SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Jumat, Mei 23, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif

Minggu 20 Desember 2020 | 06:42
in Kolom
1.2k 79
0
422
SHARES
1.3k
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif (sumber foto tribunnews.com)

Rindu Suara Nyaring Buya Syafii Maarif, kolom oleh Ady Amar, pengamat masalah sosial-politik.

PWMU.CO – Ahmad Syafii Maarif, siapa yang tidak kenal dengannya. Tokoh Muhammadiyah dan tokoh nasional yang suaranya didengar banyak pihak.

Buya Syafii Maarif, biasa ia dipanggil, saat ini menjadi pribadi yang dekat dengan banyak pihak, termasuk dengan Jokowi, Presiden RI. Bahkan bisa dikatakan terlalu dekat.

Tidak ada yang salah seorang tokoh dekat pada kekuasaan. Terpenting ia tetap bisa menjaga integritasnya pada nilai-nilai kejujuran, seraya menempatkan diri semestinya.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Tentu kejujuran yang tidak semata dimaknai oleh materi. Tapi lebih luas dari itu, jujur menyuarakan keadilan dan persamaan di depan hukum, dan seterusnya.

Pantaslah jika ia didapuk sebagai anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Diharapkan dari pikirannya yang lurus akan dapat mewarnai lembaga itu.

Buya Syafii adalah pribadi yang kritis pada isu-isu yang menyangkut keagamaan dan kenegaraan, khususnya menyangkut keadilan dan kemanusiaan.

Jika ada pihak yang coba melakukan perbuatan tidak menyenangkan, dan itu punya potensi perpecahan, maka ia selalu hadir membelanya. Setidaknya itu yang bisa kita lihat darinya.

Publik lalu menjadi mafhum dengan sikapnya, dan itu terutama jika ada “penyerangan” pada rumah ibadah non-muslim (gereja), Buya Syafii akan murka menyikapinya.

Apa yang dilakukannya itu bisa jadi bagian dari panggilan agama yang diyakininya. Dan itu untuk meluruskan, bahwa Islam dalam peristiwa “penyerangan” itu bukanlah Islam yang sebenarnya.

Islam tidak mengajarkan ajaran kekerasan, jika tidak diserang. Perusakan rumah ibadah non muslim, itu perbuatan yang justru dilarang.

Makanya itu, Buya Syafii akan mudah memberikan pernyataan, bahkan pernyataan keras, jika ada pihak Muslim yang ditengarai melakukan perbuatan tidak terpuji itu.

Ditengarai itu mestinya dimaknai tidak semua kejadian yang terjadi pantas dilabelkan pada umat Islam atau seolah umat Islam yang melakukan. Tidak mustahil ada tangan-tangan jahat yang bekerja menyudutkan umat Islam.

Pernyataan sikap yang disampaikan Buya Syafii acap terkesan terburu-buru. Bahkan mendahului penyelidikan atas peristiwa itu sendiri. Bersikap seolah mampu menguak misteri pada sebuah peristiwa zonder didahului penyelidikan.

Lalu muncul narasi yang dipilihnya, bahwa itu perbuatan yang dipengaruhi oleh gerakan terorisme, Arabisme, dan semacamnya, yang bertujuan menghancurkan kebhinekaan.

Narasi yang dipilih Buya Syafii terbilang keras dan cenderung memojokkan kelompok Muslim, seakan itu pelaku sebenarnya. Seolah tidak ada motif lainnya dalam peristiwa itu. Lalu pembelaannya pada non muslim tampak berlebihan.

Beda Perlakuan Sikap

Cukup banyak pembelaan Buya Syafii, jika itu menyangkut gesekan muslim dan non-Muslim. Selalu ia menjadi pembela kesewenang-wenangan, setidaknya menurut versinya.

Bagaimana ia menyikapi Ahok, saat Muslim marah pada peristiwa al-Maidah yang dilecehkan.

