SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Jumat, Mei 23, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Capres Jokowi-Prabowo 2024, Akankah Polarisasi Rakyat Berakhir?

Jumat 19 Maret 2021 | 16:23
in Kolom
187 12
0
64
SHARES
199
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT
Capres Jokowi
Tony Rosyid

Capres Jokowi-Prabowo 2024, Akankah Polarisasi Rakyat Berakhir? Oleh Tony Rosyid, pengamat politik dan pemerhati bangsa.

PWMU.CO– Ada pengamat bilang: rakyat terbelah sejak pilpres 2014. Rivalitas politik Jokowi-Prabowo membuat polarisasi dua kubu di masyarakat. Betulkah polarisasi itu lahir tahun 2014? Apakah polarisasi itu akibat realitas politik Jokowi dengan Prabowo di dua kali Pilpres?

Tahun 2014 Jokowi terpilih jadi presiden. Usai pemilu, sempat ramai. Proses persidangan di Mahkamah Konstitusi (MK) diwarnai demo. Sedikit gaduh. Usai diketuk palu, suasana mulai kondusif. Jokowi jadi presiden, suasana berangsur pulih.

Artinya, persaingan politik Jokowi-Prabowo di pilpres 2014 selesai sudah. Masyarakat tak terbelah. Para pendukung kedua belah pihak kembali ke dunia masing-masing. Hiruk pikuk politik berhenti sampai di situ. Kecuali mereka yang mengaku timses dan berjasa di masa kampanye. Kasak kusuk cari peluang.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Hingga di kemudian hari, kasus “penistaan agama”  muncul. Aktor utamanya Ahok. Posisi sebagai gubernur DKI saat itu. Kasus Ahok menggegerkan Indonesia. Jadi isu nasional. Suasana seketika gaduh. Bahkan cenderung tegang. Terutama setelah demo 411 dan 212. Puncak kegaduhan terjadi jelang Pilgub DKI. Sebagian pendemo curiga ada peran Istana di belakang Ahok.

Ahok kalah di pilgub. Kasus penistaan agama diproses di pengadilan, dan Ahok divonis dua tahun penjara. Begitu juga nasib sejumlah aktivis 411 dan 212. Sebagian dari mereka harus juga berurusan dengan hukum. Dari sini, ketegangan makin menjadi-jadi. Kegaduhan nasional semakin tinggi eskalasinya.

Ahok kalah. Lalu dipenjara, dan sejumlah pendemo Ahok jadi tersangka. Inilah pemicu kegaduhan dan ketegangan itu.

Icon Perlawanan

Kegaduhan berlanjut sampai Pilpres 2019. Perkumpulan ulama yang menamakan diri Ijtima’ Ulama memutuskan untuk mendukung Prabowo nyapres lawan Jokowi di 2019. Dalam konteks ini, Prabowo dijadikan Capres. Tak lebih dari itu. Prabowo bukan icon. Perlawanan politik tetap dikendalikan oleh para tokoh di luar lingkaran Prabowo.

Prabowo kalah, lalu gabung di kabinet Jokowi. Sampai di sini, apakah ketegangan dan keterbelahan masyarakat berakhir? Apakah rekonsiliasi antar pendukung terjadi? Ternyata tidak! Sama sekali tidak. Ini membuktikan bahwa Prabowo bukan icon dan bukan juga pengendali perlawanan politik terhadap kekuasaan.

Dengan begitu, maka faktor penyebab keterbelahan bukan disebabkan oleh rivalitas politik antara Jokowi dengan Prabowo. Bukan perseteruan para pendukung dua capres itu. Tidak! Buktinya, ketika mereka bergabung dan melakukan rekonsiliasi, realitas masyarakat di bawah masih tetap terbelah.

Dalam teori sosial, ketegangan itu terjadi karena ada yang merasa diperlakukan tidak adil. Faktor ketidakadilan akan selalu memicu ketegangan, sebelum pada akhirnya, jika tak terkendali, akan meledak jadi konflik sosial.

Jadi, ketegangan, keterbelahan dan kegaduhan selama ini, penyebab utamanya bukan karena rivalitas politik Jokowi vs Prabowo. Tapi lebih karena ada kelompok yang merasa diperlakukan tidak adil.

Maka aneh kalau ada yang berpikir bahwa untuk mengurai keterbelahan rakyat perlu memasangkan Jokowi-Prabowo jadi Capres-Cawapres 2024. Tidak hanya aneh, tapi ini ngawur. Ngawurnya tingkat dewa. Usul ini muncul karena adanya kesalahan dalam memahami faktor penyebab keterbelahan yang terjadi di masyarakat.

Publik heran, kenapa ada yang mengusulkan capres Jokowi tiga periode. Alasan digandengkan dengan Prabowo untuk meredam kegaduhan. Itu ngawur datanya. Cara berpikir yang menyesatkan.

