• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Senin, Maret 1, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Headline

Nasihat KH Ahmad Dahlan untuk para Pemimpin

Sabtu 30 Januari 2021 | 11:42
in Headline, Kolom
513
SHARES
1.6k
VIEWS

Nasihat KH Ahmad Dahlan untuk para Pemimpin, oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi tokoh-tokoh Islam.

PWMU.CO – Tak mudah menjadi pemimpin yang baik. Dia harus selalu bisa membawa masyarakat yang dipimpinnya untuk selalu berada di “wilayah kebenaran”.

Untuk itu, pertama, pemimpin harus menjadi teladan dalam hal kebaikan. Kedua, pemimpin harus selalu siap berkorban, tak hanya harta tapi jika diperlukan juga jiwanya. Oleh karena itu, para pemimpin tidak boleh terbelenggu dengan kebiasaan-kebiasaan buruk meski hal itu dipraktikkan oleh kebanyakan orang.

Paragraf di atas, semacam kesimpulan jika kita mencermati sejumlah renungan KH Ahmad Dahlan (1868-1923) berikut ini. Renungan itu, meski telah berumur sekitar seratus tahun tetap berharga dan bisa disampaikan kapan saja

Berkorbanlah, Adillah!

Inilah catatan—boleh disebut nasihat atau kritik—KH Ahmad Dahlan terutama untuk para pemimpin: “Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah, pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah.” (KRH Hadjid, 2013: 28).

Di catatan KH Ahmad Dahlan di atas, hal yang paling mendasar, bahwa pemimpin harus mampu mengajak dan menjaga siapapun yang dipimpinnya agar senantiasa berada di jalan kebenaran. Kebenaran yang dimaksud terutama seperti yang diatur oleh agama.

Dalam konteks kekinian, jika Pancasila benar-benar menjadi acuan kita, maka nasihat KH Ahmad Dahlan itu akan relevan: pemimpin harus menjaga dirinya sekaligus membersamai orang-orang yang dipimpinnya agar selalu ber-“Ketuhanan Yang Maha Esa.

Selanjutnya, berdasar catatan KH Ahmad Dahlan ini, kita perlu introspeksi dengan ungkapan ini: jangan menjadi seperti kebanyakan pemimpin yang tak sigap dalam berkorban, baik hartanya dan apalagi jiwanya.

Dalam konteks kekinian, jika Pancasila sungguh-sungguh menjadi pedoman kita, maka pesan KH Ahmad Dahlan adalah: pemimpin harus menjadi pihak pertama dalam mengamalkan “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Baca Juga:  Muhammadiyah Bukan Dahlaniyah

Dulu, KH Ahmad Dahlan, sudah punya catatan: banyak pemimpin yang “mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah”. Maka, dalam kalimat lain, para pemimpin hendaknya memuliakan manusia yang dipimpinnya. Bagaimana caranya?

Pemimpin wajib menyediakan jalan-jalan yang bisa memudahkan semua warga dalam usaha mencukupi segenap kebutuhan hidupnya. Pemimpin harus menjamin rasa aman dari segenap warga dengan, misalnya, menerapkan hukum secara sama terhadap siapapun. Jangan praktikkan sikap tebang pilih, hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Kondisikan Kebiasaan Baik

Catatan KH Ahmad Dahlan: “Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali dua kali, berulang-ulang maka kemudian jadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintai itu akan sukar untuk diubah” (KRH Hadjid, 2013: 17).

Renungan KH Ahmad Dahlan di atas berlaku umum, untuk siapa saja. Tapi jika melihat urgensinya, maka sungguh sangat bermanfaat jika para pemimpin secara khusus menjadikannya sebagai pedoman. Bahwa, mereka hanya akan menjadikan hal-hal yang baik (terlebih menurut agama) sebagai sebuah kebiasaan. Terkait hal ini, pemimpin jangan pernah memberikan toleransi berkembangnya kebiasaan buruk semisal praktik suap-menyuap dan korupsi.

Masih sekaitan, pemimpin jangan pernah menoleransi (atau malah memelihara) suatu kebiasaan buruk yang bisa berujung kepada terbaliknya norma. Misal, oleh karena sesuatu yang salah itu sudah berlangsung lama dan mengalami pembiaran maka hal yang demikian lalu dianggap benar. Kelak, ketika akan mengoreksi yang salah itu untuk dikembalikan ke yang benar, akan sulit.

Tentang hal di atas, silakan hayati renungan KH Ahmad Dahlan ini: “Sudah menjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau i’tiqad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan mengubah, mereka akan sanggup membela dengan mengorbankan jiwa-raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimilikinya adalah benar” (KRH Hadjid, 2013: 17).

Baca Juga:  Ahmad Dahlan dan Pencarian Kebenaran

Tentu saja, untuk mengarahkan kebiasaan masyarakat, para pemimpin punya kemudahan untuk melakukannya yaitu lewat kewenangan yang dimilikinya. Di sinilah terlihat bahwa tanggung-jawab seorang pemimpin sangat besar. Mengingat ini, pemimpin harus memberi teladan. Pemimpin harus menjadi perintis dalam berbagai proyek kebaikan.

