ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, Maret 29, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kongres Pemuda, Ironi dan Karier Politik

Rabu 28 Oktober 2020 | 11:05
5 min read
128
SHARES
401
VIEWS
ADVERTISEMENT
Kongres Pemuda 1928
Peserta Kongres Pemuda II di Asrama Kramat Raya 106 Jakarta.

PWMU.CO-Saat Kongres Pemuda II berlangsung di Jakarta, 28 Oktober 1928, di meja pimpinan sidang Mohammad Yamin menyodorkan kertas dan berbisik kepada Ketua Panitia Soegondo Djojopuspito.

”Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie,” kata Yamin dalam bahasa Belanda. Artinya, saya punya formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini. Begitu yang diceritakan Sugondo Djojopusito dalam tulisannya Ke Arah Kongres Pemuda II, Media Muda Tahun I No. 6 & 7.

Soegondo membaca kemudian setuju dan memberi paraf pada kertas itu. Formulasi resolusi Kongres Pemuda itu yang sekarang dipolitisasi dan terkenal menjadi Sumpah Pemuda. Isinya  

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Di situ ada ironinya. Resolusi ketiga berbunyi menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia tapi saat kongres para peserta ternyata berbicara bahasa Belanda. Bukan bahasa Melayu yang dalam kongres itu kemudian dinamakan bahasa Indonesia.

Peserta kongres adalah para pemuda yang bersekolah Belanda sehingga mahir berbahasa Belanda yang sehari-hari dipakai di sekolah dan pergaulan. Mereka baru pakai bahasa Jawa atau Melayu ketika berbicara dengan orang tak berpendidikan yang tak bisa berbahasa Belanda.

Setelah kongres pun bahasa pergaulan kaum terdidik ini masih pakai bahasa Belanda dalam pergaulan. Budayawan Umar Khayam yang juga dosen UGM pernah mengeluarkan guyonan bahwa di antara kaum feodal, Bahasa Belanda menjadi bahasa kromo inggil paling tinggi yang hanya dipahami golongan mereka.

Walaupun begitu setidaknya Kongres Pemuda ini telah menetapkan identitas baru sebagai bangsa Indonesia. Bukan lagi memakai nama Hindia Belanda, Nederland Indie, atau Oost Indies alias Hindia Timur.

Meskipun nama Indonesia itu sebenarnya juga ciptaan orang asing yang juga masih berbau kata India. Sebab artinya pulau India.

Notulen Juga Bahasa Belanda

Sejarawan Batara R. Hutagalung dalam tulisannya menjelaskan, notulen dan keputusan hasil Kongres Pemuda I dan II ditulis dalam bahasa Belanda karena saat itu menjadi bahasa pengantar. Juga belum ada kesepakatan pemakaian bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan.

Dia menceritakan, Kongres Pemuda II 1928 merupakan pematangan dari pembahasan satu nusa, satu bangsa, satu bahasa di Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April – 2 Mei 1926.

”Jadi yang dibacakan pada 28 Oktober 1928 adalah hasil belasan kali pertemuan besar tokoh-tokoh organisasi pemuda pribumi sejak tahun 1925 dan puluhan kali diskusi-diskusi yang intensif,” jelasnya merujuk buku sejarah 45 Tahun Sumpah Pemuda.

Putusan kongres yang dibacakan pada 28 Oktober 1928 sudah sangat rinci dibahas dalam Kongres Pemuda I. Namun masih ada kendala, antara lain, belum ada kesepakatan tentang nama bahasa persatuan untuk bangsa yang dibentuk.

Mohammad Yamin menginginkan agar Bahasa Melayu ditetapkan sebagai bahasa persatuan dengan nama Bahasa Melayu. Tapi Mohammad Tabrani Soerjowitjitro, Ketua Panitia Kongres I, mengusulkan nama Bahasa Indonesia. ”Karena belum tercapai kesepakatan, maka perumusannya ditunda sampai kongres kedua,” tuturnya.

Bung Karno Tak Hadir

Dalam Kongres Pemuda di Jakarta itu rasanya ada yang kosong. Yaitu tidak ada nama Sukarno alias Bung Karno menjadi peserta. Padahal Bung Karno sejak kuliah di Technische Hoogeschool Bandung sudah menjadi aktivis.

Pada tahun itu usia Bung Karno dengan pemuda lainnya juga sebaya. Memang dia lebih tua terpaut satu-dua tahun di antara aktivis pemuda. Mohammad Yamin dan Soegondo waktu itu umurnya 25 tahun. Sunario umurnya 26 tahun, Amir Syarifuddin 21 tahun.

Kalau Mohammad Hatta alias Bung Hatta tidak hadir karena masih berada di Belanda antara tahun 1921 hingga 1932. Hatta kuliah di Handel Hoogeschool. Setelah lulus masih bekerja dan aktif menjadi ketua Perhimpunan Indonesia.  

Bung Karno kuliah di Bandung tahun 1922-1926. Setelah tamat kuliah masih menetap di kota itu lalu membentuk Perserikatan Nasional Indonesia tahun 1927 sebagai cikal bakal Partai Nasional Indonesia (PNI).

Boleh jadi Bung Karno lebih mengutamakan urusan PNI daripada menghadiri Kongres Pemuda. Kemungkinan pula Bung Karno sudah mengutus peserta dari anggota Algemeense Studie Club pimpinannya untuk hadir di acara itu.

Kegiatannya di politik menjadikan Sukarno ditangkap Belanda pada 24 Desember 1929 saat berada di Yogyakarta. Lantas dia diadili di Bandung tahun 1930 yang melahirkan pledoi Indonesia Menggugat. Masuk penjara Sukamiskin 9 Desember 1930 hingga 31 Desember 1931.

Terjun ke Politik

Setelah Kongres Pemuda, sebagian besar aktivisnya memilih terjun ke dunia politik untuk mewujudkan cita-cita membentuk tanah air dan bangsa Indonesia.

Ketua Panitia Soegondo Djojopuspito setelah lulus kuliah tahun 1930 menjadi guru Taman Siswa di Bandung dan aktif di PNI. Tahun 1934 ditangkap Belanda karena aktivitas politiknya. Karena tak terbukti makar dia dilepas lalu pindah ke Bogor.

Kemudian pindah Semarang dan Surabaya menjadi wartawan De Indische Courant Soerabaia. Setelah itu pindah ke Bandung menjadi guru lagi. Pindah lagi ke Jakarta bekerja sebagai wartawan De Bataviaasch Nieuwsblad. Tahun 1941 menjadi Direktur Kantor Berita Antara.

Zaman kemerdekaan masuk anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Lalu dangkat menjadi Menteri Pembangunan Masyarakat di masa RIS. Tahun 1950 dia pensiun di dunia politik memilih hidup tenang sebagai guru Taman Siswa di Yogyakarta hingga wafat tahun 1978.

Yamin juga aktif di politik masuk di Partai Indonesia (Partindo) tahun 1932 lalu Gerakan Indonesia (Gerindo). Menjadi anggota Volksraad  tahun1938-1942. Lalu menjadi anggota BPUPKI. Zaman kemerdekaan menjadi anggota DPR lalu Menteri Kehakiman, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Sosial, dan Menteri Penerangan. Meninggal tahun 1962.

Sunario aktif di PNI. Lalu menjadi anggota KNIP. Kemudian diangkat sebagai Menteri Luar Negeri. Pensiun dunia politik menjadi Rektor Universitas Diponegoro Semarang dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Amir Sjarifuddin juga aktif di politik bersama tokoh komunis Muso. Aktif di PKI dan Partai Sosialis Indonesia (Pesindo). Bekerja sama intelijen dengan pemerintah kolonial Belanda untuk menghadapi Jepang. Zaman kemerdekaan menjadi menteri dan Perdana Menteri.

Terlibat dalam pemberontakan PKI Madiun tahun 1948. Kemudian dieksekusi mati setelah tertangkap 19 Desember 1948. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Bung KarnoMohammad YaminpolitikSoegondoSumpah Pemuda
SendShare51Tweet32Share

Related Posts

Peringati Sumpah Pemuda, SD Muri Adakan Aneka Lomba

Rabu 2 November 2022 | 18:00
188

Siswa SD Muri mengikuti lomba Membaca Teks Sumpah Pemuda, Jumat (28/10/22) (Istimewa/PWMU.CO) Peringati Sumpah Pemuda,...

Peringati Sumpah Pemuda melalui Gerakan Pungut Sampah

Sabtu 29 Oktober 2022 | 17:28
73

Peringati sumpah pemuda, siswa SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta melakukan Gerakan Pungut Sampah di...

Bulan Bahasa, Sekolah Kreatif Ini Mengajak Siswa Lebih Dekat dengan Rasulullah

Sabtu 29 Oktober 2022 | 07:43
480

Hilmi Farras Nandana siswa kelas IV mengikuti Lomba Berkisah, Jumat (28/10/22). (Riska Oktaviana/PWMU.CO) Bulan Bahasa, Sekolah...

Siswa SD Mugeb Belajar Bahasa Isyarat bersama Tamu Spesial

Sabtu 29 Oktober 2022 | 07:22
152

Aisyah Grisseeta Azzahra bercerita Malin Kundang dengan bahasa isyarat di depan siswa SD Mugeb saat...

Super Smart Competition Bikin Tegang Perayaan Sumpah Pemuda di SDMM

Sabtu 29 Oktober 2022 | 07:16
276

Suasana Super Smart Competition (SSC) di Aula SDMM Gresik, 26 Oktober 2022 (Nur Asiyah/PWMU.CO) Super Smart...

Perihal Pemuda-Pemuda Cerdas

Jumat 28 Oktober 2022 | 15:24
447

M. Anwar Djaelani: Perihal Pemuda-Pemuda Cerdas(Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Perihal Pemuda-Pemuda Cerdas; Oleh M. Anwar...

Bangsa Imajinasi 

Jumat 28 Oktober 2022 | 06:57
149

Daniel Mohammad Rosyid Bangsa Imajinasi oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS dan Pendiri Rosyid College...

Sambut Sumpah Pemuda, SD Muhlas Gelar Pasar Kaget

Sabtu 22 Oktober 2022 | 17:09
707

Suasana Pasar kaget halaman lantai tiga SD Muhlas (Muriyono/PWMU.CO) Sambut Sumpah Pemuda, SD Muhlas Gelar...

Kita Butuh Orang Muhammadiyah yang Terjun di Politik

Rabu 12 Oktober 2022 | 19:52
292

Prof Zainuddin Maliki saat menyampaikan materi di Pengajian Ahad Pagi. Kita Butuh Orang Muhammadiyah yang...

Jas Merah Bung Karno

Minggu 31 Oktober 2021 | 23:00
7.2k

Daniel Mohammad Rosyid Jas Merah Bung Karno oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS dan...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    31541 shares
    Share 12616 Tweet 7885
  • Tajdied Center Jatim Uji Hafalan Siswa Spemdalas

    2234 shares
    Share 894 Tweet 559
  • Angkat Jihad Ekonomi, PWM Jatim dapat Apresiasi Tinggi PP Muhammadiyah

    1689 shares
    Share 676 Tweet 422
  • Kalimah Spemdalas Ajak Siswa Miliki Akhlak Al-Quran

    2841 shares
    Share 1136 Tweet 710
  • Rangkai 1000 Stik Es Krim, Siswa Spemdalas Bikin Menara Eiffel 

    3468 shares
    Share 1387 Tweet 867
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    13117 shares
    Share 5247 Tweet 3279
  • Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    1849 shares
    Share 740 Tweet 462
  • Tampil Apik di Musyab, Tim Musikalisasi Puisi Spemdalas Dinilai 99

    1018 shares
    Share 407 Tweet 255
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    1241 shares
    Share 496 Tweet 310
  • Siswa Spemdalas Ujian Praktik Mengafani Jenazah

    2353 shares
    Share 941 Tweet 588

Berita Terkini

  • PWA Jatim Larang Rangkap JabatanRabu 29 Maret 2023 | 06:42
  • Ramadhan, Korp Mubaligh Muda Muhammadiyah Smamio Giat BerdakwahRabu 29 Maret 2023 | 06:25
  • Ramadhan Ceria SD Mumtaz Dibuka, Begini KegiatannyaRabu 29 Maret 2023 | 06:09
  • Spemdalas Berbagi Takjil selama RamadhanRabu 29 Maret 2023 | 05:30
  • SD Mupat Kota Malang Meraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata NasionalRabu 29 Maret 2023 | 05:07
  • Berdayakan PKL, 2000 porsi menu berbuka Kajian Ramadhan PWM Jatim; Liputan Siti Agustini, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    Berdayakan PKL, 2000 Porsi Menu Berbuka Kajian Ramadhan PWM JatimRabu 29 Maret 2023 | 03:28
  • 9 Prinsip Mendidik Anak sesuai Pola Asuh IslamiSelasa 28 Maret 2023 | 21:42
  • Lazismu RSU Aisyiyah Salurkan Dana untuk Peduli Dai Majelis Tabligh PDM PonorogoSelasa 28 Maret 2023 | 20:52
  • English Show Night MIM 7 Kenep Tampil MemukauSelasa 28 Maret 2023 | 18:23
  • Uprak IPA SDMM Dorong Siswa Jadi Peneliti CilikSelasa 28 Maret 2023 | 18:15

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!