ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, Maret 29, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kepada Tuhan: Aku, Saya, atau Kami?

Jumat 29 Januari 2021 | 20:00
4 min read
771
SHARES
2.4k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Bekti Sawiji: Kepada Tuhan: Aku, Saya, atau Kami? (Dok PWMU.CO)

Kepada Tuhan: Aku, Saya, atau Kami? Kolom ditulis oleh Bekti Sawiji, Mahasiswa S3 Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

PWMU.CO – Begitu membaca tulisan Mohammad Nurfatoni berjudul Tuhan: Ia, Dia, atau Beliau? saya langsung tertarik untuk menelaah sampai selesai.

Benar saja, tulisan itu sangat bagus. Dan saya memeroleh apa yang saya inginkan yaitu pembahasan yang padat tetapi cukup mengena tentang penggunaan kata ganti Tuhan.

Namun demikian, setelah selesai membaca saya bertanya-tanya akankah dia menulis juga tentang kata ganti orang pertama yang relasinya dengan Tuhan. Kalau benar berarti ada kesamaan hasrat.

Tanpa bermaksud mendahului, saya ingin memaparkan sedikit tentang penggunaan kata ‘saya’, ‘aku’, dan ‘kami’, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya.

Salah Kaprah Kami

Sering kita mendengar orang berbicara (bukan menulis) menggunakan kata ganti ‘kami’ secara tidak tepat. Misalnya, dalam sebuah rapat seorang peserta mengatakan, “Kami ingin mendapatkan penjelasan mengenai hal ini dengan rinci”.

Dalam KBBI online, lema ‘kami’ adalah pronomina (kata ganti orang) yaitu yang berbicara bersama dengan orang lain (tidak termasuk yang diajak berbicara).

Nah dalam kasus peserta rapat tadi, dia sebenarnya tidak mewakili siapa-siapa dalam rapat itu. Dengan kata lain dia hanya merujuk kepada dirinya sendiri.

Hal ini memang sering kita jumpai di forum-forum resmi seserorang menyebut dirinya sendiri sebagai ‘kami’. Sampai-sampai saya ingin menyimpulkan dan mengusulkan kepada KBBI agar lema ‘kami’ diberi tambahan definisi yaitu “yang berbicara (walaupun tidak bersama dengan orang lain dan tidak termasuk yang diajak bicara) dalam forum-forum resmi”.

Jadi semestinya orang tadi mengatakan, “Saya ingin mendapatkan penjelasan mengenai hal ini dengan rinci.” Karena dalam KBBI kata saya adalah kata ganti orang yang diartikan sebagai orang yang berbicara atau menulis (dalam ragam resmi atau biasa)

Berdoa, Kami, Saya, atau Aku?

‘Kesalahan’ semacam ini juga kadang terbawa juga saat manusia berhubungan dengan Tuhan. Komunikasi manusia dengan Tuhan terjadi saat seseorang itu beribadah atau berdoa.

Dalam doa manusia sering menyebutkan keinginannya dan menyebut-nyebut dirinya di hadapan Tuhan. Saya pun sering mengalami kesalahan dalam mengucapkan doa baik setelah salat berjamaah di masjid, di rumah, atau shalat sendiri.

Kadang saya berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami!”. Padahal, saat itu saya sedang berdoa sendiri dan untuk diri saya sendiri.

Seharusnya saya berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosa-dosa saya!” Mengapa kata ‘saya’ yang lebih tepat? Karena selain kita tidak bersama dengan orang lain, objek doa yaitu “dosa” itu sangatlah personal, sehingga dosa saya lebih tepat dari pada dosa kami.

Kata ‘kami’ dalam doa-doa kita dapat digunakan ketika kita berjamaah, misalnya selepas shalat berjamaah dengan keluarga. Saat itu bolehlah kita mengucapkan, ”Ya Allah ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami!”

Imam shalat sebagai wakil dirinya dan jamaah berkomunikasi dengan Tuhan menggunakan kata ‘kami’ mengingat jamaah yang sedang bersama kita pastilah punya dosa, dan orang tua mereka pun demikian.

Jika imam menggunakan kata ‘saya’ dalam doa tersebut maka akan terasa janggal, karena jamaah tidak sedang membaca doa melainkan mengaminkan saja.

Kemudian, apakah kata kami hanya digunakan ketika kita berdoa secara berjamaah? Tidak juga. Sebenarnya saat sendirian kita dapat menyebutkan kata ‘kami’ jika doa itu dimaksudkan untuk mewakili orang lain juga.

Ketidakhadiran orang lain di dekat kita juga tidak menjadi masalah. Misalnya doa, “Ya Allah jadikanlah keluarga kami sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah!”

Atau, “Ya Allah mudahkanlah kami melunasi utang-utang kami!” dapat diucapkan saat kita sendirian. Mengapa? Karena saat berdoa, kita bermaksud merujuk juga kepada orang-orang lain selain kita. Utang misalnya, itu adalah utang berdua antara suami dan istri. Dengan kata lain saat kita berdoa sendirian, di sana akan banyak perpaduan kata ‘saya’ dan ‘kami’ sesuai dengan konteks isi doa kita.

Bagaimanakah dengan kata ‘aku’? Bolehkah kita ber-‘aku-Engkau’ dengan Tuhan, Allah SWT. Sangat bisa. Saya setuju dengan Nurfatoni yang mengatakan bahwa menyebut Allah dengan kata ganti “Engkau” atau “Dia” (bukan Beliau) itu lebih memiliki kedekatan spiritual.

Kedekatan atau keakraban spiritual dengan Tuhan ini yang menjadikan kata ‘aku’ sebagai alternatif kata ‘saya’ karena kata ‘aku’ tergolong ragam akrab.

Dengan demikian kita bisa berdoa, “Ya Allah, Engkau Maha Mengetahui. Bimbinglah aku ke jalan yang Engkau ridhai!” Tetapi, meskipun perlu keakraban spiritual dengan Tuhan, saya sangat tidak merekomendasikan penggunaan “lu-gue” karena kata “lu” dan “gue” meskipun ragam akrab dan bersinonim dengan “aku-Engkau” ini tergolong pronomina untuk bahasa percakapan yang tidak resmi.

Jangankan dengan Tuhan, dengan guru atau orang-orang yang kita hormati saja tidak pantas kita ber “lu-gue”

Hamba sebagai Alternatif

Selain kata ‘saya’, ‘aku’, dan ‘kami’, kita masih ada satu kata lagi yang bisa kita gunakan untuk menyebut diri kita sendiri di hadapan Tuhan. Kata itu adalah ‘hamba’. KBBI mengartikan kata ‘hamba’ sebagai saya (untuk merendahkan diri) dan jenis kata ini termasuk kata klasik.

Kalau kita telaah lebih mendalam, justru kata inilah yang paling tepat digunakan untuk merujuk diri sendiri saat bedoa kepada Tuhan. Kata ‘hamba’ memang besinonim dengan kata-kata tadi yaitu ‘saya’ dan ‘aku’. Tetapi perlu diingat bahwa sesungguhnya tidak ada dua kata yang bersinonim memiliki arti yang benar-benar sama.

Kata ‘hamba’ memiliki rasa bahasa yang jauh berbeda. Ketika kita mengatakan ‘hamba’ maka segera diketahui di mana posisi kita. Kita berada pada posisi jauh di bawah lawan bicara kita dalam strata sosial maupun strata spiritual.

Dalam strata sosial, kata ini dipakai ketika sesorang berbicara dengan raja, ratu, atau ponggawa kerajaan yang lain dan hal ini nyaris sudah tidak terpakai di kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Sedangkan untuk strata spiritual, kata ini justru lebih banyak digunakan. Bukankah kita memang sangat rendah di hadapan Allah SWT? Maka kata ‘hamba’ dalam doa, “Ya Allah, berilah hamba petunjuk!” lebih elok dibanding, “Ya Allah, berilah saya/aku petunjuk!”

Sungguh, seandainya ada lagi kata yang lebih rendah kastanya dari kata ‘hamba’ maka saya ingin menggunakan kata itu dalam doa-doa saya. (*)

Tags: Bahasa dan SpiritualitasBekti SawijiKata Ganti AllahRagam Bahasa PWMU.CO
SendShare308Tweet193Share

Related Posts

Komandan Banser Dikawal Kokam Bikin Geerrrr Musyda Lumajang

Minggu 19 Februari 2023 | 12:35
1k

Bupati Lumajang Thoriqul Haq MML dan Wakil Bupati Lumajang Ir Indah Amperawati MSi hadir sepanggungdi...

Ketua PCM Pasirian tentang Siapa yang Dipilih di Musyda Muhammadiyah Lumajang

Minggu 19 Februari 2023 | 09:15
371

Rombongan Anggota Musyda Ke-11 Muhammadiyah Lumajang dari PCM Pasirian, saat tiba di SMK Muhamamdiyah Lumajang....

Salah Kaprah dalam Penulisan Karisma, Nakhoda, dan Elite

Selasa 3 Januari 2023 | 07:42
209

Mohammad Nurfatoni: Salah Kaprah dalam Penulisan Karisma, Nakhoda, dan Elite (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO)...

Menulis kok kayak Ngisi Formulir, Kreatif dong!

Rabu 24 Agustus 2022 | 13:23
8.3k

Mohammad Nurfatoni: Menulis kok kayak Ngisi Formulir, Kreatif dong! (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Menulis kok...

Dilema KBBI Vs Google

Rabu 29 Juni 2022 | 13:08
419

Mohammad Nurfatoni: Dilema KBBI Vs Google (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO) Dilema KBBI Vs Google;...

Korban, Kurban, atau Qurban?

Minggu 26 Juni 2022 | 10:49
457

Mohammad Nurfatoni: Korban, Kurban, atau Qurban? (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO) Korban, Kurban, atau Qurban?...

Jadilah Editor atas Tulisanmu Sendiri 

Sabtu 11 Juni 2022 | 11:43
1.4k

Mohammad Nurfatoni: Jadilah Editor atas Tulisanmu Sendiri (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO) Jadilah Editor atas...

Pilih Jadi Aktivis atau Aktifis?

Selasa 4 Januari 2022 | 12:19
1.7k

Mohammad Nurfatoni. (Sketsa ulang foto Atho' Khoiron/PWMU.CO) Pilih Jadi Aktivis atau Aktifis? Kolom bahasa oleh Mohammad...

Bahasa Perang Berita Sepakbola

Senin 18 Oktober 2021 | 12:54
27.6k

Mohammad Nurfatoni ( Bahasa Perang Berita Sepakbola foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO) Bahasa Perang Berita Sepakbola,...

Paket Hemat Kata

Selasa 5 Oktober 2021 | 14:26
248

Paket Hemat Kata, kolom bahasa oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO PWMU.CO – Salah satu ciri...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    31475 shares
    Share 12590 Tweet 7869
  • Tajdied Center Jatim Uji Hafalan Siswa Spemdalas

    2234 shares
    Share 894 Tweet 559
  • Angkat Jihad Ekonomi, PWM Jatim dapat Apresiasi Tinggi PP Muhammadiyah

    1689 shares
    Share 676 Tweet 422
  • Kalimah Spemdalas Ajak Siswa Miliki Akhlak Al-Quran

    2841 shares
    Share 1136 Tweet 710
  • Rangkai 1000 Stik Es Krim, Siswa Spemdalas Bikin Menara Eiffel 

    3468 shares
    Share 1387 Tweet 867
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    13114 shares
    Share 5246 Tweet 3279
  • Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    1849 shares
    Share 740 Tweet 462
  • Tampil Apik di Musyab, Tim Musikalisasi Puisi Spemdalas Dinilai 99

    1018 shares
    Share 407 Tweet 255
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    1241 shares
    Share 496 Tweet 310
  • Siswa Spemdalas Ujian Praktik Mengafani Jenazah

    2353 shares
    Share 941 Tweet 588

Berita Terkini

  • Ramadhan, Korp Mubaligh Muda Muhammadiyah Smamio Giat BerdakwahRabu 29 Maret 2023 | 06:25
  • Ramadhan Ceria SD Mumtaz Dibuka, Begini KegiatannyaRabu 29 Maret 2023 | 06:09
  • Spemdalas Berbagi Takjil selama RamadhanRabu 29 Maret 2023 | 05:30
  • SD Mupat Kota Malang Meraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata NasionalRabu 29 Maret 2023 | 05:07
  • Berdayakan PKL, 2000 porsi menu berbuka Kajian Ramadhan PWM Jatim; Liputan Siti Agustini, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    Berdayakan PKL, 2000 Porsi Menu Berbuka Kajian Ramadhan PWM JatimRabu 29 Maret 2023 | 03:28
  • 9 Prinsip Mendidik Anak sesuai Pola Asuh IslamiSelasa 28 Maret 2023 | 21:42
  • Lazismu RSU Aisyiyah Salurkan Dana untuk Peduli Dai Majelis Tabligh PDM PonorogoSelasa 28 Maret 2023 | 20:52
  • English Show Night MIM 7 Kenep Tampil MemukauSelasa 28 Maret 2023 | 18:23
  • Uprak IPA SDMM Dorong Siswa Jadi Peneliti CilikSelasa 28 Maret 2023 | 18:15
  • Ada Nama-Nama Unik di PKDA SmamioSelasa 28 Maret 2023 | 17:44

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!