• Redaksi
  • Iklan
  • JarMed
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Hari Bela Negara, Begini Sejarahnya

Sabtu 19 Desember 2020 | 23:03
in Kolom
0
66
SHARES
67
VIEWS
Hari Bela Negara
Jenderal Sudirman kembali ke Yogya usai gerilya.

Hari Bela Negara, Begini Sejarahnya oleh Batara S. Hutagalung, sejarawan.

PWMU.CO-Hari ini 19 Desember dinamakan sebagai Hari Bela Negara. Banyak rakyat Indonesia yang tidak mengetahui, apa yang dinamakan Hari Bela Negara. Bahkan ada kenalan saya, mantan  Menteri Pendidikan mengakui terus terang, tidak mengetahui ada hari demikian. Ternyata juga banyak awak media yang tidak mengetahuinya.

Mungkin para pejabat negara yang setiap tahun menyampaikan pidato di Hari Bela Negara juga tidak mengetahui mengenai peristiwa yang terjadi pada 19 Desember 1948. Hari yang punya arti penting fase setelah tanggal tersebut untuk hidup atau matinya negara dan bangsa Indonesia.

Peristiwa agresi militer Belanda II dimulai tanggal 19 Desember 1948 terhadap Republik Indonesia yang waktu itu hanya terdiri dari Jawa dan Sumatera. Seluruh wilayah Indonesia Timur dari mulai Kalimantan, Bali dan seterusnya telah dikuasai oleh Belanda berkat bantuan dua divisi tentara Australia di bawah komando Letjen Leslie ’Ming the Merciless’ Morshead.

Pada waktu itu, Belanda mengerahkan pasukan terbesar setelah berakhirnya Perang Dunia II tahun 1945. Belanda mendatangkan pasukan dari Belanda dengan kekuatan 150.000 tentara, ditambah 65.000 pasukan KNIL (Koninklijk Nerdelands-Indische Leger) yang terdiri dari pribumi dan orang-orang Indo (campuran Eropa/Belanda dengan pribumi). Juga ditambah 50.000 orang pasukan Po An Tui, yaitu bangsa Cina yang tinggal di Republik Indonesia.

Baca Juga:  Kisah Jenderal Soedirman Menyamar Jadi Tawanan

Tentara Belanda dilengkapi dengan persenjataan paling modern, bantuan dari Inggris, Australia dan Amerika Serikat. Di pihak Republik Indonesia, kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Sumatera dan Jawa hanya sekitar 100.000, dengan persenjataan yang direbut dari tentara Jepang bulan September-Oktober 1945.

Sejarah menunjukkan, bahwa dengan kekuatan hampir tiga kali lipat dan dengan persenjataan paling modern, Belanda tidak berhasil menghancurkan Republik Indonesia. Ini berkat strategi dan taktik Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Perintah Kilat Siasat No. 1

Dengan strategi dan taktik yang jitu yang dituangkan dalam Perintah Siasat 1 yang dikeluarkan oleh Panglima Besar Jenderal Sudirman tanggal 1 Juni 1948, TNI bersama rakyat Indonesia berhasil mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 Di atas kertas, melihat peta kekuatan Belanda dan Indonesia, Belanda seharusnya dengan mudah mengalahkan TNI. Seandainya pada waktu itu TNI tidak sanggup melawan kekuatan besar tentara Belanda yang dibantu oleh KNIL dan pasukan Cina Po An Tui, maka negara Republik Indonesia dan Bangsa Indonesia tahun 1949 lenyap dari peta politik dunia.

Baca Juga:  Strategi Soedirman Palsu di Atas Tandu

Perintah Kilat No.1 ditulis tangan oleh Jenderal Sudirman. Perintah disampaikan kepada seluruh Angkatan Perang RI untuk melaksanakan siasat yang telah ditentukan sebelumnya, yakni Perintah Siasat No.1 Panglima Besar. 

Bunyi Perintah Kilat No.1 ada empat butir.

1.Kita telah diserang.
2.Pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda menyerang Yogyakarta dan Lapangan Terbang Maguwo.
3.Pemerintah Belanda telah membatalkan persetujuan gencatan senjata.
4.Semua Angkatan Peragn menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk menghadapi serangan Belanda.

Perintah itu dikeluarkan di Istana Negara Yogyakarta pada 19 Desember 1948 pukul 08.00. Teks perintah itu diberikan kepada Vaandrig Kadet Utoyo Kolopaking untuk segera meneruskan lewat telepon ke RRI Yogyakarta dan meminta teks itu disiarkan secepatnya.  

Perang Gerilya

Gerilya pun pun dimulai. Jenderal Sudirman bersama pasukan kecil tentara dan dokter pribadinya mulai bergerak ke arah selatan menuju Kretek, Parangtritis, Bantul. Sudirman mengutus tentaranya menyamar ke kota yang telah diduduki oleh Belanda untuk pengintaian. Setelah beberapa hari di Kretek, kelompoknya berjalan ke timur di sepanjang pantai selatan menuju Wonogiri.

Kemudian markas pindah ke Jawa Timur yang memiliki beberapa pangkalan militer. Panglima mengontrol para gerilyawan dari sana.  Pasukan Belanda terus memburunya sehingga markas berpindah-pindah.

Baca Juga:  Strategi Soedirman Palsu di Atas Tandu

Mengetahui opini internasional mulai mengutuk serangan Belanda di Indonesia, Sudirman membahas kemungkinan melakukan serangan besar-besaran yang dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan TNI akan menyerang pos-pos Belanda di seluruh Jawa Tengah. Pasukan TNI di bawah komando Letnan Kolonel Soeharto yang berhasil merebut kembali Yogyakarta dalam waktu enam belas jam.

Keberhasilan ini melahirkan Perjanjian Roem Royen. Salah satunya isinya Angkatan Perang Belanda harus meninggalkan Yogyakarta.  Kemudian dilanjutkan Konferensi Meja Bundar dan penyerahan kedaulatan oleh Belanda pada 27 Desember 1949. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Agresi Militer BelandaBatara S HutagalungPerang Gerilya
Share26SendTweet17

Related Posts

Strategi Soedirman Palsu di Atas Tandu
Featured

Strategi Soedirman Palsu di Atas Tandu

Senin 5 Oktober 2020 | 12:37
2.2k
Kisah Jenderal Sudirman
Featured

Kisah Jenderal Soedirman Menyamar Jadi Tawanan

Senin 5 Oktober 2020 | 09:54
1.6k
Next Post
Bangsa Arab Dipersatukan oleh Bahasa, Bukan Agama

Bangsa Arab Dipersatukan oleh Bahasa, Bukan Agama

Raker Virtual, Ini Harapan untuk Foskam Jatim

Raker Virtual, Ini Harapan untuk Foskam Jatim

Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif

Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif

Pimpinan Aisyiyah Harus Punya Empat Kemampuan Ini

Pimpinan Aisyiyah Harus Punya Empat Kemampuan Ini

Manhaj salaf

Manhaj Salaf KH Ahmad Dahlan

Discussion about this post

Ngaji Hadist

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu
Ngaji Hadits

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu

Jumat 15 Januari 2021 | 11:14
653

Wafatnya Ulama, Cara Allah Mencabut Ilmu. Syekh Ali Jaber salah satu ulama Indonesia yang telah wafat (Foto detik.com) Wafatnya Ulama,...

Read more
Semua Penyakit Ada Obatnya
Ngaji Hadits

Semua Penyakit Ada Obatnya

Jumat 8 Januari 2021 | 09:43
199

Semua Penyakit Ada Obatnya (ilustras freepik.com) Semua Penyakit Ada Obatnya ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more
Larangan Mencela Waktu
Ngaji Hadits

Larangan Mencela Waktu

Jumat 1 Januari 2021 | 09:43
371

Larangan Mencela Waktu (ilustrasi ilounge.com) Larangan Mencela Waktu ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid...

Read more
Keutamaan Amalan Nabi Daud
Ngaji Hadits

Keutamaan Amalan Nabi Daud

Jumat 25 Desember 2020 | 06:26
455

Keutamaan Amalan Nabi Daud (Ilustrasi freepik.com) Keutamaan Amalan Nabi Daud ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami...

Read more

Berita Terkini

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Dua Catatan Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah atas Laporan Komnas HAM

Senin 18 Januari 2021 | 21:47
Guru besar UMY

Guru Besar UMY Jadi Ketua KY, Ini Pesan Haedar Nashir

Senin 18 Januari 2021 | 20:15
Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya

Senin 18 Januari 2021 | 19:57
Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

Senin 18 Januari 2021 | 16:51
Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

Dua Arus Pemikiran di Muhammadiyah

Senin 18 Januari 2021 | 15:40
Lomba Resensi E-book Smamsatu, Ini Pemenangnya

Lomba Resensi E-book Smamsatu, Ini Pemenangnya

Senin 18 Januari 2021 | 14:34
Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

Senin 18 Januari 2021 | 14:16
Dr Adriani Kadir

Dr Adriani Kadir, Pimpinan Aisyiyah Itu Wafat saat Gempa Mamuju Mengguncang

Senin 18 Januari 2021 | 10:30
Muhammadiyah Kirim Tim Medis ke Mamuju

Muhammadiyah Kirim Tim Medis ke Mamuju

Senin 18 Januari 2021 | 10:29
Risma lagi

Risma Lagi, Gaduh Lagi

Senin 18 Januari 2021 | 08:18

Berita Populer Hari Ini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    426706 shares
    Share 170682 Tweet 106677
  • Tiga Peristiwa Ini Tunjukkan Siapa Sebenarnya Syekh Ali Jaber

    21443 shares
    Share 8577 Tweet 5361
  • Bantuan Gempa Mamuju Berdatangan

    3553 shares
    Share 1421 Tweet 888
  • Kritik Pemerintah, Busyro Muqqodas: Muhammadiyah Jangan Dianggap Musuh

    3333 shares
    Share 1333 Tweet 833
  • Dr Adriani Kadir, Pimpinan Aisyiyah Itu Wafat saat Gempa Mamuju Mengguncang

    2951 shares
    Share 1180 Tweet 738
  • Tanggapan Muhammadiyah atas Hasil Investigasi Komnas HAM tentang Tewasnya Anggota FPI

    2925 shares
    Share 1170 Tweet 731
  • Muhammadiyah Bantu Banjir Kalimantan Selatan

    2872 shares
    Share 1149 Tweet 718
  • Risma Lagi, Gaduh Lagi

    1722 shares
    Share 689 Tweet 431
  • Bencana Bertubi-tubi dan Lima Kesadaran Spiritual

    1797 shares
    Share 719 Tweet 449
  • Atasi Pandemi dengan llmu, Ulama Pernah Tulis 20 Buku soal Itu

    1336 shares
    Share 534 Tweet 334
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co Portal Berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama.

Hubungi Kami

WA : 081233867797
Email :pwmujatim@gmail.com

Follow Us

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© Pwmu.co - PT. Surya Kreatindo Mediatama