• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Selasa, April 20, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Muhadjir Effendy: Alumni Ponpes Muhammadiyah 100 Persen Islam dan Indonesia

Minggu 28 Februari 2021 | 22:56
in Kabar
1.1k
SHARES
3.4k
VIEWS
Muhadjir Effendy: alumni Ponpes Muhammadiyah harus punya dua sisi mata uang yang kuat, yakni 100 persen Islam dan Indonesia.
Muhadjir Effendy: Menjadi narasumber Webinar #7 LP2PPM (Tangkapan Layar Darul Setiawan/PWMU.CO)

PWMU.CO– Muhadjir Effendy: alumni Ponpes Muhammadiyah harus punya dua sisi mata uang sama kuat, yakni100 persen Islam dan Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menko PMK RI yang juga Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, dalam Webinar #17 Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LP2PPM), Jumat (26/2/21).

Dalam kegiatan bertajuk “Pesantren Muhammadiyah sebagai Pusat Kaderisasi Ulama: antara Realitas, Harapan, dan Tantangan” itu, Muhadjir menyampaikan pentingnya Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah mempunyai visi besar.

“Jadi pondok-pondok pesantren Muhammadiyah harus bisa melahirkan ulama-ulama besar. Kalau kurang tenaga, ya harus outsorcing dan tidak harus dari Muhammadiyah. Karena Muhammadiyah itu juga tidak linier, dalam perjalannnya juga ada proses transformasi nilai dari bermacam pemahaman yang hidup di sekitar kita,” ujarnya.

Harus Open Minded

Dia menilai, bagaimanapun Muhammadiyah tidak boleh terkurung secara steril, tertutup dengan perkembangan-perkembangan yang terjadi. “Ini tentu saja pikiran-pikiran saya yang tidak harus diterima atau disepakati. Tapi saya waktu memimpin Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) begitu,” ungkap alumnus Pondok Mbah Haji Ridwan, Gang Puntuk, Kota Madiun tersebut.

Muhadjir mengaku membikin paradigma yang open minded. “Saya lebih memilih dosen yang mempunyai kompetensi tinggi tapi dia belum Muhammadiyah. Daripada dia Muhammadiyah tapi tidak kompeten. Karena dosen yang punya kompetensi tinggi itu, lebih mudah memuhammadiyahkannya daripada dosen yang Muhammadiyah tapi ga kompeten, itu sulit untuk bikin dia kompeten,” terang dia.

Baca Juga:  Muhadjir dan Belenggu Kemiskinan Struktural

Dulu waktu awal Pak Malik juga kontroversi itu. Karena kita merekrut anak-anak yang dianggap pintar walau tidak Muhammadiyah. “Tapi sekarang saya kira tidak ada yang tidak Muhammadiyah. Biasanya kalau benar-benar fanatik itu mundur. Tapi kalau tidak biasanya tetap berkhidmat di UMM, bahkan keluarganya kemudian jadi Muhammadiyah. Nah itu sebenarnya salah satu cara mengembangkan Muhammadiyah melalui amal-amal usaha kita,” tuturnya.

Karena itu perlu dipikirkan di LP2PPM, untuk bidang-bidang dan keahlian profesi tertentu itu sebaiknya diurus, bukan dipercayakan sepenuhnya kepada pesantrennya. “Misalnya untuk kemampuan bahasa Inggris, saya kira pesantren tidak bisa diminta untuk mencarinya sendiri. Mestinya LP2PPM yang kerja sama,” kata mantan Mendikbud RI tersebut.

Perbedaan Gradual

Tidak ada jeleknya misalnya pondok pesantren yang sudah punya tradisi kuat dwibahasa, misalnya Gontor. “Saya lihat banyak sekali alumni Gontor yang direkrut untuk mengembangkan ponpes Muhammadiyah. Maka tidak ada jeleknya kemudian kita mengambil dari pihak lain, pada NU misalnya untuk penguasaan kitab-kitab klasik,” terang dia.  

Mantan Rektor UMM ini mennyampaikan jika ponpes harus ada keterbukaan. Termasuk untuk mencairkan hubungan-hubungan yang meregangkan, yang sebetulnya itu memboroskan energi yang tidak perlu antara Muhammadiyah dengan kelompok-kelompok Islam yang lain. Yang sebetulnya perbedaan pemahamannya lebih pada bersifat gradual, bukan substansial.

Baca Juga:  Lazismu Dirikan Kantor di Seluruh Provinsi

Dan itu sudah dilakukan oleh organisasi-organisasi di luar pondok pesantren. Misalnya antara MDMC dengan lembaga penanggulangan bencana milik NU. “Di lapangan mereka saling bahu-membahu menutup kekurangannya masing-masing. Termasuk antara Lazismu dan Lazisnu,” ungkap Muhadjir.

