
PWMU.CO – Komunitas Embong Apik, Merangkul Pengamen ke Jalan Kebaikan. Di jalan kampung Dusun Tegaron, Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jumat (26/2/2021) siang itu tampak berbeda.
Ada beberapa pemuda yang sedang mencuri perhatian pengguna jalan yang kebetulan lewat di situ. Sebagian menggunakan kaos oblong dan lainnya bertelanjang dada.
Mereka bahu-membahu mengangkat bebatuan yang ada di lahan menurun dekat sungai yang masih kosong tersebut. Teriknya matahari tak mereka pedulikan. Sesekali mereka tampak asyik bercanda dan saling ‘membully’ sesama temannya. Satu persatu batu yang ada mereka tumpuk dan rapikan.
Aktivitas siang itu memang tak biasa. Muda-mudi yang tampak sangar dengan berbagai tato di tubuh ini, terlibat melakukan aksi kerja bakti. Kebetulan, lahan ini adalah tanah wakaf yang bakal didirikan Mushala Ibnu Sabiil dan sebuah lembaga pembedayaan.
Kerja bakti siang itu merupakan kelanjutan kegiatan pada Jumat sebelumnya. Yakni Sinau Bareng yang diawali shalat Jumat dan pembagian sarung. Dan para pemuda itu adalah pesertanya.
Komunitas Embong Apik
Sapakan para pemuda itu? Tak dinyana, mereka adalah yang selama ini sehari-hari mencari penghidupan dengan mengamen di simpang empat di Kota Kepanjen.
Kini mereka tergabung dalam Komunitas Embong Apik—yang berarti jalan kebaikan—yang diinisiasi beberapa bulan terakhir. Inisiator Komunitas Embong Apik, Grenny Nuradi mengungkapkan, merangkul dan mengajak para pemuda ini sebagai gerakan sosial untuk lebih memberdayakan mereka.
“Meski kesehariannya banyak di jalan, tetap ada sisi positif dan kebaikan yang bisa dibangkitkan dari mereka. Kegiatan seperti ini juga perlu sebagai pancingan untuk lebih memberdayakan mereka nantinya,” ungkap Grenny pada PWMU.CO, Selasa (2/3/2021).
Karena kesibukan dan kebiasaan mereka, Grenny mengaku kegiatan semacam ini tidak bisa dilakukan serta merta. “Karena itu, yang bisa ditawarkan sementara masih sekali tiap akhir bulan saja,” ujarnya.
Grenny mengungkapkan, sebelumnya, komunitas ini juga melakukan beberapa kegiatan yang melibatkan para pemuda yang tergabung dalam komunitas seniman pasar dan anak jalanan. Seperti, praktik menyablon, salon rambut, juga pelatihan barista kopi.
“Bagi yang serius menekuni pelatihan yang sudah diikuti, kami juga meminjami dana stimulan untuk buka usaha kecil-kecilan bagi mereka. Ya, harapannya bisa jadi alternatif penghasilan lebih tetap nantinya,” ungkap salah satu anggota Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Malang ini.
Dia menjelaskan, semula dia merangkul muda-mudi komunitas seniman dan pengamen ini bertujuan sosial dengan wadah kegiatan #BMB Air-Langga Peduli. Kebetulan, Grenny adalah manajer area lembaga BMB-AirLangga Malang Raya.
Kerja Sama dengan Kopimumas
Akan tetapi, ia sadar bisa mengentaskan dan memberdayakan para pemuda tersebut dari kehidupan di jalanan, bukan pekerjaan mudah. Konsep dan misi kegiatan sosial ini lalu diperluas sebagai kegiatan dakwah kaum marginal. Hal ini juga kemudian membuatnya berinisiatif mengajak serta aktivis Komunitas Peduli Mushala dan Masjid (Kopimumas) di Kepanjen.
“Agar lebih kuat, misi dan gerakan sosial ini pun mendapatkan dukungan Lazismu Kabupaten Malang,” terangnya.
Grenny berharap, melalui Komunitas Embong Apik ini, mereka yang selama ini bergantung dari jalanan akan mendapatkan perhatian dan terutama kesempatan lebih baik untuk kehidupannya kelak. Terlebih, setelah beberapa kali mengikuti pelatihan kerja, mereka mendapatkan bantuan alat seperlunya sesuai bidang yang diminati.
“Ini masih awal, dan sasaran gerakan peduli sekaligus misi dakwah kaum marginal masih banyak. Kami akan terus mengembangkan sinergi dan menerima dukungan lebih banyak lagi, agar kemanfaatan dan kemaslahatannya bisa dirasakan lebih meluas,” ujar Grenny Nuradi. (*)
Penulis Choirul Amin Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post