• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Selasa, Maret 9, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Featured

Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan

Kamis 28 Januari 2021 | 11:29
in Featured, Headline
3k
SHARES
9.3k
VIEWS
Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi tokoh-tokoh Muslim.
Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan (Ilustrasi Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi tokoh-tokoh Muslim.

PWMU.CO – Sukarno sekadar sebuah contoh, orang yang terpesona kepada KH Ahmad Dahlan di kala kali pertama bertemu. Saat itu, Sukarno terkesan dengan pencerahan keagamaan yang disampaikan KH Ahmad Dahlan.

Kelak, boleh jadi Sukarno merasakan bahwa sikap KH Mas Mansur yang “menyelamatkan” prosesi akad-nikahnya yang terancam batal, sebagai bagian dari buah pencerahan KH Ahmad Dahlan.

Kesan Pertama

Sukarno lahir pada 6 Juni 1901. Saat menuntut ilmu di Surabaya, dia kos (menumpang) di rumah Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, pemimpin Syarikat Islam. Rumah itu terletak di kawasan Peneleh Surabaya.

Sukarno seperti mendapat berkah saat tinggal di rumah tokoh “Penggelora Kesadaran Nasional” itu. Di rumah itu, banyak kenangannya yang bersejarah. Salah satunya, saat kali pertama Sukarno berjumpa dengan KH Ahmad Dahlan sekaligus mendapatkan pencerahan tentang agama Islam.

Dari kajian pendiri Muhammadiyah itu, Sukarno merasakan nuansa pembaharuan cara pandang dalam memahami Islam. Sukarno tercerahkan: Penjelasan tentang Islam yang didapatnya tidak seperti yang dipahaminya sebelum-sebelumnya. Dalam istilah Sukarno, ketika itu dia merasa mendapat “rejuvenation” dari Islam.

Hal di atas dapat kita maklumi, terlebih karena ada pengakuan dari Sukarno sendiri tentang latar belakang keagamaannya. Ceritanya, meski ibu dia beragama Islam tapi sebelumnya beliau berasal dari agama lain. Ibu dia orang Bali. Sementara, kata Sukarno, sang ayah meskipun Islam tapi penganut teosofi. Singkat kata, aku Sukarno di depan peserta Muktamar Muhammadiyah pada 1962 di Jakarta, saat itu sang orangtua tidak memberi pengajaran kepadanya tentang agama Islam.

Kembali ke kesan pertama. Sukarno tertarik dengan uraian tentang Islam yang diutarakan KH Ahmad Dahlan. Isinya, dinilai Sukarno bisa memberi pengertian yang lain tentang agama Islam. Itu, berbeda dengan apa yang banyak dipahami oleh kebanyakan orang saat itu yang kental dengan aspek tahayul, bid’ah dan khurafat. Sukarno menyimpulkan, di depan KH Ahmad Dahlan, Islam itu agama yang sederhana, yang gampang, yang bersih, yang dapat dilakukan oleh semua manusia.

Baca Juga:  Tiga Sejarawan Belanda Menyoal Proklamasi 1945

“Mengintili” sang Pencerah

Kesan pertama dari Sukarno atas KH Ahmad Dahlan sangat kuat. Dia kagum dan itu ada buktinya. Apa itu? Sukarno muda selalu mengikuti kegiatan dakwah KH Ahmad Dahlan di Surabaya. Lihatlah kenangan Sukarno pada 1916, berikut ini:

“Saya berusia 15 tahun tatkala kali pertama berjumpa dan terpukau kepada KH Ahmad Dahlan.” Kemudian, lanjut Sukarno, “Saya mengintil Kiai Ahmad Dahlan”.

Lewat kalimatnya itu, Sukarno menerangkan bahwa dirinya selalu mengikuti atau membuntuti KH Ahmad Dahlan saat berdakwah di Surabaya. Kemudian, rupanya, atas aktivitas “mengintil” itu ada pengaruh kepada pribadinya. Sila cermati petikan pidatonya di Muktamar Muhammadiyah pada 1962 yang telah disebut di atas.

“Saya simpati kepada Kiai Ahmad Dahlan, sehingga mengintil kepadanya. Tahun 1938, saya resmi menjadi anggota Muhammadiyah. Tahun 1946 saya minta, jangan coret nama saya dari Muhammadiyah”.

Bahkan di kesempatan itu pula, Soekarno menyampaikan harapan, bahwa jika waktunya nanti tiba beliau ingin agar peti matinya diselubungi bendera Muhammadiyah.

“Diselamatkan” KH Mas Mansur

Lima tahun setelah kali pertama bertemu KH Ahmad Dahlan, ada yang menarik di kehidupan Sukarno. Di sebuah hari, pada 1921, Sukarno sudah dalam posisi siap untuk dinikahkan dengan Siti Oetari, putri HOS Tjokroaminoto. Tempatnya, di sebuah masjid, tak jauh dari rumah Ketua Syarikat Islam itu.

Baca Juga:  Hardiknas: Mengapa Ki Hajar, Bukan Kiai Dahlan?

Kala itu, sebagaimana Sukarno, Siti Oetari juga sudah siap. Dia duduk dengan hikmat di dalam masjid, menunggu detik-detik pelaksanaan akad nikah.

Sayang, suasana acara itu kemudian berubah. Muncul “masalah”. Rupanya, penghulu yang akan memimpin prosesi akad nikah tak berkenan dengan gaya busana yang dikenakan Sukarno yang waktu itu tampil rapi berdasi.

“Anak muda, dasi adalah pakaian orang yang beragama Kristen dan tak sesuai dengan kebiasaan kita dalam agama Islam,” kata si penghulu.

“Saya menyadari, dulu pengantin hanya memakai pakaian Bumiputera yaitu sarung. Tapi, itu adalah cara lama. Aturannya, sekarang sudah berubah,” respon Sukarno membela diri.

“Kalau masih terus berkeras kepala untuk berpakain rapi itu, saya menolak untuk melakukan (proses) pernikahan (lebih lanjut),” lanjut si penghulu.

“Saya tidak mau didikte orang di saat perkawinan saya,” tukas Sukarno.

Atas perkembangan itu, penghulu memilih sikap: Dia tidak mau melanjutkan prosesi akad nikah Sukarno.

Selanjutnya, acara itu bisa tetap berlangsung setelah KH Mas Mansur mengambil inisiatif. Ulama muda, kala itu berusia 25 tahun dan lulusan Mesir, mengambil alih sebagai orang yang menikahkan Sukarno dan Siti Oetari. Hal itu dilakukan Mas Mansur karena ilmu yang dipunyainya dan juga persentuhan pemikirannya dengan KH Ahmad Dahlan. Bagi Mas Mansur, tidak ada masalah dengan model busana yang dipakai Sukarno (Majalah Matan, November 2017).

Siapa KH Mas Mansur

Lebih jauh, siapa KH Mas Mansur? Dia lahir di Surabaya pada 25 Juni 1896. Pada usia 10 tahun, yaitu pada 1906, dia belajar ke Kiai Kholil di Bangkalan. Setelah dua tahun di sana, dia berangkat ke Mekkah untuk berhaji dan belajar. Dalam tempo 7 tahun di Timur Tengah yaitu 1908 sampai 1915 dia tak hanya belajar di Mekkah, tapi juga di Mesir dan Libya. Di sana-lah spiritualitas dan intelektualitasnya terasah.

Baca Juga:  Kekuatan Tulisan Aktivis Pergerakan

Mas Mansur di Mekkah dua tahun dan di Mesir-di Al-Azhar-empat tahun. Selama belajar, dia berkesempatan bertemu dengan pemimpin-pemimpin Islam ternama. Tapi, yang lebih penting, dia mendapatkan spirit pembaharuan pemikiran Islam dari sejumlah pembaharu seperti Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha. Ide-ide pembaharuan itu mempengaruhi jiwa Mas Mansur dan kelak mewarnai corak perjuangannya dalam usaha meningkatkan kehidupan umat Islam dan bangsa Indonesia yang saat itu masih terjajah.

Mas Mansur pulang ke Indonesia pada 1915 dengan membawa semangat pembaharuan. Sebelum ke Surabaya-kota asalnya-dia ke Yogyakarta mememui KH Ahmad Dahlan untuk bertukar-pikiran di seputar pembaharuan pemikiran Islam dan penguatan dunia Islam. Setahun berikutnya keduanya bertemu lagi di Yogyakarta.

KH Mas Mansur—Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 1937 sampai 1942—adalah ulama yang dalam ilmunya dan luas pergaulannya. Tak hanya dengan para ulama saja dia bergaul, tapi juga dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional. Bahkan, bersama Soekarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara mereka disebut sebagai Empat Serangkai.

Relasi Itu

Bermula dari pencerahan KH Ahmad Dahlan, terbit simpati Sukarno. Bermula dari keilmuan yang dimilikinya dan pertukaran pemikiran dengan KH Ahmad Dahlan, KH Mas Mansur sigap menyelesaikan “masalah di pernikahan Sukarno pada 1921.

Alhasil, secara sederhana, kesemua narasi di atas bisa menjelaskan relasi “Sukarno, KH Ahmad Dahlan, dan Muhammadiyah”. (*)

Kisah Sukarno Terpesona KH Ahmad Dahlan, Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: KH Ahmad DahlanKH Mas MansurM Anwar DjaelaniSukarnoSukarno dan Muhammadiyah
Share1189Tweet743SendShare

Related Posts

Ketegasan Ki Bagus Aroma Kiai Dahlan ditulis oleh M. Anwar Djaelani. Dalam analisisnya sikap tegas Ki Bagus Hadikusumo sangat dipengaruhi oleh KH Ahmad Dahlan.
Featured

Kisah Peluru Menembus Kopiah Ki Bagus Hadikusumo

Minggu 7 Maret 2021 | 09:19
1.4k
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Kolom

Bahaya Miras dan Pesan KH Ahmad Dahlan

Jumat 5 Maret 2021 | 18:34
72
Mengenang Abdul Qadir Djaelani, Ulama yang Kenyang Dipenjara
Featured

Mengenang Abdul Qadir Djaelani, Ulama yang Kenyang Dipenjara

Senin 1 Maret 2021 | 15:42
416
Membumikan Paham Islam Berkemajuan, Butuh Lima Hal Ini
Kabar

Membumikan Paham Islam Berkemajuan, Butuh Lima Hal Ini

Minggu 28 Februari 2021 | 17:32
171
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Featured

Jejak KH Ahmad Dahlan di Syarikat Islam

Jumat 26 Februari 2021 | 00:22
155
Penjara menciptakan karya besar bagi dua orang ini
Kabar

Kisah Masa Kecil Buya Hamka dan Petuahnya pada Keluarga

Senin 22 Februari 2021 | 14:16
33k

Discussion about this post

Berita Terbaru

Resmi Berdiri, PCIM Hongaria Siap Promosikan Islam Berkemajuan di Eropa

Resmi Berdiri, PCIM Hongaria Siap Promosikan Islam Berkemajuan di Eropa

Selasa 9 Maret 2021 | 12:38
Aisyiyah Siapkan Proyek Percontohan Day Care Lansia

Aisyiyah Siapkan Proyek Percontohan Day Care Lansia

Selasa 9 Maret 2021 | 11:36
Ungkap dalang

Ungkap Terus Dalang KM 50

Selasa 9 Maret 2021 | 08:19
Cerita Lucu di Balik Vaksinasi Guru-Karyawan SMP Musapro

Cerita Lucu di Balik Vaksinasi Guru-Karyawan SMP Musapro

Selasa 9 Maret 2021 | 06:47
Kreasi Batik Menarik ala Play Group Tunas Aisyiyah

Kreasi Batik Menarik ala Play Group Tunas Aisyiyah

Selasa 9 Maret 2021 | 04:35
Pendidikan Luar Sekolah Berbasis Komunitas Ngrayun Timur Diresmikan

Pendidikan Luar Sekolah Berbasis Komunitas Ngrayun Timur Diresmikan

Selasa 9 Maret 2021 | 04:09
Syarat Penting Inovasi: Berdampak!

Syarat Penting Inovasi: Berdampak!

Selasa 9 Maret 2021 | 03:24
75 Siswa Berlian School Kunjungi Arsip Nasional

75 Siswa Berlian School Kunjungi Arsip Nasional

Selasa 9 Maret 2021 | 03:10
BIK Virtual, Biasakan Siswa SD Muhida Bangun Malam

BIK Virtual, Biasakan Siswa SD Muhida Bangun Malam

Senin 8 Maret 2021 | 16:16
Versi Supersemar

Naskah Supersemar ternyata Ada Empat

Senin 8 Maret 2021 | 15:12

Milad PWMU.CO

Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin
Milad PWMU.CO

Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin

Senin 8 Maret 2021 | 13:29
330

Moh. Hilman Sueb: Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin Pertama Terjun Langsung Liput Prof Din Syamsuddin, penulis Moh. Hilman...

Read more
Dari ‘Yang Penting Menulis’ Menjadi ‘Menulis yang Penting Bagus’

Dari ‘Yang Penting Menulis’ Menjadi ‘Menulis yang Penting Bagus’

Jumat 5 Maret 2021 | 21:37
160
Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Rabu 3 Maret 2021 | 08:17
157
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
357
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
186

Berita Terpopuler

  • Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    18956 shares
    Share 7582 Tweet 4739
  • Dakwah Digital Tak Sekadar tentang Konten

    80680 shares
    Share 32272 Tweet 20170
  • KH Abdurrahim Nur dan Sufisme Muhammadiyah

    68874 shares
    Share 27550 Tweet 17219
  • Arloji KW Moeldoko dan KLB Original

    3529 shares
    Share 1412 Tweet 882
  • Teladan Buruk sang Jenderal Pensiunan

    14316 shares
    Share 5726 Tweet 3579
  • Din Syamsuddin: KLB Deli Serdang Rusak Tatanan Demokrasi

    424 shares
    Share 170 Tweet 106
  • Kisah Peluru Menembus Kopiah Ki Bagus Hadikusumo

    452 shares
    Share 181 Tweet 113
  • Ada Apa Shalat di Tanah Air Tak Sekhusyuk di Baitullah?

    129 shares
    Share 52 Tweet 32
  • Perang Terbuka SBY Vs Moeldoko

    126 shares
    Share 50 Tweet 32
  • Moeldoko di Antara Pandemi Politik

    108 shares
    Share 43 Tweet 27
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In