• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
Advertisement
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Anies dan Buku yang Berbicara

Selasa 24 November 2020 | 13:23
in Kolom
0
1.7k
SHARES
1.7k
VIEWS
Anies Baswedan dan buku How Democracies Die (sumber foto Twitter @aniesbaswedan)

Anies dan Buku yang Berbicara, kolom ditulis oleh Ady Amar, pecinta buku; pengamat masalah-masalah sosial.

PWMU.CO – Ahad (22/11/2020) pagi itu, Anies Baswedan mengunggah foto diri di media sosialnya, Facebook dan Twitter, dalam suasana menikmati hari libur. Di tangannya sebuah buku sedang dibacanya. Mimiknya tampak serius dalam membacanya.

Sapanya, “Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi.” Tidak ada perkataan lainnya. Hal biasa saling sapa antarkomunitas.

Anies duduk di kursi dengan baju putih lengan pendek dan memakai sarung, tampak santai. Dengan latar belakang rak buku yang berjejer rapi, meja panjang di atasnya tertata rapi foto-foto, dan kaligrafi yang menempel di dinding bercat putih.

Menjadi menarik, itu buku yang dibacanya dengan judul mencolok, How Democracies Die (Bagaimana Demokrasi Mati). Buku karya Prof Steven Levitsky dan Prof Daniel Ziblatt.

Menggelitik banyak pihak, bahwa yang dipilih untuk dibaca pagi itu oleh Anies adalah buku yang berbicara tentang munculnya pemimpin di dunia, yang lahir dari proses demokrasi (pilpres), tetapi lalu dalam perjalanan kepemimpinan dan kekuasaannya berubah menjadi otoriter.

Di Twitter, unggahan Anies itu sempat menjadi trending topic, berjudul “How Democracies Die”.
Buku yang disodorkan Anies itu, bukan buku benar-benar baru. Buku yang terbit awal 2018. Bisa jadi Anies baru sempat membacanya. Membaca buku tertentu menjadi nikmat jika topik buku yang dibaca sedang dibutuhkan.

Yang diunggah Anies itu sebenarnya hal biasa. Bisa jadi, secara kebetulan, ia tengah asyik dengan buku itu, dan lalu mengabarkan pada khalayak lebih luas, bahwa ada buku baik karya Profesor Harvard. Dan jika lalu muncul apresiasi dan atau komentar tidak mengenakkan atas apa yang diunggahnya, itu hal lazim.

Tidak tahu persis mengapa Anies mengunggah foto buku dimaksud. Maka tafsir bisa macam-macam dikembangkan, simbol-simbol pun menyertainya. Bahkan spekulasi pun bermunculan, dan lalu komentar yang suka dan tidak suka akan bertaburan.

Sejarawan JJ Rizal, salah satu yang mengapresiasi “lagak” Anies pada materi buku yang dibacanya, dan berharap para pejabat lain mencontohnya. Tapi yang antipati, dan ini memang pribadi yang memilih selalu apa yang dilakukan Anies selaku Gubernur DKI Jaya itu, tidak ada baiknya.

Ferdinand Hutahaean di akun Twitter-nya mengomentari unggahan Anies itu, “Bacaanmu bagus Pak Gub. Demokrasi mati salah satunya karena politik identitas, jualan Tuhan, surga, ayat, dan mayat,” katanya, seperti dikutip Pikiran Rakyat-Bekasi.com.

Pastinya Ferdinand, mantan politisi Partai Demokrat ini, tidak membaca buku yang diunggah Anies itu, lalu hanya menyimpulkan apa yang ada di benaknya.

Ada lagi Yunarto Wijaya, konsultan politik, “Pakgub lagi belajar cara membuat demokrasi mati? Mending urusin pengerukan sungai pak, mulai hujan mulu…,” cuitnya.

Yunarto Wijaya salah fokus, sehingga komentarnya tidak jeli. Anies kan juga butuh refreshing di hari liburnya, dan itu dengan membaca buku. Ada yang salah?

Baca Juga:  Kisah Dendys Sigaras dan Istri, Dialog Permenungan

Buku yang Berbicara

Seorang kawan sudah mengirimkan e-book How Democracies Die setahunan lalu pada grup diskusi WhatsApp. Buku setebal 341 halaman itu karya dua profesor yang menulisnya lebih dari 20 tahun.

Buku itu menarik karena membincang kematian demokrasi, disebabkan munculnya pemimpin otoriter. Dengan ciri menoleransi dan bahkan mengerahkan kekuasaan, menolak aturan demokrasi, membatasi media, kebebasan sipil, dan menolak munculnya kelompok kritis.

Buku itu juga menyinggung pemilu di Amerika Serikat pada 2016, dan mengulas dua tahun setelah Trump terpilih. Tidak itu saja, penulis mengingatkan ancaman kematian demokrasi, dengan mengambil kasus pada sejumlah negara.

Jika Anies membaca buku itu, dan lalu mengunggahnya tampak demonstratif, maka jika ada yang tersengat itu sah-sah saja. Merasa bahwa demokrasi sedang tidak dijalankan sebagaimana yang seharusnya.

Dan jika buku yang diunggahnya itu lalu berbicara, mewakili kondisi sebenarnya, dan lalu direspons dengan gempita, rasa ikut merasakan shahih-nya isi buku sesuai kondisi politik yang ada.

Ada ungkapan menarik dari Steven Levitsky, yang menjelaskan isi buku:

“Institusi menjadi senjata politik, digunakan secara paksa oleh mereka yang berkuasa melawan kelompok yang tidak berkuasa. Begitulah cara otokrat tampil meruntuhkan demokrasi, memenuhi dan ‘mempersenjatai’ peradilan dan badan negara netral lainnya, membeli media dan sektor swasta (atau menekan mereka untuk diam), dan menulis ulang aturan main politik agar membuat arena pertandingan jadi tak adil bagi lawan.”

Itulah cara kerja pemimpin yang lahir dari proses demokrasi (pilpres)–bukan pemimpin yang dihadirkan oleh proses kudeta–tapi setelah terpilih lalu pelan-pelan demokrasi dihantar pada apa yang dikehendaki. Pelan-pelan menjadi otoriter, bersamaan dengan itu seluruh perangkat negara dikendalikan dengan aturan semu: membunuh demokrasi pelan-pelan.

Buku yang baik ini menjadi makin menarik dan berbicara, karena seorang Anies yang mengunggahnya. Jika saja bukan Anies yang mengunggah buku itu, maka belum tentu tercipta “kegaduhan” tersendiri.

Bisa jadi Anies memang sedang mengirim simbol, dan itu sah-sah saja. Wallahu a’lam. (*)

Baca Juga:  Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif
Tags: Ady AmarAnies BaswedanHow Democracies Die
Share670SendTweet419

Related Posts

Saweran emak-emak
Kolom

Saweran pun Diundat: Sandiaga dan Serangan Emak-Emak Militan

Minggu 27 Desember 2020 | 14:06
520
Sandiaga Uno, Menuju Nasional Monolitik Sistem
Kolom

Sandiaga Uno, Menuju Nasional Monolitik Sistem

Rabu 23 Desember 2020 | 09:19
650
Yusril dan Pilihan di Seberang Sana
Kolom

Yusril dan Pilihan di Seberang Sana

Selasa 22 Desember 2020 | 08:47
976
Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif
Kolom

Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif

Minggu 20 Desember 2020 | 06:42
1000
Aksi 1812 dan Pekikan Takbir dari Penjara
Kabar

Aksi 1812 dan Pekikan Takbir dari Penjara

Jumat 18 Desember 2020 | 08:26
6k
Mimpi Bertemu Rasulullah dan Polarisasi Politik Dua Kubu
Kolom

Mimpi Bertemu Rasulullah dan Polarisasi Politik Dua Kubu

Kamis 17 Desember 2020 | 10:17
467
Next Post
Wisuda UMSurabaya

Wisuda UMSurabaya Ada Adik Jenderal Try Sutrisno

Gambar

Gambar Habib Rizieq dan Harun Masiku

MUI Munas

MUI Jangan Segan Koreksi Pemerintah

Guru dan Penerus Risalah Kenabian, opini M. Shofi, guru Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah 3 (Muga) Sumberrejo, Bojonegoro.

Guru Penerus Risalah Kenabian

Korporasi Nggragas Para Taipan, kolom ditulis oleh Dhimam Abror Djuraid, wartawan senior, tinggal di Surabaya.

Baliho atau Ballighu

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa
Ngaji Hadits

Musibah, Cara Allah Menghapus Dosa

Jumat 22 Januari 2021 | 09:06
341

Potret udara soal kerusakan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang diguncang gempa (Foto dok CT Arsa sumber detik.com) Musibah, Cara Allah...

Read more
Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
827

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
252

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
412

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more

Berita Terkini

Peduli bencana, SDMM himpun donasi Rp 21.500.006 untuk korban bencana alam di Sulawesi Barat dan Kalimantan Selatan.

Peduli Bencana, SDMM Himpun Donasi Rp 21 Juta

Senin 25 Januari 2021 | 21:30
Lelang sepeda menjadi bagian kepedulian Unismuh Makassar dalam menggalang dana kemanusiaan untuk gempa di Sulawesi Barat.

Lelang Sepeda, Unismuh Peduli Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 17:56
Relawan MDMC - Lazismu

Relawan MDMC – Lazismu Bangun Jembatan Darurat Atasi Banjir Kalsel

Senin 25 Januari 2021 | 17:47
PCIM Australia Galang Dana Bencana

PCIM Australia Galang Dana Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 15:47
Lulusan Smamsatu Gresik Berijazah D-1 Prodistik ITS

Inovasi Smamsatu: PBM Cukup 3 Hari, Lainnya Soft Skill

Senin 25 Januari 2021 | 14:25
Rendang Lazismu

Rendang Lazismu Jadi Makanan Praktis bagi Pengungsi Bencana

Senin 25 Januari 2021 | 11:28
Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

Senin 25 Januari 2021 | 11:04
Politik Islam

Politik Islam seperti Gema Teriakan Takbir

Senin 25 Januari 2021 | 10:13
Unismuh siapkan 200 relawan psikososial ke Sulbar. Pengiriman relawan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap gempa bumi yang terjadi.

Unismuh Siapkan 200 Relawan Psikososial ke Sulbar

Senin 25 Januari 2021 | 06:22
Manfaat Membaca dan Menulis bagi Ibu

Manfaat Membaca dan Menulis bagi Ibu

Senin 25 Januari 2021 | 06:14

Berita Populer Hari Ini

  • Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan

    15218 shares
    Share 6087 Tweet 3805
  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    483441 shares
    Share 193376 Tweet 120860
  • Taubat Politik Jusuf Kalla

    7979 shares
    Share 3192 Tweet 1995
  • Masjid At-Taubah Surabaya Peduli Bencana

    31947 shares
    Share 12779 Tweet 7987
  • 3 Rumus Diet Alami Turunkan Berat Badan, Efektif 100 Persen Berhasil

    4116 shares
    Share 1646 Tweet 1029
  • Manga Budaya Ramaikan Milad Ke-6 Smamio

    3722 shares
    Share 1489 Tweet 931
  • Madam Bansos, Anak Pak Lurah, dan Monyet Koruptor

    2452 shares
    Share 981 Tweet 613
  • Menjawab Teka-teki dan Pro-Kontra Vaksin Covid-19

    788 shares
    Share 315 Tweet 197
  • Tekad Smamio Menjadi Sekolah Kreatif tanpa Batas

    4510 shares
    Share 1804 Tweet 1128
  • TVMu Jatim Stasiun Mugeb Gresik Diresmikan

    6088 shares
    Share 2435 Tweet 1522
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama