ADVERTISEMENT
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Kamis, Februari 2, 2023
  • Login
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Buzzer, Influenzer, dan Manipulator Media

Senin 31 Agustus 2020 | 09:36
6 min read
406
SHARES
1.3k
VIEWS
Buzzer, Influenzer, dan Manipulator Media, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior tinggal di Surabaya.
Dhimam Abror Djuraid, penulis Buzzer, Influenzer, dan Manipulator Media.

Buzzer, Influenzer, dan Manipulator Media, kolom oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior tinggal di Surabaya.

PWMU.CO – Buser adalah tim buru sergap yang biasanya diasosisikan dengan kepolisian atau tentara. Buzzer adalah pendengung, mereka yang muncul di akun media sosial tanpa identitas yang jelas, dan mendengungkan berbagai macam hal.

Ada buzzer gratisan, buzzer perjuangan, buzzer ideologis, buzzer lillahi ta’ala, dan macam-macam lainnya. Ada pula buzzer pengangguran yang tidak punya kerjaan lain kecuali mendengung-dengung setiap saat. Untuk pekerjaan mendengung ini kelompok buzzer ini dapat bayaran.

Ini jenis buzzer pengangguran tapi dapat bayaran. Kerja mereka cepat dan cekatan, memburu menyergap setiap saat. Begitu ada order, mereka gercep dan GPL (gak pake lama) target akan dihujani dengan berbagai perundungan (bullying), ancaman, dan doxing alias pengobralan data pribadi.

Para buzzer ini bekerja laksana tim buser, memburu dan menyergap dalam senyap. Diam tapi bisa mematikan lawan-lawan yang berseberangan.

Para buzzer bekerja mandiri, perorangan, tanpa koordinasi, tapi siap menerima perintah dan order. Tapi, ada pula para buzzer buser yang terkoordinasi dengan rapi, dibiayai dengan anggaran yang cukup, mendapat order yang jelas, dan mempunyai pimpinan atau kakak pembina.

Buzzer Bayaran

Para buzzer buser ini disewa seperti pasukan bayaran, atau pembunuh profesional dengan target menghabisi orang-orang tertentu, dan tentu saja, dengan tarif tertentu.

Order buzzer buser ini bisa datang dari mana saja, kalangan bisnis yang ingin kaya mendadak, selebritas yang mau cepat ngetop, atau lembaga pemerintahan yang lagi kepepet oleh serangan opini publik.

Order jenis terakhir ini terbukti yang paling bikin ngiler. Laporan ICW (Indonesia Corruption Watch) menyebutkan bahwa pemerintah menghabiskan Rp 90 miliar lebih untuk menyewa para buzzer.

Bukan hanya para buzzer yang kebagian order itu. Anggaran ini dibagi juga untuk para influencer, orang yang punya pengikut banyak di media sosial. Para influencer ini identitasnya lebih jelas, dan mereka berani terang-terangan muncul di publik.

Denny Siregar adalah contohnya. Dia salah satu influencer yang banyak didengar oleh followers, pengikutnya, sekaligus juga dimusuhi oleh haters, pembenci-pembencinya. Semua influencers ideologis punya followers sama banyak dengan haters-nya, di sisi manapun dia berada.

Denny muncul menjadi pembela para buzzer dan influencer yang tengah disorot karena bancakan duit rakyat puluhan miliar itu. Dia menganggap belanja besar itu sesuatu yang wajar karena zaman telah berubah dan pola konsumsi orang terhadap informasi juga sudah berubah.

Menggeser Media Mainstream

Dulu orang mendengarkan media perdana (mainstream) sebagai sumber berita utama. Sekarang media alternatif dan para influencer dan selebritas media sosial menggeser posisi media perdana sebagai sumber informasi utama.

Ketergeseran ini membuat media perdana kehilangan kekuatan pengaruh sosial politik dan kehilangan kejayaan ekonomi karena pemasukan iklan yang makin merosot tersedot media alternatif.

Media perdana mahal, boros, tidak efektif, dan tidak mau diatur. Sebaliknya media sosial murah, tepat sasaran, dan sesuai order.

Karena itu anggaran iklan dan sosialisasi kebijakan banyak mengalir ke aktivis media sosial. Media perdana terancam gulung tikar dan hidup kembang kempis, lalu menyalahkan serta memusuhi influencer dan para buzzer.

Meyakinkan tapi menyesatkan. Seperti tukang jual obat, argumen ini berbuih-buih tapi tidak berisi.

Media perdana atau media massa tidak sama dengan media sosial. Media massa adalah media yang berhubungan dan bertanggung jawab terhadap massa, khalayak, dan mempunyai misi sosial untuk hanya memberikan informasi yang benar dan tidak menyesatkan.

Media massa diatur oleh seperangkat etika jurnalistik yang ketat, dan dalam menjalankan aktivitasnya dilindungi oleh undang-undang sebagai produk dari masyarakat demokratis.