Buya Syafii memilih menyikapinya dengan justru menyalahkan Muslim yang menghadapi Ahok dengan sikap berlebihan, menjadikan enerji bangsa terkuras.

Bukan pernyataan Ahok yang memantik persoalan, tapi justru dalam pandangannya, itu kegagalan muslim melahirkan pemimpin, tetapi tidak mau mengakui kegagalan yang ada.

“Saya tidak membela Ahok, yang saya prihatinkan, gara-gara Ahok enerji bangsa terkuras habis. Anda harus mampu membaca masalah bangsa ini secara jernih, tidak dengan emosi,” katanya.

Kegagalan Muslim melahirkan pemimpin itu satu soal, tapi perlakuan Ahok menista agama adalah soal lainnya. Mestinya melihatnya demikian. Bukan melempar pernyataan seraya mengaburkan persoalan.

Sedang pada peristiwa penyerangan jemaat di Gereja Santa Lidwina, Bedog, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, sikap Buya Syafii cukup keras.

Gereja itu memang dekat dengan kediamannya. Mendengar itu, ia langsung mendatangi melihat langsung dari lokasi peristiwa. Keluar pernyataan sikapnya di lokasi itu juga.

“Tindakan itu sudah biadab. Harus diusut tuntas. Saya kira dia tidak sendiri, ada temannya dan harus benar-benar diusut. Harus ditelusuri dicari betul siapapun orang ini, dan dalang di belakangnya,” tegasnya.

Itu peristiwa penyerangan seorang anak muda (23 tahun) pada jemaat yang tengah melakukan kebaktian minggu pagi. Penyerangan dengan pedang seorang diri, dan melukai tiga jemaat, termasuk seorang pastur, Pastur Prier. Dan juga melukai seorang polisi yang bertugas di sana.

Juga sikap Buya Syafii yang keras, saat terjadi bom di Surabaya. Itu tindakan bom bunuh diri, yang terjadi dalam waktu hampir bersamaan, di tiga gereja Surabaya (13 Mei 2018).

“Bom gereja Surabaya ini bukan biadab lagi, tapi super biadab. Sangat di luar batas kemanusiaan, karena ada anak-anak yang jadi korban tewas… Jangan ada lagi yang membela mereka.”

Konsen Buya Syafii pada nilai kemanusiaan tampak penyikapannya dalam dua peristiwa yang menyangkut gereja; penyerangan jemaat di gereja St Lidwina, dan pengeboman gereja di Surabaya.

Pada hari yang sama, dan bahkan kesimpulan belum diambil pihak kepolisian, tapi Buya Syafii sudah menyikapinya dengan keras. Terkesan emosional sikapnya. Setiap peristiwa terkadang tidak berdiri sendiri. Sayang itu diabaikannya

Dalam dua pekan belakangan ini, ada peristiwa besar yang menyita perhatian publik, bahkan publik dunia. Itu menyangkut nilai kemanusiaan, di mana enam nyawa laskar FPI meregang nyawa oleh tembakan polisi.

Sayang sampai hari ini belum terdengar suara nyaring Buya Syafii untuk menyikapinya. Seperti beda perlakuan sikap. Bukankah enam nyawa anak muda yang mati itu, perlu mendapatkan perhatian atas nama kemanusiaan selayaknya?

Suara nyaring Buya Syafii, setidaknya dapat menyuarakan, bahwa peristiwa itu mesti dikuak dengan seadil-adilnya. Tidak perlu Buya Syafii sampai mesti keluarkan narasi “biadab” atau bahkan “super biadab” melihat peristiwa itu. Tidak perlu.

Cukuplah jika suara nyaring Buya Syafii itu disuarakan dengan meminta pada Presiden Jokowi agar membentuk tim independen pencari fakta atas kejadian itu. Hal yang sudah disuarakan banyak pihak akan perlunya tim itu, untuk menguak peristiwa yang terjadi.

Presiden Jokowi tampak enggan membentuk tim itu. Dan suara nyaring Buya Syafii, sebagai sohib dekat presiden, pastinya akan didengar dengan baik.

Suara nyaring Buya Syafii Maarif, sungguh dinanti, ingin didengar atas peristiwa terbunuhnya enam anak manusia pada peristiwa km 50 Jakarta-Cikampek.

Suara itu, sampai saat ini, masih senyap tidak terdengar, meski itu cuma suara parau sekalipun. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Ady AmarBuya Syafii MaarifPenembakan anggota FPI
SendShare169Tweet106Share
Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim
ADVERTISEMENT

Related Posts

Islam Politik
Kajian

Ma’rifat ‘Ala Minhajil Muhammadiyah: Studi ‘Kesufian Otentik’ Pak AR dan Buya Syafi’i

Rabu 12 Maret 2025 | 17:26
77
Inilah Profil Andar Nubowo, Direktur Eksekutif Baru Maarif Institute
Kabar

Inilah Profil Andar Nubowo, Direktur Eksekutif Baru Maarif Institute

Rabu 22 Mei 2024 | 15:12
622
Jalan Baru Moderasi Beragama Dibedah pada Tadarus Ramadhan Maarif Institute
Kabar

Jalan Baru Moderasi Beragama Dibedah pada Tadarus Ramadhan Maarif Institute

Kamis 21 Maret 2024 | 23:02
49
Buya Syafii Bukan Hanya Milik Muhammadiyah
Kabar

Buya Syafii Bukan Hanya Milik Muhammadiyah

Selasa 23 Januari 2024 | 17:40
124
Setiap Anak Didik Harus Dilihat sebagai Karya Tuhan yang Agung
Kabar

Setiap Anak Didik Harus Dilihat sebagai Karya Tuhan yang Agung

Senin 27 November 2023 | 15:15
80
Buya Syafii Maarif Menerima Penghargaan Lifetime Achievement dari Liputan6 Awards 2023
Kabar

Buya Syafii Maarif Menerima Penghargaan Lifetime Achievement dari Liputan6 Awards 2023

Senin 30 Oktober 2023 | 20:39
67

Terpopuler Hari Ini

  • Gen Z Didorong Terjun ke Pertanian Lewat Kultur Jaringan, Begini Strateginya

    Gen Z Didorong Terjun ke Pertanian Lewat Kultur Jaringan, Begini Strateginya

    228 shares
    Share 91 Tweet 57
  • Ber-Islam dengan Fleksibel

    632 shares
    Share 253 Tweet 158
  • Ujian Praktik IPAS: Siswa SD Muhammadiyah 2 Babat Kenalkan Keberagaman Nusantara Lewat Kreasi Buket

    478 shares
    Share 191 Tweet 120
  • Modern Awards 2025, Apresiasi Guru dan Siswa Berprestasi MadtsaMutu Pondok Modern Paciran

    100 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Setelah 13 Tahun Menanti, Guru SDMM Ini Akhirnya Berangkat Haji

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Pamerkan Layanan Unggulan, RSMAD Jadi Magnet Pengunjung di Surabaya Hospital Expo ke-19

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • SD Mupat Eratkan Anak dalam Kegiatan Sabtu Bersama Ayah

    71 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Tawa dan Cerita di Balik Lensa: Siswa Spemutu Gresik Ciptakan Kenang-Kenangan Tak Terlupakan

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Ujian Praktik Kolaborasi 4 Mapel Sukses Buat Wali Siswa Terharu

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Sejarah Resmi untuk Masa Depan Bangsa

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358735 shares
    Share 143494 Tweet 89684
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232985 shares
    Share 93194 Tweet 58246
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231091 shares
    Share 92436 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171527 shares
    Share 68611 Tweet 42882
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122379 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122278 shares
    Share 48911 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim