
PWMU.CO – Elliyah Fatmawati Susul Dua Saudaranya, Wafat dalam Sebulan. Keluarga besar Muhammadiyah Lamongan kembali berduka. Aktivisnya, Elliyah Fatmawati (45), wafat Ahad (24/1/2020).
Dia berpulang kepada Allah menyusul dua saudaranya yang meninggal dunia sebelumnya. Yaitu M Hannas Suhhamto (56 tahun) yang wafat Ahad (3/1/2021) dan dr M. Samsu Dluha Akhiri Putra (37 tahun) yang wafat pada Kamis (14/1/2021).
Kabar wafatnya Elliyah Fatmawati ini tentu sangat mengagetkan sekaligus menjadi ujian berat bagi keluarga. Sebab dalam sebulan ini tiga anak dari pasangan Randim Roesanto dan Lilik Chusniyah meninggal dunia karena terpapar Covid-19.
Elliyah adalah anak keempat dari enam bersaudara. Yaitu: M. Hannas Suhhamto, Heru Budihanto, Yayuk Rahmawati, Elliyah Fatmawati, M. Andik Yanziar Khomisi Putra, dan M. Samsu Dluha Akhiri Putra.
Menurut Heru Budihanto, Elliyah masuk Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) sejak 16 Januari 2021. “Pada mulanya ia merasakan badan lemes dan sesak nafas,” ujar kandidat doktor di Universitas Brawijaya, Malang itu pada PWMU.CO, Senin (25/1/2021).
Wanita kelahiran 1975 ini wafat di ruang IPI RIK RSML Ahad pukul 14.00 WIB. Ia meninggalkan suami: Zainal Muttaqin dan tiga putri. Yaitu Aqila Naziha Muttaqin (kelas VII elKISI IIBS Trawas Mojokerto), Mutiara Firzanah Muttaqin (Kelas III SDM Lamongan), dan Nadhifa Qalby Muttaqin (kelas I SDM Lamongan).
Jenazah Elliyah dikebumikan di Makam Islam Sukobendu, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan.
“Saya dan anak anak sudah ikhlas. Semoga husnul khatimah dan insyaallah syahid,” kata Zainal Muttaqin yang akrab dipanggil Nanang.
Alumnus Pesantren Muhammadiyah Babat
Kepergian Elliyah juga meninggalkan duka mendalam bagi para sahabatnya. Termasuk yang mengenalnya saat dia menjadi santri di Asrama Putri Al Aqsho Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat. Elliyah adalah santriwati alumnus tahun 1993.
“Tentu berita ini membuat seluruh alumni berduka. Dan doa-doa terbaik dipanjatkan untuk almarhumah dari seluruh alumni Ponpes Muhammadiyah Babat,” kata Ali Ahmadi, Pengasuh Asrama Putri Al Aqsho, begitu mendapatkan kabar duka lewat grup alumn pesantren yang disampaikan seniornya, Diyana Mufidati.
“Insyaallah, dia orangnya ramah, supel. Saya pernah sekelas sewaktu SMA. Ia juga aktif di IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) Kelompok Pesantren Muhammadiyah Babat asuhan KH Mukhlis Sulaiman,” kata Maslahul Falah.
“Semoga keramahan dan kesupelan yang merupakan bagian dari amal shalehanya di dunia dapat memudahkan langkah menuju surga-Nya,” tambahnya.

Elliyah yang alumnus Fakultas Ekonomi UMM ini sehari-hari berwirausaha dengan membuka toserba di rumahnya. Lokasinya berhadapan dengan tempat praktik adiknya, almarhum dr M Samsu Dluha.
Pada saat nyantri di pesantren Muhammadiyah Babat ia menempuh pendidikan di SMA Negeri Babat. SLTP-nya dilakoni di MTs Negeri Babat. Sedangkan pendidikan dasarnya di MI Islamiyah Sukobendu, Mantup, Lamongan.
Suaminya, Zainal Muttaqin adalah putra pasangan KH Syamsi Bey dan Lu’lu’a Zoelfah, tokoh perintis Muhammadiyah dan Aisyiyah di Kecamatan Turi, Lamongan.
Zainal Muttaqin sehari harinya bekerja di bidang jasa konstruksi. Meskipun sibuk mengurus proyek yang ditanganinya, tetapi ia masih bersemangat meluangkan waktu untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk pembangunan beberapa masjid dan amal usah Muhammadiyah. Di antaranya di RSML, Ponpes Al-Mizan, SD Muhammadiyah Lamongan.
Dia dan Elliyah yang suka berderma ini telah melaksanakan ibadah haji pada tahun 2016 melalui KBIH Labaik RSML.
Selamat jalan, semoga mendapat ampunan Alah SWT, amin! (*).
Penulis Fathurrahim Syuhadi. Editor Mohammad Nurfatoni.
Discussion about this post