PWMU.CO – KEK Pariwisata Lido City disetujui Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Rabu (10/2/2021), Anggota Komisi X DPR RI F-PAN Prof Zainuddin Maliki memberikan beberapa warning (peringatan).
Pertama, dia berharap Dewan Nasional KEK yang mengeluarkan izin telah melakukan telaah dengan sebaik-baiknya bahwa semua persyaratan yang diperlukan, seperti syarat pengalihan fungsi lahan, termasuk analisis dampak lingkungan, benar-benar dipenuhi.
“Jangan sampai mega proyek yang diproyeksikan akan menarik investasi hingga US$ 2,4 miliar atau setara Rp 33,5 triliun itu justru menjadi sumber masalah terutama bagi warga penduduk sekitar yang berjumlah tidak kurang dari 70 juta itu,” ujarnya Selasa (16/2/2021).
Zainuddin Maliki menegaskan, dengan didapatkannya status KEK Pariwisata, Badan Usaha dan Pelaku Usaha di kawasan MNC Lido City akan menikmati berbagai kemudahan dan fasilitas sarana prasarana.
Di samping juga memperoleh insentif perpajakan mulai dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang mewah, bea masuk dan pajak dalam rangka impor, cukai, serta berbagai kemudahan perijinan lainnya.
“Jangan sampai kemudahan dan berbagai insentif perpajakan itu hanya dinikmati oleh Badan Usaha dan Pelaku Usaha bermodal besar. KEK Pariwisata MNC Lido City harus memperhatikan para pegiat wisata dan ekonomi kreatif di sekitarnya,” harap dia.
Jangan Pinggirkan UMKM
Kedua, anggota DPR RI dari Dapil Jatim Lamongan Gresik itu juga berpesan agar UMKM yang bergerak di bidang pariwisata diberi ruang. Bukan hanya ditempat pinggiran, tetapi juga tempat strategis dalam penataan kawasan hunian, komersial, destinasi wisata dan resort terintegrasi yang dirancang MNC Lido City.
“Jangan sampai tempat-tempat strategis habis tidak tersisa sama sekali pagi pengembangan UMKM,” dia mengingatkan.
Oleh karena itu Zainuddin Maliki berharap pada pelaku usaha bermodal besar bersedia membantu UMKM agar mampu beradaptasi sehingga bisa mengisi berbagai peluang di KEK Pariwisata Lido City.
Memang, sambungnya, kawasan itu dirancang untuk penanaman investasi berskala besar dan diproyeksikan menjadi destinasi wisata terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Tapi jangan sampai tak memberi ruang bagi UMKM.
Dengan begitu KEK Pariwisata yang terletak di Bogor tempat berbatasan Provinsi DKI Jakarta dan Banten ini bisa dijadikan pemodal besar menunjukkan komitmennya dalam turut serta mengembangkan UMKM, para pegiat wisata dan ekonomi kreatif di negeri ini.
“Jika itu bisa diwujudkan maka KEK Pariwisata Lido City akan menjadi kepingan surga dan bukan kepingan neraka bagi pekerja maupun pegiat pariwisata dan ekonomi kreatif kita,” kata dia.
Jangan Jadi Agen Hollywood
Di KEK Pariwisata Lido City ini, pengusaha nasional Hary Tanoe Soedibyo dengan bendera PT MNC Land Tbk memulai rintisannya membangun Movieland, yang disebut-sebut akan setara dengan Hollywood.
Movieland dibangun di lahan seluas 21 hektare di kawasan KEK Pariwisata Lido City. Di kawasan itu akan dibangun sejumlah fasilitas seperti produksi seperti backlot (lokasi shooting), sound stage (studio tertutup), peralatan produksi dengan teknologi mutakhir hingga fasilitas pascaproduksi dengan teknologi berkelas dunia.
Zainuddin Maliki mengingatkan agar gagasan memajukan produksi film Indonesia bukan hanya mengimitasi dan apalagi menjadi agen penyebaran film Hollywood.
“Movieland itu harus berangkat dari semangat membangun pusat pengembangan industri perfilman, budaya, dan ekonomi kreatif yang modern dari Indonesia. Kelak justru harus bisa memunculkan ikon industri kreatif khas Indonesia yang bisa menguasai pasar negara-negara Barat seperti Amerika dan Eropa,” kata dia dalam warning ketiganya.
Dia berharap Movieland tidak kalah dengan India yang telah berhasil menggeser Hollywood dengan Bollywood atau Korea dengan Drakor-nya.
Pria kelahrian Tulungagung itu juga berharap sagar mega proyek ini tak hanya mampu mendongkrak pertumbuhan regional Jawa Barat tetapi juga ekonomi nasional.
“Namun yang perlu diberikan jaminan oleh pemegang izin, pengelolaan KEK Pariwisata Lido City nantinya harus benar-benar menjadi angin surga bagi kaum pekerja. Bukan angin neraka!” tegas dia. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post