PWMU.CO – Covid-19 maka semakin berat dampaknya. Hal itu disampaikan oleh Ketua MCCC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs M Agus Samsudin MM.
Agus Samsudin menyampaikannya saat memberikan sambutan pada Covid Talk Webinar Series#2 dengan tema Teladan Penanganan Covid-19 dan Upaya Mitigasi Ketahanan Masyarakat via Zoom, Jumat (18/9/2020).
Berpacu dengan Covid-19
Menurutnya Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) masih akan berpacu agak lama dengan pandemi Covid-19.
“Mengingat kelihatannya sampai sekarang proses-proses penanganan yang dilakukan belum memperlihatkan tanda-tanda perbaikan atau penurunan,” ujarnya.
Webinar sekarang ini sangat penting karena dua alasan. Pertama ada kemungkinan pandemi Covid-19 akan semakin panjang. Dan kalau sampai panjang maka dampaknya menjadi semakin berat.
“Dampak itu ada dua. Pertama dampak ekonomi yang sudah dirasakan oleh banyak pihak. Tetapi juga ada yang kedua yakni dampak psikologis. Bagaimana proses-proses relationship komunikasi yang terjadi di keluarga itu menjadi salah satu bagian yang tidak kalah serunya untuk dibahas. Kira-kira apa yang sudah kita lakukan dan apa yang akan dilakukan,” paparnya.
MCCC PP Muhammadiyah, lanjutnya, telah menyiapkan call center dan lain sebagainya. Tetapi tampaknya call center di semua tempat kurang diminati. Apa mungkin karena by phone.
“Saya tidak tahu apakah kalau call center dengan Instagram dan Facebook nantinya di minati atau tidak. Ini menjadi bagian yang harus kita kaji bersama,”ungkapnya.
Resesi Ekonomi
Maka, menurutnya, impact dari pandemi Covid-19 ini menjadi bagian tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan impact secara ekonomi.
“Para ekonom sudah menyampaikan bahwa bulan September yang tinggal dua pekan ini kemungkinannya masih akan minus. Artinya Indonesia masuk negara yang mengalami resesi,” jelasnya.
Agus Samsudin melihat pemerintah juga berusaha keras. Menteri Kelautan dan Kemaritiman diberi asigment oleh Pak Jokowi untuk menurunkan tingkat kematian dan tingkat penularan dalam dua pekan. Tentu saja ini usaha yang sangat berat.
“Dan apakah di Jakarta dengan pemberlakuan PSBB ini bisa menurunkan. Secara logika iya dan secara ilmiah iya, tetapi kita harus melihat bahwa kapasitas-kapasitas yang ada di rumah sakit juga harus diperhitungkan.
Terima kasih kepada para narasumber yang telah siap memberikan teladan yang telah dilakukan di majelisnya masing-masing. Semoga ini menjadi bagian kontribusi Muhammadiyah secara keseluruhan. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post