ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 21, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Bedah Pandemi dari Perspektif Teologis dan Sosiologis

Sabtu 17 April 2021 | 20:01
7 min read
96
SHARES
299
VIEWS
ADVERTISEMENT
Prof Abdul Mu’ti Bedah Pandemi dari Perspektif Teologis dan Sosiologis (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Bedah Pandemi dari Perspektif Teologis dan Sosiologis oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd pada Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim 1442 H.

Temanya: Hidup Pascapandemi, Sabtu (17/4/21). Yang menjadi moderator adalah Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) Dr dr Sukadiono MM.

Dalam kegiatan yang digelar secara virtual ini, Abdul Mu’ti berkesempatan memaparkan pandangannya bergantian dengan dr Pandu Riono MPH PhD.

Untuk mencairkan suasana siang itu, sambil tertawa, Mukti mengenalkan dirinya sebagai ahli viralogi. “Kalau Pak Dokter Pandu tadi ahli virologi, kalau saya ahli viralogi, cuma memviralkan aja apa yang sudah ditulis oleh berbagai kalangan,” candanya.

Mu’ti mengungkap, jika dilihat dari sudut pandang agama, pandemi bukan sesuatu yang baru pertama terjadi. Pandemi Covid-19 ini salah satu dari sekian banyak pandemi. Sejak zaman Nabi—bahkan sebelum Nabi Muhammad—sudah ada pandemi.

Ragam Pandemi Zaman Nabi

Setelah meninjau berbagai ayat al-Quran, Mu’ti menemukan penjelasan adanya pandemi dalam surat al-A’raf ayat 133. Yaitu terjadi pada masa Nabi Musa AS. Saat itu ada belalang di mana-mana; juga ada kutu, katak, darah, dan topan. “Jadi bagian dari pandemi yang menurut saya cukup besar pada zaman itu,” ujarnya.

Walaupun, lanjutnya, dalam konteks teologi, pandemi ini bagian dari cara Allah menghukum dan mengingatkan umat Nabi Musa yang membangkang.

Selain itu, pada masa Nabi Muhammad juga terdapat pandemi. Beberapa riwayat hadits—dalam Kitab al-Bukhari Hadits 2830 dan 5732, Muslim Hadits 1916, dan Ahmad Jilid 3 Hadits 150—menyebutnya dengan istilah “thaun” .

“Thaun adalah benjolan yang muncul seperti yang dialami oleh unta, tumbuh di bagian ketiak dan sejenisnya. Ibnul Qayyim menjelaskan thaun adalah sejenis wabah penyakit yang memang menular luar biasa,” ungkap lulusan Flinders University, Australia itu.

Berdasarkan penjelasan ahli medis, tambahnya, thaun adalah pembengkakan parah yang mematikan, menimbulkan rasa haus yang sangat parah, dan rasa sakit luar biasa. Sehingga yang terkena itu tubuhnya menjadi hitam, hijau, atau abu-abu. Selanjutnya, nanah akan muncul.

Dari layar yang dia tampilkan melalui Zoom itu, diketahui pula thaun biasanya menyerang ketiak, bagian belakang telinga, ujung hidung, daging, dan bagian tubuh yang lunak.
Dari beberapa Hadits yang telah ia kaji, Mukti juga menemukan cara mengatasi atau menyikapi saat wabah itu terjadi. Hal ini sebagaimana yang bisa kita temukan pada fatwa Majelis Tarjih tentang cara beribadah selama masa pandemi.

Pandemi: Ujian VS Hukuman?

Selanjutnya, Mu’ti membahas sebab pandemi yang masih jadi perdebatan selama ini. “Pak dr Suko sudah menyampaikan (pertanyaan), sesungguhnya musibah atau pandemi itu ujian atau hukuman?” ujarnya.

Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng periode 2000-2002 itu menerangkan, jika melihat dari sudut pandang agama, musibah itu ujian Allah yang terjadi bukan karena ulah atau akibat perbuatan manusia. “Jadi memang sudah ada ketentuan Allah musibah itu akan terjadi,” jelasnya.

