Jadi Pribadi di Atas Rata-Rata, kolom ditulis oleh Ichwan Arif guru SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik.
PWMU.CO – Discover Your Passion. Menemukan passion bukan pekerjaan mudah. Dalam prosesnya, membuat kita tidak bisa tidur. Karena kita harus merancang dan membuat strategi ke depan: setiap detik, menit, jam, bahkan berbulan-bulan untuk bisa menemukan hal ini.
Sob, untuk bisa menemukan passion, kita harus proaktif. Tidak bisa sambil bengong, berleha-leha, terus passion menemui kita. Dia datang tiba-tiba menemui kita. Ini omong kosong.
Bisa jadi, hal yang merupakan passion kita adalah hal yang belum pernah mencoba sebelumnya. Terkadang, kita merasa hidup itu membosankan. Padahal, kita yang masih enggan untuk mencoba hal baru. Passion itu harus dicari, nggak akan muncul sendiri. Dia bisa saja ‘ngumpet’. Sob, kita harus bisa memenangkan ‘permainan petak umpet’ ini. Kita harus bisa menemukannya.
Sob, passion bisa juga menggunakan jurus CLBK (cinta lama bersemi kembali). Menggeluti dan mengerjakan passion lama. Waktu kecil suka main bola. Sejak SD sampai SMA ikut bina bola, tapi sejak bekerja, dia sudah meninggalkan main bola.
Seiring perkembangan teknologi, dia bisa main bola di HP, PlayStation ataupun komputer. Konteksnya tetap sama: sepak bola. Hanya medianya saja yang beda. Jadi, kamu kembali jatuh cinta sama sepak bola.
Di Atas Rata-Rata
Sob, meraih titel sukses, bergantung pada kemauan untuk menemukan dan mengembangkan passion. Orang mampu berprestasi di atas rata-rata adalah mereka yang benar-benar memiliki gairah tinggi di bidangnya.
Dea Valencia, semisal. Cewek kelahiran Semarang 14 Februari 1994 ini sukses di usia muda dengan menemukan passion di dunia batik. Cintanya kepada batik menuntunnya mendirikan usaha batik tulis sebelum genap berusia 20 tahun.
Pengusaha muda pemilik Batik Kultur ini mengawali perjalanannya dengan berdagang batik lawas milik ibunya. Sejak kecil, Dea memang sudah ‘dikenalan’ dengan batik oleh orangtuanya.
Dia mengerti betul tentang proses pembuatan batik tulis, dari hulu ke hilir. Berawal dari satu orang penjahit di sudut rumahnya. Ketekunan inilah yang dia terus mengolah potensi diri, lebih baik dan lebih baik.
Dalami Passion melalui Inovasi
Untuk meningkatkan passion-nya, Dea kerap membaca buku yang berkaitan dengan Batik. Sejak itulah, dia mulai jatuh cinta pada batik sehingga muncul ide untuk berjualan baju dari batik lawasan (lama).
Batik Kultur bermula dari keinginan Dea memiliki baju cantik seperti yang dia mau. Meskipun tidak bisa beli baju yang sesuai hatinya, Dea berpikir mengunting-gunting batik lawas dan kemudian menjahit sesuai dengan model kreasinya.
Proses menemukan adalah ibarat perjalanan sukses. Dia tidak mau berhenti. Terus berinovasi. Terus menggali dan mendalami passion-nya. Misi dia adalah membuat kalangan remaja tidak menganggap batik itu ketinggalan zaman.
Monoton dan Cepat Bosan
Sob, orang yang suka mengeluh di kantor, siswa yang ‘tersiksa’ di kelas, mahasiswa yang tidak menikmati aktivitas kuliahnya, sering kali terjadi karena bekerja dan belajarnya tidak sesuai dengan passion-nya. Ada keterpaksaan dalam menjalani proses aktivitasnya.
Action tanpa passion hanya bisa menghasilkan aktivitas hampa. Rutinitasnya tanpa ada inovasi dan kreativitas. Jika ini terjadi, rasanya pekerjaan terasa monoton dan cepat bosan. Usahanya akan bisa bertahan dalam waktu pendek saja.
Dalam mengembangkan sayap kariernya, Dea pun terus melakukan terobosan. Fokus pada karier, marketing usaha, dia terus merawarnya. Dia bersemangat untuk membuktikan dan memberikan progres yang positif. Hatinya menetapkan media sosial Facebook, Twitter, maupun Instragram sebagai alat bantu pemasaran batiknya.
Karakter fokus inilah yang bisa menjadikan dia sukses. Dea tahu banget, rencana dan pekerjaan apa yang bisa memberikan rasa nyaman dan semangat. Dia tidak berhenti untuk berproses.
Orang yang terjebak dalam rutinitas, ini berarti telah menempatkan diri secara sadar di zona nyaman. Anggapannya, zona ini bisa melindungi diri. Padahal zona ini bisa menjadi bom waktu karier sendiri.
Sob, menjadikan diri di atas rata-rata, menjadi kalimat kunci dalam mengejar tangga sukses di kebanyakan orang. Sob, buruan, kalau tidak sekarang kapan lagi. Bersegeralah ! (*)
Discussion about this post