ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 28, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Surat Al Ikhlas, Meluruskan Pemaknaan Allahu Ahad

Jumat 12 Februari 2021 | 15:54
3 min read
2.1k
SHARES
6.5k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Surat Al Ikhlas
Surat Al Ikhlas

PWMU.CO– Surat Al Ikhlas menjelaskan tentang Allah mengenalkan diri kepada makhluknya sebagai ahad atau dzat tunggal yang menciptakan dan berkuasa atas seluruh alam semesta. Dalam praktiknya Allah dimaknai lain oleh manusia sehingga para nabi diutus untuk meluruskan pemaknaan yang menyimpang itu.

Demikian pendapat KH Sachroji Bisri saat membahas tafsir surat Al Ikhlas dalam Kajian Tafsir al Quran dengan pendekatan strategi taktik.

Menurut pengasuh Pesantren Hafidh Al Quran Serang, Banten, ini, sebenarnya manusia sudah mengenal dzat Allah dan sifat-sifatnya. Tetapi dalam perkembangannya tidak hanya Allah saja yang disembah.

Manusia, sambung dia, kemudian menciptakan berhala-berhala yang katanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Manusia memahami Allah menurut persangkaannya sendiri yang malah menyesatkan. Mereka menolak mengikuti cara para nabi karena dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan zaman.

”Jadi Ahad itu lambang dzat Allah. Maka maknailah lambang itu sesuai dengan yang diajarkan nabi,” kata Bang Oji, panggilan akrab KH Sachroji Bisri. ”Tapi ada yang memaknai lain lambang itu yang tidak sesuai dengan nabi sehingga perlu diluruskan,” katanya.

Dia mencontohkan, orang Quraisy sudah mengenal Allah sebagai Tuhan. Namun untuk sampai kepada Allah menurut mereka perlu perantara berhala-berhala. Nabi Muhammad datang untuk mengembalikan lambang Ahad namun masyarakat menolak dan melawan Nabi karena sudah telanjur mapan dengan pemahaman syirik yang turun temurun itu.

”Sila pertama Pancasila semula itu lambang Ahad sebab Ketuhanan Yang Mahaesa awalnya menurut konsep Islam,” tutur murid KH Abdul Hamid yang punya jalur berguru kepada Syeikh Yasin Al Padangi ini. ”Tapi pemaknaan itu sekarang bisa berubah ketika ditafsiri oleh selain Islam,” sambung dia.

Dalam tafsir kenegaraan maka ajaran trinitas, paham trimurti, dan kepercayaan tahayul kepada danyang dimasukkan dalam pemaknaan Ketuhanan Yang Mahaesa. Dengan demikian makna Ketuhanan Yang Mahaesa dalam Pancasila itu menjadi kabur. Pemaknaannya tidak khusus lagi tapi menjadi umum asal percaya ketuhanan saja.

Wahdatul Wujud

Pemaknaan lambang Ahad yang berbelok dari asalnya, sambung Bang Oji lagi, contohnya lagi adalah ajaran tasawuf dari Ibnu Arabi yang populer disebut wahdatul wujud. Ibnu Arabi, ujar dia, tidak pernah menamakan ajarannya dengan wahdatul wujud. Tapi para pengikutnya yang belakangan memberikan nama itu sebagai akibat pemahaman yang melenceng dari pemikiran Sang Guru.

Menurut pemikiran Ibnu Arabi, dzat Allah yang tunggal itu dapat dikenali eksistensi dan sifat-sifatnya dari alam semesta. Konsep ini populer disebut tajalli atau menampakkan. Alam semesta yang besar, agung, memberikan rahmat, hidup, dan lainnya mewakili sifat-sifat Allah seperti akbar, adhim, rahman, rahim, hayat dan seterusnya.

Manusia adalah penciptaan Allah paling sempurna karena selain jasad dan nafs (jiwa) dalam diri manusia juga ada ruh yakni potensi akal budi yang membuat manusia bisa berpikir. Manusia juga punya fuad yakni hati nurani. Karena kelengkapan penciptaan inilah manusia disebut insan kamil alias manusia sempurna. Kesempurnaan penciptaan manusia ini dipahami sebagai tajalli  dari Allah.

