Podcast Jembermu Solusi Dakwah Era Pandemi

Podcast Jembermu solusi dakwah era pandemi. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Drs Hery B Cahyono MSi.
Podcast Jembermu solusi dakwah era pandemi (Humaiyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Podcast Jembermu solusi dakwah era pandemi. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jember Drs Hery B Cahyono MSi.

Ditemui PWMU.CO saat berlangsung rekaman Podcast Jembermu di Kantor PDM Jember, Selasa (26/1/2021) Hery B Cahyono menyampaikan pandemi Covid-19 memberikan banyak hikmah dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah cara berdakwah. Sebelum Covid -19, dakwah bil lisan mengandalkan metode tatap muka, akan tetapi tidak di masa pandemi.

“Dakwah harus mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga berdakwah saat pandemi Covid-19. Karena bertatap muka tidak memungkinkan, maka penggunaan media sosial menjadi salah satu solusinya,” ujarnya.

Dokumentasi Dakwah

Menurutnya Podcast Jembermu menjadi salah satu alternatif metode dakwah bagi Muhammadiyah Jember dan ortom-ortomnya. Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharuan harus mampu menampilkan dakwah berkemajuan dan mencerahkan. Dakwah Muhammadiyah juga harus mampu memberi solusi dari setiap permasalahan umat dan bangsa.

“Dakwah Muhammadiyah selama ini tidak diragukan lagi. Mencakup semua bidang. Akan tetapi materi dakwah jarang terdokumentasi secara baik,” ungkapnya.

“Dengan keberadaan media sosial baik YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, dan yang lainnya memungkinkan kita mengakses lagi materi kajian. Istilahnya kita sekarang sedang menyesuaikan metode dakwah dari konvensional menjadi virtual,” tambahnya.

Dakwah Itu Memberi

Dia menegaskan berdakwah itu memberi. Jika hal itu menjadi landasan maka tidak akan ada rasa kecewa saat dakwah kurang mendapat respon baik dari objek dakwah.

“Misalnya sudah mengupload video di channel YouTube. Video sudah ditonton orang banyak, tetapi yang like atau subscribe sedikit. Maka tidak perlu kecewa atau mengeluh,” pesannya.

“Maka yang harus dilakukan adalah memberikan pembelajaran bagaimana merespon video di YouTube. Bisa jadi para penonton belum begitu paham dengan keberadaanatau pentingnya like dan subscribe. Keduanya menjadi sinyal keberlangsungan video kita di YouTube,” imbuhnya.

Jihad Digital

Sementara itu Ketua Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Jember Dra Khoiriyah MPd menyampaikan video-video yang kurang bermanfaat atau isinya hanya bercanda jauh lebih disukai daripada yang berisi ilmu seperti kajan-kajian.

“Padahal videonya hanya lucu-lucuan dan bercanda. Tetapi anehnya lebih mudah viral dan diminati masyarakat,” ungkapnya.

Menurut Khoiriyah demikian juga dengan dakwah Aisyiyah. Aisyiyah harus mengejar ketertinggalan dalam memanfaatkan media sosial sebagai media dakwah.

“Aktif mengupload setiap kegiatan Aisyiyah di media sosial menjadi jihad digital yang akan menginspirasi masyarakat umum untuk melakukan kegiatan yang sama,” tuturnya. (*)

Penulis Humaiyah. Editor Sugiran.

Exit mobile version