• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Gajah Turki, Palestina, dan Jejak Khilafah China

Jumat 25 September 2020 | 13:03
in Kolom
0
244
SHARES
249
VIEWS
Dhimam Abror Djuraid: Gajah Turki, Palestina, dan Jejak Khilafah China.

Gajah Turki, Palestina, dan Jejak Khilafah China. Kolom ditulis Dhimam Abror Djuraid, wartawan senor tinggal di Surabaya.

PWMU.CO – Turki menjadi anggota pakta pertahanan NATO sejak 1950-an dan selalu menjadi kerikil dalam sepatu yang membuat jalan tidak nyaman, seperti duri dalam daging selalu bikin nyeri.

Turki dianggap bagian dari Eropa meskipun posisi geografisnya nanggung antara Asia dan Eropa. Posisinya di Mediterania menjadikan penyambung antara dua benua besar itu.

Ada sikap yang mendua di kalangan orang-orang Eropa. Untuk urusan pertahanan Turki dianggap bagian dari Eropa. Tapi untuk urusan ekonomi sampai sekarang Turki tidak dianggap bagian dari Eropa dan tidak boleh masuk ke organisasi Uni Eropa.

Gajah Turki dianggap terlalu berbahaya kalau berada di luar, tapi merepotkan kalau berada di dalam. Seperti yang dikatakan mantan Presiden Amerika Serikat Lyndon B. Johnson, lebih baik ada di dalam tenda lalu kencing keluar, daripada ada diluar tapi mengencingi tenda. Maka Turki dibiarkan ada di tenda dan kencing keluar.

Yang terjadi kemudian di dalam tenda saling mengencingi. Turki tidak rukun dengan sesama anggota, terutama Prancis yang punya sejarah dan ambisi masa depan di Afrika dan Timur Tengah.

Pasca-Ambruknya Uni Sovyet

Di masa Perang Dingin 1990-an konflik apapun di Timur Tengah, dan seluruh dunia, lebih sederhana pemetaannya yaitu tarik-menarik pengaruh antara Amerika Serikat vs Uni Soviet.

Pasca-ambruknya Uni Soviet 1990 sampai sekarang konflik geopolitik di Timur Tengah menjadi sangat ruwet karena terlalu banyak pemain yang terlibat.

Amerika yang sudah kecapekan masih tetap bergaya raja preman di Timur Tengah. Preman lama Rusia masih tetap punya pengaruh. Lalu muncul jawara-jawara baru seperti Turki, China, Iran, Arab Saudi. Peta politik menjadi benang kusut tak ketahuan mana ujung mana pangkal.

Di antara para jawara baru itu si Gajah Turki yang paling diwaspadai karena berani terang-terangan menentang premanisme Amerika dan Eropa meskipun formalnya mereka sama-sama berada dalam satu tenda.

Turki di bawah kepemimpinan Recep Tayep Erdogan jelas-jelas menunjukkan ambisi geopolitik untuk menantang dominasi Amerika sebagai adidaya tunggal dunia.

Baca Juga:  Agnez Mo Apa dalam Kebingungan Identitas Bangsa

Manuver-manuver si Gajah untuk merebut kembali kepemimpinan internasional dengan menghidupkan gagasan kelhilafahan Utsmaniah sangat merepotkan dan menakutkan.

Ibarat sesama bus dilarang saling mendahului. Gaya kepemimpinan Presiden Amerika Donald Trump dengan Erdogan adalah sebelas-dua belas, beti, beda tipis, kalau tidak mau disebut sama.

Kedua-duanya adalah pemimpin populis kanan, nasionalis-chauvinis. Bedanya, Trump membawa bendera khilafah kapitalisme global, Erdogan membawa bendera khilafah Islam.

Karena Trump rada malas berhadap-hadapan dengan Erdogan maka yang banyak muncul di garis depan adalah Emanuel Macron, Presiden Prancis. Tapi Macron adalah petinju kelas bantam dibanding Erdogan yang kelas super-heavyweight.

Erdogan berhasil merebut kembali Haga Sofia dan mengubahnya menjadi masjid. Langkah simbolis ini sangat penting dan strategis. Erdoga mengetes air, dan ternyata air tidak terlalu dalam. Karena itu dengan pede, Erdogan mengumumkan “The next stop is Masjid Al-Aqsa”, membebaskan Jerusalem dan memerdekakan Palestina.

Erdogan berhasil menghidupkan kembali romantisme sejarah kekhilafahan Islam. Para aktivis khilafah Islam–wabil khusus di Indonesia–menasbihkannya sebagai The New Alfatih, menyejajarkan Erdogan dengan Sultan Mehmed II yang dijuluki Alfatif, Sang Pembebas yang berhasil menggulingkan kekuasaan Kristen Konstantinopel dan mengokohkan kekuasaan khilafah Utsmaniah.

Jejak Khilafah di Indonesia: China atau Utsmanyah?

Euforia khilafah menjalar ke Indonesia. Jejak khilafah Utsmaniah disebut-sebut terasa sampai ke Nusantara seperti diungkap dalam dokumenter “Jejak Khilafah” yang kontroversial dan setengah dipaksakan.

Kalau toh ada jejak itu tidak terlalu kuat. Justru Khilafah China yang kehadirannya di Nusantara tidak terbantahkan. Ekspedisi Laksamana Muslim Cheng Ho ke Nusantara pada abad ke-15 terlihat jelas buktinya di Surabaya, Gresik, Tuban, sampai ke Palembang. Kelenteng dan Patung Sam Poo Kong di berbagai kota itu sebagai bukti hadirnya Khilafah China di Nusantara.

Pembebasan Palestina dari Mana?

Tapi aktivis Islam di Indonesia mengabaikan jejak Khilafah China dan memaksakan jejak Khilafah Utsmaniah, karena Turki diharapkan menjadi komandan baru pembebasan Palestina yang akan menandai era baru kebangkitan kembali Islam.

Palestina menjadi core of the core dari semua manuver geopolitik internasional.

Bulan ini Trump berhasil mencetak brace, dua gol dengan menjadi makelar perdamaian Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk berdamai dengan Israel.

Baca Juga:  Dor Pancasila! PKI Dibangkitkan?

Sebentar lagi Qatar akan menyusul. Dalam tempo singkat Trump berhasil membuat hattrick cetak tiga gol. Lumayan untuk mengatrol popularitas yang anjlok melawan Joe Biden di Pilpres Amerika 3 November nanti.

Genap 43 tahun yang lalu pada 17 September 1978 Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter menjadi makelar perdamaian Camp David antara Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin.

Tiga tahun berselang, 6 Oktober 1981 dalam parade militer di Kairo untuk memeringati kemenangan Israel dalam perang Yom Kippur, Khalid Islambouly, Atha Thayal, Abdul Hamid Abdus Salam, dan beberapa tentara Mesir yang ikut dalam parade, melemparkan granat ke podium kehormatan dan melepaskan rentetan senjata otomatis menewaskan Anwar Sadar dan tujuh jenderal Mesir. “Saya telah membunuh Firaun,” teriak Khalid Islambouly.

Kali ini strategi yang dipakai berbeda. Palestina akan dikepung dari berbagai arah, seperti strategi desa kepung kota. Palestina akan terperangkap tak berdaya dan dipaksa berdamai dengan Israel. Solusi yang ditawarkan adalah satu negara dua sistem, Israel berkuasa dan Palestina menjadi negara otonom.

Ini konsep yang diajukan Amerika dan didukung konco-konconya termasuk Arab Saudi. Tapi, Turki dan Iran pasti menolak. Rusia dan China akan mendukung Turki dan Iran untuk kepentingan politiknya sendiri.

Lebih dari 70 tahun sejak diproklamasikan menjadi negara boneka bentukan Inggris pada 1948, Israel menjadi episentrum persoalan geopolitik internasional yang tidak pernah selesai.

