• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Selasa, Maret 2, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Demokrasi Cukong Waktunya Dibinasakan

Senin 21 September 2020 | 09:26
in Kolom
165
SHARES
516
VIEWS
Demokrasi cukong
Demokrasi cukong

Demokrasi Cukong Sudah Waktunya Dibinasakan menyoroti praktik berpolitik yang menyuburkan suap menyuap.

PWMU.CO-Komisioner KPU, Bawaslu, dan kontestan Pilkada yang terpapar virus covid-19 bisa dianggap sebagai isyarat untuk memperbaiki praktik demokrasi kita yang sudah rusak. Jika diabaikan, virus money politics bakal lebih parah merusak sendi kehidupan bernegara.

Jika ini dibiarkan maka negara kita sudah hancur lebur. Sendi ekonomi dan kesehatan rusak oleh wabah corona, sendi politik rusak oleh suap. Karena itu seruan untuk menunda Pilkada ada baiknya didengarkan.  

Janganlah ngotot dengan prinsip Pilkada memberikan legitimasi kepala daerah untuk memerintah karena pilihan rakyat dibandingkan Plt (Pelaksana tugas). Apalah arti legitimasi itu jika diperoleh dengan suap? Sungguh terlalu.

Demokrasi di Indonesia lewat Pemilu dan Pilkada dalam praktiknya disadari sudah rusak. Money politics merusak segalanya. Semuanya serba transaksi. Tawar menawar. Pemilu dan Pilkada menjadi pasar krempyeng yang meluber di jalanan. Memacetkan arus aspirasi yang terhalang oleh kepentingan politikus dan partai. Apakah ini yang disebut demokrasi Pancasila.

Terang benderang dilakukan pelakunya. Mulai penyelenggara Pemilu, kontestan, dan rakyat pemilih. Dari sogokan sembako, duit kontan maupun cicilan, hingga transaksi kebijakan. Ada yang sudah ditangkap KPK dan dipenjara. Tapi masih banyak yang selamat karena belum ketahuan.

Dibiayai Cukong

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD pun mengakui Pilkada menciptakan praktik cukong. Sebanyak 82 persen kandidat yang ikut Pilkada dibiayai oleh cukong.

Baca Juga:  Operasi Intelijen di Perang Khandaq

Cukong artinya pemilik modal yang menyediakan dana yang diperlukan untuk suatu usaha atau kegiatan orang lain.

Penyandang dana mana mau gratisan. Semua ada hitungannya. Ada kompensasi uangnya balik dengan keuntungan berlipat ganda. Jadinya para bandar ini lebih kuasa dari penguasa.

Kepala daerah yang dibandari cukong ketika terpilih lantas korupsi kebijakan sebagai balas budi kepada cukong untuk mengembalikan modal yang diberikan. Inilah demokrasi cukong yang kita praktikkan.

”Ini lebih berbahaya dampaknya ketimbang korupsi biasa, bahkan wabah covid-19,” kata Mahfud MD pada acara ngopi bersama media di Padang seperti ditulisa Antara, Kamis (17/9).

Daya Rusak Korupsi Kebijakan

Korupsi kebijakan lebih dahsyat daya rusaknya. Sebab menyangkut hajat hidup orang banyak. Kebijakan yang menguntungkan cukong bakal menyengsarakan hidup rakyat. Contoh izin pertambangan, hak pengelolaan hutan, pengelolaan air. Kebijakan macam ini berakibat menggeser hak rakyat ikut menikmati sumber alam. Sering terjadi konflik dalam urusan ini.

Sudah banyak kepala daerah yang korupsi ditangkap KPK dan dipenjara. Namun kasus ini tak membikin jera kepala daerah lain. Katanya, ya sudah apesnya. Salah sendiri korupsi kok sampai ketahuan. Kurang elegan cara mainnya.

Baca Juga:  Henry Corbin, Sufi dari Sorbonne

Pemilu yang selama ini dipraktikkan sudah disadari keburukannya. Sudah jauh dari idealitas nilai demokrasi untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang berintegritas. Hasilnya malah mengeruk uang negara untuk mengisi tas.

