PWMU.CO – Saatnya pemuda memimpin Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prastiyo, Ahad (21/3/2021).
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan pada Pelantikan Pimpinan Cabang (PC) IMM Lamongan di Universitas Muhammadiyah Lamongan. Pelantikan dilakukan dengan peeserta terbatas dan tetap memperhatikan protokol kesehatan ketat.
Pelantikan ini dihadiri oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan KH Shodikin, Forkopimda Lamongan, Kepala Dinas se-Lamongan, beserta kader IMM se-Lamongan.
Menurut Najih Prastiyo saatnya para pemuda beraksi dengan menghasilkan karya yang nyata.
“Saatnya para pemuda yang memimpin Indonesia. Banyak sekali pemuda saat ini yang mengisi pos-pos strategis di semua bidang, seperti Nadiem Makarim, Belva Ruang Guru dan yang lainnya” ujarnya.
“Oleh karena itu kader IMM harus mampu menjawab tantangan dengan menjadi insan kreatif yang mempunyai daya cipta demi terwujudnya kemaslahatan umat dan bangsa” pesannya.
Bonus Demografi Usia Produktif
Sementara itu Bupati Lamongan Dr H Yuhronur Efendi MBA berpesan kepada seluruh kader IMM untuk selalu produktif dengan menghasilkan karya yang inovatif, kreatif sesuai dengan perkembangan teknologi.
“Indonesia diuntungkan bonus demografi dengan rata-rata usia produktif. Ini harus dimanfaatkan dan dimaksimalkan dengan membuat suatu karya yang inovatif, kreatif sesuai dengan perkembangan teknologi,” ungkapnya.
Apalagi, lanjutnya, saat ini sudah revolusi industri 4.0 dan memasuki 5.0. Tentunya harus disiapkan betul peran pemuda dalam menjawab tantangan tersebut.
“Kader IMM Lamongan harus mampu menjawab tantangan itu dengan menghasilkan suatu karya yang nyata sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini agar terciptanya kesejahteraan masyarakat,” harapnya.
Kritis Solutif
Ketua Umum PC IMM Lamongan Periode 2020-2021 Satria Putra Wibisono menyampaikan pentingnya menegaskan peran dan fungsi mahasiswa pada saat ini.
“IMM sebagai gerakan mahasiswa mempunyai peran penting sebagai agent of control kebijakan pemerintah. IMM dituntut untuk selalu kritis-solutif, karena kader IMM cara berfikirnya transformatif, inovatif dan kreatif” katanya.
Gagasan yang dibawa IMM, sambungnya, adalah aktualisasi trilogi IMM dengan gerakan Creative Minority diharapkan sebagai jawaban atas persoalan keummatan saat ini.
“Dan diharapkan kader IMM mampu menjadi kelompok organisasi yang punya daya cipta, yang berpengaruh dan mampu menggerakkan untuk kemaslahatan demi terwujudnya Lamongan yang berkeadaban,” jelasnya. (*)
Penulis Andi Setiawan. Editor Sugiran.