Haedar Nashir: Tangani Covid-19 kedepankan sila ketiga dan keempat Pancasila: persatuan dan musyawarah.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, dalam situasi pandemi Covid-19 dan kehidupan kebangsaan yang banyak masalah hendaknya semua pihak mau menahan diri dari segala hal yang meresahkan. Seraya bersama-sama menciptakan ketenteraman, kedamaian, dan persatuan.
“Menghadapi pandemi yang belum berakhir dan cenderung menaik dengan korban meningkat, termasuk para dokter dan tenaga kesehatan. Maupun dalam memecahkan masalah bangsa diperlukan suasana bersatu, damai, dan kondusif,” ujarnya seperti dikutip PWMU.CO dari tweet @HaedarNS, Senin (14/9/2020).
Menurut Haedar Nashir, jika penanganan itu penuh centang-perenang dan saling menghujat, maupun menjatuhkan, maka Indonesia semakin berat beban dan akan mengalami krisis.
Karena itu Haedar Nashir meminta kepada pemerintah, DPR, lembaga Yudikatif, TNI dan POLRI, serta semua lembaga kenegaraan/pemerintahan maupun segenap komponen bangsa penting saling berintrospeksi diri seraya terus melakukan dialog dan merajut kebersamaan.
“Pandemi dan masalah bangsa tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak, sebaliknya meniscayakan kebersamaan dan persatuan nasional yang kokoh. Perbaiki langkah-langkah yang salah atau keliru tanpa merasa kuasa dan merasa benar sendiri,” ujarnya.
Saatnya, sambungnya dia, persatuan Indonesia diutamakan dengan jiwa besar kebersamaan. Dan saling mengoreksi secara rendah hati dan bertanggung jawab.
“Dalam suasana pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya yang berat maupun menghadapi masalah bangsa yang lainnya, kedepankan persatuan dan bermusyawarah. Sebagaimana jiwa sila ketiga dan keempat Pancasila,” pesannya.
Utamakan Hal Terpenting
Dia mengajak para pejabat negara maupun elite bangsa lainnya agar menghentikan pernyataan-pernyataan dan langkah-langkah atau aksi-aksi yang kontroversial yang memanaskan situasi. Yang dapat menimbulkan pertikaian pandangan tidak berkesudahan, memancing emosi publik, menciptakan kegaduhan, serta mengakibatkan keretakkan dan polarisasi di tubuh bangsa Indonesia.
Haedar Nashir meminta agar setiap elite mengutamakan hal yang terpenting dari yang penting, meninggalkan yang tidak penting dan menambah masalah. Cegah dan hindari segala kemudaratan yang membawa kerugian bagi kehidupan bangsa dan negara.
“Negara maupun warga negara jangan memaksakan kehendak yang akhirnya mengakibatkan keretakkan, keresahan, kerusakan, dan ancaman kehancuran bagi masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post