Lalu ia mengutip ayat 22-23 dari Surat al-Hadiid:

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Begitupula pada surat at-Taghaabun ayat 11, bahwa musibah itu terjadi atas izin Allah.

Pandemi sebagai Uqubah

Abdul Mu’ti menjelaskan, musibah (pandemi) merupakan uqubah yang terjadi sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari perbuatan manusia. Seperti termuat dalam al-Quran: akan datang musibah ketika umat Islam itu kalah dalam Perang Uhud.

“Karena mereka tidak mengikuti apa yang disarankan dan dianjurkan Nabi menyangkut strategi perang itu,” katanya.

Padahal, tambah pria kelahiran Kudus itu, dalam konteks sejarah, umat Islam sudah hampir menang dalam Perang Uhud. Seandainya para pemanah di puncak Uhud itu tidak turun gunung demi mengambil harta rampasan perang. Secara cerdas waktu itu mereka terbuai taktik pimpinan Khalid bin Walid—sebelum ia masuk Islam.

Selain itu, bagaimana musibah terjadi karena perbuatan manusia juga bisa kita pelajari dari Surat Asy-Syuraa ayat 30: “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”.

Natural VS Man Made Disaster

Kalau kita lihat dari sudut pandang kajian ilmiah, termasuk sosiologis, musibah muncul karena dua sebab: alamiah (natural disaster) dan akibat perilaku manusia (man made disaster).

“Walaupun keduanya—alami maupun karena perilaku manusia—memberi pemahaman meliputi hukum alam atau sunnatullah,” ujarnya.

Mukti menyatakan, virus ini bagian dari makhluk Allah yang muncul karena kita melanggar ketentuan-Nya: kita tidak hidup bersih. “Tidak hidup sehat, padahal kita diperintahkan mengonsumsi halalan tayyiban,” jelasnya.

Jika melihat dari sudut pandang akibat, maka musibah bersifat predictable (bisa diperkirakan) dan unpredictable (tidak bisa diperkirakan).

“Tadi pak dokter sudah menyampaikan bagaimana prediksi-prediksi yang diakibatkan pandemi Covid-19. Beliau menjelaskan dari pendekatan epidemiologi bagaimana Covid-19 terjadi dengan segala penjelasan ilmiahnya tadi,” ungkapnya menjabarkan musibah yang bisa diperkirakan.

Hal ini, menurut Mu’ti, menunjukkan bagaimana sebenarnya Covid-19 menjadi sesuatu yang bisa diperkirakan. “Walaupun memang tidak bisa dihentikan, saya kira, tidak bisa sepenuhnya dihapuskan,” komentarnya.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah periode 2002-2006 itu menerangkan, akibat musibah yang unpredictable bisa saja menyangkut akibat-akibat lain—yang sangat luas—yang menyertainya, di luar virus itu sendiri.

Masalah pandemi Covid-19 yang sangat terasa menurut Mukti adalah ekonomi. “Itu unpredictable, tidak bisa diprediksi bagaimana dampak ekonomi terbesar yang Indonesia alami saat ini. Bagaimana ekonomi Indonesia sampai minus lima persen, hingga sekarang belum juga bisa recovery dari itu,” jelasnya.

Selain itu juga, dunia pendidikan juga termasuk akibatnya yang tidak bisa kita perkirakan. “Pak Rektor dan Pimpinan amal usaha di sini merasakan bagaimana akibat Covid ini terhadap kesehatan finansial kampus, terhadap mental peserta didik,” terang pria berusia 52 tahun itu.

Sebab, menurutnya, kita semua tidak siap dengan situasi ini, sehingga masih gugup dan gagap. “Di antara gugup dan gagap itu ada grudak-gruduk , maka banyak juga penyelesaian yang grudal-gradul ,” ucapnya sambil tertawa.

Akibat lain yang tidak terprediksi juga menyertai aspek sosial. Misal, pada fenomena baby booming (angka keahiran meningkat). Mu’ti menggunakan istilah “Baby-baby Corona” untuk anak-anak yang lahir pada masa pandemi ini. Hal ini karena banyak yang menetap di rumah saja.

Tapi di sisi lain, Mu’ti mengungkap, di rumah saja juga mengakibatkan naiknya tindakan kekerasan domestik dan kasus perceraian. Hal ini menunjukkan bagaimana pandemi Covid-19 merubah bagaimana kita berperilaku, baik kaitannya dengan hal-hal bersifat keagamaan maupun yang bersifat keseharian.

Menangani dengan Diniyyah dan Ilmiah

Menangani pandemi, menurut Mu’ti, bisa menggunakan pendekatan diniyyah (spiritual). Yaitu dengan memperkuat mental spiritual, dengan beribadah, dan mendekatkan diri kepada Allah. “Karena kita memahami musibah pandemi terjadi di luar kehendak kita, baik secara pribadi maupun bangsa,” kata dia.

Pendekatan diniyyah ia nilai penting. “Agar apapun yang terjadi terhadap diri kita adalah sesuatu yang terbaik, dan mudah-mudahan ketika sesuatu terjadi pada diri kita, kita dalam keadaan sedang berbuat baik,” harapnya.

Yang kedua, bisa menggunakan pendekatan ilmiah yang disertai penerapan sunnatullah dan teori-teori ilmiah tergantung dari jenis penyakit atau wabah. “Ini penting karena segala sesuatu terjadi menurut hukum alam. Semua makhluk Allah mengikuti apa yang ada di dalam hukum-hukum Allah dan hukum di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Mu’ti lantas menerangkan kita bisa mencegah musibah dengan meningkatkan pemahaman (point of view) atas sunnatullah dan teori ilmiah. Artinya, segala sesuatu bisa terjadi dan penjelasan ilmiahnya bisa kita temukan kalau kita memahaminya.

“Kalau hukum-hukum Allah yang ada di alam semesta ini bisa kita ketahui, maka kita bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Dengan prediksi itu, kita bisa mencegah atau mengantisipasi agar kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam perhitungan ilmiah itu dapat dihindari,” jelasnya.

Dari penjelasan dr Pandu, Mu’ti membuktikan bahwa kita bisa menjelaskan Covid dengan ilmiah. “Para ilmuwan bisa menjelaskan bagaimana makhluk virus yang tidak bisa dilihat dengan mata itu, dengan dibantu alat canggih, bisa terlihat,” paparnya.

Sesuatu yang sangat kecil itu, lanjutnya, bisa menimbulkan perubahan dan dampak luar biasa. Ia menegaskan, ini bukan terjadi secara alamiah saja karena semua terjadi atas kehendak mutlak Allah.

Sebab, berdasarkan kajiannya terhadap al-Quran, Allah juga tidak malu menciptakan makhluk seperti itu. Innallaaha laa yastahyii an yadlriba matsalan maa bauudlotan fa maa fauqohaa .

“Allah tidak malu membuat perumpamaan dan pelajaran bagi manusia dengan makhluk yang bernama baudzoh atau yang lebih rendah dari itu,” tuturnya. (*)

Bedah Pandemi dari Perspektif Teologis dan Sosiologis. Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Abdul Mu'tiEpidemiologo FKM UI Pandu RionoPandemi dalam Perspektif Teologis dan SosiologisSayyidah Nuriyah
SendShare38Tweet24Share

Related Posts

Pelajaran Kejujuran di Balik Film Sumur Songo Karya Siswa SD Mugeb

Jumat 17 Maret 2023 | 15:04
1.2k

Adegan cucu Sunan Giri Nyai Ageng Tumengkang Sari dilamar Pangeran dari Majapahit. Pelajaran Kejujuran di...

Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

Jumat 17 Maret 2023 | 11:30
1.7k

Sebagian guru, siswa, dan wali siswa SD Mugeb yang menyaksikan Gala Premiere Mugeb Film Festival...

Ukir Sejarah, Gala Premiere Mugeb Film Festival Diputar di CGV Cinemas Icon Mall

Jumat 17 Maret 2023 | 10:14
1.4k

Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi menandatangani poster Proyek Film Kelas V di Studio...

Mugeb Charity Jadi Ajang Reuni Guru Dua Sekolah Ini

Sabtu 11 Maret 2023 | 09:13
1.2k

Siswa SD Muhammadiyah 1 Benjeng sarapan bersama, menikmati bekal Miemu. (Yuanita Anggun/PWMU.CO) Mugeb Charity Jadi...

PLPK Smamio Ikut Peringati Hari Jadi Kota Gresik dan World Hearing Day

Jumat 10 Maret 2023 | 10:16
119

Ketua Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio Ika Famila Sari SPsi MPsi Psikolog sosialisasi...

Ada Lukisan Serangga dan Flamingo di Ujian Berbasis Proyek SD Mugeb

Rabu 8 Maret 2023 | 20:09
1.6k

Sebagian siswa kelas I al-Quddus menunjukkan tas hasil lukisan tangannya dengan beragam karakter hewan. Ada...

Seru! Sumatif Tengah Semester di SD Ini Bikin Layang-Layang

Selasa 7 Maret 2023 | 21:12
5.2k

Sebagian siswa SD Mugeb yang sedang fokus mengerjakan ujian berupa bikin layang-layang. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Seru!...

Didominasi Wajah Baru, Sri Herawati-Ruly Narulita Pimpin PDA Kota Malang

Senin 6 Maret 2023 | 11:06
816

Ketua 2022-2027 Dra Sri Herawati (kiri) dan Sekretaris PDA 2022-2027 Dra Ruly Narulita MAP. Didominasi...

Siswa SD Mugeb Tetap Shalat Berjamaah meski di Mal

Kamis 2 Maret 2023 | 11:53
1.9k

Persiapan siswa shalat Dhuhur berjamaah di Mushala Icon Mall Gresik. (Isamasi Romadhona/PWMU.CO) Siswa SD Mugeb...

Bupati Dukung Gresik Jadi Tuan Rumah Musywil Nasyiah Jatim

Kamis 2 Maret 2023 | 11:16
2.4k

Logo Musyda XII Nayiatul Aisyiyah Jawa Timur: Bupati Dukung Gresik Jadi Tuan Rumah Musywil Nasyiah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Klub Ekonomi Smamsatu Juara Accounting Skill Competition

    55918 shares
    Share 22367 Tweet 13980
  • Acara Outbound Berakhir Tangisan

    33256 shares
    Share 13302 Tweet 8314
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    9090 shares
    Share 3636 Tweet 2273
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2060 shares
    Share 824 Tweet 515
  • Ka’bah dan Awan 3D di Poster Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1423 shares
    Share 569 Tweet 356
  • Pesan Ustadz Adi Hidayat Menyambut Ramadhan

    1152 shares
    Share 461 Tweet 288
  • Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

    556 shares
    Share 222 Tweet 139
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan Diluncurkan

    520 shares
    Share 208 Tweet 130
  • Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Kabupaten Tulungagung

    512 shares
    Share 205 Tweet 128
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    585 shares
    Share 234 Tweet 146

Berita Terkini

  • Agar Jaringan RSMA Jatim Lebih Tenang ketika Menghadapi Masalah HukumSenin 20 Maret 2023 | 23:53
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten ProbolinggoSenin 20 Maret 2023 | 23:38
  • Abdul Malik Terpilih Kembali sebagai Ketua PDM JombangSenin 20 Maret 2023 | 22:54
  • Lasminingsih Pimpin Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, Sekretaris Aminatul IfahSenin 20 Maret 2023 | 22:17
  • Musyda Unik Muhammadiyah Jombang, Pesertanya Pakai SarungSenin 20 Maret 2023 | 22:12
  • Saat Jemari Lebih Cepat dari OtakSenin 20 Maret 2023 | 21:38
  • Milad Ke-109 Aisyiyah, PCA Sumberrejo Menggelar Pengajian dan SantunanSenin 20 Maret 2023 | 21:23
  • Umsida Mantapkan Peran Ormawa sebagai Tonggak DakwahSenin 20 Maret 2023 | 21:05
  • Logo Musycab
    Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan DiluncurkanSenin 20 Maret 2023 | 21:00
  • 26 Siswa MIM 7 Kenep Lolos Semifinal KomasSenin 20 Maret 2023 | 20:49

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!