ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Minggu, Agustus 14, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kisah KH Ahmad Badawi Merundung Kiai Dahlan

Jumat 16 April 2021 | 10:46
7 min read
524
SHARES
1.6k
VIEWS
ADVERTISEMENT
KH Ahmad Badawi

Kisah KH Ahmad Badawi Merundung Kiai Dahlan, oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi pemuka Islam.

PWMU.CO – KH Ahmad Badawi jelas istimewa. Beliau menjadi Ketua (Umum) PP Muhammadiyah untuk dua periode, 1962-1965 dan 1965-1968. Maka, siapa bisa mengira bahwa di masa lalunya beliau pernah mengolok-olok KH Ahmad Dahlan karena tak sepaham. Siapa dapat menyangka bahwa dulu dia berani mem-bully KH Ahmad Dahlan, pamannya sendiri.

Ahmad Badawi lahir di Kauman, Yogyakarta pada 5 Februari 1902. Saat berusia enam tahun, pada 1908, dia nyantri di Pondok Pesantren Lerab, Karanganyar, Jawa Tengah untuk belajar nahwu dan sharaf. Lima tahun dia di sana.

Selanjutnya, pada 1913, selama dua tahun dia belajar kepada KH Dimyati di Pondok Pesantren Termas, Pacitan, Jawa Timur. Di pesantren ini, dia dikenal sebagai santri yang pintar berbahasa Arab (nahwu dan sharaf). Berikutnya, mulai 1915 untuk lima tahun dia nyantri di Pesantren Besuk, Wangkal, Pasuruan, Jawa Timur.

Terakhir, pada 1920-1921 Ahmad Badawi belajar ilmu agama di Pesantren Kauman dan Pesantren Pandean di Semarang, Jawa Tengah. Di titik inilah, pada 1921, bisa dibilang masa belajarnya di berbagai pesantren telah selesai.

Total 13 tahun Ahmad Badawi merantau mencari ilmu di beberapa pesantren. Memang, beliau sejak kecil-sebelum Muhammadiyah berdiri-sudah pergi belajar ke banyak tempat. Saat awal berangkat, sekali lagi, beliau baru berusia enam tahun.

Ide Nakal

Bagaimana hasil belajar Ahmad Badawi? Beliau mempunyai keahlian di berbagai bidang ilmu, termasuk ilmu fikih dan ilmu falak. Dengan ilmu-ilmu yang dikuasainya itu, dia punya pengaruh di Kauman, Yogyakarta, terutama di kalangan generasi muda.

Di sisi lain, Ahmad Badawi menemui kenyataan, bahwa setelah pulang kampung ke Kauman dia merasa aneh dengan langkah dakwah KH Ahmad Dahlan. Dalam pandangannya, itu berbeda dengan pemahaman keagamaannya.

Tersebab itu, muncullah ide nakal: sia akan mengolok-olok KH Ahmad Dahlan dengan cara memainkan musik rebana saat sang tokoh melintas di kampung Kauman. Rencana olok-olok itu dinilainya sebagai bagian dari usaha untuk menghambat gerakan reformasi Islam yang dilakukan KH Dahlan saat itu.

Ahmad Badawi yang punya pengaruh di kalangan anak muda Kauman, tak sulit ketika dia meminta mereka mengolok-olok KH Ahmad Dahlan dengan cara memainkan rebana. Mereka siap untuk melakukan “misi” Ahmad Badawi.

Langkah Gagal

Di suatu hari, KH Ahmad Dahlan keluar dari rumahnya untuk sebuah keperluan. Baru saja keluar, tiba-tiba sekelompok anak muda yang dipimpin Ahmad Badawi mengiringinya dengan musik rebana. Dengan cara itu mereka bermaksud mem-bully KH Ahmad Dahlan.

Bagaimana respon KH Ahmad Dahlan? Atas olok-olok dengan musik rebana itu, sang ulama menyikapinya dengan tenang. Tak diacuhkannya aksi anak-anak muda itu. KH Ahmad Dahlan terus melangkah, berjalan seperti biasanya.

Sambil meneruskan langkahnya berjalan di kampung Kauman, KH Ahmad Dahlan tetap menyapa dan melepas senyum kepada warga lain yang berpapasan dengannya. Sikapnya ini, memang berdasarkan kebiasaannya selama ini yang ramah kepada semua orang yang ditemuinya.

Intinya, secara keseluruhan, tak ada yang berubah dalam performa Ahmad Dahlan dalam menghadapi ulah Ahmad Badawi dan teman-temanya. Tampak, bagi beliau, seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Hal yang sebaliknya ada di ‘pihak seberang’. Anak-anak muda di bawah koordinasi Ahmad Badawi yang mem-bully KH Ahmad Dahlan merasa tidak berhasil dengan langkah bully itu. Akhirnya, “sajian rebana” itu berhenti dengan sendirinya.

Buah Debat

Ahmad Badawi tak langsung menyerah dalam usahanya menghentikan langkah dakwah KH Ahmad Dahlan. Setelah ‘demo rebana’ dinilai tidak berhasil, dia lalu mengajak KH Dahlan berdebat.

Permintaan debat-yang memang diperkenankan dalam Islam-disambut baik oleh KH Ahmad Dahlan. Lalu, ditentukanlah waktu dan tempatnya.

Debat itu dilaksanakan pada malam hari dan disaksikan oleh anak-anak muda pengikut Ahmad Badawi. Debat berlangsung lama, sejak usai shalat isya’ hingga pukul 01.00 dini hari.

Apa ujungnya? Selepas acara, Ahmad Badawi bisa menerima pemikiran-pemikiran KH Ahmad Dahlan. Setelah itu, Ahmad Badawi lalu mendukung langkah-langkah KH Ahmad Dahlan. Sikap yang sama kemudian juga diikuti oleh anak muda para pengikut Ahmad Badawi.

Sejak itu, Ahmad Badawi berusaha menyesuaikan langkah-langkahnya dengan yang dilakukan KH Ahmad Dahlan. Salah satunya, dalam menyikapi hafalan-hafalan ayat suci al-Quran (https://suaramuhammadiyah.id/2020/11/05/kiai-dahlan-dibully-dengan-rebana/).

Misal, di waktu-waktu sebelumnya, Ahmad Badawi banyak menghafal ayat al-Quran tertentu dan dengan maksud khusus pula. Maka, atas masalah ini, dikritisi oleh Ahmad Dahlan. Bahwa, bagi pendiri Muhammadiyah itu, tidak ada perbedaan antara ayat satu dengan ayat yang lain dalam al-Quran. Semuanya, harus diamalkan.

Catatan KH Ahmad Dahlan tersebut diterima dengan baik Ahmad Badawi. Lalu, penyesuaian demi penyesuaian yang lain rajin dilakukan oleh Ahmad Badawi.

Selanjutnya, kesemua perubahan sikap Ahmad Badawi itu bermuara kepada bulatnya tekad dia untuk menjadi anggota Muhammadiyah. Keanggotaannya secara resmi di Muhammadiyah tercatat pada 25 September 1927.

Sejak berkiprah di Muhammadiyah, Ahmad Badawi lebih leluasa mengembangkan potensi dirinya dalam bertabligh. Dia-pun mengajar di sekolah (madrasah) serta berdakwah lewat pengajian dan pembekalan kemuhammadiyahan.

Dalam perkembangannya, Ahmad Badawi dipercaya menjadi Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah pada 1933. Pada tahun-tahun berikutnya, dia juga diamanati sebagai Kepala Madrasah Za’imat (yang kemudian digabung dengan Madrasah Muallimat pada 1942). Di Madrasah Muallimat dia memiliki harapan untuk memberdayakan perempuan agar cakap menjadi muballighat.

Siapa Ahmad Badawi?

Dari segi garis keturunan, sesungguhnya Ahmad Badawi adalah keponakan KH Ahmad Dahlan. Hal ini karena ibu dia yaitu Nyai Siti Habibah adalah adik kandung KH Ahmad Dahlan.

Adapun dari sisi pemikiran keagamaan, mestinya Ahmad Badawi dekat dengan Ahmad Dahlan atau Muhammadiyah. Hal ini, karena ayah dia yaitu KH Muhammad Fakih termasuk generasi awal Muhammadiyah. Sang ayah, adalah salah satu Pimpinan Muhammadiyah pada tahun 1912 yaitu sebagai Komisaris.

Itulah garis hidup. Setelah sempat tak sepaham dalam hal pemikiran dan langkah keagamaan, pada akhirnya Ahmad Badawi menjadi anggota Muhamadiyah. Malah di belakang hari bahkan Ahmad Badawi-seperti yang telah disebut di depan-mendapat amanah sebagai Ketua Umum PP Muhammadiayah dua periode yaitu 1962-1965 dan 1965-1968.

Demikianlah, Ahmad Badawi adalah generasi Kauman terakhir yang sempat bertemu KH Ahmad Dahlan dan yang lalu menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Beliau termasuk keluarga dekat KH Ahmad Dahlan yang tergolong akhir-akhir masuk Muhammadiyah.

Capaian-Capaian Lain

Bagaimana aktivitas dan prestasi Ahmad Badawi di luar Muhammadiyah? Pada masa perjuangan kemerdekaan, Ahmad Badawi pernah aktif di Angkatan Perang Sabil (APS). Beliau turut beroperasi di Sanden Bantul, Tegallayang, Bleberan, dan Kecabean Kulon Progo. Pada 1947-1949, Ahmad Badawi menjadi Imam III APS bersama dengan KH Mahfudz sebagai Imam I dan KRH Hadjid selaku Imam II untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ahmad Badawi juga menjadi anggota Laskar Rakyat Mataram. Keanggotaannya itu atas instruksi dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Pada 1963, di masa Orde Lama, Ahmad Badawi diangkat menjadi Penasihat Pribadi Presiden Soekarno di bidang agama Islam. Saat itu, kalangan internal Muhammadiyah menilai Ahmad Badawi memiliki prinsip agama yang kuat, sehingga dipandang perlu mengamanatkan kepadanya untuk mendekati Soekarno.

Sementara, di sisi lain, Soekarno merasa dirinya memerlukan nasihat-nasihat agama. Oleh karenanya, bila Ahmad Badawi memberikan masukan-masukan yang disampaikan secara bijak, Soekarno sangat memperhatikannya. Bahkan para menterinya pun diminta turut memperhatikan fatwa Ahmad Badawi.

Pada 1968, di masa Orde Baru, Ahmad Badawi diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Di DPA dia memberikan nasihat kepada Presiden Soeharto di bidang agama Islam.

Ada lagi yang istimewa pada diri Ahmad Badawi. Beliau produktif sebagai penulis. Karya-karya tulis yang telah dihasilkannya cukup banyak.

Berikut ini antara lain judul-judulnya: Pengajian Rakyat, Kitab Nukilan Syu’abul-Imam (bahasa Jawa), Kitab Nikah (huruf Pegon dan berbahasa Jawa), Kitab Parail (huruf Latin berbahasa Jawa), Kitab Manasik Haji (bahasa Jawa), Miah Hadits (bahasa Arab), Mudzakkirat fi Tasyi’il Islam (bahasa Arab), Qawaidul-Chams (bahasa Arab), Menghadapi Orla (bahasa Indonesia), dan Jadwal Waktu Shalat untuk Selama-lamanja (https://darularqamgarut.sch.id/kh-ahmad-badawi-ketua-1962-1965/).

Demikianlah, sebagian riwayat KH Ahmad Badawi. Beliau yang meninggal pada hari Jum’at 25 April 1969 di Yogyakarta adalah sosok teladan. Meninggal di usia 67 tahun, lelaki ini patut menjadi sumber inspirasi bagi para pejuang dakwah. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Artikel ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 29 Tahun XXV, 16 April 2021/4 Ramadhan 1442.

Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.

Tags: KH Ahmad BadawiKH Ahmad DahlanM Anwar Djaelani
SendShare210Tweet131Share

Related Posts

Islamic Book Fair dan Penguatan Tradisi Ilmu

Jumat 5 Agustus 2022 | 09:46
199

Suasana Islamic Book Fair di JCC Senayan Agustus 2022 (Foto Proumedia) Islamic Book Fair dan...

Tulisan Baik Menurut A. Hassan, Contoh Kolom Ayip Bakar dan Mahbub Djunaidi

Jumat 22 Juli 2022 | 08:36
397

A. Hassan Tulisan Baik Menurut A. Hassan, Contoh Kolom Ayip Bakar dan Mahbub Djunaidi; Oleh M. Anwar Djaelani,...

Kabar Buruk bagi Pengolok-olok Agama

Jumat 15 Juli 2022 | 21:40
708

M. Anwar Djaelani: Kabar Buruk bagi Pengolok-olok Agama (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kabar Buruk bagi...

Soerono Wirohardjono, Pandu HW sang Jurnalis Perintis sejak 1932

Jumat 15 Juli 2022 | 09:53
169

Soerono Wirohardjono, Pandu HW sang Jurnalis Perintis sejak 1932 Soerono Wirohardjono, Pandu HW sang Jurnalis Perintis sejak...

Panduan Menulis Kritis di Media Menurut Ulama A. Hassan

Rabu 13 Juli 2022 | 14:27
632

Buku Hai, Anak Cucuku! karya A. Hassan (Istimewa/PWMU.CO) Panduan Menulis Kritis di Media Menurut Ulama A. Hassan; Oleh M....

Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid

Minggu 3 Juli 2022 | 04:21
457

Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid Abdul Malik Ahmad sang Penjaga Tauhid; Oleh M. Anwar Djaelani, penulis sejumlah...

Letkol HS Prodjokusumo sang Pendiri Kokam, Ini Lima Idenya untuk Muhammadiyah

Sabtu 25 Juni 2022 | 16:56
10.9k

Letkol HS Prodjokusumo sang Pendiri Kokam, Ini Lima Idenya untuk Muhammadiyah, Oleh M. Anwar Djaelani, penulis dwilogi KH Ahmad...

Jejak Emas Djazman Al Kindi, Bapak Pengaderan Muhammadiyah

Minggu 19 Juni 2022 | 17:04
411

Jejak Emas Djazman Al Kindi, Bapak Pengaderan Muhammadiyah Jejak Emas Djazman Al Kindi, Bapak Pengaderan Muhammadiyah; Oleh M. Anwar...

Nasihat Natsir soal Penyakit Cinta Dunia

Jumat 10 Juni 2022 | 10:34
535

Nasihat Natsir soal Penyakit Cinta Dunia (Ilustrasi Matan/RH) Nasihat Natsir soal Penyakit Cinta Dunia; Oleh M. Anwar Djaelani, dosen Akademi Dakwah Indonesia...

Natsir yang Tekun Memasyarakatkan Bahasa Indonesia

Jumat 3 Juni 2022 | 06:31
8.2k

Mohammad Natsir yang Tekun Memasyarakatkan Bahasa Indonesia (Ilustrasi Matan/RH) Natsir yang Tekun Memasyarakatkan Bahasa Indonesia;...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • PBS Teken MoU dengan King Sejong Institute untuk Smamio

    26267 shares
    Share 10507 Tweet 6567
  • Melawan Tuduhan-Tuduhan Salafi

    2534 shares
    Share 1014 Tweet 634
  • SMP Mutu Launching Kantor Layanan Lazismu, Pertama di AUM Pendidikan Surabaya

    16924 shares
    Share 6770 Tweet 4231
  • PWM DIY: Berjilbab bagi Siswa Muslimah Pengamalan Ajaran Agama

    1263 shares
    Share 505 Tweet 316
  • Lima Model Orang Muhammadiyah, Anda Termasuk yang Mana?

    4941 shares
    Share 1976 Tweet 1235
  • Muhammadiyah dan Salafi Itu Berbeda, 5 Hal Ini Penyebabnya

    729 shares
    Share 292 Tweet 182
  • Irjen Ferdy Sambo Tersangka, Din Syamsuddin: Bubarkan Satgassus Polri

    49043 shares
    Share 19617 Tweet 12261
  • Free Writing Mengagetkan Peserta Workshop Jurnalistik IPM Muhiba

    167 shares
    Share 67 Tweet 42
  • Strategi Salafi Masuk ke Masjid Muhammadiyah

    5375 shares
    Share 2150 Tweet 1344
  • Guru Besar ITS Ini Mengajak Pesantren Muhammadiyah Ngaji Alam Semesta

    132 shares
    Share 53 Tweet 33

Berita Terkini

  • Mimdaka Kembali Gelar Latihan Tapak SuciMinggu 14 Agustus 2022 | 09:59
  • Rahasia 8 Santri PMMP Borong Medali Jember Open Championship 2022Minggu 14 Agustus 2022 | 08:58
  • Belajar dari Kisah Abu Lahab di Living Quran SD MugebMinggu 14 Agustus 2022 | 07:57
  • Menghafal Al-Quran Tak Kenal UsiaMinggu 14 Agustus 2022 | 06:51
  • Qobilah HW MIM 15 Sooko, Pede Saja meski Seragamnya Berbeda di Acara PramukaMinggu 14 Agustus 2022 | 05:44
  • Pembekalan Ustadz dan Ustadzah Baru Panti Asuhan Al MizanMinggu 14 Agustus 2022 | 05:18
  • PWM DIY: Berjilbab bagi Siswa Muslimah Pengamalan Ajaran AgamaSabtu 13 Agustus 2022 | 21:39
  • Juara I Baca Puisi Porsadin Bojonegoro, Siswa SDM 3 ICP Sumberrejo Melaju ke ProvinsiSabtu 13 Agustus 2022 | 21:20
  • Karnaval SMKM
    Karnaval SMKM Duta, Ini Pemenang Lomba CosplaySabtu 13 Agustus 2022 | 21:03
  • Ekskul Jurnalistik SMAM 1 Trenggalek Meliput Adab sebelum Shalat BerjamaahSabtu 13 Agustus 2022 | 21:02

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In