Yahudi Israel yang mengaku menjadi korban Holocaust Nazi pada Perang Dunia II sekarang melakukan kekejaman yang jauh lebih sadis terhadap bangsa Palestina.

Rezim apartheid Afrika Selatan yang bercokol sejak 1948 akhirnya tumbang pada 1994 berkat perjuangan Nelson Mandela. Penindasan orang kulit putih terhadap pribumi kulit hitam Afrika berakhir setelah 48 tahun.

Penindasan dengan skala yang jauh lebih masif dan laten dilakukan secara sistematis oleh Yahudi Israel terhadap bangsa Palestina selama 70 tahun dan didukung oleh bangsa-bangsa kulit putih Amerika dan Eropa.

Turki dan Iran yang paling istikamah membela Palestina. Lainnya hanya lukewarm, hangat-hangat kuku, sekadar abang-abang lambe, lips service untuk pencitraan internasional.

Posisi Indonesia tarhadap Palestina

Baca Juga:  Pigai, Say No to Racism

Turki dan Iran yang paling istikamah membela Palestina. Lainnya hanya lukewarm, hangat-hangat kuku, sekadar abang-abang lambe, lips service untuk pencitraan internasional.

Posisi Indonesia tarhadap Palestina

Pendukung Jokowi memuji pidato itu dan bahkan ada yang menyebut Jokowi layak menjadi Sekretaris Jenderal PBB.

Sebaliknya, haters Jokowi mengatakan Jokowi tidak paham apa yang dibaca di depan sidang PBB itu. Jangankan memahami kompleksitas masalah Palestina, menghadapi China di perairan Natuna saja Jokowi gak mudeng.

Seperti diungkap Ben Bland dalam “Joko Widodo, Man of Contradiction” (2020), latar belakang Jokowi yang hanya walikota dan pengusaha mebel membuat pemahamannya terhadap masalah internasional sangat minim.

Meski demikian, bangsa Palestina menggantungkan harapan yang besar kepada bangsa Indonesia untuk memerdekakan mereka. Harapan ini lebih didasarkan pertimbangan ekskatologis-ideologis daripada pertimbangan geopolitik riil.

Sampai sekarang lembaga-lembaga swadaya Indonesia paling aktif membantu masyarakat Palestina mulai dari membangun sekolah sampai rumah sakit.

Bangsa Palestina yakin bahwa Indonesia akan menjadi pembebas mereka, bukan negara lain.

Di Indonesia keyakinan ini semakin luas di kalangan aktivis Islam. Banyak bermunculan kajian-kajian akhir zaman oleh ustad-ustad eskatologis yang dipelopori oleh Ustad Rahmat Baequni dan kawan-kawan.

Mengutip hadis-hadis shahih, Muhammad SAW mengatakan kebangkitan Islam akan muncul dari bangsa Timur yang membawa bendera berwarna hitam.

Hal ini menjadi keyakinan aktivis khilafah di Indonesia bahwa pembebasan Palestina akan datang dari Indonesia. Maka bendera hitam pun berkibar di mana-mana dengan antusias.

Prof Azyumardi Azra dan Prof Peter Carey meragukan jejak Khilafah Utsmaniyah. Butuh debat ilmiah yang meliuk-liuk untuk mencari jejak itu. Ustad Salim A. Fillah “menemukan” jejak itu dalam novelnya “Sang Pangeran dan Janissary Terakhir” (2019).

Tidak butuh orang jenius untuk membuktikan jejak Khilafah China di Nusantara.

Kalau Sampean di Surabaya datanglah ke Kelenteng Mbah Ratu di Jalan Demak. Kalau Anda di Tuban lihatlah (reruntuhan) patung raksasa Dewa Kong Co. Kalau Panjenengan di Semarang mampirlah ke Kelenteng Sam Poo Kong di Bongsari.