Dalam aspek kemitraan, dia juga menyampaikan untuk tidak lupa menjalin kerja sama dari luar negeri terutama untuk penguasaan bahasa Arab dan Inggris. Karena tantangan Pesantren Muhammadiyah ada pada aspek organisasi, termasuk penguatan santri sebagai kader ulama dan tokoh agama, yang berintegritas dan kreatif di era 4.0.

“Bagaimanapun perkembangan teknologi harus direspon Ponpes Muhammadiyah agar santri-santrinya up to date, disiapkan untuk merespon perkembangan zaman,” jelasnya.

Sisi Mata Uang

Kedua adalah masalah identitas, yakni mempertahankan kekhasan santri Muhammadiyah yang ber-Islam secara moderat dan berwawasan nusantara.

“Saya selalu menekankan pentingnya ponpes-ponpes Muhammadiyah ini yaitu keislaman dan keindonesiaan. Jangan sampai berat sebelah. Islamnya kuat tapi keindonesiaanya kurang. Atau sebaliknya, keindonesiaannya kuat tapi Islamnya kurang. Jadi seluruh alumni pondok pesantren Muhammadiyah harus 100 persen Islam dan 100 persen Indonesia. Tidak boleh kurang. Dan itu sudah menjadi komitmen kita,” pesan Muhadjir.

Sudahkah ponpes-ponpes Muhammadiyah menempatkan dua sisi mata uang ini, yakni keislaman dan keindonesiaan ini secara utuh dan terpadu. Karena Muhammadiyah itu jika kehilangan satu sisi maka akan kehilangan kemuhammadiyahannya. Kalau Muhammadiyah itu hanya Islam saja, itu bukan Muhammadiyah. Sebaliknya, kalau Muhammadiyah itu hanya Indonesia, itu juga bukan Muhammadiyah.

Baca Juga:  PCM Tempursari Santuni Warga Dhuafa Tegalrejo

“Jadi harus 100 persen Islam, dan 100 persen Indonesia. Ingat, banyak sekali alumni-alumni Pondok Pesantren Muhammadiyah yang berjuang mempertahankan kemerdekaan yang gugur di medan pertempuran, dan itu harus dilacak kembali. Dijadikan dasar untuk penguatan,” ungkap dia.

Pemimpin Pondok Perlu Karisma

Muhadjir juga menyampaikan pikirannya, jika pondok pesantren itu bagaimanapun tetap pendidikan tradisional. Diberi kata modern pun tetap tradisional. “Namanya pendidikan tradisional itu butuh namanya karisma,” jelasnya.

Karena itu, sambung Muhadjir, pemimpin-pemimpin pondok pesantren Muhammadiyah diupayakan yang punya karisma, baik keilmuan maupun spiritual. “Karisma spiritualitas ini yang terkadang kurang kita dalami. Karena Muhammadiyah itu sangat terkenal rasional dalam beragama. Padahal, agama itu kalau rasional melulu bukan agama. Agama itu ya pasti ada yang sifatnya supra-rasional, yang satu sisi ada aspek rasionalnya,” ujarnya.  

Pesantren Muhammadiyah itu juga harus punya spirit of corps, yakni kebanggaan almamater. Itu juga harus ditanamkan. “Saya lihat tamatan Ponpes Darul Arqam Garut punya karakter bangga dengan almamaternya. Jangan sampai mereka yang alumnus ponpes Muhammadiyah tertentu tapi dia tidak pernah menunjukkan kalau dia alumni ponpes itu,” tandas Muhadjir.

Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Darul SetiawanLazismuLazisnuLP2PPMMuhadjir EffendyUMM MalangUniversitas Muhammadiyah Malang
Share430Tweet269SendShare

Related Posts

Ramadhan mengasah kecerdasan ruhani dan nalar spiritual orang beriman. Mengantarkannya menjadi golongan ulul albab.
Kajian

Ramadhan Mengasah Kecerdasan Ruhani

Selasa 20 April 2021 | 15:03
47
Dakwah Sosial Muhammadiyah: Sejarah dan Gerakan Kekinian Al-Maun
Kabar

Dakwah Sosial Muhammadiyah: Sejarah dan Gerakan Kekinian Al-Maun

Selasa 20 April 2021 | 04:50
102
Meraih hayatan thayyibatan, kehidupan terbaik, disampaikan Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr Hidayatullah MSi, Senin (19/4/21).
Kajian

Meraih Hayatan Thayyibatan, Begini Caranya

Senin 19 April 2021 | 16:55
160
Aisyiyah beri kontribusi terbesar dalam pendidikan anak usia dini (PAUD). Sudah lebih dari 25 ribu jumlah TK ABA di seluruh Indonesia.
Headline

Menko PMK: Aisyiyah Beri Kontribusi Terbesar dalam Pendidikan Anak Usia Dini

Minggu 18 April 2021 | 10:12
129
Santri Ini Raih Juara I Lomba Tartil Quran Tingkat Nasional
Kabar

Santri Ini Raih Juara I Lomba Tartil Quran Tingkat Nasional

Minggu 18 April 2021 | 04:03
94
Ibadah Ramadhan
Kabar

Ibadah Ramadhan Fungsikan untuk Solusi Kemiskinan

Senin 12 April 2021 | 10:10
191

Discussion about this post

Berita Terbaru

Azyumardi Azra: Abdul Mu’ti Jauh Lebih Layak Jadi Mendikbud

Azyumardi Azra: Abdul Mu’ti Jauh Lebih Layak Jadi Mendikbud

Selasa 20 April 2021 | 17:10
Ujian Hafalan Ini Diikuti Peserta 7 Tahun

Ujian Hafalan Ini Diikuti Peserta 7 Tahun

Selasa 20 April 2021 | 17:09
Rapor Mendikbud Tidak Hanya Merah, tapi semakin Buruk

Rapor Mendikbud Tidak Hanya Merah, tapi semakin Buruk

Selasa 20 April 2021 | 17:03
Kamus Sejarah Indonesia

Kamus Sejarah Indonesia Diprotes, ternyata Begini Isinya

Selasa 20 April 2021 | 15:36
Ramadhan mengasah kecerdasan ruhani dan nalar spiritual orang beriman. Mengantarkannya menjadi golongan ulul albab.

Ramadhan Mengasah Kecerdasan Ruhani

Selasa 20 April 2021 | 15:03
Mengkaji Quran

Mengkaji Quran Bisa Prediksi Bencana

Selasa 20 April 2021 | 11:36
Puasa Sembuhkan Hipertensi, Begini Penjelasan Dokter

Puasa Sembuhkan Hipertensi, Begini Penjelasan Dokter

Selasa 20 April 2021 | 10:23
Tanda sukses berpuasa

Tanda Sukses Berpuasa, Ini Indikasinya

Selasa 20 April 2021 | 09:57
Keutamaan dan Waktu Ideal Mengkhatamkan Quran

Keutamaan dan Waktu Ideal Mengkhatamkan Quran

Selasa 20 April 2021 | 09:42
Muhammadiyah Harus Lurus, Tak Boleh Neko-Neko

Muhammadiyah Harus Lurus, Tak Boleh Neko-Neko

Selasa 20 April 2021 | 08:57

Milad PWMU.CO

Rezeki Mahal di Tengah Covid. Kolom ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.
Headline

Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 11:42
15.7k

Mohammad Nurfatoni: Tangis dan Tawa di Balik Berita PWMU.CO. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Tangis dan Tawa di Balik Berita...

Read more
Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selalu Ada Before and After di PWMU.CO

Selasa 23 Maret 2021 | 06:18
287
Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Dari Kontributor PWMU.CO Jadi Juara Guru Berprestasi

Minggu 21 Maret 2021 | 00:51
224
Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Berkat PWMU.CO, Saya Jadi Guru Seutuhnya

Minggu 21 Maret 2021 | 00:13
288
Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Bukukan Tulisan di PWMU.CO setebal Bundel Majalah

Sabtu 20 Maret 2021 | 17:35
292

Terpopuler Hari Ini

  • Pendekatan konflik

    Pendekatan Konflik Tak Selesaikan Masalah Bangsa

    27056 shares
    Share 10822 Tweet 6764
  • Covid Itu Wasilah Menemukan Tuhan

    24372 shares
    Share 9749 Tweet 6093
  • Pandemi Covid Merekonstruksi Iman

    18205 shares
    Share 7282 Tweet 4551
  • Harapan Ketua Umum PP Aisyiyah di Milad Ke-26 SD Mugeb

    2285 shares
    Share 914 Tweet 571
  • Siswa Sekolah Muhammadiyah Terbanyak Lolos SNMPTN

    1405 shares
    Share 562 Tweet 351
  • Intoleran Teriak Intoleran, Ini Orangnya

    3246 shares
    Share 1298 Tweet 812
  • Puasa Sembuhkan Hipertensi, Begini Penjelasan Dokter

    503 shares
    Share 201 Tweet 126
  • Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah Harus Direvisi Total

    492 shares
    Share 197 Tweet 123
  • Umrah dan Haji Tertolak, Ini Sebabnya

    7714 shares
    Share 3086 Tweet 1929
  • Muhammadiyah Harus Lurus, Tak Boleh Neko-Neko

    247 shares
    Share 99 Tweet 62
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In