ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 21, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Respon KH Ahmad Dahlan atas Godaan Politik pada Muhammadiyah

Jumat 23 April 2021 | 15:02
6 min read
260
SHARES
811
VIEWS
ADVERTISEMENT
Respon KH Ahmad Dahlan Jawab Godaan Politik pada Muhammadiyah

Respon KH Ahmad Dahlan Jawab Godaan Politik pada Muhammadiyah, ditulis oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi tokoh pergerakan.

PWMU.CO – Sejak awal Muhammadiyah didirikan KH Ahmad Dahlan untuk mengembangkan dakwah, sosial, dan pendidikan. Hal itu dipegangnya secara teguh. Maka, ketika pada 1918 di sebuah acara ada usulan dari Agus Salim agar Muhammadiyah berubah haluan menjadi organisasi politik, tegas Ahmad Dahlan menolaknya.

Di mana dan seperti apa suasana pertemuan yang di dalamnya ada usulan Agus Salim itu? Bagaimana penerimaan hadirin atas usul itu? Apa respon Ahmad Dahlan?

Mari kita ikuti kisah dari RH Hadjid, salah seorang murid KH Ahmad Dahlan yang paling awal. Dia mengungkapkan, “Pada kira-kira tahun 1918 ketika saya baru berumur 23 tahun ada rapat tahunan Muhammadiyah. Yaitu suatu rapat anggota Muhammadiyah yang diadakan di muka Madrasah Muhammadiyah Suronatan Yogyakarta. Pada waktu itu dibicarakan tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.”

Di saat itu, lanjut Hadjid, “Terdapatlah dua pendapat dalam sidang itu yaitu Pertama, pendapat Kiai Dahlan. Kedua, pendapat Haji Agus Salim. Konon, Haji Agus Salim mengusulkan agar Muhammadiyah menjadi organisasi politik.”

Bagaimana respon yang hadir? “Pada waktu itu saya bersesuaian pendapat dengan Haji Agus Salim, karena pada waktu itu argumentasi Haji Agus Salim sangat menarik. Saya-pun kelihatan keras dalam menyetujui pendapat Haji Agus Salim,” jelas Hadjid.

Siapa Agus Salim

Siapa Agus Salim? Agus Salim (1884-1954) sejak 1915 mulai masuk ke dunia pergerakan nasional melalui Syarikat Islam. Di lembaga ini, dia bersama HOS Tjokroamito dan kawan-kawan memperjuangkan nasib bangsa yang mayoritas beragama Islam. Melalui Syarikat Islam pula dia memulai karir di bidang politik, intelektual, dan keagamaan.

Agus Salim cerdas dan pandai meyakinkan orang. Muridnya banyak dan kelak murid-muridnya tak sedikit yang menjadi tokoh nasional. Misal, Hamka, pada 1927 di Mekkah, Hamka-yang saat itu berusia 23 tahun-menyempatkan diri belajar kepada Agus Salim.

Belakangan, Agus Salim menjadi anggota “Panitia Sembilan” BPUPKI yang mendapat amanah mempersiapkan UUD 1945. Pasca-kemerdekaan, Agus Salim masuk Partai Masyumi.

Sejumlah jabatan pernah diamanahkan kepadanya, seperti Menteri Muda Luar Negera dalam Kabinet Syahrir II dan III, 1946-1947. Lalu, Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Amir Syarifuddin, 1947. Kemudian, Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Hatta I dan II, 1948 dan 1949.

Sementara, dalam bidang intelektual dan keagamaan, sejak Januari – Juni 1953 dia menjadi dosen tamu di Cornel University di AS. Beliau dipercaya untuk memberikan kajian tentang “Pergerakan dan Cita Islam Indonesia”.

Atas berbagai capaian kebaikannya itu, Agus Salim ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Sebuah penghargaan yang memang pada tempatnya.

Dengan gambaran sekilas performa Agus Salim seperti di atas, maka bisa dibayangkan sosok Agus Salim yang pintar dan punya bakat diplomasi. Maka, tak aneh jika tokoh seperti Hadjid yang memiliki kedekatan dengan Ahmad Dahlan karena merupakan salah satu murid paling senior, malah sepakat dengan pendapat Agus Salim.

Sekali lagi, mari ikuti pengakuan Hadjid: Soal usul agar Muhammadiyah menjadi organisasi politik “Saya bersesuaian pendapat dengan Haji Agus Salim, karena pada waktu itu argumentasi Haji Agus Salim sangat menarik. Saya-pun kelihatan keras dalam menyetujui pendapat Haji Agus Salim”.

Respon Benar

Bagaimana tanggapan Ahmad Dahlan atas godaan politik pada Muhammadiyah itu? “Akhirnya pembicaraan itu dihentikan oleh Kiai Dahlan dengan mengetuk palu pimpinan sambil berdiri hingga sidang tenang kembali. Setelah keadaan tenang, Ahmad Dahlan menanyakan dua persoalan kepada peserta sidang.

Yaitu: pertama, apakah Saudara-Saudara sudah mengerti benar tentang arti Islam dan apakah arti Islam yang sebenar-benarnya? Kedua, apakah Saudara-saudara ini senang dan berani menjalankan Islam dengan sesungguhnya?” jelas Hadjid.

Bagaimana sikap hadirin? Kata Hadjid, “Kita semua yang hadir tercengang dan kagum mendengarkan dua persoalan yang diungkapkan Kiai Dahlan itu. Para peserta semuanya terdiam, tidak ada yang sanggup menjawabnya. Sungguh luar biasa dua persoalan yang dikeluarkan oleh manusia yang berjiwa mukmin dan ikhlas semata-mata” (Hadjid, 2013: 125-126).

Jika mencermati jawaban Ahmad Dahlan, tampak beliau tak langsung menggunakan kata-kata penolakan dalam menanggapi usulan anggota Muhammadiyah yang bernama Agus Salim itu. Ahmad Dahlan malah secara retoris menggunakan kalimat tanya.

Bagi yang mengikuti pemikiran dan pergerakan dakwah Ahmad Dahlan, tak sulit untuk memahami apa yang dikehendaki Ahmad Dahlan dengan dua pertanyaannya itu. Baca saja, misalnya, ayat ini: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (Ali-‘Imran104).

Seperti yang kita ketahui, surat tersebut termasuk yang sering diulang-ulang oleh Ahmad Dahlan untuk dipahami dan diamalkan. Bahwa, kita akan menjadi orang-orang yang beruntung jika aktif menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.

Perhatikan, rangkaian aktivitas amar makruf dan nahi munkar bukankah bisa kita kerjakan tanpa harus punya kekuatan politik? Maka, tak perlu dengan organisasi politik untuk bisa beramar makruf nahi munkar. Bahkan, dengan Muhammadiyah yang bukan organisasi politik itu, ruang gerak dakwah menjadi leluasa dan akselerasi dakwah menjadi kencang.

Pilihan Ahmad Dahlan agar istiqomah dengan semangat awal saat didirikannya Muhammadiyah terbukti benar. Hal ini diakui oleh, antara lain, kader Muhammmadiyah bernama Nur Cholis Huda. Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur itu, lebih dari seratus tahun kemudian, menulis kesaksian, bahwa:

“Kalau saja dahulu KH Ahmad Dahlan bersedia mengubah Muhammadiyah menjadi organisasi politik maka ceritanya akan sangat berbeda. Tidak ada amal usaha Muhammadiyah berupa pendidikan anak usia dini berjumlah 30.115, SD/MI berjumlah 2.766, SMP/MTS berjumlah 1826, SLTA sebanyak 1407, pondok pesantren sebanyak 341, SLB berjumlah 50, dan perguruan tinggi mencapai 165. Belum lagi Rumah Sakit, Panti Asuhan, masjid, dan lain-lain” (2020: 156).

Di Sepanjang Hayat

Menjawab dua pertanyaan Ahmad Dahlan di “Pertemuan 1918” itu, kecuali ingat QS Al-‘Imraan [3]: 104, kita juga bisa ingat ayat ini: “Katakanlah: ‘Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’.” (QS Al-An’aam [6]: 162-163).

Jika kita hayati, maka lewat ayat di atas Allah meminta kita agar keseluruhan hidup kita bernilai ibadah kepada-Nya. Shalat, jelas ibadah yang diperintahkan. Ibadah-ibadah yang selain shalat ada perintah dan petunjuk cara pelaksanaannya. Tapi, kecuali itu, “Hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah”.

Artinya apa? Jika kita mau, semua gerak langkah di sepanjang kehidupan kita bisa bernilai ibadah. Maka, di titik ini, Muhammadiyah-tanpa perlu menjadi organisasi politik-bisa memainkan peran agar umat tetap berada di Jalan Islam.

Setia Haluan Muhammadiyah

Islam sebagai agama harus didakwahkan. Islam wajib kita perjuangkan. Caranya, tidak harus melalui organisasi politik. Haluan Muhammadiyah sudah jelas sejak berdiri hingga kini.

Bahwa, maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sementara, untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha di segala bidang kehidupan.

Tentu, untuk mewujudkan tujuan Muhammadiyah, diperlukan pengorbanan. Maka, sekali lagi, dengan gaya bertanya, Ahmad Dahlan menggugah kita: “Apakah kamu sekalian berani memperjuangkan Islam? Menyerahkan harta benda dan jiwa dengan sungguh-sungguh untuk memperjuangkan agama Allah? Walaupun dengan mengorbankan yang sangat ia cintai dan walaupun dengan menderita ancaman, hukuman, dan siksaan sekalipun” (Hadjid, 2013: 132).

Mari, kita jawab tantangan KH Ahmad Dahlan di atas dengan amaliah nyata. Harta, tenaga, waktu, dan apapun yang kita “punya” (termasuk jiwa) harus selalu siap kita korbankan di jalan dakwah. Sikap ini, bagian dari wujud setia kita kepada haluan Muhammadiyah. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Artikel Cara KH Ahmad Dahlan Jawab Godaan Politik pada Muhammadiyah ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 30 Tahun XXV, 23 April 2021/11 Ramadhan 1442.

Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.

Tags: Haji Agus SalimKH Ahmad DahlanM Anwar DjaelaniRH HadjidTujuan Muhammadiyah
SendShare104Tweet65Share

Related Posts

Siapa Suka Pamer, Bermegah-megahan?

Rabu 8 Maret 2023 | 18:26
272

M. Anwar Djaelani: Rokok, Tuhan 9 Senti dan Hilangnya Adab. Siapa Suka Pamer, Bermegah-megahan? (Sketsa...

Bayangan KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah Hadir di Musyda Sidoarjo

Minggu 5 Maret 2023 | 09:53
861

SMK Pemuda Krian raih Outstanding icon Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah di Pawai Taaruf...

Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan

Senin 27 Februari 2023 | 09:26
340

Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan; Oleh M. Anwar...

Kontroversi Megawati Sindir Ngaji

Kamis 23 Februari 2023 | 13:03
757

M. Anwar Djaelani: Kontroversi Megawati Sindir Ngaji (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kontroversi Megawati Sindir Ngaji Oleh M. Anwar Djaelani,...

Sarjana Tukang Stempel

Jumat 13 Januari 2023 | 23:04
254

M. Anwar Djaelani: Sarjana Tukang Stempel (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Sarjana Tukang Stempel; Kolom oleh M....

Jurnalistik Asyik Bersama Emak-Emak di Unair

Selasa 10 Januari 2023 | 07:43
131

Anwar Djaelani menyampaikan pelatihan menulis kepada mantan aktivis dakwah kampus. (Anisah/PWMU.CO) PWMU.CO- Jurnalistik asyik digelar...

Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya

Minggu 8 Januari 2023 | 09:18
207

M. Anwar Djaelani: Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Agar...

Kekuatan Jurnalisme Warga

Senin 2 Januari 2023 | 12:15
132

M. Anwar Djaelani (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kekuatan Jurnalisme Warga; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif...

Bahasa Jurnalistik: Jangan Berbunga-bunga!

Minggu 1 Januari 2023 | 05:15
228

M. Anwar Djaelani: (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Bahasa Jurnalistik; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif menulis sejak...

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi

Selasa 20 Desember 2022 | 06:58
364

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi, Catatan M. Anwar Djaelani. PWMU.CO...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Klub Ekonomi Smamsatu Juara Accounting Skill Competition

    58221 shares
    Share 23288 Tweet 14555
  • Acara Outbound Berakhir Tangisan

    33269 shares
    Share 13308 Tweet 8317
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    9441 shares
    Share 3776 Tweet 2360
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2132 shares
    Share 853 Tweet 533
  • Ka’bah dan Awan 3D di Poster Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1423 shares
    Share 569 Tweet 356
  • Pesan Ustadz Adi Hidayat Menyambut Ramadhan

    1155 shares
    Share 462 Tweet 289
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan Diluncurkan

    551 shares
    Share 220 Tweet 138
  • Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

    557 shares
    Share 223 Tweet 139
  • Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Kabupaten Tulungagung

    514 shares
    Share 206 Tweet 129
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    585 shares
    Share 234 Tweet 146

Berita Terkini

  • Agar Jaringan RSMA Jatim Lebih Tenang ketika Menghadapi Masalah HukumSenin 20 Maret 2023 | 23:53
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten ProbolinggoSenin 20 Maret 2023 | 23:38
  • Abdul Malik Terpilih Kembali sebagai Ketua PDM JombangSenin 20 Maret 2023 | 22:54
  • Lasminingsih Pimpin Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, Sekretaris Aminatul IfahSenin 20 Maret 2023 | 22:17
  • Musyda Unik Muhammadiyah Jombang, Pesertanya Pakai SarungSenin 20 Maret 2023 | 22:12
  • Saat Jemari Lebih Cepat dari OtakSenin 20 Maret 2023 | 21:38
  • Milad Ke-109 Aisyiyah, PCA Sumberrejo Menggelar Pengajian dan SantunanSenin 20 Maret 2023 | 21:23
  • Umsida Mantapkan Peran Ormawa sebagai Tonggak DakwahSenin 20 Maret 2023 | 21:05
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan DiluncurkanSenin 20 Maret 2023 | 21:00
  • 26 Siswa MIM 7 Kenep Lolos Semifinal KomasSenin 20 Maret 2023 | 20:49

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!