Karakter Media Sosial

Media sosial, meskipun disebut media sosial tapi ia adalah media pribadi, privat, tidak terikat oleh tanggung jawab kepada khalayak. Ia bisa bicara apa saja tanpa ikatan kode etik apapun. Batasannya adalah undang-undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronika) yang melarang ujaran kebencian yang definisinya mulur mengkeret seperti karet.

Media massa mempunyai privilige mengontrol kekuasaan melalui mekanisme social control. Privilege ini didapat melalui konsensus demokrasi, dan karenanya media massa disebut sebagai pilar keempat demokrasi, the fourth pillar of democracy.

Pemerintah manapun yang mengaku komit terhadap demokrasi harus menunjukkan komitmennya terhadap media massa untuk tetap eksis sebagai penyeimbang tiga pilar demokrasi Trias Politika, eksekutif, legislatif, judikatif.

Media sosial adalah media privat, satu arah, tidak ada perdebatan wacana, dan bersifat echo chamber, mendengarkan pendapat kelompoknya sendiri. Para influencer menyampaikan pesan-pesan pribadi maupun pesan sponsor, dan para follower-nya pun sami’na wa atha’na, kami dengar, kami ikut.

Media sosial mengokupasi ruang privat. Sedangkan media massa beroperasi di ruang publik, public sphere, yang menampung semua perdebatan publik terhadap rencana kebijakan. Dari berbagai macam diskusi publik, pro dan kontra itulah pemerintah membuat kebijakan publik.

Ruang publik ibarat obrolan di warung kopi dengan bermacam argumen yang harus didengar dan ditampung. Ribet memang. Tapi itulah mekanisme demokrasi yang sehat.

Pemerintahan yang tipis kuping, mudah marah dan main tangkap. Pemerintah yang tebal kuping, tidak mau mendengar kritik. Pemerintah yang tidak punya kuping akan menabrak apa saja di depannya.

Pemerintah yang punya komitmen terhadap demokrasi akan bertanggung jawab menjaga eksistensi dan independensi media. Dan karena itu pula pemerintah mengeluarkan anggran besar untuk membiayai media yang sehat untuk menyegarkan demokrasi. Maka pemerintah Inggris membiayai BBC tapi tidak mengontrolnya. Demikian juga Amerika dengan VOA, dan Australia dengan ABC.

Dunia Tak Sama

Perkembangan teknologi digital seolah menjadi lonceng kematian bagi media arus utama. Tepat 10 tahun yang lalu ketika Steve Jobs me-launching produk I-Phone, dunia berubah dan tidak pernah menjadi sama lagi.

Android merajai dunia. Sepertiga penduduk dunia tekoneksi melalui Facebook, Google, dan Amazon yang menjadi “unholly trinity” trinitas tidak suci. Facebook menguasai media sosial, Google menguasai mesin pencari, search engine, dan Amazon menguasai perdagangan online.

Google menjadi news aggregator yang bisa menyedot semua berita dari semua media perdana secara gratis tanpa kompensasi apapun. Secara bersamaan Google menyedot habis sumber iklan dari media arus utama yang menjadikan media-media itu kehabisan napas dan sebagian besar gulung tikar.

Unholly Trinity ini menjadi pembunuh media dan sekaligus menjadi ancaman bagi demokrasi. Mekanisme pasar tidak boleh dibiarkan beroperasi sendiri tanpa campur tangan politik pemerintah. Posisi tawar media perdana sangat lemah vis a vis para raksasa itu. Hanya campur tangan pemerintah yang bisa mengimbangi tangan gaib, invisible hand, kapitalisme yang rakus.

Influencer dan buzzer itu pemain amatir kelas receh. Angka Rp 90 miliar itu kecil jika dibanding perolehan iklan media cetak di masa kejayaan 10 tahun silam. Angka itu bisa diraup dengan mudah dalam sebulan.

Zaman berubah. Kejayaan itu berakhir. Tapi eksistensi media perdana yang kredibel tetap harus dijaga. Masyarakat dan pemerintah yang komit terhadap demokrasi berkewajiban untuk menjaganya.

Kembali ke Berta Kredibel

Influencer dan buzzer bayaran tak bisa bertahan lama. Orang bosan dengan berita hoax dan berita yang tidak kredibel. Orang akan kembali mencari berita yang kredibel dari media arus utama.

Ini bukan argumen oligarki media. Ini adalah argumen akal sehat masyarakat demokratis. Justru kekuasaan oligarkilah yang sekarang mengandalkan influencer untuk mempertahankan kekuasaannya.

Orang akan semakin tahu belang para manipulator media itu. Pemerintah yang sekarang memberi makan terus-menerus kepada manipulator media sama saja dengan memberi makan monster, feeding the monster, yang terus-menerus mangap karena lapar.

