ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 28, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Nasib Agama dalam Politik Kekuasaan

Jumat 2 April 2021 | 09:47
4 min read
71
SHARES
222
VIEWS
ADVERTISEMENT
Agama
Tony Rosyid

Nasib Agama dalam Politik Kekuasaan oleh Tony Rosyid, pengamat politik dan pemerhati bangsa.

PWMU.CO-Seringkali kita dengar kalimat ”Islam disudutkan”. Di Eropa, masyarakat Kristen juga merasa bahwa Kristen dipinggirkan. Terutama di Prancis yang sejak tahun 1905 secara ekstrem memisahkan negara dari gereja. Bergantung agama apa yang berhadapan dengan kekuasaan, seringkali merasa disudutkan dan dipinggirkan.

Secara umum, bagi kekuasaan, agama tidak begitu penting kecuali sebagai alat legitimasi dan pemberi dukungan sosial. Agama apapun, kalau memberikan dukungan sosial (social capital), didekati, diajak kerja sama dan dimanfaatkan.

Memang, nasib agama Islam di Timur Tengah dan Kristen di Eropa di masa lampau, serta Yahudi di Israel dan Islam di Arab Saudi saat ini, memiliki situasi di mana agama dan kekuasaan tidak saja harmonis, tapi menyatu. Keduanya bisa berbagi bersama karena saling membutuhkan dan saling melegitimasi.

Namun, hubungan kekuasaan dan agama tak selalu akur. Bahkan seringkali memakan korban di sepanjang sejarah. Penindasan kekuasaan terhadap umat beragama (atau kelompok keagamaan) dan pemberontakan atas nama agama terhadap kekuasaan sering terjadi.

Intinya, kekuasaan rukun dengan umat beragama jika agama itu dibutuhkan. Tapi ketika agama jadi ancaman, cerita akan terlihat sebaliknya.

Era pemilihan umum di banyak negara, agama sering menjadi bagian dari isu penting. Bergantung kecenderungan pemilih. Kalau pemilihnya punya fanatisme terhadap agama tertentu, maka para tokohnya direkrut dan dilibatkan sebagai vote getter. Narasi agama muncul menjadi penguat legitimasi. Semata-mata untuk mencari dukungan suara.

Hal ini terjadi di Indonesia. Musim Pemilu, ulama, kiai, ustadz, pendeta, dan tokoh-tokoh agama laris dan banjir proyek. Kontrak kampanye bertebaran. Selesai kampanye, the end.

Sebaliknya, jika di negara di mana pemilihnya anti agama, maka isu agama dijadikan sebagai common enemy. Musuh bersama. Bukan karena calon penguasa tidak suka dan benci terhadap agama tertentu. Tidak! Tapi lebih pada upaya mendapatkan simpati dan dukungan pemilih yang fobi terhadap agama itu. Only that.

Jualan Agama

Di Amerika, Australia, Prancis, dan beberapa negara Eropa lainnya, kampanye anti Islam seringkali muncul saat Pemilu. Bukan karena calon presiden atau perdana menteri gak suka sama Islam. Tapi ini semua dilakukan untuk mengambil suara dari kantong pemilih yang anti dan fobi terhadap Islam.

Setelah jadi presiden, mereka tidak benar-benar memusuhi Islam. Meski terkadang memang ada yang benci terhadap Islam. Ini cenderung sebagai oknum dan lebih bersifat kasuistik. Tidak bisa digeneralisir. Sebab dalam politik, kepentingan umumnya menetralisir hal-hal yang berkaitan dengan perasaan personal, termasuk rasa suka dan kebencian. Banyak orang mati rasa ketika jadi pemimpin.

Sebaliknya, di Indonesia, capres-cawapres, para caleg dan calon kepala daerah, justru menggunakan narasi agama, bahkan melibatkan para agamawan, terutama ulama dan ustadz sebagai juru kampanye. Bukan karena mereka religius. Bukan lantaran mereka taat beragama lalu mengusung isu agama, tidak! Kampanye pakai peci, tapi gak shalat. Mengutip Alkitab, tapi gak pernah ke gereja. Ini hal biasa. Itu nasib agama dalam politik.

Dan faktanya, saat menjabat, nyaris tak ada kepentingan agama, ulama dan umat yang diperjuangkan. Para politisi secara umum hanya memanfaatkan fanatisme keagamaan pemilih untuk meraih dukungan. Mungkin mengecualikan PKS, karena mendedikasikan sebagai partai dakwah. Melekat agama dalam perjuangannya. Sampai hari ini, tampaknya masih konsisten.

Dalam proses kekuasaan, kalau agama itu resisten dan jadi ancaman bagi kekuasaan, ya disikat. Disingkirkan. Setidaknya dipinggirkan. Entah dengan cara dipreteli legilltimasinya, dikurangi perannya, dibubarkan ormasnya, dikriminalisasi dan diteroriskan tokoh-tokohnya, atau diadu domba hingga dengan sendirinya porak-poranda.

Ini bukan karena penguasa benci dan tidak suka pada agama. Belum tentu juga. Ini lebih bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan dimana penguasa merasa terancam oleh aksi kelompok keberagamaan tertentu.

Mampu Negosiasi

Dalam konteks ini, menjadi tantangan bagi umat beragama untuk selalu mengasah kemampuannya membangun komunikasi dan bernegosiasi dengan kekuasaan, beradaptasi, atau setidaknya jika ingin berpolitik, bahkan beroposisi.

Dibutuhkan kemampuan strategi yang mampu memenangkan agama dalam dialektikanya dengan kekuasaan. Sehingga agama akan selalu bisa eksis dalam dinamika kekuasaan yang terus bergilir dan berganti-ganti aktornya.

Di sini butuh kemampuan menerjemahkan formalitas, normalitas dan moralitas agama ke dalam konteks yang terus menuntut perubahan.

Simbol, atribut, dan ajaran normatif dalam agama sangat penting, namun mesti dikemas dalam bentuk aksi perjuangan yang tepat dan lebih taktis. Sebab, agama tanpa strategi perjuangan yang tepat pada faktanya telah mengambil banyak risiko bagi nasib pemeluk dan eksistensi masa depan agama itu sendiri.

Satu sisi, agama tidak boleh kehilangan prinsip dan nilai-nilai fundamentalnya, tapi di sisi lain, untuk eksis dan punya pengaruh, meniscayakan langkah-langkah operasional yang strategis.

Ekspresi keberagamaan rentan untuk berhadap-hadapan, bahkan bermusuhan dengan kekuasaan. Di sinilah umat beragama seringkali mengambil risiko ketika kekuasaan sudah mulai merasa terancam.

Relasi pro-kontra agama-kekuasaan dalam sejarah mesti mampu mematangkan umat beragama untuk membuat pilihan-pilihan yang lebih strategis agar agama terus mampu mempertahankan eksistensinya dan punya ruang untuk menebarkan pengaruh sosialnya.

Jakarta, 2 April 2021

Editor Sugeng Purwanto

Tags: Anti agamaNarasi agamaPemiluTony Rosyid
SendShare28Tweet18Share

Related Posts

Putusan Tunda Pemilu Potensial Ciptakan Kekacauan Tata Negara

Sabtu 4 Maret 2023 | 20:51
81

Fahri Bachmid PWMU.CO-  Putusan tunda Pemilu yang dikeluarkan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat bercorak...

Majelis Hakim Keliru soal Putusan Partai Prima, Kata Yusril

Jumat 3 Maret 2023 | 09:12
333

Yusril Ihza Mahendra PWMU.CO- Majelis hakim PN Jakarta Pusat keliru membuat putusan dalam perkara gugatan...

Belajar Pemilu, Smamda Sangkapura Bawean Undang PPK

Selasa 7 Februari 2023 | 07:02
82

Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan Sangkapura (PPK) Ahmad Nailufar beserta peserta dikusi, Sabtu (4/2/23) (Saddam/PWMU.CO) Belajar...

Menunda Pemilu adalah Kejahatan Politik

Jumat 25 November 2022 | 11:35
230

M Rizal Fadillah Menunda Pemilu adalah Kejahatan Politik oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan...

Pemilih Pemula Tak Hanya Objek Pemilu

Minggu 12 Juni 2022 | 13:28
112

Pemilih Pemula Tak Hanya Objek Pemilu, Tapi Harus Jadi Panitia (Aqidatul Afifah/PWMU.CO) Pemilih Pemula Tak...

Pemilu Seharusnya Dipercepat, Bukan Diperlelet

Sabtu 26 Februari 2022 | 11:44
390

Prima Mari Kristanto Pemilu Seharusnya Dipercepat, Bukan Diperlelet, oleh Prima Mari Kristanto, pengamat politik ekonomi,...

Aisyiyah Bisa Punya Kursi DPR, Begini Caranya

Rabu 6 Oktober 2021 | 07:45
950

Zainuddin Maliki saat menyampaikan diskusi Ideopolitor. (Uzlifah/PWMU.CO) PWMU.CO- Aisyiyah mempunyai potensi yang besar untuk memiliki...

Sekolah Politik Digelar Pemuda Muhammadiyah Situbondo

Rabu 1 September 2021 | 12:49
2.5k

Sekolah Politik digelar Pemuda Muhammadiyah Situbondo. Ketua PDPM Situbondo Nisan memberikan sambutan (Pandu Anom Nayaka/PWMU.CO)...

Cari Solusi Haji dan Transparansi Dana

Senin 14 Juni 2021 | 13:30
244

Tony Rosyid Cari Solusi Haji dan transparansi Dana oleh Tony Rosyid, pengamat politik dan pemerhati...

Krisis Etika, Bencana bagi Republik

Kamis 10 Juni 2021 | 10:50
12.6k

Daniel Mohammad Rosyid Krisis Etika, Bencana bagi Republik oleh Daniel Mohammad Rosyid, guru besar ITS...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    29061 shares
    Share 11624 Tweet 7265
  • 12 Stand Ramaikan Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1984 shares
    Share 794 Tweet 496
  • Pembelajaran Life Skill, Siswa Spemdalas Bikin Jamu Tradisonal

    3428 shares
    Share 1371 Tweet 857
  • Tajdied Center Jatim Uji Hafalan Siswa Spemdalas

    1500 shares
    Share 600 Tweet 375
  • Islamic Voice Meriahkan Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1160 shares
    Share 464 Tweet 290
  • Rangkai 1000 Stik Es Krim, Siswa Spemdalas Bikin Menara Eiffel 

    3010 shares
    Share 1204 Tweet 753
  • Kalimah Spemdalas Ajak Siswa Miliki Akhlak Al-Quran

    2339 shares
    Share 936 Tweet 585
  • Siswa Spemdalas Ujian Praktik Mengafani Jenazah

    2320 shares
    Share 928 Tweet 580
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    12638 shares
    Share 5055 Tweet 3160
  • Siswa Spemdalas Sambut Bulan Ramadhan

    1060 shares
    Share 424 Tweet 265

Berita Terkini

  • International Class Program SDMM Dimonev BPLP UMSelasa 28 Maret 2023 | 09:29
  • Kak Tobi Bercerita tentang Legenda Surabaya di Sekolah Kreatif BaratajayaSelasa 28 Maret 2023 | 09:06
  • Buku Jurnal Ramadhan Penyemangat Siswa SMK MemoSenin 27 Maret 2023 | 18:53
  • Pengalaman Penulis Ini Dapat Balasan Indah dari AllahSenin 27 Maret 2023 | 18:35
  • Kejuaraan nasional
    Kejuaraan Nasional Catur Ini Mengesankan bagi VirlySenin 27 Maret 2023 | 18:09
  • Raker Gabungan MPKSDI dan LPCRPM PWM Jatim, Inilah HasilnyaSenin 27 Maret 2023 | 17:40
  • Gelar karya siswa
    Gelar Karya Siswa Ini Mengejutkan Kepala SekolahSenin 27 Maret 2023 | 17:23
  • Sebar Jadwal Imsakiah, Cara Siswa SMAM 4 Sidayu Promosi SekolahSenin 27 Maret 2023 | 17:12
  • Refleksi awal tahun
    Mengapa Umat Islam Harus Meneladani para Murid Yesus?Senin 27 Maret 2023 | 14:11
  • Smamio Mengikuti Softlaunching Program Sembari BRINSenin 27 Maret 2023 | 14:01

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!