Pemilu dan Pilkada juga merusak perilaku rakyat menjadi pragmatis alias mata duitan. Ungkapan Nomer Piro Wani Piro (NPWP) menjadi populer. Jumlah suara kandidat bisa mendadak berubah dalam penghitungan di kelurahan, kecamatan, hingga di KPU. Penyelenggara pemilu seperti berubah jadi tukang sulap.

Demokrasi cukong ibarat main dadu. Bandar selalu menang karena banyak trik tipu-tipu. Petaruh kadang bernasib baik, tapi banyak yang terkuras habis duitnya. Bahkan yang tombok prapatan pun bisa terkecoh jatuhnya dadu.

Karena itu sudah waktunya praktik ini dihentikan. Dulu tidak membayangkan pemilihan langsung yang dikira ideal itu ternyata begini jadinya. Menyuburkan suap. Reformasi ternyata merusak anak sendiri.

Politik Tanpa Politikus

Dorongan sistem Pemilu dan Pilkada dikembalikan kepada pemilihan di legislatif ada baiknya dipertimbangkan lagi. Memang ada untung ruginya. Tapi masih lebih baik daripada demokrasi cukong yang dipraktikkan di era sekarang ini.

Jadi yang dibutuhkan bukan menunda Pilkada. Tapi mengubah sistem pemilihan langsung kembali ke pemilihan di legislatif. Undang-undang Pemilu  dan Pilkada perlu diubah.

Pejuang demokrasi pasti tak menyukai ini. Karena wakil rakyat suka mengebiri aspirasi rakyat. Apa yang diinginkan rakyat selalu tak sesuai dengan keinginan rakyat. Politikus namanya memang sangat tercemar limbah pabrik cukong.

Baca Juga:  Muqauqis Menerima Hubungan Bilateral dengan Nabi

Tapi apakah saudara tega pemilihan langsung itu malah menjadikan negara seperti dikuasai bandar dadu yang mengendalikan penjudi tombok prapatan.

Untuk mengatasi ini bagaimana kalau kita praktikkan politik tanpa partai politik dan politikus. Wakil rakyat dipilih dari aktivis ormas. Di UUD 45 zaman dulu, mereka ini disebut Utusan Golongan. Tapi dulu diberi porsi kecil hanya di MPR.

Politikus sudah diberi kesempatan tapi gagal membawa kebaikan negeri selama puluhan tahun. Sekarang kita uji para aktivis ormas yang suka bersuara kritis apakah mampu menyelenggarakan negara lebih baik dari politikus.

Orang-orang ormas inilah yang duduk di legislatif. Melaksanakan pemilihan presiden dan kepala daerah. Pemilihan di legislatif lebih bisa dikontrol karena pemilihnya terbatas hanya wakil rakyat di gedung dewan pusat dan daerah.

Kalau ada cukong yang masuk menyuap waktu serangan fajar lebih mudah deteksinya. Polisi dan KPK pasti bisa menangkap sinyalnya dan langsung OTT (Operasi Tangkap Tangan). Tapi bagaimana kalau polisi dan KPK juga disuap?

Kalau itu terjadi, gerakkan rakyat bikin revolusi lagi untuk membinasakan semua orang-orang rusak ini. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: CukongDemokrasiMoney politicsPilkadaSugeng Purwanto
Share66Tweet41SendShare