Pesan media manipulator paling top zaman ini, Ryan Holiday (2010), satu kata kunci, “Trust Me I’m Lying“. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: buzzerDhimam Abror DjuraidInfluenzer
SendShare162Tweet102Share

Related Posts

Enam Pikiran PIM Hindari Kebangkrutan Bangsa

Rabu 11 Januari 2023 | 10:33
171

Pergerakan Indonesia Maju (PIM) saat Konferensi pers Rabu (11/1/2022) (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO- Enam pikiran PIM (Pergerakan...

Sukadiono atau Tidak Suka-diono

Selasa 27 Desember 2022 | 13:36
1.5k

Dhimam Abror Djuraid Sukadiono atau Tidak Suka-diono oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior. PWMU.CO- Musyawarah...

The Real Winner is Qatar

Selasa 20 Desember 2022 | 18:40
308

Lionel Messi memakai bhist saat menerima trofi Piala Dunia di Qatar. The Real Winner is...

Franchise Muhammadiyah

Jumat 18 November 2022 | 19:22
843

Dhimam Abror Djuraid Franchise Muhammadiyah, Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Ada dua peristiwa yang terjadi...

Muhammad

Sabtu 8 Oktober 2022 | 20:53
180

Dhimam Abror Djuraid Muhammad tulisan opini Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior. PWMU.CO- Sebuah survei di...

Dirintis KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan Jadi Monumen Sejarah Muhammadiyah Surabaya Barat

Kamis 18 Agustus 2022 | 10:35
11.4k

Penampakan Masjid Al-Manar yang sedang dalam proses pembangunan. KH Djuraid Mahfud, Pembangunan Masjid Al-Manar Akan...

Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi?

Kamis 28 Juli 2022 | 12:41
677

Dhimam Abror: Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi? Benarkah Tak Ada Islamophobia di Era Jokowi? Kolom oleh Dhimam Abror...

Anwar Sadat yang Di-Firaun-kan dan Kedekatan Pangeran MBS dengan Israel

Rabu 20 Juli 2022 | 16:12
2.5k

Dhimam Abror Anwar Sadat yang Di-Firaun-kan dan Kedekatan Pangeran MBS dengan Israel, kolom oleh Dhimam Abror...

Antara Kisah Yusuf dan Joshua, Kapolri Diuji

Jumat 15 Juli 2022 | 10:38
1.8k

Dhimam Abror Antara Kisah Yusuf dan Joshua, Kapolri Diuji; Kolom oleh Dhimam Abror Djuraid PWMU.CO - Dalam Kitab Suci...

Khutbah Idul Adha, Meneladani Ibrahim untuk Pendidikan Keluarga dan Kehidupan Demokrasi

Jumat 8 Juli 2022 | 14:36
518

Khutbah Idul Adha, Meneladani Ibrahim untuk Pendidikan Keluarga dan Kehidupan Demokrasi Oleh Ainur Rafiq Sophiaan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    34876 shares
    Share 13950 Tweet 8719
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    101055 shares
    Share 40422 Tweet 25264
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    119157 shares
    Share 47663 Tweet 29789
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    26676 shares
    Share 10670 Tweet 6669
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    40134 shares
    Share 16054 Tweet 10034
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb App

    6228 shares
    Share 2491 Tweet 1557
  • Rebut Emas, Siswi Smamsatu Harumkan Jatim di Kerjunas Muay Thai

    40100 shares
    Share 16040 Tweet 10025
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    47183 shares
    Share 18873 Tweet 11796
  • PP Aisyiyah Mendorong Kadernya Menjadi Ulama

    1893 shares
    Share 757 Tweet 473
  • Upacara Pagi di Sekolah, Semua Terkejut Lihat Petugasnya

    1619 shares
    Share 648 Tweet 405

Berita Terkini

  • Majelis Dikdasmen GKB Mengadakan Developing Leadership ProgramKamis 2 Februari 2023 | 15:33
  • Update Jadwal dan Tempat Musyda Muhammadiyah Se-Jatim: Pamekasan TerakhirKamis 2 Februari 2023 | 14:41
  • Berlian School Datangkan Trainer Gym di Acara Guest TeacherKamis 2 Februari 2023 | 14:20
  • Siswa SD Musix Juara I Story Telling di Ajang IniKamis 2 Februari 2023 | 14:16
  • Dispensasi Nikah Dini Tak Sebanyak yang Diberitakan MediaKamis 2 Februari 2023 | 13:40
  • 1 Abad NU, Muhammadiyah Jatim Siap MenyukseskanKamis 2 Februari 2023 | 12:59
  • Amalan doa Rajab
    Amalan Doa Rajab dan Sya’ban Menurut Kajian HaditsKamis 2 Februari 2023 | 12:48
  • Daftar 43 Calon Sementara Anggota PDM Kabupaten Mojokerto 2022-2027Kamis 2 Februari 2023 | 11:50
  • PPTQ Ahmad Dahlan Menggelar Daurah Internasional bersama Syaikh Al-AzharKamis 2 Februari 2023 | 11:10
  • Buku Sejarah Muhammadiyah di Bumi Panjalu Kabupaten Kediri DilaunchingKamis 2 Februari 2023 | 10:31

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!