ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Sabtu, Desember 9, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Feature

Ada Apa Kiai Dahlan Aktif di Budi Utomo dan Jami’at Khair?

Jumat 12 Februari 2021 | 22:27
6 min read
1.3k
SHARES
4k
VIEWS
Ada Apa Kiai Dahlan Aktif di Budi Utomo dan Jami’at Khair?

Ada Apa Kiai Dahlan Aktif di Budi Utomo dan Jami’at Khair? Ditulis oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi tokoh Islam.

PWMU.CO – KH Ahmad Dahlan adalah potret pembelajar sejati. Tiada henti belajar, sejak kecil. Awal, beliau aktif belajar agama. Lalu, beliau giat juga belajar berorganisasi.

Di bidang agama, kali pertama Ahmad Dahlan belajar langsung ke ayahnya sendiri. Lalu, ke kakak-kakak iparnya. Kemudian ke sejumlah ulama di Yogyakarta dan sekitarnya. Bahkan, belajar pula sampai ke Mekkah.

Sementara, dalam hal kecakapan berorganisasi, Ahmad Dahlan punya kesempatan mengasahnya dengan cara belajar secara langsung. Caranya, beliau menjadi anggota dan/atau pengurus di sejumlah organisasi antara lain Budi Utomo dan Jami’at Khair.

Berbekal ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai aktivitasnya di bidang keagamaan dan keorganisasian itu, pada gilirannya banyak berpengaruh terhadap perjalanan Ahmad Dahlan dalam mendirikan dan memimpin Muhammadiyah.

Bersama Budi Utomo

Ahmad Dahlan mengenal Budi Utomo melalui Joyosumarto yang merupakan anggota Budi Utomo di Yogyakarta. Di Budi Utomo, Joyosumarto bertugas membantu organisasinya di bidang kedokteran, di bawah koordinasi dr Wahidin Sudirohusodo–penggagas Budi Utomo.

Alkisah, di sebuah kesempatan, Joyosumarto bersilaturahmI ke Ahmad Dahlan di rumahnya, di Kauman Yogyakarta. Dari pertemuan itulah Ahmad Dahlan mulai mengenal Budi Utomo.

Ahmad Dahlan lalu berkenalan dengan dr Wahidin Sudirohusodo secara pribadi. Selanjutnya, Ahmad Dahlan sering menghadiri rapat anggota maupun pengurus yang diselenggarakan Budi Utomo di Yogyakarta meski secara resmi Ahmad Dahlan belum menjadi anggota. Dari situ, Ahmad Dahlan semakin tahu tentang aktivitas dan tujuan Budi Utomo.

Pada 1909, Ahmad Dahlan secara resmi menjadi anggota Budi Utomo. Keterlibatan secara langsung di dalamnya, memberi pengetahuan yang banyak kepada Ahmad Dahlan tentang bagaimana berorganisasi dan mengatur organisasi secara modern.

Pada perkembangannya, Ahmad Dahlan bahkan menjadi pengurus Budi Utomo di lingkup Kauman Yogyakarta. Tak hanya itu, Ahmad Dahlan juga menjadi salah seorang komisaris dalam kepengurusan Budi Utomo Cabang Yogyakarta.

Ada yang menarik, terkait hubungan antara Ahmad Dahlan dengan Budi Utomo. Terlihat, hubungan itu terbilang sangat baik. Bahwa, meski pada 1912 Ahmad Dahlan sudah mendirikan Muhammadiyah, namun pada 1917 rumah beliau di Kauman Yogyakarta dijadikan tempat kongres Budi Utomo.

Di kongres itu, Ahmad Dahlan berkesempatan menyampaikan ceramah keagamaan dan berhasil memesona para peserta. Hasilnya, setelah kongres berakhir dan peserta pulang ke daerah masing-masing, banyak yang lalu berkirim surat ke HB Muhammadiyah. Isinya, meminta agar Muhammadiyah mendirikan cabang-cabangnya di kota mereka.