Related Posts

Sumur Zamzam
Featured

Sumur Zamzam Ternyata Pernah Ditimbun

Minggu 28 Februari 2021 | 05:27
300
Pendekar mabuk
Kolom

Pendekar Mabuk, Al Capone, Bisnis Miras

Sabtu 27 Februari 2021 | 09:51
240
Pendiri Zoom Eric Yuan
Featured

Pendiri Zoom Kaya Raya saat Pandemi

Kamis 25 Februari 2021 | 20:20
1.1k
Bisnis kuliner Tan Mei Hwa
Kabar

Bisnis Kuliner Tan Mei Hwa, Setahun Buka Empat Warung

Rabu 24 Februari 2021 | 16:12
12.7k
Serangan sekuler
Kolom

Serangan Sekuler Mretheli Umat Islam

Senin 22 Februari 2021 | 17:36
391
Sumber motivasi ini
Kolom

Sumber Motivasi Ini, Jadikan Muhammadiyah Besar

Minggu 21 Februari 2021 | 09:39
473

Discussion about this post

Berita Terbaru

Dana hibah APBD

Dana Hibah APBD Jawa Barat Disorot

Selasa 2 Maret 2021 | 07:03
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
Muhammadiyah Jombang salurkan dua ton telur dan 2.000 paket sembako untuk warga terdampak banjir di beberapa desa, Ahad (28/2/21).

Muhammadiyah Jombang Salurkan Dua Ton Telur bagi Korban Banjir

Selasa 2 Maret 2021 | 04:23
Mahasiswa UMM Ajak Budidaya Tanaman Obat Keluarga

Mahasiswa UMM Ajak Budidaya Tanaman Obat Keluarga

Senin 1 Maret 2021 | 21:20
Pesan KH Ahmad Dahlan agar Guru Upgrade Ilmu

Pesan KH Ahmad Dahlan agar Guru Upgrade Ilmu

Senin 1 Maret 2021 | 20:59
Huntap

Huntap untuk Pengungsi Banjir Kalsel Dibangun MDMC-Lazismu

Senin 1 Maret 2021 | 20:56
Muhammadiyah dan NU Tolak Keras Legalisasi Miras

Muhammadiyah dan NU Tolak Keras Legalisasi Miras

Senin 1 Maret 2021 | 20:27
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
Polisi ditantang sumpah mubahalah

Polisi Ditantang Sumpah Mubahalah Kasus KM 50

Senin 1 Maret 2021 | 20:14
Rangkaian Milad Ke-3 SD Almadany Dimulai dengan Live Streaming

Rangkaian Milad Ke-3 SD Almadany Dimulai dengan Live Streaming

Senin 1 Maret 2021 | 19:07

Milad PWMU.CO

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis
Milad PWMU.CO

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
76

Kusmiani: Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis. (Dokumen pribadi/PWMU.CO) Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis ditulis oleh Kusmiani, kontributor dari SD Muwri...

Read more
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
103
Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
176
Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Sabtu 27 Februari 2021 | 13:49
152

Slogan Sekolah Terinspirasi Judul PWMU.CO

Sabtu 27 Februari 2021 | 06:11
193

Berita Terpopuler

  • Kenalkan Sekolah, SD Mugeb Adakan Happy Learning Class

    Kenalkan Sekolah, SD Mugeb Adakan Happy Learning Class

    1690 shares
    Share 676 Tweet 423
  • Muhadjir Effendy: Alumni Ponpes Muhammadiyah 100 Persen Islam dan Indonesia

    1057 shares
    Share 423 Tweet 264
  • Menanti Kejutan Tanwir Hizbul Wathan

    768 shares
    Share 307 Tweet 192
  • Setelah Toko Muhammadiyah, PCM Rungkut Bangun Masjid Al-Anwar

    343 shares
    Share 137 Tweet 86
  • Miras Dilegalkan, Mana Suara Wapres Kiai Ma’ruf Amin

    284 shares
    Share 114 Tweet 71
  • Punya 4.000 Masjid, Begini Perkembangan Islam di Thailand

    743 shares
    Share 297 Tweet 186
  • Muhammadiyah dan NU Tolak Keras Legalisasi Miras

    137 shares
    Share 55 Tweet 34
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    2927 shares
    Share 1171 Tweet 732
  • Kisah Haru Siswa Smamda Surabaya Dapat Golden Ticket Unair

    321 shares
    Share 128 Tweet 80
  • 150 Tokoh Muhammadiyah Jatim Divaksin Covid-19

    105 shares
    Share 42 Tweet 26
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In