Pesan Terakhir Erva Rachmawati sebelum Wafat

Pesan Terakhir Erva Rachmawati sebelum Wafat. Ketika dia drawa di RSU Muhammadiyah Babat (Istimewa/PWMU.CO)

Pesan Terakhir Erva Rachmawati sebelum Wafat, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.

PWMU.CO – Kabar meninggalnya Kepala SMK Muhammadiyah 6 Modo Lamongan Erva Rachmawati, Rabu (23/12/2020) lalu, masih meninggalkan duka bagi orang-orang terdekatnya. Juga kesan yang mendalam.

Istri Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Mohamad Su’ud itu meninggal dunia pada pukul 05.00 WIB di RSU Muhammadiyah Babat Lamongan karena sakit infeksi ginjal.

Menurut Su’ud, istrinya telah berjuang dengan penuh optimis. Sebanyak tiga kali dia melakukan kontrol dan opname di RSUM ini. “Kewajiban kami berikhtiar, kehendak-Nya yang terbaik,” ujarnya pada PWMU.CO, Senin (28/12/2020).

Baca Berita Terkait Wafat, Kepala SMKM 6 Lamongan Erva Rachmawati

Riwayat Hidupnya

Erva Rachmawati lahir di desa Mojorejo, Kecamaan Modo, Kabupaten 26 Maret 1976. Ia putri ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Za’roni dan Siti Azizah. Kedua orang tuanya adalah tokoh persyarikatan Muhammadiyah di desanya.

Seperti halnya almarhumah, saudaranya juga menjadi aktivis. Mereka adalah Siti Aisyah Sulistiani, Umi Qomariyah, Titin Syamsiyah Tri Rahayu, Moh Syaiful Hadi, Ulva Linayati, Mohammad Fahrudin, Riza al Latif, dan Alkhafid Khoir.

Pendidikan Erva Rachmawati dilalui di MIM Mojorejo, SMPM 10 Modo, MAM Pondok Karangasem Paciran. Sarjananya Tarbiyahnya diselesaikan di Universitas Muhammadiyah Gresik setelah anak keempatnya lahir. Pada saat kuliah, selama empat tahun suaminya dengan setia mengantar pulang pergi dari Modo ke Maskumambang, Dukun, Gresik, dengan bersepeda motor.

Ia sudah mulai aktif di IPM sejak duduk di bangku SMP Muhammadiyah 10 Modo dan dilanjutkan aktif di Pimpinan Ranting IPM MAM Pondok Karangasem Paciran. Kemudian menjadi Sekretaris Pimpinan Cabang IPM Modo dan anggota salah satu bidang di Pimpinan Daerah (PD) IPM Lamongan.

Di samping aktif di IPM, Erva Rachmawati juga aktif di Nasyiatul Aisyiyah (NA), mulai dari Pimpinan Ranting NA Desa Mojorejo kemudian di tingkat Pimpinan Cabang NA Modo sebagai ketua. Pada periode 2008-2012, ia menjabat sebagai Sekretaris Pimpinan Daerah NA Lamongan.

Selepas dari NA, Erva Rachmawati aktif di Aisyiyah. Ia memulai menjadi aktifis Aisyiyah sejak di Pimpinan Ranting Aisyiyah d desanya sampai Pimpinan Cabang Aisyiyah Modo dengan jabatan Sekretaris sejak 2000-2015.

Di tingkat Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Erva Rachmawati menjabat sebagai Ketua Majelis Pembinaan Kader periode 2010-2015. Pada periode 2015-2020 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Pembinaan Kader PDA Lamongan.

Karier pengabdian di amal usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan dimulai dari bawah. Ia pernah mengajar TPQ di kampungnya. Mengajar di MIM Mojorejo. Sebagai tata usaha di SMK Muhammadiyah 6 Modo. Selanjutnya menjadi guru tetap.

Karena ia dekat dengan para siswa, maka sejak tahun 2013 yang lalu diberi amanat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan dan AIK. Kemudian pada bulan Juli 2020, ia menjabat sebagai Kepala SMK Muhammadiyah 6 Modo Lamongan periode 2020-2024.

Pesan Terakhir Erva Rachmawati sebelum Wafat. Foto kenangan Erva Rachmawati bersama suami dan empat anaknya. (Istmewa/PWMU.CO)

Kisah Perkawinannya

Erva Rachmawati menikah dengan Mohamad Su’ud pada usia muda. Saat itu keduanya masih menjadi aktivis IPM. Mohamad Su’ud menjadi Ketua Pimpinan Daerah IPM Lamongan, sedangkan Erva Rachmawati menjadi Wakil Ketua IPM Cabang Modo.

Proses ta’aruf tergolong sangat cepat, hanya tiga bulan. Diantar oleh Sutono dan Suprayitno—keduanya aktivis IPM, Su’ud memberanikan mengkhitbah Erva. Dia pun mengiyakan dan siap dinikahi. Pertemuan calon suami istri ini berlangsung singkat dan hikmat.

Dua pekan kemudian keluarga Su’ud bertemu dengan keluarga Erva membahas proses pernikahan. Akhirnya berlangsunglah akad nikah yang dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 1997. Para kolega aktivis IPM berdatangan mulai dari tingkat ranting sampai wilayah Jatim.

Pada saat resepsi pernikahan di rumah Mohamad Su’ud di Desa Pelangwot, Kecamatan Laren, Kabupaten, dihadiri juga KH Abdul Fatah—Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan 1990-200 dan beberapa alumni IPM dan angkatan muda Muhammadiyah lainnya.

Lebih unik dan meriah, pada waktu akad nikah, acara diisi dengan nanggap pertunjukan teater “Samar” milik PD IPM Lamongan. Sontak orang sekampung ikut menyaksikannya.

Setelah pernikahan ini, semangat berdakwah mereka semakin menggeliat. Mereka berkecimpung di lembaga pendidikan. Di samping itu juga mereka berniaga dengan membuka usaha pertokoan “Relung Mart”. Aneka kebutuhan pendidikan disediakan.

Lahirkan Anak-Anak yang Hebat

Dari perkawinannya Erva dan Kang Ud, panggilan akrabnya suaminya, lahirlah empat orang putra-putri. Semua anak-anaknya di sekolahkan di lembaga pendidikan Muhammadiyah dan menjadi aktivis.

Mereka adalah, pertama, Relung Fajar Sukmawati. Ia alumni SMPM 12 dan Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung Paciran dan Pondok Pesantren Al-Mawaddah di Ponorogo. Lalu lulus UIN Malang Fakultas Psikologi.

Ia memiliki talenta menulis puisi, cerpen, dan novel. Beberapa karya novelnya telah dibukukan: Melawan Arus (2017), Di Balik Cahaya (2018), Cinta untuk Cinta-Mu (2019) dan ontologi puisi sewaktu masih di SMP. Relung juga pernah menjadi redaktur majalah Teras milik SMP Muhammadiyah 12 Paciran dan majalah Mir’ah.

Kedua, Relung Mujahadah Nur Aisyah. Alumnus SMP Muhammadiya 10 Modo dan SMK Muhammadiyah 6 Modo. Saat ini sebagai mahasiswa Polbangtan (Politeknik Pembangunan Pertanian) Malang. Aktif sebagai pimpinan di IPM dan HW.

Ketiga, Muhammad Relung Fazlur Rahman, hafidz al-Quran. Saat ini sedang menimba ilmu di Pondok Pesantren Karangasem Paciran. Dalam waktu sebulan ia telah menghafalkan 30 juz al-Quran. Ia lulusan terbaik Daurah Angkatan XV

Keempat, Relung Dzakira Mumtaza. Saat ini duduk di kelas IV MIM Mojorejo. Prestasi akademiknya sangat bagus.

Tertimoni Orang Terdekat

Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan Masroin Assafani menyampaikan Erva Rachmawati adalah istri yang luar biasa dalam mendampingi sang suami: Mohammad Suud. Menurutnya, sebagai aktivis organisasi, support-nya pada suami membuatnya sukses dalam berbagai amanah jabatan organisasi, utamanya dalam Majelis Tabligh PDM Lamongan.

“Mas Suud dan Mbak Erva adalah pasangan seirama dalam berorganisasi. Berjuang tanpa keluh kesah. Lebih-lebih Mas Su’ud tidak pernah dalam tugasnya sebagai sekretaris Majelis Tabligh merasa terbebani. Senantiasa siap, ini mungkin karena di belakangnya ada istri yang tangguh,” ujarnya.

Ketua PDA Lamongan 2010-2015 Zumrotun Nisa mengatakan Erva Rachmawati adalah kader yang cerdas, tekun, dan rajin. “Ia sangat teliti. Idealisnya sangat tinggi. Erva adalah sosok kader yang luwes dengan pembawaan yang kalem,” terangnya.

Dia menjelaskan, pada periode 2010- 2015 Erva Rachmawati adalah Ketua Majelis Pembinaan Kader dengan sekretaris: Eny Normawati. “Beliau cukup aktif melaksanakan program kerjanya. Ia sangat piawai membangun sinergi untuk melaksanakan perkaderan Aisyiyah di Lamongan,” kesaksiannya.

Kebaikan Erva Rachmawati juga diakui mantan murid dan akhirnya jadi temannya mengajar: Rahmadtika Ade Istyawan. “Bu Erva adalah sosok wanita yang tangguh, baik, dan suka memberi,” ujarnya.

Dia bercerita, semasa dia menjadi siswa hingga menjadi rekan kerja di SMK Muhammadiyah 6 Modo, Erva Rachmawati selalu mengajari dan memberikan petuah kepada siswa-siswinya.

“Di mana pun, dan kapan pun jangan pernah tinggalkan shalat. Sesukses apapun jangan pernah tinggalkan shalat. Kalimat itu tidak pernah lupa disampaikan beliau dalam acara apapun di sekolah,” terang pelatih HW di SMK Muhammadiyah 6 Modo.

“Beliau sangat baik, dan sangat berjasa terutama dalam hidup saya. Ketika saya mengalami kesulitan beliau hadir dan membantu saya. Ketika sertifikasi pendidikan beliau turun, istri saya selalu di kasih hadiah, dan selalu bilang, Mbak jangan bilang sama siapa-siapa karena hanya beberapa orang yang saya kasih’. Hal ini dilakukan terus sama beliau wafat,” ujarnya.

Dia melanjutkan, “Ketika saya mendengar beliau wafat, saya sempat tidak percaya. Secepat inikah beliau meninggalkan kita semua. Semoga Allah memberikan tempat yang berbaik buat beliau.”

Menurut Eny Normawati, sahabatnya di Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah Lamongan, Erva Rachmawati adalah kader tulen yang berangkat dari bawah. “Ia seorang organisatoris yang handal. Kemampuan berdakwahnya menyentuh masyarakat bawah,” kenngnya

“Dalam mengemban profesi sebagai guru juga berangkat dari bawah. Ia sangat disukai oleh murid-muridnya. Bu Erva adalah sosok guru yang sangat menginspirasi,” tambah Sekretaris Majelis Pembinaan Kader PDA Lamongan periode 2010-201 itu.

Pesan Terakhir

Titin Syamsiyah Tri Rahayu, kakak kandungnya, mengungkapkan, adiknya itu manja saat kecil. “Masa kecil Erva sudah ikut saya dan suami. Dia anak yang pendiam tapi selalu berprestasi. Dia juga anak yang manja. Ia perempuan yang tangguh dan kuat,” ujarnya.

“Sampai di pondok dulu juga masih manja. Tapa saya dan suami bangga karena dia selalu nurut untuk kebaikan. Sampai di akhir hayatnya pun dia masih selalu ‘membutuhan’ saya dan suami,” terangnya.

Sebelum meninggal Erva berpesan, “Mbak dan Mas, saya titip anak-anak saya. Saya titip, beri semangat anak-anak saya.”

Itulah, ujar Titin Syamsiyah, pesan terakhir Erva yang diucapkan sebelum meninggal. Dia sempat mendampingi Erva di saat-saat terakhir menghadapi sakaratul maut.

Almarhum dimakamkan di Kuburan Islam Desa Mojorejo, Kecamatan Modo, Kabupaten, yang lokasinya bersebelahan dengan SMK Muhammadiyah 6 Modo, tempat ia mengabdi selama ini. Jenazahnya dishalatkan di Masjid Besar Baitul Muttaqin dan dilepas oleh Ketua PDM Lamongan H Shodikin.

Selamat jalan. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah. (*)

Pesan Terakhir Erva Rachmawati sebelum Wafat, Editor Mohammad Nurfatoni.

Exit mobile version