”Pemikiran inilah kemudian dipahami bahwa alam semesta atau manusia itu merupakan perwujudan dari Allah.  Alam semesta adalah cermin Allah. Alam adalah makrokosmos dan Allah mikrokosmos yang sebenarnya adalah satu kesatuan,” tuturnya.

Pemahaman ini di Jawa dikenal dengan ajaran Syeikh Siti Jenar yang menganggap dalam dirinya ada Tuhan sehingga tidak perlu menjalankan syariat. (*)

Penulis/Editor Sugeng Purwanto

Tags: Ibnu ArabiTafsir surat Al IkhlasTasawufWahdatul Wujud
SendShare827Tweet517Share

Related Posts

Pandangan Muhammadiyah tentang Tasawuf dan Tarekat

Senin 2 Mei 2022 | 12:00
3.4k

Prof Syafiq A. Mughni. Pandangan Muhammadiyah tentang Tasawuf (Sketsa ulang foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO) Pandangan...

The Power of Love Muhammadiyah

Senin 3 Januari 2022 | 10:25
1.1k

Nurbani Yusuf The Power of Love Muhammadiyah oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar. PWMU.CO- Inilah...

Dokter Sutomo Diskusi Ketuhanan dengan Mas Mansur, Ungkap Agamanya

Selasa 21 Juli 2020 | 16:16
587

Patung Dokter Sutomo di depan GNI Surabaya. PWMU.CO- Dokter Sutomo diskusi ketuhanan dengan Mas Mansur...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    29057 shares
    Share 11623 Tweet 7264
  • 12 Stand Ramaikan Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1984 shares
    Share 794 Tweet 496
  • Pembelajaran Life Skill, Siswa Spemdalas Bikin Jamu Tradisonal

    3428 shares
    Share 1371 Tweet 857
  • Tajdied Center Jatim Uji Hafalan Siswa Spemdalas

    1493 shares
    Share 597 Tweet 373
  • Islamic Voice Meriahkan Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1160 shares
    Share 464 Tweet 290
  • Rangkai 1000 Stik Es Krim, Siswa Spemdalas Bikin Menara Eiffel 

    3003 shares
    Share 1201 Tweet 751
  • Kalimah Spemdalas Ajak Siswa Miliki Akhlak Al-Quran

    2332 shares
    Share 933 Tweet 583
  • Siswa Spemdalas Ujian Praktik Mengafani Jenazah

    2315 shares
    Share 926 Tweet 579
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    12638 shares
    Share 5055 Tweet 3160
  • Siswa Spemdalas Sambut Bulan Ramadhan

    1060 shares
    Share 424 Tweet 265

Berita Terkini

  • International Class Program SDMM Dimonev BPLP UMSelasa 28 Maret 2023 | 09:29
  • Kak Tobi Bercerita tentang Legenda Surabaya di Sekolah Kreatif BaratajayaSelasa 28 Maret 2023 | 09:06
  • Buku Jurnal Ramadhan Penyemangat Siswa SMK MemoSenin 27 Maret 2023 | 18:53
  • Pengalaman Penulis Ini Dapat Balasan Indah dari AllahSenin 27 Maret 2023 | 18:35
  • Kejuaraan nasional
    Kejuaraan Nasional Catur Ini Mengesankan bagi VirlySenin 27 Maret 2023 | 18:09
  • Raker Gabungan MPKSDI dan LPCRPM PWM Jatim, Inilah HasilnyaSenin 27 Maret 2023 | 17:40
  • Gelar karya siswa
    Gelar Karya Siswa Ini Mengejutkan Kepala SekolahSenin 27 Maret 2023 | 17:23
  • Sebar Jadwal Imsakiah, Cara Siswa SMAM 4 Sidayu Promosi SekolahSenin 27 Maret 2023 | 17:12
  • Refleksi awal tahun
    Mengapa Umat Islam Harus Meneladani para Murid Yesus?Senin 27 Maret 2023 | 14:11
  • Smamio Mengikuti Softlaunching Program Sembari BRINSenin 27 Maret 2023 | 14:01

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!