Sebagai pengurus Budi Utomo, aktivitas Ahmad Dahlan tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan masalah organisasi. Beliau sering memanfaatkan forum pertemuan pengurus maupun anggota Budi Utomo sebagai tempat untuk menyampaikan informasi tentang agama Islam, bidang yang sangat dikuasainya. Kegiatan ini biasanya beliau lakukan setelah acara resmi selesai.

Menarik Minat Islam

Kecakapan Ahmad Dahlan dalam menyampaikan informasi tentang agama Islam dalam berbagai pertemuan informal itu telah menarik perhatian para pengurus maupun anggota Budi Utomo yang sebagian besar terdiri dari pegawai pemerintah dan guru. Di antara indikasinya, sering terjadi diskusi yang menarik di antara mereka tentang agama Islam.

Banyak pengurus dan anggota Budi Utomo yang tertarik pada masalah agama Islam. Di antara mereka adalah R. Budiharjo dan R. Sugondo. Keduanya, pada saat itu menjabat sebagai guru di Kweekschool Jetis Yogyakarta.

Melalui bantuan dua guru itu, Ahmad Dahlan lalu mendapat kesempatan mengajarkan agama Islam kepada para siswa Kweekschool Jetis Yogyakarta. Hal itu terlaksana setelah si Kepala Sekolah setuju dan memberikan izin pelajaran agama Islam di sekolah guru milik pemerintah itu. Pelajaran diberikan di luar jam pelajaran resmi, yang biasanya dilakukan setiap Sabtu sore (Heri Sucipto, 2010: 73-77).

Gambaran di atas, senada dengan pandangan Akhira Nagazumi (1989: 123) seperti yang dikutip Suwarno (2016: 70), bahwa masuknya Ahmad Dahlan ke dalam dan menjadi anggota Budi Utomo, tidak lain hendak mengislamkan anggota-anggotanya.

Di samping itu, Ahmad Dahlan berharap dengan menjalin kontak kalangan anggota Budi Utomo yang sebagian besar adalah guru sekolah negeri dan pejabat pemerintah maka kemungkinan baginya untuk menyebarluaskan gagasan-gagasan pembaruan keagamaan di sekolah-sekolah menjadi semakin terbuka.

Usaha Ahmad Dahlan berhasil dengan baik, terbukti lewat sambutan mereka yang tampak gembira terutama di kalangan santri anggota Budi Utomo di kampung Kauman Yogyakarta.

Bergabung Jami’at Khair

Sementara, pada 1910 Ahmad Dahlan menjadi anggota ke-770 perkumpulan Jami’at Khair, sebuah organisasi masyarakat Arab di Indonesia yang berpusat di Jakarta. Bersama dia juga ikut menjadi anggota adalah Husein Jayadiningrat.

Ahmad Dahlan tertarik bergabung dengan Jami’at Khair karena mereka membangun sekolah-sekolah agama dan bahasa Arab serta bergerak dalam bidang sosial. Organisasi itu juga sangat giat membangun jaringan dengan pemimpin-pemimpin di negara-negara Islam yang telah maju.

Seperti apa profil Jami’at Khair? Organisasi ini didirikan di Jakarta pada 17 Juli 1905 oleh Sayyid Muhammad Al-Fachir bin Abdurrahman Al-Masyhur dan tiga orang lainnya. Meski Jami’at Khair seluruh pendirinya orang Arab, bahkan keturunan Sayyid, tapi terbuka untuk setiap Muslim untuk menjadi anggotanya.

Lewat Jami’at Khair, Ahmad Dahlan menjadi paham bagaimana mengelola pendidikan. Hal ini, sekali lagi, karena organisasi ini salah satunya bergerak di bidang pendidikan.

Sekolah yang dikelola Jami’at Khair, yang dimulai pada 1905, tidak hanya bersifat keagamaan saja. Sekolah-sekolah itu mendapat sentuhan modern. Misal, semua sekolah menggunakan sistim klasikal dan memakai kurikulum yang teratur. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia atau Melayu.

Belajar Organsasi

Hal yang menarik, di sekolah Jami’at Khair tidak diajarkan bahasa Belanda tetapi bahasa Inggris. Agaknya, ini semacam reaksi halus terhadap dominasi bahasa asing kolonial yaitu bahasa Belanda.

Untuk menunjang kelancaran proses kependidikan, Jami’at Khair banyak mengundang guru dari daerah-daerah lain selain dari luar negeri untuk mengajar di sekolah-sekolah mereka. Misal, pada 1907 Muhammad Mansur dihadirkan untuk menjadi guru di bidang bahasa Melayu. Beliau berasal dari Padang – Sumatera Barat. Beliau diundang, juga karena dinilai pengetahuannya di bidang agama bagus.

Pada 1911, datang Al-Hasyimi dari Tunisia, yang antara lain tercatat sebagai orang yang pertama kali memperkenalkan dan mendirikan gerakan kepanduan di kalangan orang-orang Islam di Indonesia.

Masih pada 1911 datang lagi tiga orang guru, salah satunya adalah Syaikh Ahmad Surkati dari Sudan. Beliau, terbilang sebagai salah satu yang berperan besar dalam menyebarkan pemikiran-pemikiran pembaharuan di masyarakat Islam Indonesia (Ensiklopedi Islam Indonesia, 1992: h. 480-482).

Di Jami’at Khair Ahmad Dahlan banyak belajar berorganisasi secara modern dan berdakwah di kalangan umat Islam. Beliau, juga mendapatkan pengetahuan tentang kegiatan sosial terutama yang berhubungan dengan pendirian dan pengelolaan lembaga pendidikan model sekolah formal.

Kesemua itu merupakan suatu hal yang baru dan sangat berpengaruh bagi langkah-langkah yang dilakukan Ahmad Dahlan pada masa selanjutnya.

Pada dasarnya, Ahmad Dahlan di Jami’at Khair mendapatkan pengetahuan bagaimana cara membentuk sebuah organisasi dan bagaimana cara mengusahakan pendirian sekaligus pengelolaan sekolah model Barat.

Ilmu, Ilmu!

Demikianlah, figur seorang pembelajar tekun bernama Ahmad Dahlan. Dari dan lewat Budi Utomo banyak ilmu serta manfaat yang didapatnya. Dari Jami’at Khair tak sedikit pengetahuan yang diperolehnya. Itu semua, sangat berguna saat KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dan lalu memimpinnya. Sekarang ini, kita bisa menjadi saksi bahwa ada buah manis bagi seorang pembelajar yang rajin dan ulet. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Artikel Ada Apa Kiai Dahlan Aktif di Budi Utomo dan Jami’at Khair? ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 21 Tahun XXV, 12 Februari 2021/30 Jumadits Tsania 1442.

Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.

Tags: KH Ahmad DahlanM Anwar Djaelani
SendShare518Tweet324Share
Previous Post

Cospleng, Pelatihan Ini Langsung Hasilkan Softnews Bermutu

Next Post

Pandemi Belum Usai, Berlian Sulap Lagi Ruang Kelas Jadi Studio

Related Posts

GKJW Kunjungi PWM Jatim, Terungkap Hubungan KH Ahmad Dahlan dengan Katolik

Rabu 6 Desember 2023 | 05:24
156

Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Ir Tahmid Masyhudi (kiri) saat menyambut kedatangan Gereja...

Mengenang Rahmat Abdullah, Penulis Keajaiban dari Palestina

Jumat 1 Desember 2023 | 11:24
256

Mengenang Rahmat Abdullah, Penulis Keajaiban dari Palestina Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah Pengukir Sejarah dan sembilan...

Ahmad Dahlan Tokoh Perubahan, Refleksi 111 Tahun Muhammadiyah

Sabtu 18 November 2023 | 23:04
363

KH Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan Tokoh Perubahan, Refleksi 111 Tahun Muhammadiyah, Oleh M. Anwar Djaelani,...

Penguasa Terjungkal karena Terus Meminta Tambah

Kamis 16 November 2023 | 10:57
234

M. Anwar Djaelani Penguasa Terjungkal karena Terus Meminta Tambah Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah Pengukir...

Jihad Ekonomi, Belajar dari Kisah KH Ahmad Dahlan Mengajarkan Surat Al-Maun

Senin 13 November 2023 | 05:16
81

Ahmad Labib (kiri) membahas jihad ekonomi dalam Kajian Ahad Pagi Majelis Tabligh PCM Menganti (Rawadan...

Cerita KH Ahmad Dahlan Ketinggalan Kereta Api yang Berbuah Manis

Selasa 7 November 2023 | 10:58
381

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Dr HM Nurul Humaidi MAg pada Pengajian Akbar...

Palestina, Masukkan Kami dalam Daftarmu!

Minggu 5 November 2023 | 13:26
955

Foto X “Palestina, Masukkan kami dalam daftarmu!” Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah...

MPID PWM Jatim Siap Luncurkan Tim Ekspedisi Jejak KH Ahmad Dahlan

Sabtu 4 November 2023 | 09:40
117

Suasana Rakerwil MPID PWM Jatim di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jatim. MPID PWM Jatim...

Wafat, dr Muhammad Thohir Direktur Pertama RSI Surabaya

Jumat 3 November 2023 | 16:10
383

dr Muhammad Thohir SpKJ (Istimewa/PWMU.CO) Wafat, dr Muhammad Thohir Direktur Pertama RSI Surabaya Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah...

Palestina dan Gairah Solidaritas Seorang Ibu

Sabtu 28 Oktober 2023 | 11:17
504

Ribuan massa berdatangan di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Sabtu (28/10/2023). (Foto CNN...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Motivation Day Spemdalas Undang Dai Nasional Muzammil Hasballah

    2261 shares
    Share 904 Tweet 565
  • Peserta Sujou Spemdalas Bagikan Paket Sembako ke Warga

    1233 shares
    Share 493 Tweet 308
  • Sujou Spemdalas: Ada Rasa Kangen dengan Aktivitas Orangtua Asuh

    850 shares
    Share 340 Tweet 213
  • 10 Siswa Spemdalas Winter Camp ke Cina

    788 shares
    Share 315 Tweet 197
  • Hj Tjeppy Hasanah Wakafkan Tanah dan Rumah untuk Muhammadiyah Kota Probolinggo

    666 shares
    Share 266 Tweet 167
  • Rasakan Sensasi Menjadi Peternak Bebek di Sujou Spemdalas

    1545 shares
    Share 618 Tweet 386
  • Kammil Spemdalas Bahas Pencegahan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

    1579 shares
    Share 632 Tweet 395
  • Field Research, Siswa Spemdalas Belajar Pengolahan Kayu

    2839 shares
    Share 1136 Tweet 710
  • Tanam Jagung hingga Jualan di Pasar Warnai Sujou Spemdalas

    818 shares
    Share 327 Tweet 205
  • Kasek Pasuruan Studi Banding Pendidikan ke Yogya

    315 shares
    Share 126 Tweet 79

Berita Terkini

  • Sekjen MUI di Al-Azhar Mesir: Mahasiswa Penentu Masa Depan BangsaSabtu 9 Desember 2023 | 09:05
  • HGN Rasanya setiap Waktu karena Kado Mushaf Istimewa IniSabtu 9 Desember 2023 | 08:45
  • Rakerda LPCRPM Lamongan Dihadiri PP Muhammadiyah dan Imam Masjid Percontohan NasionalSabtu 9 Desember 2023 | 08:44
  • 10 Siswa Spemdalas Winter Camp ke CinaSabtu 9 Desember 2023 | 08:02
  • Kisah Dua Ummu Kultsum yang Merugi dan Beruntung di Ngaji Kitab NasyiahSabtu 9 Desember 2023 | 07:23
  • Putra Daerah Jangan Hanya Jadi WorkerSabtu 9 Desember 2023 | 00:13
  • Tapak Suci Jatim Menyelenggarakan Ujian Kenaikan Tingkat KaderSabtu 9 Desember 2023 | 00:00
  • Saat Duta Budaya Jepang Terkesan dengan WBL dan Gua MaharaniJumat 8 Desember 2023 | 23:28
  • LDK Diharapkan sebagai Pemangku Dakwah LiterasiJumat 8 Desember 2023 | 23:00
  • Pemilihan Ketua Umum PR IPM SMK Pemuda Krian MeriahJumat 8 Desember 2023 | 22:45

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In