• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Kamis, Juli 7, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Muhammadiyah Kembali Luruskan Kiblat Pendidikan Nasional

Sabtu 6 Maret 2021 | 10:52
5 min read
1.6k
SHARES
5k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Fathurrahim Syuhadi: Muhammadiyah Kembali Luruskan Kiblat Pendidikan Nasional (sketsa Atho’ Khoiton/PWMU.CO)

Muhammadiyah Kembali Luruskan Kiblat Pendidikan Nasional, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.

PWMU.CO – Di tahun 2021 ini Muhammadiyah terusik lagi—dan kerena itu harus terlibat—persoalan pendidikan nasional. Kejadian serupa pernah terjadi tahun 1978, 1989, dan 2003. Intinya sama: soal agama dalam sistem pendidikan nasional.

Pertama, pada tahun 1978-1983 era Kabinet Pembangunan III pimpinan Presiden Soeharto, Menteri P dan K Daoed Joesoef, membuat ‘masalah’ dengan meniadakan libur sekolah puasa Ramadhan. Posisi umat Islam saat itu, termasuk Muhammadiyah, sangat dirugikan. Karena pelajar yang sedang berpuasa harus terpecah kegiatannya. Muhammadiyah saa itu ikut melayangkan protes.

Kedua, tahun 1988-1993 di era Kabinet Pembangunan V dengan pimpinan Presiden Soeharto, Mendikbud Prof Fuad Hasan melakukan pembatasan atau pengurangan pelajaran agama di sekolah umum. Juga mempermasalahkan pemakaian jilbab di sekolah negeri dan foto ijazah. Posisi umat Islam, juga Muhammadiyah, sangat dilemahkan. Muhamamdiyah bergerak membela kepentingan pelajar Islam.

Ketiga, tahun 2001-2004 dia era Kabinet Gotong Royong Presiden Megawati dengan Mendiknas Prof A Malik Fajar. Saat itu muncul Rancangan Undang-Undang (RUU) Sistem Pendidikan Nasional (Sikdiknas). RUU ini dianggap menguntungkan umat Islam. Karena itu Muhammadiyah harus mengawalnya.

Keempat, era Kabinet Indonesia Maju II di bawah Presiden Joko Widodo dengan Mendikbud Nadiem Makarim, muncul konsep Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035. Di situ menghilangkan frase agama dalam Visi Pendidikan Indonesia 2035.

Muhammadiyah yang memiliki amal usaha pendidikan terbesar di Indonesia tentu tidak tinggal diam. Muhammadiyah akan meluruskan kiblat pendidikan nasional. Pendidikan dengan spirit bingkai agama dan akhlakul karimah dikedepankan oleh organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan ini.

Mengawal UU Sisdiknas

Tahun 2003 Muhammadiyah berada di garda terdepan dalam mengawal RUU tentang Sisdiknas yang kemudian menjadi UU Nomor 20 Tahun 2003 Sisdiknas dan ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri, 8 Juli 2003.

Prosesnya begitu panjang. Muhammadiyah se-Indonesia menyatu untuk mengawal RUU itu. Saat itu masyarakat terbelah menjadi dua. Pro-kontra atas RUU tersebut.

RUU ini memuat tentang anggaran pendidikan minimal 20 persen dari APBN dan APBD. Juga memuat perbaikan sistem pendidikan dengan terjaminnya kesejahteraan tenaga kependidikan. Kebebasan menjalankan ajaran agama, terutama bagi anak didik di semua tingkat pendidikan, juga ada di dalamnya.

Posisi Muhammadiyah saat itu ada pada pihak yang mendukung RUU, bersama elemen lainnya, seperti mahasiswa dan perguruan tinggi. Bahkan di Jawa Timur, Muhammadiyah harus melibatkan seluruh komponennya untuk mengawalnya.

Ribuan warga Muhammadiyah Jawa Timur pada bulan Mei 2003 yang dikawal Komkam tumplek blek memadati stadion Gelora Delta Sidoarjo untuk mengadakan tabligh akbar dan menyampaikan aspirasi mendukung diberlakukannya RUU ssidiknas.


Saat itu penulis sebagai Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur. Hadir memberi semangat dan tausyiyah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Ahmad Syafii Ma’arif.

Jalan panjang itu pernah dilakukan juga oleh Muhammadiyah pada tahun 1989 dalam mengawal Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989—cikal bakal UU Sisdisnak yang kemudian direvisi menjadi UU No 20 tahun 2003. Saat itu penulis menjadi aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Pak Lukman Harun dan Pak Sutrisno Muhdam mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah rajin turun ke daerah daerah. Termasuk ke kampus-kampus Muhammadiyah untuk memberikan pencerahan tentang pentingnya pelajaran agama dalam sistem pendidikan nasional

Muhammadiyah telah mengawal UU sisdiknas Nomor 2 Tahun 1989 dan Nomor 20 Tahun 2003. Hal ini merupakan perjuangan panjang yang sangat menguras energi demi masa depan bangsa.

Sikap yang harus berseberangan dengan ormas lain dan agama lain tidaklah menjadikan Muhammadiyah kehilangan muka. Muhammadiyah juga tidak menepuk dada atas kesuksesan mengawal UU Sisdiknas.

Peta Jalan Pendidikan Nasional

Pada tanggal 11 Desember 2020 pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merumuskan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035. Dalam Visi Pendidikan Indonesia 2035 berbunyi, “Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila.”

Yang menjadi masalah karena hilangnya frase agama pada Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035. Tentu itu bertentangan dengan UUD 1945 pasal 31 dan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

Hilangnya frase agama inilah yang mengusik Prof Haedar Nasher Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karena rumusan itu tidak lazim bagi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi Pancasila yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa. Apalagi proses perumusannya tidak transparan.

Keprihatinan yang disampaikan oleh Guru Besar Bidang Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini harus kita respon secepatnya.

Kemendikbud telah menabrak UUD 1945 yang mengamanatkan agar pemerintah mengusahan dan menyelenggarakan satu sisten pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Juga menabrak UU Nomor 20 Tahun 2003 entang Sisdiknas pada pasal 4 ayat 1: pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak deskriminatif dengan menjunjung tinggi hak azasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa

Visi Pendidikan Muhammadiyah

Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 sangat bertolak belakang juga dengan Visi Pendidikan Muhammadiyah, yaitu “terbentuknya manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam Ipteks sebagai perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi mungkar.”

Pendidikan Muhammadiyah telah menyiapkan lingkungan yang memungkinkan seseorang tumbuh sebagai manusia yang menyadari kehadiran Allah SWT sebagai Rabb dan menguasai Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (Ipteks).

Amal usaha pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah tidak boleh hanyut terbawa angin globalisasi yang dalam batas-batas tertentu membawa efek samping. Semakin merembesnya paham kehidupan yang merujuk pada paham materilisme, kapitalisme, dan liberalisme.

Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam modern yang mengitegrasikan agama dengan kehidupan dan antara iman dan kemajuan yang holistik. Dari rahim pendidikan Islam inilah lahir generasi muslim terpelajar yang kuat iman dan kepribadianya, sekaligus mampu menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Inilah pendidikan Islam yang berkemajuan.

Tampilnya Muhammadiyah di garda terdepan dalam mengawal pendidikan nasional tentu agar agama menjadi spirit utama dalam pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena ruh agama bila telah dijauhkan dalam pendidikan nasional, maka tunggu saja kehancuran bangsa ini.

Mari ber-fastabiqul khairat, bersama Muhammadiyah meluruskan Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Fathurrahim SyuhadiPeta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035UU Sisdiknas
SendShare637Tweet398Share

Related Posts

Lima Strategi Pengasuhan Anak Usia Dini

Minggu 3 Juli 2022 | 06:03
185

Acara pelepasan siswa KB-TK Aisyiyah Leranwetan Palang Tuban. PWMU.CO- Lima strategi pengasuhan anak usia dini...

Mutuba in Camp untuk Membentuk Karakter Pandu

Sabtu 25 Juni 2022 | 16:18
371

Pembukaan Mutuba in Camp. Mutuba in Camp untuk Membentuk Karakter Pandu (Istimewa/PWMU.CO) Mutuba in Camp...

Tiga Pesan Kepala SMP Mutuba di Akhirussanah dan Wisuda Tahfidh

Kamis 23 Juni 2022 | 06:17
365

Kepala SMP Mutuba M Sande Ariawan. Tiga Pesan Kepala SMP Mutuba di Akhirussanah dan Wisuda...

Baitul Arqam RSML Jadi Istimewa karena Ada Ini

Senin 6 Juni 2022 | 19:34
143

Peserta Baitul Arqam Pejabat Struktural RSML. PWMU.CO– Baitul Arqam RSML (Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan) berlangsung...

Inilah Visi dan Misi Nakhoda Baru IPM Babat

Jumat 3 Juni 2022 | 22:03
34

Muhammad Fatkhul Fikri (kiri) dan Lukman Afandi (kanan) saat serah terima jabatan Ketua PC IPM...

Jadi Guru Jangan karena Panggilan Sertifikasi

Minggu 15 Mei 2022 | 12:36
235

Fathurrahim Syuhadi (kanan), saat menyampaikan materi PPDB Move on. Jadi Guru Jangan karena Panggilan Sertifikasi...

Kenapa Gaji Guru Muhammadiyah Pas-pasan tapi Bisa Sekolahkan Anak sampai Sarjana?

Minggu 15 Mei 2022 | 08:22
2.1k

Fathurrahim Syuhadi (kanan), saat menerima piagam terima kasih, dalam acara PPDB Move on (Mohamad Su'ud/PWMU.CO)...

Farid Fathoni AF, Aktivis Tulen Penggerak IMM Itu Wafat

Minggu 8 Mei 2022 | 14:46
528

Farid Fathoni AF Farid Fathoni AF, Aktivis Tulen Penggerak IMM Itu Wafat; oleh Fathurrahim Syuhadi,...

Menahan Kantuk, Apapun Dilakukan demi Persyarikatan

Sabtu 2 April 2022 | 21:41
189

Fathurrahim Syuhadi mengantuk ketika mengikuti resepsi Milad Ke-6 PWMU.CO di Aula Mas Mansyur PWM Jatim...

Megilan! Bapak dan Anak Ini Kompak Jadi Penulis Terproduktif

Sabtu 2 April 2022 | 15:43
320

Fathurrahim Syuhadi (kanan) dan Alfain Jalaluddin Ramadlan. Megilan! Bapak dan Anak Ini Kompak Jadi Penulis...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah Lokasi Shalat Idul Adha Sabtu 9 Juli 2022 di Kota Surabaya

    9698 shares
    Share 3879 Tweet 2425
  • Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

    9858 shares
    Share 3943 Tweet 2465
  • Hukum Puasa Arafah Ikut Arab Saudi, Shalat Idul Adha Ikut Indonesia

    3242 shares
    Share 1297 Tweet 811
  • Prof Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Kurang Sombong dengan Prestasinya

    2709 shares
    Share 1084 Tweet 677
  • Begini Calon Jamaah Haji Mencuci Pakaian di Mekah

    2573 shares
    Share 1029 Tweet 643
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

    2783 shares
    Share 1113 Tweet 696
  • Alphard untuk Ustadz dan Umat

    581 shares
    Share 232 Tweet 145
  • Muhammadiyah dan Salafi: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya

    12319 shares
    Share 5636 Tweet 2785
  • Khutbah Idul Adha 2022: Spirit Kurban untuk Membangun Bangsa Berkemajuan

    483 shares
    Share 193 Tweet 121
  • Adakah Tuntunan Puasa Tarwiyah sebelum Idul Adha, 8 Dzulhijjah?

    5285 shares
    Share 2114 Tweet 1321

Berita Terkini

  • Daftar Lokasi dan Khatib Shalat Idul Adha Sabtu 9 Juli 2022 di Malang RayaKamis 7 Juli 2022 | 07:39
  • 32 ribu sekolah, dari PAUD hingga SMA/SMK daftar mandiri Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Liputan Syaifulloh, kontributor PWMU.CO.
    32 Ribu Sekolah Daftar Mandiri Implementasi Kurikulum MerdekaKamis 7 Juli 2022 | 06:33
  • Inilah Lokasi Shalat Idul Adha Sabtu 9 Juli 2022 di Kota SurabayaRabu 6 Juli 2022 | 20:40
  • Alumni Smamda
    Alumni Smamda Ini Terus BerprestasiRabu 6 Juli 2022 | 18:20
  • Prof Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Kurang Sombong dengan PrestasinyaRabu 6 Juli 2022 | 16:55
  • Merawat kerukunan
    Merawat Kerukunan, Nasyiah Bikin Acara IniRabu 6 Juli 2022 | 16:09
  • Hukum Puasa Arafah Ikut Arab Saudi, Shalat Idul Adha Ikut IndonesiaRabu 6 Juli 2022 | 15:41
  • SDMM Menyandang Sekolah Ramah Anak, Ini Daftar Resmi SRARabu 6 Juli 2022 | 15:00
  • Duta Kosmetik
    Duta Kosmetik Ini Murid SmamdaRabu 6 Juli 2022 | 14:52
  • Inilah Makanan Favorit CJH asal Indonesia di MekahRabu 6 Juli 2022 | 13:34

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In