• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Kamis, Maret 4, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Jepang Bentuk Menteri Urusan Kesepian, Ironi Peradaban Modern

Minggu 21 Februari 2021 | 11:22
in Kolom
318
SHARES
993
VIEWS
Jepang
Denny JA

Jepang Bentuk Menteri Urusan Kesepian, Ironi Era Modern oleh Denny JA, peneliti dan konsultan politik.

PWMU.CO– Inilah ironi peradaban modern. Di tengah kelimpahan ekonomi dan teknologi canggih, justru di era itu hati manusia banyak yang kesepian. Lalu bunuh diri.

Negeri Jepang pun merasa perlu mengangkat seorang menteri dengan tugas tak biasa. Mencari solusi penduduknya yang kesepian. Mencari jalan keluar mengurangi tingginya angka bunuh diri.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga baru saja menunjuk Tetsushi Sakamoto menjadi Menteri Urusan Kesepian. Sebab isolasi sosial era pandemik covid-19 menambah jumlah bunuh diri di Jepang yang sebelumnya sudah tinggi.

Tahun lalu, Jepang mencatat 2.153 kematian akibat bunuh diri pada Oktober. Padahal angka kematian akibat pandemi covid-19 – pada 27 November 2020 – hanya 2.087.

Perdana Menteri Suga mengatakan, wanita lebih menderita akibat isolasi sosial. Jumlah yang bunuh diri naik signifikan. Menteri baru ditugasi mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi. Lalu mencari kebijakan terukur dan komprehensif untuk mengatasinya.

Sakamoto menerima tugas tak biasa ini. Kepada pers Ia menyatakan sedang mencari cara dan program untuk mengurangi kesepian dan perasaan terisolasi. Lalu kembali membuat individu di masyarakat saling terhubung dan berbahagia.

Mati karena Kenyang

Membaca berita itu, saya teringat tiga data. Cuplikan data itu disajikan kembali yang diambil dari buku saya terbit tahun lalu: The Spirituality of Happiness, Spiritualitas Baru Abad 21 Narasi Ilmu Pengetahuan.

Data pertama, soal kemakmuran. Global Burden of Diase Study 2010 melaporkan, mereka yang meninggal karena kelebihan kalori, karena penyakit yang berhubungan dengan obesitas, kini tiga kali lebih banyak ketimbang mereka yang mati karena penyakit yang berhubungan dengan kelaparan.

Baca Juga:  Maharesigana Salurkan Sembako

Untuk pertama kalinya dalam peradaban, jumlah yang mati karena kelebihan makan lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan karena kurang makanan.

Sejak munculnya homo sapiens dua ratus ribu tahun lalu, sejarah bergerak karena perebutan sumber daya makanan. Kini secara umum peradaban sudah kelebihan makanan. Mati karena eat more jauh lebih banyak dibanding mati karena eat less.

Kita memasuki apa yang disebut Inglehart sebagai zaman post-materialism. Ini zaman yang tak lagi disibukkan dengan kebutuhan pokok. Tapi ia sudah melampaui itu. Kebutuhan utama kita lebih pada aktualisasi diri, dan hidup yang lebih berkualitas.

Tentu tetap ada dan tetap banyak penduduk dunia yang masih berjuang untuk memenuhi basic need seperti makanan, rumah, dan rasa aman. Tapi peradaban sudah bergerak melahirkan lebih banyak dan lebih banyak lagi manusia yang kebutuhannya melampaui dunia materi.

Mati karena Kesepian

Data kedua yang saya pelajari adalah soal kesepian. Ini data dari WHO. Jumlah yang mati karena bunuh diri kini lebih banyak dibandingkan jumlah yang tewas karena konflik, perang, dan bencana alam digabung menjadi satu.

Setiap tahun sekitar 800 ribu hingga 1 juta manusia di seluruh dunia mati bunuh diri. Setiap empat detik ada yang bunuh diri di salah satu wilayah bumi.

Baca Juga:  Kenapa Semua Penyakit Dicovidkan? Ini Penjelasannya

Ini ironi peradaban post-materialism. Ketika kemakmuran materi melimpah semakin banyak yang bunuh diri. Apapun penyebab, pastilah yang bunuh diri merasa hidup yang tak lagi berharga untuk dijalani. Pastilah ia lama tenggelam dalam rasa putus asa dan depresi.

Data itu semakin menguatkan persepsi kita tentang manusia. Kelimpahan materi belaka tidak membuat peradaban itu nyaman bagi manusia di dalamnya.

Agama Baru

Data ketiga, saya baca dari Pew Research Center dan Adherent. com. Peradaban ini tidak kekurangan agama. Jumlah agama yang kini hadir sebanyak 4.300. Masing masing agama itu mempunyai konsep Tuhannya sendiri, konsep moralnya sendiri.

Sudah pasti masing masing penganut agama yang fanatik merasa hanya agamanya yang benar, dan ribuan agama lain salah. Ini psikologi penganut agama yang berlaku universal. 

Persepsi benar sendiri tumbuh tak hanya di agama Kristen, Islam, Budha, Hindu, bahkan juga di kalangan penganut kepercayaan yang jauh lebih kecil.

Empat agama terbesar: Kristen, Islam, Hindu, dan Budha dipeluk oleh 75 persen populasi dunia. Penganut Kristen dan Islam jika ditotal sudah melampaui 50 persen penduduk bumi.

Agama ketiga terbesar ternyata, hasil Pew Research Center, bukan Hindu atau Budha. Ketiga terbesar adalah Non-Affiliated. Ini kumpulan individu yang tak lagi merasa perlu mengidentifikasikan diri dengan agama tertentu.

Di zaman ini, ketika segala hal bisa dilacak di Google, publik dapat pula melacak kisah sejarah yang tersimpan dalam kitab suci.

Baca Juga:  Jadi Relawan Covid, Mahasiswa Dapat Nilai

Arkeolog menemukan, misalnya, betapa sebagian nabi itu bukan tokoh historis, tak pernah hadir dalam sejarah. Atau kisahnya dilebih-lebihkan dibandingkan kisah sebenarnya, seperti yang ditemukan oleh arkeolog.

Ini dapat membuat mereka  kehilangan makna dengan agamanya yang dulu. Ada yang percaya Tuhan tapi tak lagi lewat agama. Ada yang hanya percaya pada humanisme. Dan sebagainya.

Peradaban juga terus saja memproduksi agama baru. Agama Baha’i misalnya, lahir di tahun 1850. Kini menyebar di dua puluh negara, dengan total penganut sekitar 6 juta. Penganut terbesarnya berada di India dan Amerika Serikat.

Spiritualitas

Agama yang paling baru adalah Kopimisme. Pemerintah Swedia mengakuinya sebagai agama di tahun 2012. Ini agama yang sangat unik yang lahir di era informasi. Mereka meyakini informasi itu adalah suci. Tindakan mengkopi informasi itu (asal dari nama Kopimisme) adalah suci pula.

Peradaban baru ini sudah terlalu banyak agama. Membuat agama baru bukanlah solusi. Yang diperlukan semata spiritualitas baru. Ini bukan agama, tapi gaya hidup yang bisa dijalankan oleh semua penganut agama. Bahkan oleh mereka yang tak lagi percaya agama. Ia tidak berniat dan tak perlu menggantikan agama yang sudah ada.

Sebaliknya, spiritualitas baru itu membuat penganut agama lebih mendalam dan menghayati agama asalnya. Zaman baru membutuhkan spiritualitas baru. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Agama baruBunuh DiriCovid 19Denny JAMenteri Urusan KesepianSpiritualitas
Share127Tweet80SendShare

Related Posts

Maritas Fauziah
Kabar

Marita Fauziah, Pejuang Aisyiyah Ngawi Wafat

Senin 8 Februari 2021 | 21:43
1.8k
Kampung Baduy di Lebak Banten.
Featured

Kampung Baduy dan Ciptagelar Bebas Covid, Ini Sebabnya

Senin 8 Februari 2021 | 17:38
12.7k
Kontributor ini
Kabar

Kontributor Ini Masih Kirim Berita meski Sakit

Rabu 3 Februari 2021 | 08:54
2.4k
153 warga Cina
Kolom

153 Warga Cina yang Sakti

Kamis 28 Januari 2021 | 06:57
2.7k
Dua pidato Jokowi
Kolom

Dua Pidato Jokowi yang Kontradiktif

Rabu 27 Januari 2021 | 21:51
2.2k
Pasien covid
Kabar

Pasien Covid Tembus 1 Juta, Ini Langkah Pemerintah

Rabu 27 Januari 2021 | 15:04
110

Discussion about this post

Berita Terbaru

Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Kamis 4 Maret 2021 | 21:34
Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Kamis 4 Maret 2021 | 18:54
Pelantikan IPM Spemdalas, Ini Harapan Pimpinan Cabang

Pelantikan IPM Spemdalas, Ini Harapan Pimpinan Cabang

Kamis 4 Maret 2021 | 13:20
Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

Kamis 4 Maret 2021 | 13:11
Smadiga Gresik Berkolaborasi dengan Sekolah Meksiko

Smadiga Gresik Berkolaborasi dengan Sekolah Meksiko

Kamis 4 Maret 2021 | 12:47
Supersemar, Soeharto dan Bung Karno

Supersemar, Ini Pengakuan Soeharto

Kamis 4 Maret 2021 | 07:34
Dukungan Psikososial untuk Warga Terdampak Banjir

Dukungan Psikososial untuk Warga Terdampak Banjir

Kamis 4 Maret 2021 | 07:27
Petisi 50, Oposisi Orde Baru yang Dibunuh Hak-Hak Sipilnya

Petisi 50, Oposisi Orde Baru yang Dibunuh Hak-Hak Sipilnya

Kamis 4 Maret 2021 | 07:19
Melaporkan presiden

Melaporkan Presiden ke Polisi

Kamis 4 Maret 2021 | 06:05
Integritas Moral Pejabat: Bercermin pada Nabi Yusuf, Khutbah Jumat Pilihan

Integritas Moral Pejabat: Bercermin pada Nabi Yusuf, Khutbah Jumat Pilihan

Kamis 4 Maret 2021 | 04:04

Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO
Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Rabu 3 Maret 2021 | 08:17
119

Mufrikha: Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO ditulis oleh Mufrikha, Kontributor PWMU.CO dari SMA Muhammadiyah...

Read more
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
286
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
157
Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
193
Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Sabtu 27 Februari 2021 | 13:49
165

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    264647 shares
    Share 105859 Tweet 66162
  • Ada 700 Ribu Muslim, Begini Sejarah dan Dinamika Islam di Kamboja

    6602 shares
    Share 2641 Tweet 1651
  • Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    4211 shares
    Share 1684 Tweet 1053
  • Kiai-Kiai Muhammadiyah Alumni Tebuireng

    3205 shares
    Share 1282 Tweet 801
  • Supersemar, Ini Pengakuan Soeharto

    949 shares
    Share 380 Tweet 237
  • Pencabutan Lampiran Miras Hanya Lisan, Bahaya Lain Mengancam

    737 shares
    Share 295 Tweet 184
  • Surat PGI Minta Revisi Pelajaran Agama Islam Contoh Intoleransi

    1660 shares
    Share 664 Tweet 415
  • Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

    5729 shares
    Share 2292 Tweet 1432
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    3205 shares
    Share 1282 Tweet 801
  • Saksi Bisu KM 50 yang Dimusnahkan

    10349 shares
    Share 4140 Tweet 2587
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In