Teladan sang Panutan

Banyak yang terpesona dengan akhlak KH Ahmad Dahlan yang ikhlas berjuang dan berkorban. Tentang ini, ada kesaksian menarik. Adian Husaini (2020: 30) mengutip buku KH Ahmad Dahlan; Reformer Islam Indonesia karya Solichin Salam terbitan 1963, sebagai berikut:

“Kebesaran Kiai Dahlan tidaklah terletak pada luasnya ilmu pengetahuan yang dimilikinya, melainkan terletak pada kebesaran jiwanya, kebesaran pribadinya. Dengan bermodalkan kebesaran jiwanya dan disertai keikhlasan dalam berjuang dan berkorban inilah yang menyebabkan segala gerak langkahnya, amal usaha dan perjuangannya, senantiasa berhasil.”

Tentang KH Ahmad Dahlan yang ikhlas berjuang dan berkorban, tentu cukup mudah mencari jejaknya. Banyak kisah, bagaimana keikhlasan KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan dan membesarkan Muhammadiyah. Banyak cerita, bagaimana pengorbanan dana, tenaga, waktu-dari seorang KH Ahmad Dahlan dalam gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar.

KH Ahmad Dahlan langsung memimpin perjuangan, mendakwahkan Islam. Beliau menjadikan dirinya, istrinya, dan keluarganya sebagai teladan termasuk dalam hal keikhlasan dan pengorbanan.

Sampai Akhir

Orang-orang terkesan dengan semangat berdakwah KH Ahmad Dahlan yang—bisa dibilang—tak mengenal lelah. Seperti kita tahu, KH Ahmad Dahlan wafat pada 23 Februari 1923.

Baca Juga:  Begini Cara Aisyiyah Hidupkan Spirit KH Ahmad Dahlan di Surabaya

Sebelum wafat, KH Ahmad Dahlan sempat sakit. Dalam kondisi seperti itu, beliau seperti kurang memperhatikan nasihat dokter untuk banyak beristirahat. Beliau malah terus berkeliling daerah, bertabligh. Konon, beberapa bulan sebelum meninggal, KH Ahmad Dahlan sempat tujuh belas kali meninggalkan rumahnya di Yogyakarta untuk berbagai kegiatan dakwah.

Terlihat, etos kepejuangan KH Ahmad Dahlan nyata sampai di “hari-hari terakhir”. Tampak, semangat berkorban KH Ahmad Dahlan terbukti hingga di “saat-saat terakhir”. Itu semua, dilakukannya agar masyarakat selalu berada di “wilayah kebenaran”.

Rasakanlah suasana saat KH Ahmad Dahlan menolak nasihat dari orang-orang terdekatnya bahkan juga dari istrinya agar beliau berkonsentrasi untuk memulihkan kesehatannya. Apa respon KH Ahmad Dahlan?

“Saya mesti bekerja keras untuk meletakkan batu pertama dari amal yang amat besar ini. Kalau sekiranya saya lambatkan ataupun saya hentikan lantaran sakitku ini maka tidak ada orang yang akan sanggup meletakkan dasar itu. Saya sudah merasa bahwa umur saya tidak akan lama lagi. Jika saya kerjakan selekas mungkin, maka yang tinggal sedikit ini mudahlah yang di belakang nanti untuk menyempurnakannya,” demikian kata KH Ahmad Dahlan.

Pilih Mana

Kita, terlebih pemimpin, harus sama antara kata dan perbuatan. Jika memberi nasihat, maka dirinyalah yang harus melakukannya terlebih dahulu. Untuk hal ini, KH Ahmad Dahlan telah memberi teladan dalam hal konsistensi menegakkan kebenaran di tengah-tengah masyarakat.

Alhasil, agar bahagia, kita, terutama para pemimpin, harus selalu berada di “wilayah kebenaran” yang untuk itu perlu pengorbanan. Isilah hidup ini dengan sepenuh makna. Ikuti semangat KH Ahmad Dahlan ini:

“Kita manusia ini, hidup di dunia hanya sekali buat bertaruh. Sesudah mati, akan mendapat kebahagiaankah atau kesengsaraan?” (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: KH Ahmad DahlanM Anwar DjaelaniNasihat-Nasihat KH Ahmad Dahlan
Share205Tweet128SendShare

Related Posts

Mengenang Abdul Qadir Djaelani, Ulama yang Kenyang Dipenjara
Featured

Mengenang Abdul Qadir Djaelani, Ulama yang Kenyang Dipenjara

Senin 1 Maret 2021 | 15:42
61
Membumikan Paham Islam Berkemajuan, Butuh Lima Hal Ini
Kabar

Membumikan Paham Islam Berkemajuan, Butuh Lima Hal Ini

Minggu 28 Februari 2021 | 17:32
145
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Featured

Jejak KH Ahmad Dahlan di Syarikat Islam

Jumat 26 Februari 2021 | 00:22
131
Mas Mansur tokoh yang sangat hebat. Agamanya mapan, pengetahuan agamanya mendalam, dan keterampilan jurnalistiknya jalan.
Headline

Mas Mansur: Agamanya Mapan, Jurnalistiknya Jalan

Sabtu 20 Februari 2021 | 08:05
55.2k
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Featured

Kisah KH Ahmad Dahlan Beri Panggung Perempuan SI Merah

Jumat 19 Februari 2021 | 10:22
160
Ahmad Dahlan dan Pesona Kisah
Featured

Ada Apa Kiai Dahlan Aktif di Budi Utomo dan Jami’at Khair?

Jumat 12 Februari 2021 | 22:27
2.3k

Discussion about this post

Berita Terbaru

Mengenang Abdul Qadir Djaelani, Ulama yang Kenyang Dipenjara

Mengenang Abdul Qadir Djaelani, Ulama yang Kenyang Dipenjara

Senin 1 Maret 2021 | 15:42
Smamda Surabaya Gelar Webinar Bedah AKM

Smamda Surabaya Gelar Webinar Bedah AKM

Senin 1 Maret 2021 | 14:26
PWA Jatim Bantu Korban Banjir Jombang dan Nganjuk

PWA Jatim Bantu Korban Banjir Jombang dan Nganjuk

Senin 1 Maret 2021 | 12:32
Sudah Vaksin tapi Positif Covid-19, Ini Kata Kadinkes pada Tokoh Muhammadiyah

Sudah Vaksin tapi Positif Covid-19, Ini Kata Kadinkes pada Tokoh Muhammadiyah

Senin 1 Maret 2021 | 11:44
Pemerintah Harapkan Efek Domino Vaksinasi Tokoh Muhammadiyah Jatim

Pemerintah Harapkan Efek Domino Vaksinasi Tokoh Muhammadiyah Jatim

Senin 1 Maret 2021 | 11:24
Artidjo Alkostar

Artidjo Alkostar, Sebuah Kitab Keadilan

Senin 1 Maret 2021 | 10:57
Hakim algojo koruptor

Hakim Algojo Koruptor, Tak Mau Minta-Minta Fasilitas

Senin 1 Maret 2021 | 09:46
150 Tokoh Muhammadiyah Jatim Divaksin Covid-19

150 Tokoh Muhammadiyah Jatim Divaksin Covid-19

Senin 1 Maret 2021 | 09:23
Haedar Nashir: Bela Negara adalah DNA Muhammadiyah

Haedar Nashir: Bela Negara adalah DNA Muhammadiyah

Senin 1 Maret 2021 | 09:10
Miras dilegalkan

Miras Dilegalkan, Mana Suara Wapres Kiai Ma’ruf Amin

Senin 1 Maret 2021 | 08:13

Milad PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO
Milad PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
169

Penulis bersama keluarga dan Nadjib Hamid (kedua dari kanan). Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga di Kopdar PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Pengalaman Tak...

Read more
Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Sabtu 27 Februari 2021 | 13:49
148

Slogan Sekolah Terinspirasi Judul PWMU.CO

Sabtu 27 Februari 2021 | 06:11
191
Maklumat dan Putusnya Urat Takut Umat ditulis Bekti Sawiji, Mahasiswa S3 Universitas Negeri Islam (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kaget Gaya Komunikasi Admin PWMU.CO

Jumat 26 Februari 2021 | 06:07
147
Anak Wafat sebelum ‘Di-TKI-kan’ PWMU.CO ke Malaysia dan Thailand

Anak Wafat sebelum ‘Di-TKI-kan’ PWMU.CO ke Malaysia dan Thailand

Kamis 25 Februari 2021 | 13:07
264

Berita Terpopuler

  • Tradisi pesantren dibawa Muhadjir Effendy ke UMM. Hal tersebut dikatakannya saat menjadi narasumber Webinar #17 LP2PPM, Jumat (26/2/21).

    Tradisi Pesantren Dibawa Muhadjir Effendy ke UMM

    6060 shares
    Share 2424 Tweet 1515
  • Kenalkan Sekolah, SD Mugeb Adakan Happy Learning Class

    1689 shares
    Share 676 Tweet 422
  • Muhadjir Effendy: Alumni Ponpes Muhammadiyah 100 Persen Islam dan Indonesia

    918 shares
    Share 367 Tweet 230
  • Menanti Kejutan Tanwir Hizbul Wathan

    766 shares
    Share 306 Tweet 192
  • Punya 4.000 Masjid, Begini Perkembangan Islam di Thailand

    735 shares
    Share 294 Tweet 184
  • Kisah Haru Siswa Smamda Surabaya Dapat Golden Ticket Unair

    306 shares
    Share 122 Tweet 77
  • Setelah Toko Muhammadiyah, PCM Rungkut Bangun Masjid Al-Anwar

    302 shares
    Share 121 Tweet 76
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    2884 shares
    Share 1154 Tweet 721
  • Miras Dilegalkan, Mana Suara Wapres Kiai Ma’ruf Amin

    200 shares
    Share 80 Tweet 50
  • Nabi Isa dalam Quran, Begini Allah Menyebutnya

    3238 shares
    Share 1295 Tweet 810
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In