ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 21, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Jepang Bentuk Menteri Urusan Kesepian, Ironi Peradaban Modern

Minggu 21 Februari 2021 | 11:22
5 min read
397
SHARES
1.2k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Jepang
Denny JA

Jepang Bentuk Menteri Urusan Kesepian, Ironi Era Modern oleh Denny JA, peneliti dan konsultan politik.

PWMU.CO– Inilah ironi peradaban modern. Di tengah kelimpahan ekonomi dan teknologi canggih, justru di era itu hati manusia banyak yang kesepian. Lalu bunuh diri.

Negeri Jepang pun merasa perlu mengangkat seorang menteri dengan tugas tak biasa. Mencari solusi penduduknya yang kesepian. Mencari jalan keluar mengurangi tingginya angka bunuh diri.

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga baru saja menunjuk Tetsushi Sakamoto menjadi Menteri Urusan Kesepian. Sebab isolasi sosial era pandemik covid-19 menambah jumlah bunuh diri di Jepang yang sebelumnya sudah tinggi.

Tahun lalu, Jepang mencatat 2.153 kematian akibat bunuh diri pada Oktober. Padahal angka kematian akibat pandemi covid-19 – pada 27 November 2020 – hanya 2.087.

Perdana Menteri Suga mengatakan, wanita lebih menderita akibat isolasi sosial. Jumlah yang bunuh diri naik signifikan. Menteri baru ditugasi mengidentifikasi apa yang sebenarnya terjadi. Lalu mencari kebijakan terukur dan komprehensif untuk mengatasinya.

Sakamoto menerima tugas tak biasa ini. Kepada pers Ia menyatakan sedang mencari cara dan program untuk mengurangi kesepian dan perasaan terisolasi. Lalu kembali membuat individu di masyarakat saling terhubung dan berbahagia.

Mati karena Kenyang

Membaca berita itu, saya teringat tiga data. Cuplikan data itu disajikan kembali yang diambil dari buku saya terbit tahun lalu: The Spirituality of Happiness, Spiritualitas Baru Abad 21 Narasi Ilmu Pengetahuan.

Data pertama, soal kemakmuran. Global Burden of Diase Study 2010 melaporkan, mereka yang meninggal karena kelebihan kalori, karena penyakit yang berhubungan dengan obesitas, kini tiga kali lebih banyak ketimbang mereka yang mati karena penyakit yang berhubungan dengan kelaparan.

Untuk pertama kalinya dalam peradaban, jumlah yang mati karena kelebihan makan lebih banyak tiga kali lipat dibandingkan karena kurang makanan.

Sejak munculnya homo sapiens dua ratus ribu tahun lalu, sejarah bergerak karena perebutan sumber daya makanan. Kini secara umum peradaban sudah kelebihan makanan. Mati karena eat more jauh lebih banyak dibanding mati karena eat less.

Kita memasuki apa yang disebut Inglehart sebagai zaman post-materialism. Ini zaman yang tak lagi disibukkan dengan kebutuhan pokok. Tapi ia sudah melampaui itu. Kebutuhan utama kita lebih pada aktualisasi diri, dan hidup yang lebih berkualitas.

Tentu tetap ada dan tetap banyak penduduk dunia yang masih berjuang untuk memenuhi basic need seperti makanan, rumah, dan rasa aman. Tapi peradaban sudah bergerak melahirkan lebih banyak dan lebih banyak lagi manusia yang kebutuhannya melampaui dunia materi.

Mati karena Kesepian

Data kedua yang saya pelajari adalah soal kesepian. Ini data dari WHO. Jumlah yang mati karena bunuh diri kini lebih banyak dibandingkan jumlah yang tewas karena konflik, perang, dan bencana alam digabung menjadi satu.

Setiap tahun sekitar 800 ribu hingga 1 juta manusia di seluruh dunia mati bunuh diri. Setiap empat detik ada yang bunuh diri di salah satu wilayah bumi.

Ini ironi peradaban post-materialism. Ketika kemakmuran materi melimpah semakin banyak yang bunuh diri. Apapun penyebab, pastilah yang bunuh diri merasa hidup yang tak lagi berharga untuk dijalani. Pastilah ia lama tenggelam dalam rasa putus asa dan depresi.

Data itu semakin menguatkan persepsi kita tentang manusia. Kelimpahan materi belaka tidak membuat peradaban itu nyaman bagi manusia di dalamnya.

Agama Baru

Data ketiga, saya baca dari Pew Research Center dan Adherent. com. Peradaban ini tidak kekurangan agama. Jumlah agama yang kini hadir sebanyak 4.300. Masing masing agama itu mempunyai konsep Tuhannya sendiri, konsep moralnya sendiri.

Sudah pasti masing masing penganut agama yang fanatik merasa hanya agamanya yang benar, dan ribuan agama lain salah. Ini psikologi penganut agama yang berlaku universal. 

Persepsi benar sendiri tumbuh tak hanya di agama Kristen, Islam, Budha, Hindu, bahkan juga di kalangan penganut kepercayaan yang jauh lebih kecil.

Empat agama terbesar: Kristen, Islam, Hindu, dan Budha dipeluk oleh 75 persen populasi dunia. Penganut Kristen dan Islam jika ditotal sudah melampaui 50 persen penduduk bumi.

Agama ketiga terbesar ternyata, hasil Pew Research Center, bukan Hindu atau Budha. Ketiga terbesar adalah Non-Affiliated. Ini kumpulan individu yang tak lagi merasa perlu mengidentifikasikan diri dengan agama tertentu.

Di zaman ini, ketika segala hal bisa dilacak di Google, publik dapat pula melacak kisah sejarah yang tersimpan dalam kitab suci.

Arkeolog menemukan, misalnya, betapa sebagian nabi itu bukan tokoh historis, tak pernah hadir dalam sejarah. Atau kisahnya dilebih-lebihkan dibandingkan kisah sebenarnya, seperti yang ditemukan oleh arkeolog.

Ini dapat membuat mereka  kehilangan makna dengan agamanya yang dulu. Ada yang percaya Tuhan tapi tak lagi lewat agama. Ada yang hanya percaya pada humanisme. Dan sebagainya.

Peradaban juga terus saja memproduksi agama baru. Agama Baha’i misalnya, lahir di tahun 1850. Kini menyebar di dua puluh negara, dengan total penganut sekitar 6 juta. Penganut terbesarnya berada di India dan Amerika Serikat.

Spiritualitas

Agama yang paling baru adalah Kopimisme. Pemerintah Swedia mengakuinya sebagai agama di tahun 2012. Ini agama yang sangat unik yang lahir di era informasi. Mereka meyakini informasi itu adalah suci. Tindakan mengkopi informasi itu (asal dari nama Kopimisme) adalah suci pula.

Peradaban baru ini sudah terlalu banyak agama. Membuat agama baru bukanlah solusi. Yang diperlukan semata spiritualitas baru. Ini bukan agama, tapi gaya hidup yang bisa dijalankan oleh semua penganut agama. Bahkan oleh mereka yang tak lagi percaya agama. Ia tidak berniat dan tak perlu menggantikan agama yang sudah ada.

Sebaliknya, spiritualitas baru itu membuat penganut agama lebih mendalam dan menghayati agama asalnya. Zaman baru membutuhkan spiritualitas baru. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Agama baruBunuh DiriCovid 19Denny JAMenteri Urusan KesepianSpiritualitas
SendShare159Tweet99Share

Related Posts

Tes Swab Antigen di Almadany, Hasilnya Mengejutkan

Jumat 30 September 2022 | 08:24
121

Lilis Isnawati bergaya hormat Tapak Suci saat swab antigen Covid-19 di SD Almadany. (Mahfudz Efendi/PWMU.CO)...

MIM 1 Pare, Tegar dalam Gelombang Duka Pandemi

Senin 28 Maret 2022 | 16:39
457

Siswa dan guru MIM 1 Pare tegar dalam gelombang duka. MIM 1 Pare, Tegar dalam...

Pelatihan Program Ubah di Smamita Jadi Pelopor Hadapi Covid

Jumat 11 Februari 2022 | 19:10
237

Pelatihan Program Ubah Smamita dan MDMC. (Erna/PWMU.CO) PWMU.CO- Pelatihan Program Ubah berlangsung  di SMA Muhammadiyah...

Monitoring Siaga Covid di SD Ikrom, Begini Komentar Tim

Sabtu 18 Desember 2021 | 10:49
351

Moch. Ernam, kiri, dan Iqbal Dharmawangsa meninjau ruang UKS bersama Ketua Satgas Covid Nurngaini (Muhammad...

Ayah Meninggal karena Covid, Anak Madrasah Ini Tetap Semangat Belajar

Minggu 5 Desember 2021 | 16:23
313

Muhammad Abdullah PWMU.CO- Ayah meninggal karena terpapar Covid tak membuat Muhammad Abdullah (12), siswa kelas...

Tangkal Hoax Covid-19, Begini Kata Pakar

Sabtu 31 Juli 2021 | 17:21
151

Ketua KPI UMBandug Syarif Sahidin: Tangkal Hoax Covid-19 PWMU.CO – Tangkal hoax Covid-19 dengan bersikap...

Vaksinasi Ibu Hamil dan Balita Dipercepat

Sabtu 26 Juni 2021 | 08:18
111

Muhadjir Effendy saat Rakortas Percepatan Vaksinasi dan Penanganan Ibu Hamil, Balita, dan Anak-anak, Jumat (26/6/2021)....

Cerita Dokter Corona Rintawan Terpaksa Selamatkan 1 dari 3 Pasien Covid

Minggu 20 Juni 2021 | 13:33
8.8k

Dokter Corona Rintawan PWMU.CO- Cerita dokter Corona Rintawan SpEM yang ditulisnya di Facebook menjadi viral...

Hampir 60 Persen Ibu Hamil Berisiko Covid-19

Kamis 17 Juni 2021 | 13:31
133

Menko Muhadjir Effendy ditemani Gubernur Ridwan Kamil dialog dengan pasien RSKIA. PWMU.CO- Hampir 60 persen...

Akal Sehat Pesantren Hadapi Covid

Rabu 16 Juni 2021 | 14:05
527

Anwar Hudijono Akal Sehat Pesantren Hadapi Covid adalah Bagian terakhir dari tulisan Di Tengah Covid,...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Klub Ekonomi Smamsatu Juara Accounting Skill Competition

    57514 shares
    Share 23006 Tweet 14379
  • Acara Outbound Berakhir Tangisan

    33262 shares
    Share 13305 Tweet 8316
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    9333 shares
    Share 3733 Tweet 2333
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2094 shares
    Share 838 Tweet 524
  • Ka’bah dan Awan 3D di Poster Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1423 shares
    Share 569 Tweet 356
  • Pesan Ustadz Adi Hidayat Menyambut Ramadhan

    1153 shares
    Share 461 Tweet 288
  • Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

    557 shares
    Share 223 Tweet 139
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan Diluncurkan

    523 shares
    Share 209 Tweet 131
  • Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Kabupaten Tulungagung

    513 shares
    Share 205 Tweet 128
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    585 shares
    Share 234 Tweet 146

Berita Terkini

  • Agar Jaringan RSMA Jatim Lebih Tenang ketika Menghadapi Masalah HukumSenin 20 Maret 2023 | 23:53
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten ProbolinggoSenin 20 Maret 2023 | 23:38
  • Abdul Malik Terpilih Kembali sebagai Ketua PDM JombangSenin 20 Maret 2023 | 22:54
  • Lasminingsih Pimpin Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, Sekretaris Aminatul IfahSenin 20 Maret 2023 | 22:17
  • Musyda Unik Muhammadiyah Jombang, Pesertanya Pakai SarungSenin 20 Maret 2023 | 22:12
  • Saat Jemari Lebih Cepat dari OtakSenin 20 Maret 2023 | 21:38
  • Milad Ke-109 Aisyiyah, PCA Sumberrejo Menggelar Pengajian dan SantunanSenin 20 Maret 2023 | 21:23
  • Umsida Mantapkan Peran Ormawa sebagai Tonggak DakwahSenin 20 Maret 2023 | 21:05
  • Logo Musycab
    Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan DiluncurkanSenin 20 Maret 2023 | 21:00
  • 26 Siswa MIM 7 Kenep Lolos Semifinal KomasSenin 20 Maret 2023 | 20:49

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!