin memberikan motivasi untuk berhijrah menuju kebaikan dan tetap kuat menghadapi segala kondisi, termasuk wabah Covid-19,” ungkapnya.
Sementara Rayzan Rahmananda, siswa kelas XII MIPA 1 mengaku, kajian Championing History: Spirit Hijrah Era Pandemi yang dibawakan pemateri sangat menarik. “Saya terkesima ketika pembicara menyampaikan materi. Banyak referensi yang baru di dengar,” ungkapnya. (*)
Penulis Masitha Gemilang. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni