SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Jumat, Mei 23, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Anies dan Buku yang Berbicara

Selasa 24 November 2020 | 13:23
in Kolom
2k 103
0
662
SHARES
2.1k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Anies Baswedan dan buku How Democracies Die (sumber foto Twitter @aniesbaswedan)

Anies dan Buku yang Berbicara, kolom ditulis oleh Ady Amar, pecinta buku; pengamat masalah-masalah sosial.

PWMU.CO – Ahad (22/11/2020) pagi itu, Anies Baswedan mengunggah foto diri di media sosialnya, Facebook dan Twitter, dalam suasana menikmati hari libur. Di tangannya sebuah buku sedang dibacanya. Mimiknya tampak serius dalam membacanya.

Sapanya, “Selamat pagi semua. Selamat menikmati Minggu pagi.” Tidak ada perkataan lainnya. Hal biasa saling sapa antarkomunitas.

Anies duduk di kursi dengan baju putih lengan pendek dan memakai sarung, tampak santai. Dengan latar belakang rak buku yang berjejer rapi, meja panjang di atasnya tertata rapi foto-foto, dan kaligrafi yang menempel di dinding bercat putih.

Menjadi menarik, itu buku yang dibacanya dengan judul mencolok, How Democracies Die (Bagaimana Demokrasi Mati). Buku karya Prof Steven Levitsky dan Prof Daniel Ziblatt.

Menggelitik banyak pihak, bahwa yang dipilih untuk dibaca pagi itu oleh Anies adalah buku yang berbicara tentang munculnya pemimpin di dunia, yang lahir dari proses demokrasi (pilpres), tetapi lalu dalam perjalanan kepemimpinan dan kekuasaannya berubah menjadi otoriter.

Di Twitter, unggahan Anies itu sempat menjadi trending topic, berjudul “How Democracies Die”.
Buku yang disodorkan Anies itu, bukan buku benar-benar baru. Buku yang terbit awal 2018. Bisa jadi Anies baru sempat membacanya. Membaca buku tertentu menjadi nikmat jika topik buku yang dibaca sedang dibutuhkan.

Yang diunggah Anies itu sebenarnya hal biasa. Bisa jadi, secara kebetulan, ia tengah asyik dengan buku itu, dan lalu mengabarkan pada khalayak lebih luas, bahwa ada buku baik karya Profesor Harvard. Dan jika lalu muncul apresiasi dan atau komentar tidak mengenakkan atas apa yang diunggahnya, itu hal lazim.

Tidak tahu persis mengapa Anies mengunggah foto buku dimaksud. Maka tafsir bisa macam-macam dikembangkan, simbol-simbol pun menyertainya. Bahkan spekulasi pun bermunculan, dan lalu komentar yang suka dan tidak suka akan bertaburan.

Sejarawan JJ Rizal, salah satu yang mengapresiasi “lagak” Anies pada materi buku yang dibacanya, dan berharap para pejabat lain mencontohnya. Tapi yang antipati, dan ini memang pribadi yang memilih selalu apa yang dilakukan Anies selaku Gubernur DKI Jaya itu, tidak ada baiknya.

Ferdinand Hutahaean di akun Twitter-nya mengomentari unggahan Anies itu, “Bacaanmu bagus Pak Gub. Demokrasi mati salah satunya karena politik identitas, jualan Tuhan, surga, ayat, dan mayat,” katanya, seperti dikutip Pikiran Rakyat-Bekasi.com.

Pastinya Ferdinand, mantan politisi Partai Demokrat ini, tidak membaca buku yang diunggah Anies itu, lalu hanya menyimpulkan apa yang ada di benaknya.

Ada lagi Yunarto Wijaya, konsultan politik, “Pakgub lagi belajar cara membuat demokrasi mati? Mending urusin pengerukan sungai pak, mulai hujan mulu…,” cuitnya.

Yunarto Wijaya salah fokus, sehingga komentarnya tidak jeli. Anies kan juga butuh refreshing di hari liburnya, dan itu dengan membaca buku. Ada yang salah?

Buku yang Berbicara

Seorang kawan sudah mengirimkan e-book How Democracies Die setahunan lalu pada grup diskusi WhatsApp. Buku setebal 341 halaman itu karya dua profesor yang menulisnya lebih dari 20 tahun.

Buku itu menarik karena membincang kematian demokrasi, disebabkan munculnya pemimpin otoriter. Dengan ciri menoleransi dan bahkan mengerahkan kekuasaan, menolak aturan demokrasi, membatasi media, kebebasan sipil, dan menolak munculnya kelompok kritis.

Buku itu juga menyinggung pemilu di Amerika Serikat pada 2016, dan mengulas dua tahun setelah Trump terpilih. Tidak itu saja, penulis mengingatkan ancaman kematian demokrasi, dengan mengambil kasus pada sejumlah negara.

Jika Anies membaca buku itu, dan lalu mengunggahnya tampak demonstratif, maka jika ada yang tersengat itu sah-sah saja. Merasa bahwa demokrasi sedang tidak dijalankan sebagaimana yang seharusnya.

Dan jika buku yang diunggahnya itu lalu berbicara, mewakili kondisi sebenarnya, dan lalu direspons dengan gempita, rasa ikut merasakan shahih-nya isi buku sesuai kondisi politik yang ada.

Ada ungkapan menarik dari Steven Levitsky, yang menjelaskan isi buku:

“Institusi menjadi senjata politik, digunakan secara paksa oleh mereka yang berkuasa melawan kelompok yang tidak berkuasa. Begitulah cara otokrat tampil meruntuhkan demokrasi, memenuhi dan ‘mempersenjatai’ peradilan dan badan negara netral lainnya, membeli media dan sektor swasta (atau menekan mereka untuk diam), dan menulis ulang aturan main politik agar membuat arena pertandingan jadi tak adil bagi lawan.”

Itulah cara kerja pemimpin yang lahir dari proses demokrasi (pilpres)–bukan pemimpin yang dihadirkan oleh proses kudeta–tapi setelah terpilih lalu pelan-pelan demokrasi dihantar pada apa yang dikehendaki. Pelan-pelan menjadi otoriter, bersamaan dengan itu seluruh perangkat negara dikendalikan dengan aturan semu: membunuh demokrasi pelan-pelan.

Buku yang baik ini menjadi makin menarik dan berbicara, karena seorang Anies yang mengunggahnya. Jika saja bukan Anies yang mengunggah buku itu, maka belum tentu tercipta “kegaduhan” tersendiri.

Bisa jadi Anies memang sedang mengirim simbol, dan itu sah-sah saja. Wallahu a’lam. (*)

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT
Tags: Ady AmarAnies BaswedanHow Democracies Die
SendShare265Tweet166Share
Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim
ADVERTISEMENT

Related Posts

Capres Prabowo
Headline

Capres Prabowo Dominasi Semua Provinsi, kecuali Aceh dan DKI Dikuasai Anies

Kamis 15 Februari 2024 | 21:07
289
Tim Hukum Amin
Kabar

Tim Hukum Amin Soroti Pelanggaran Pilpres

Rabu 14 Februari 2024 | 21:00
157
Kita Disentil Allah agar Tak Lupa Diri, Refleksi Idul Fitri, ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO, alumnus Pendidikan Biologi FPMIPA IiKP Surabaya.
Kabar

Isra Mikraj dan Pemilu: Pilih Pemimpin yang Mau Kembali ke Bumi

Rabu 7 Februari 2024 | 13:42
354
Headline

Anies Baswedan: Segala Angkara Murka Akan Kalah oleh Kebaikan

Senin 5 Februari 2024 | 00:27
15k
Anggap Probowo Belum Jawab Pertanyaannya, Anies Jelaskan soal Pemberdayaan Perempuan
Kabar

Anggap Probowo Belum Jawab Pertanyaannya, Anies Jelaskan soal Pemberdayaan Perempuan

Minggu 4 Februari 2024 | 23:53
89
Kabar

Anies Baswedan Kutip Kata-Kata Bijak dari Tiga Bahasa Daerah

Minggu 4 Februari 2024 | 21:59
388

Terpopuler Hari Ini

  • Gen Z Didorong Terjun ke Pertanian Lewat Kultur Jaringan, Begini Strateginya

    Gen Z Didorong Terjun ke Pertanian Lewat Kultur Jaringan, Begini Strateginya

    228 shares
    Share 91 Tweet 57
  • Ber-Islam dengan Fleksibel

    632 shares
    Share 253 Tweet 158
  • Ujian Praktik IPAS: Siswa SD Muhammadiyah 2 Babat Kenalkan Keberagaman Nusantara Lewat Kreasi Buket

    471 shares
    Share 188 Tweet 118
  • Modern Awards 2025, Apresiasi Guru dan Siswa Berprestasi MadtsaMutu Pondok Modern Paciran

    99 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Setelah 13 Tahun Menanti, Guru SDMM Ini Akhirnya Berangkat Haji

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Pamerkan Layanan Unggulan, RSMAD Jadi Magnet Pengunjung di Surabaya Hospital Expo ke-19

    49 shares
    Share 20 Tweet 12
  • SD Mupat Eratkan Anak dalam Kegiatan Sabtu Bersama Ayah

    70 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Tawa dan Cerita di Balik Lensa: Siswa Spemutu Gresik Ciptakan Kenang-Kenangan Tak Terlupakan

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Ujian Praktik Kolaborasi 4 Mapel Sukses Buat Wali Siswa Terharu

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Sejarah Resmi untuk Masa Depan Bangsa

    35 shares
    Share 14 Tweet 9

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358735 shares
    Share 143494 Tweet 89684
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232985 shares
    Share 93194 Tweet 58246
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231091 shares
    Share 92436 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171527 shares
    Share 68611 Tweet 42882
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122379 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122278 shares
    Share 48911 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim