
PWMU.CO – Santri ABS Juara Kompetisi Poster Digital Nasional. Dia adalah Ananda Fatimatuz Zahro santri kelas XII SMA Aisyiyah Boarding School (ABS) Malang.
Kompetisi skala nasional ini diselenggarakan oleh Pondok Tahfidh Darul Fikri Sidoarjo yang berlangsung pada pertengahan Desember lalu dengan tema Be Creative And Innovative in the Most Of a Pandemic. Pengumuman pemenang dilaksanakan pada Senin (28/12/2020).
Dihubungi PWMU.CO melalui telepon, Kamis (31/12/2020), Ananda Fatimatuz Zahro menyampaikan dunia desain grafis memang menjadi kesukaannya.
Kampanye Cegah Penyebaran Covid-19
Dalam kompetisi ini dia berhasil membuat poster berjudul New Normal Starter Pack. Karya yang dibuatnya harus bersaing ketat dengan peserta dari Demak Jateng (juara I) dan Bandung Jabar (juara II).
“Menjelang pengumuman saya sudah ada feeling, tapi tidak yakin. Ini kan levelnya nasional, jadi saya tahu pesertanya akan berasal dari seluruh Indonesia. Dan alhamdulillah. Saya bersyukur pada Allah atas prestasi saya ini,” ungkapnya dengan nada bahagia.
Ketika ditanya motivasi keikutsertaannya dalam kompetisi ini, putri kedua dari pasangan Mansur Kholid dan Nurul Istiqomah ini tidak semata menarget juara.
“Sebenarnya tidak ada target untuk menang. Kan sekarang lagi marak penularan Covid-19 dan era new normal. Saya ingin turut serta mengampanyekan tentang pencegahan penularan Covid-19,” paparnya.
Santri asal Pakis-Malang ini juga sadar bahwa posternya hanya salah satu dari sekian banyak poster yang sudah beredar di masyarakat.
“Semoga dengan poster itu masyarakat lebih sadar akan pentingnya pencegahan penularan wabah ini,” harapnya.
Berprestasi Meski Di Rumah
Sementara itu Kepala SMA Aisyiyah Boarding School Malang Ekanita Rakhmah memberikan apresiasi atas prestasi yang diraih oleh santrinya.
“Saya ucapkan selamat kepada ananda. Semoga hal ini memberikan nilai positif bagi nama baik sekolah dan memberikan nilai tambah bagi kepercayaan masyarakat pada sekolah ini,” ungkapnya.
Mudah-mudahan, lanjutnya, bisa menjadi teladan bagi santri yang lain. Meski tidak dibina secara langsung karena masih masa sekolah dari rumah bukan jadi alasan untuk tidak berkarya dan berprestasi.
“Terakhir saya ucapkan terima kasih kepada pembina dan orang tua di rumah yang telah memberikan support moril pada ananda. Semoga menjadi amal ibadah yang bernilai pahala,” tuturnya. (*)
Penulis Moh Anis. Editor Sugiran.
Discussion about this post