
PWMU.CO – Tim psikososial dilepas Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse di pelataran Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh, Selasa (2/2/21).
Relawan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang diberangkatkan ke Majene, Sulawesi Barat, tersebut terdiri dari 18 orang tim psikososial Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD), serta 28 orang mahasiswa program Pemantapan Profesi Keguruan (P2K) FKIP. Program P2K merupakan nama lain dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa calon guru di Unismuh Makassar.
Dalam kegiatan pelepasan tersebut, Prof Ambo Asse menyampaikan, tugas utama relawan psikososial adalah memberi kabar gembira. Menurutnya, penderitaan para penyintas gempa, telah diilustrasikan dalam Surat al-Baqarah ayat 155.
“Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ’i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,” ujar nakhoda Unismuh Makassar yang juga guru besar ilmu hadits itu.
Duta Muhammadiyah
Prof Ambo Asse juga mengingatkan agar para relawan yang bertugas tetap menerapkan protokol Covid-19 selama bertugas. Selain tetap menjaga perilaku selama berada di lokasi bencana.
“Ananda sekalian adalah duta Unismuh sekaligus duta Muhammadiyah. Maka jagalah komunikasi dan perilaku dalam pergaulan. Jangan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai Islam dan Muhammadiyah,” pesannya.
Di tempat yang sama, Dekan FKIP Unismuh Erwin Akib menyatakan, tim relawan psikososial FKIP tersebut bertugas untuk mendampingi para penyintas gempa Sulbar.
“Tim PG PAUD akan melaksanakan pendampingan psikososial di bawah koordinasi (Muhammadiyah Disaster and Management Center). Mereka akan bertugas selama dua pekan untuk pendampingan anak-anak penyintas gempa di Majene, khususnya di Malunda dan Ulumanda,” ungkapnya.
Sementara untuk mahasiswa P2K, kata Erwin, akan berada di Majene selama sebulan. Tugas mereka melakukan proses pendampingan pendidikan bagi siswa di daerah pengungsian. “Semua relawan tersebut telah diberikan pembekalan. Mereka juga akan didampingi oleh empat orang dosen,” jelasnya.(*)
Penulis Hadisaputra. Editor Darul Setiawan.
Discussion about this post