Presiden Tiga Periode

Tahun 2019, Jokowi sendiri tegas menolak tiga periode. Kepikiran aja gak. Juga Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa gak ada itu tiga periode. Isu ini dianggap menjerumuskan presiden.

Fakta sejarah mengungkap, semakin lama pemimpin berkuasa, maka umumnya akan semakin otoriter. Siapa pun itu. Soekarno dan Soeharto, di awal pemerintahannya, cenderung demokratis. Tapi, semakin lama berkuasa, bahkan jadi presiden seumur hidup, ternyata makin otoriter.

Gak boleh jabatan itu terlalu lama. Ini akan memicu terjadinya otoritarianisme. Selain proses regenerasi yang akan terganggu.

Justru sebaliknya, demokrasi akan terjaga jika presiden cukup dua periode. Setelah 2024, hadirnya presiden baru, fresh, memiliki pola dan warna yang berbeda dalam mengelola pemerintahan, maka justru ada peluang untuk mengakhiri polarisasi dan keterbelahan di masyarakat.

Dengan begitu, kegaduhan bisa segera dihentikan. Jangan memperpanjang polarisasi, keterbelahan dan kegaduhan ini dengan gagasan dan ide tiga periode.

Jakarta, 19 Maret 2021

Editor Sugeng Purwanto

Tags: JokowiPilpresPrabowo SubiantoTony Rosyid
SendShare26Tweet16Share
Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim
ADVERTISEMENT

Related Posts

Kabar

Indonesia Siap Evakuasi Warga Palestina

Kamis 17 April 2025 | 22:41
18
Presiden Prabowo Rampungkan Lawatan ke Timur Tengah, Fokus pada Diplomasi Strategis dan Misi Kemanusiaan
Kabar

Presiden Prabowo Rampungkan Lawatan ke Timur Tengah, Fokus pada Diplomasi Strategis dan Misi Kemanusiaan

Selasa 15 April 2025 | 16:46
24
Program MSG, Kendala dan Harapan
Kolom

Program MSG, Kendala dan Harapan

Rabu 29 Januari 2025 | 16:15
56
Imam Shamsi Ali
Kolom

Persatuan sebagai Kekuatan Umat

Minggu 29 Desember 2024 | 08:40
21
Dukungan Penuh untuk Langkah Presiden Prabowo Pulihkan Kerugian Negara dari Koruptor
Opini

Dukungan Penuh untuk Langkah Presiden Prabowo Pulihkan Kerugian Negara dari Koruptor

Jumat 20 Desember 2024 | 22:00
30
miftah
Kabar

Miftah Maulana Mundur dari Jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden

Sabtu 7 Desember 2024 | 08:47
22

Terpopuler Hari Ini

  • Gen Z Didorong Terjun ke Pertanian Lewat Kultur Jaringan, Begini Strateginya

    Gen Z Didorong Terjun ke Pertanian Lewat Kultur Jaringan, Begini Strateginya

    228 shares
    Share 91 Tweet 57
  • Ber-Islam dengan Fleksibel

    632 shares
    Share 253 Tweet 158
  • Ujian Praktik IPAS: Siswa SD Muhammadiyah 2 Babat Kenalkan Keberagaman Nusantara Lewat Kreasi Buket

    473 shares
    Share 189 Tweet 118
  • Modern Awards 2025, Apresiasi Guru dan Siswa Berprestasi MadtsaMutu Pondok Modern Paciran

    99 shares
    Share 40 Tweet 25
  • Setelah 13 Tahun Menanti, Guru SDMM Ini Akhirnya Berangkat Haji

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Pamerkan Layanan Unggulan, RSMAD Jadi Magnet Pengunjung di Surabaya Hospital Expo ke-19

    50 shares
    Share 20 Tweet 13
  • SD Mupat Eratkan Anak dalam Kegiatan Sabtu Bersama Ayah

    70 shares
    Share 28 Tweet 18
  • Tawa dan Cerita di Balik Lensa: Siswa Spemutu Gresik Ciptakan Kenang-Kenangan Tak Terlupakan

    39 shares
    Share 16 Tweet 10
  • Ujian Praktik Kolaborasi 4 Mapel Sukses Buat Wali Siswa Terharu

    36 shares
    Share 14 Tweet 9
  • Sejarah Resmi untuk Masa Depan Bangsa

    36 shares
    Share 14 Tweet 9

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358735 shares
    Share 143494 Tweet 89684
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232985 shares
    Share 93194 Tweet 58246
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231091 shares
    Share 92436 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171527 shares
    Share 68611 Tweet 42882
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122379 shares
    Share 48952 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122278 shares
    Share 48911 Tweet 30570

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim