Kunci Kesalehan Spiritual-Sosial: Lakukan dan Hindari 3 Hal Berikut

Jamaah sedang mendengarkan tausiyah Wakil Ketua PWM Jatim Nur Cholis Huda (foto M Fadloli Aziz)
Jamaah sedang mendengarkan tausiyah Wakil Ketua PWM Jatim Nur Cholis Huda (foto M Fadloli Aziz)

PWMU.CO – Untuk menjadi pribadi yang saleh secara spiritual dan sosial, ada 3 hal yang harus dilakukan dan 3 hal yang perlu dihindari. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Drs Nur Cholis Huda, MSi menyampaikan hal itu pada Tabligh Akbar di Masjid At Taqwa Perum Pongangan Indah (PPI), Gresik, Sabtu (5/11).

Dengan menggunakan idiom Jawa, Nur Cholis menyampaikan 3 hal yang harus dilakukan oleh seorang Muslim, yaitu: nyopoan (suka menyapa), entengan (ringan kaki), dan loman (suka memberi).

“Jika kita bertemu dengan orang yang punya 3 karakter seperti itu, pasti menyenangkan. Itulah sifat yang diajarkan oleh akhlak Islam,” katanya.

(Baca: Ciri Islam Berkemajuan Itu Membuka Pintu Ilmu Pengetahuan dari Berbagai Penjuru Dunia)

Sebaliknya, kata penulis buku Kasih Ilahi Tak Bertepi itu, jika bertemu dengan orang yang suka njalukan (suka meminta), mbujukan (suka berbohong), dan ngamukan (suka marah), pasti bikin gregetan. “Sebagai orang Islam, kita harus menghindari tiga sifat buruk itu,” pesan Nur Cholis.

Untuk menyambut Musyawarah Ranting Muhammadiyah Perumahan Pongangan Indah (PPI), Manyar, Gresik, Ahad (6/11) Nur Cholis perlu menjelaskan 6 Pilar Muhammadiyah Berkemajuan. Pertama, jelasnya, Islam berkemajuan mengharuskan tauhid yang murni. “Termasuk merusak tauhid adalah syirkul asghor (syirik kecil), berupa riya atau memamerkan kesalahen spiritual,” ujar dia.

(Baca juga: Muhammadiyah Gresik Canangkan Program Berkemajuan)

Kedua, Islam berkemajuan berarti mengembangkan Islam yang bersinergi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. “Tanpa siniergi dengan iptek, Islam akan ketinggalan zaman. Padahal sejarah telah menorehkan jejak bagaimana sumbangan saintis Muslim bagi peradaban dunia,” katanya.

Selanjutnya, penulis buku Rumput Tetangga Tidak Lebih Hijau ini menjelaskan bahwa Islam yang berkemajuan itu harus memahami Alquran dan Assunnah secara integral.

(Baca juga: Ingin Islam Kembali Berjaya? Lakukan 5 Hal Ini)

“Kelima, dakwah Muhammadiyah hendaknya mengarah kepada pemecahan masalah. Bukan pembiaran, apalagi menjadi sumber masalah,” kata Nur Cholis sambil mewanti-wanti agar para kader Muhammadiyah tidak jadi beban bagi Persyarikatan.

Nur Cholis juga mengingatkan bahwa Islam berkemajuan itu berorientasi ke depan. Dan bukan membanggakan kejayaan masa lalu. “Kalau kita hanya membangga-banggakan masa lalu, kapan berdakwahnya?” tuturnya.

Terakhir atau ciri keenam Islam berkemajuan, kata Nur Cholis, adalah punya sikap toleransi dan bisa kerjasama dalam kebaikan. (M Fadloli Aziz)

Exit mobile version