Itulah jejak Khilafah China yang cetho welo-welo, tak terbantahkan. (*)

Gajah Turki, Palestina, dan Jejak Khilafah China; Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Dhimam Abror DjuraidKhalifah ChinaPalestinaPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Share98SendTweet61

Related Posts

Harun Yahya
Featured

Harun Yahya Divonis 1.075 Tahun karena Kesalahan Ini

Selasa 12 Januari 2021 | 17:03
232
Pigai, Say No to Racism
Kolom

Pigai, Say No to Racism

Sabtu 9 Januari 2021 | 16:54
31k
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Manusia-Manusia Telanjang

Sabtu 2 Januari 2021 | 12:42
498
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Skenario Kilometer 24

Senin 28 Desember 2020 | 15:43
706
Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.
Kolom

Resafel Salah Nama

Rabu 23 Desember 2020 | 05:32
5.2k
Wangsa Politik Joko Widodo
Kolom

Wangsa Politik Joko Widodo

Senin 14 Desember 2020 | 11:07
426
Next Post
Begini cara Pak AR

Begini Cara Pak AR Pindah Shalat Id ke Lapangan

KPK

KPK Tak seperti Dulu Lagi

Muawwiyah the real politician

Muawwiyah The Real Politician

Hukum akikah

Hukum Akikah dan Niat Sekaligus Kurban

Jokowi for Sekjen PBB, Why Not?

Jokowi for Sekjen PBB, Why Not?

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
261

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
788

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
222

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
392

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Menunggu Madam Bansos

Menunggu Madam Bansos Diungkap KPK

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:53
Relawan MDMC

Relawan MDMC Tembus Desa Terisolasi Serahkan Bantuan Gempa Mamuju

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:50
Salihi Saleh

Salihi Saleh, Bendahara PWM Sulbar Meninggal Menyusul Istrinya

Sabtu 23 Januari 2021 | 09:09
Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

Sabtu 23 Januari 2021 | 08:10
Pembubaran Komnas HAM

Pembubaran Komnas HAM

Jumat 22 Januari 2021 | 20:13
Anemia

Anemia pada Remaja Putri, Ini Risikonya

Jumat 22 Januari 2021 | 18:56
Lima Strategi Aman Bermedia Sosial

Lima Strategi Aman Bermedia Sosial

Jumat 22 Januari 2021 | 15:57
Bersyukur sebagai Alat Ukur Keimanan

Bersyukur sebagai Alat Ukur Keimanan

Jumat 22 Januari 2021 | 15:32
Teliti Peran Emosi dalam Interaksi Guru-Siswa Autis, Dosen UM Jember Raih Doktor

Teliti Peran Emosi dalam Interaksi Guru-Siswa Autis, Dosen UM Jember Raih Doktor

Jumat 22 Januari 2021 | 14:55
Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

Jumat 22 Januari 2021 | 13:14

Berita Populer Hari Ini

  • Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

    Resmikan Sekolah Riset Smamio Gresik, Ini Harapan Haedar Nashir

    6249 shares
    Share 2500 Tweet 1562
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    5549 shares
    Share 2220 Tweet 1387
  • Anggota DPR RI Resmikan PLTS Smamio

    5067 shares
    Share 2027 Tweet 1267
  • Ideologi Muhammadiyah Tergantung Ulama Tarjih

    8502 shares
    Share 3401 Tweet 2126
  • Smamio Campus Tour Virtual Libatkan Alumni di 30 PT Favorit

    4464 shares
    Share 1786 Tweet 1116
  • Ikhtiar Medis dan Teologis Bebas Covid

    3168 shares
    Share 1267 Tweet 792
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    3147 shares
    Share 1259 Tweet 787
  • Banjir Kalimantan akibat Eksploitasi Alam yang Sembrono

    5339 shares
    Share 2136 Tweet 1335
  • Milad Ke-6, Smamio Resmikan 3 Ikon Sekolah

    2452 shares
    Share 981 Tweet 613
  • Muhammadiyah – NU di Pusaran Glorifikasi FPI

    1621 shares
    Share 648 Tweet 405
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama