ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Minggu, Maret 26, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Puasa, Jalan Lapar sebagai Lifestyle

Jumat 14 Mei 2021 | 11:22
5 min read
134
SHARES
419
VIEWS
ADVERTISEMENT
Kita Disentil Allah agar Tak Lupa Diri, Refleksi Idul Fitri, ditulis oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO, alumnus Pendidikan Biologi FPMIPA IiKP Surabaya.
Mohammad Nurfatoni: Puasa, Jalan Lapar sebagai Lifestyle (sketsa foto oleh Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Puasa, Jalan Lapar sebagai Lifestyle, kolom oleh Mohammad Nurfatoni, Pemimpin Redaksi PWMU.CO.

PWMU.CO – Banyak kajian tentang hikmah puasa. Tapi menurut saya, hikmah penting dari puasa itu adalah mempraktikkan “jalan lapar” dalam kehidupan.

Selain diajarkan via puasa wajib Ramadhan, Baginda Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan jalan lapar melalui puasa sunah. Ada puasa Senin-Kamis, puasa ayyamul bidh (13,14,15 bulan Qamariyah), atau puasa Daud (sehari puasa sehari berbuka).

Ada puasa Arafah setiap tanggal 9 Dzulhijjah, ada lagi puasa 9 dan 10 Muharram dan. Juga puasa 6 hari di bulan Syawal.

Ibadah Tambahan

Apa yang menarik dari teladan puasa sunah itu? Sama seperti ibadah lainnya, ternyata selain ada yang diwajibkan—setidaknya menurut ahli fikih—Nabi SAW masih memberi teladan-teladan di luar yang wajib. Shalat lima waktu masih belum cukup bagi Nabi SAW, maka “lahirlah” shalat-shalat sunnah. Zakat saja tidak cukup, masih ada sedekah sunah. Haji pun tak cukup, masih ada umrah. 

Tambahan ibadah di luar yang wajib ini sebenarnya adalah petunjuk bahwa yang wajib saja belum cukup, khususnya bagi mereka yang hendak mendaki puncak spiritual yang lebih tinggi atau menyelam samudera spiritual yang lebih dalam.

Bagi mereka, ibadah wajib hanyalah sekadar menggugurkan kewajiban; sesuatu yang masih minim bagi perkembangan spiritualitas manusia, meskipun, tentu saja, bagi kebanyakan awam, menjalankan sebuah kewajiban adalah sebuah prestasi luar biasa jika dibandingkan dengan mereka yang masih sering mengingkari kewajiban. 

Anggaplah kita ini hendak mendaki puncak spiritual, maka menjalankan yang wajib saja kelihatannya belumlah cukup. Malah mungkin, jika paradigma fikih sedikit kita abaikan; maka apa-apa yang dicontohkan oleh Nabi SAW, seyogyanya kita pun mengikutinya, karena kita yakin bahwa perjalanan mengikuti jejak Nabi saw [tanpa harus memilah-milah secara fikih: ini wajib, ini sunah] akan mengantarkan kita pada kemuliaan.

Bukankah mengikuti Nabi SAW adalah bukti kecintaan pada Allah: “Katakanlah (Muhammad), jika engkau cinta Allah, maka ikutilah aku …” (Ali Imran/3:31)] juga bukti kecintaan kita pada beliau. Dan bukankah pula beliau diutus untuk memuliakan akhlak.  

Puasa dan Makhluk Sejarah

Muhammad Zuhri (Hidup Lebih Bermakna, Serambi, 2007) memberi uraian menarik tentang betapa pentingnya puasa (sunnah) bagi manusia. Pertama, puasa menciptakan situasi komunikatif dengan Tuhan, sehingga memungkinkan seseorang diberi limpahan qudrah-Nya. Qudrah atau kekuatan ekstra dari Allah diperlukan oleh manusia yang superringkih untuk mengemban tugas yang cukup berat, yaitu mengelola semesta.  

Dalam skala personal, setiap orang mempunyai beban hidup sendiri-sendiri. Kadang beban itu terasa mendera. Maka puasa menjadi sarana yang penting untuk mengunduh kekuatan dari Allah. Dengan kekuatan itulah, seseorang akan merasa mampu mengatasi problem hidupnya. 

Kedua, puasa adalah sebuah deformasi, yaitu proses penjungkirbalikan sistem tubuh, baik sistem metabolisme maupun psikologis. Kebiasaan makan tiga kali diubah dua kali. Saat seorang ingin makan justru dicegah untuk tidak makan. Saat seseorang tidak berselera makan, justru disuruh makan (sahur).  

Dengan berpuasa, tubuh yang biasanya disuplai kalori dari luar tiba-tiba dihentikan. Maka energi keluar terus, tetapi kalori tidak masuk. Sebagai gantinya, sel-sel yang ada dalam daging, tulang, bahkan otak dibakar untuk menjamin tetap adanya suplai kalori. Maka, sel-sel lama dalam tubuh berguguran dan digantikan sel-sel yang baru. Yang lebih segar dan terlepas dari rekaman dosa-dosa. 

Deformasi dibutuhkan untuk menemukan cara-cara baru dalam pengelolaan terhadap semesta. Mungkin cara lama sudah usang dan lapuk sehingga tidak lagi memadai. Maka diperlukan cara-cara baru. Maka, puasa menjadi sarana untuk mendapatkan cara-cara baru di luar sistem yang telah ada. Dengan cara-cara baru itu, ada peluang untuk menyelesaikan segala problem hidup yang menimpa. 

Ketiga, puasa adalah sebuah metode untuk menghayati apa yang dihayati Allah. Dalam surat al-Anam: 14 Allah berfirman, “… padahal Dia memberi makan tetapi tidak makan.” Dengan berpuasa, maka manusia mencoba menghayati keadaan Tuhan, tidak makan, tetapi memberi makan, sehingga memungkinkan manusia menyandang sifat Tuhan. Manusia dengan citra Tuhan.

Salah satu sifat Tuhan yang hendak diperoleh manusia dengan puasanya adalah sifat baqa’ (kekal). Dengan berpuasa, maka manusia akan menjadi makhluk sejarah, yaitu makhluk yang mampu mengarungi waktu, maju terus sampai ke ujung kehidupan (yaum al-akhir).

Sebagaimana kisah Ki Ageng Selo, seorang bangsawan Jawa yang melakukan puasa selo (puasa Daud) seumur hidupnya, maka sebelas dari keturunannya berhasil menjadi Raja Mataram. 

Dari uraian di atas, jelas sekali bahwa kita memerlukan puasa (tambahan) di samping puasa wajib di bulan Ramadhan. Kita butuh puasa sebagai lifestyle alias gaya hidup. Tinggal mau pilih puasa sunah yang mana?

Praktik Jalan Lapar di Kehidupan

Sebagai lifestyle, jalan lapar puasa tidak boleh berhenti pada syariat. Apalagi cuma bergeser jam makan.

Puasa, juga ibadah lain dalam Islam, tidak bisa dipisahkan dari dimensi: simbolik dan filosofis. Kehilangan satu dari dua dimensi itu menyebabkan ketimpangan. Tanpa simbol, sulit mengukur eksistensi dan identitas suatu ibadah. Dan sebaliknya, tanpa filosofi, ibadah bagaikan kulit tanpa isi.

Dalam dimensi simbol, yang disebut shalat adalah perpaduan antara gerak, bacaan, dan diam. Diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Sangat sulit diukur jika seorang mengakui telah melakukan shalat, padahal ia tak melakukan perbuatan seperti itu. Sekalipun ia berdalih telah memahami dan mempraktikkan filosofi atau makna shalat dalam kehidupan. Misalnya ia mengaku tidak berbuat jahat atau kriminal (inna shalata tanha an al fakhsyai wa al munkar).

Sebaliknya dengan orang yang menjalankan shalat secara simbolik. Jika shalatnya tidak membawa implikasi kebaikan pada diri dan lingkungannya, maka akan dikelompokkan pada golongan manusia celaka (fawailul lil mushallin). Al-Quran mengecam orang yang melalaikan filosofi shalatnya karena tidak menyantuni orang miskin (al-Maun: 1-7).

Berpuasa juga demikian. Puasa bukan sekadar tidak makan dan minum. Puasa mengandung filosofi. Puasa adalah gerakan menahan nafsu. Nafsu kenyang. Nafsu serakah. Kesuksesan puasa tidak sekadar diukur, sejauh mana shaimin mampu menahan makan dan minum dari Subuh sampai Maghrib. Di balik itu, puasa adalah jalan lapar. Dan jalan lapar adalah jalan kebaikan.

Jika sudah mampu menahan lapar, maka seharusnya juga mampu menahan ‘rasa kenyang’ lainnya dalam kehidupan. Seperti serakah terhadap harta benda. Agak sulit dinalar, jika ada orang Islam yang korupsi. Hampir semua sepakat, korupsi dilakukan bukan karena pelakunya tidak bisa makan.

Para tersangka koruptor adalah orang kaya. Malah sangat kaya. Tetapi mengapa ia masih menumpuk-numpuk harta secara tidak halal? Jawabnya, ia gagal dalam jalan lapar. Gagal mempraktikkan puasa formal dalam kehidupan. Ia ingin selalu ‘kenyang’. Ada nafsu serakah yang membuncah. Nafsu yang belum bisa dikendalikan. Sebagaimana dikendalikannya lapar atau dahaga dalam puasa.

Maka, sekali lagi, puasa sebagai jalan lapar harusnya menjadi gaya hidup, lifesstyle. (*)

Tags: Mohammad NurfatoniMuhammad ZuhriPuasa sebagai Jalan Lapar
SendShare54Tweet34Share

Related Posts

Nenek yang Tak Lelah Memberi

Kamis 23 Maret 2023 | 11:00
253

Mohammad Nurfatoni: Nenek yang Tak Lelah Memberi (Atho' Khoironi/PWMU.CO) Nenek yang Tak Lelah Memberi; Kolom...

Di Pelatihan Ini Ada Ajakan Sedekah Jari

Sabtu 4 Maret 2023 | 07:30
80

Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni memberikan materi pelatihan Ayo Menulis. (Cakra Yudha/PWMU.CO) Di Pelatihan Ini...

Workshop Jurnalistik Smamga Surabaya: Menulis Mengabadikan Kita

Minggu 26 Februari 2023 | 06:28
199

Mohammad Nurfatoni bersama peserta Workshop Jurnalistik Smamga 2023, di Gedung Smamga, Sabtu 24 Februari 2023....

Berita yang Baik Bisa Menghadirkan Pembaca dalam Peristiwa

Jumat 24 Februari 2023 | 21:16
174

Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni menyampaikan materi penulisan Berita di SD Mudipat Surabaya, Jumat (24/2/2023)...

Nama-Nama tanpa Jenis Kelamin yang Bikin Diklat Ini Gerr-gerran

Sabtu 28 Januari 2023 | 22:13
1.7k

Mohammad Nurfatoni ketika menyampaikan materi pada Diklat Jurnalistik SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Sabtu (28/1/2023) di...

Salah Kaprah dalam Penulisan Karisma, Nakhoda, dan Elite

Selasa 3 Januari 2023 | 07:42
201

Mohammad Nurfatoni: Salah Kaprah dalam Penulisan Karisma, Nakhoda, dan Elite (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO)...

Guru TK Aisyiyah Punya Tugas Membuka Jendela Dunia

Sabtu 22 Oktober 2022 | 13:42
504

Pelatihan Jurnalistik untuk Guru Aisyiyah di ABA I Kota Probolinggo, Sabtu (22/10/2022). Dari kiri Wakil...

Menghidupkan ‘Tombol On’ di MIM Mentaras

Jumat 30 September 2022 | 13:28
552

Mohammad Nurfatoni (kedua dari kiri) Kepala MIM Mentaras Sukarni (berdiri tengah), dan Pressa Surya Perdana...

Tiga wow di SMAM 5 Dukun Gresik, Koleksi Tanamannya Sudah Ber-QR Code

Rabu 28 September 2022 | 14:08
1.2k

Dari kiri; Waka Kesiswaaan Zainul Arifin, Pressa Surya Perdana, dan Mohammad Nurfatoni saat memasuki gerbang...

Hakim (Tak) Agung

Sabtu 24 September 2022 | 08:02
270

“Manusia dengan segala sifat mulia yang dimilikinya masih menyimpan unsur-unsur primitif dalam tubuhnya yang diwarisi...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    23972 shares
    Share 9589 Tweet 5993
  • SMA Jualan Roti, Kuliah Wisudawan Terbaik

    1523 shares
    Share 609 Tweet 381
  • Angkat Jihad Ekonomi, PWM Jatim dapat Apresiasi Tinggi PP Muhammadiyah

    803 shares
    Share 321 Tweet 201
  • Din Syamsuddin Kritik Presiden Jokowi yang Larang Pejabat Buka Puasa Bersama

    3966 shares
    Share 1586 Tweet 992
  • Menko PMK Akan Membangun Kampung Indonesia di Turki

    603 shares
    Share 241 Tweet 151
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    12024 shares
    Share 4810 Tweet 3006
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    1339 shares
    Share 536 Tweet 335
  • Pimpinan Harian dan Badan Pembantu Pimpinan PWA Jatim Dikukuhkan

    302 shares
    Share 121 Tweet 76
  • Prihatin Gaji Guru, PWM Jatim Akan Lakukan Percepatan Program Bakti Guru

    284 shares
    Share 114 Tweet 71
  • 12 Stand Ramaikan Tarhib Ramadhan Spemdalas

    684 shares
    Share 274 Tweet 171

Berita Terkini

  • 64 Siswa SDMM Bersaing dengan Puluhan Ribu Pelajar Rebut Tiket Final Komas Ke-18Minggu 26 Maret 2023 | 11:54
  • Aisyiyah Surabaya Terjunkan 30 Mubalighat untuk Kajian HPT SyiamMinggu 26 Maret 2023 | 11:42
  • Dua hikmah Ramadhan
    Dua Hikmah Ramadhan, Kisah Mencet Odol Bikin TawaMinggu 26 Maret 2023 | 11:26
  • Hilal dan HilalMinggu 26 Maret 2023 | 10:43
  • Sejarah dan Perkembangan Klinik Muhammadiyah Pratama Rawat Inap KeduyungMinggu 26 Maret 2023 | 10:11
  • Puasa batin
    Kasih Sayang Allah di Balik Perintah PuasaMinggu 26 Maret 2023 | 09:09
  • Dakwah Kultural
    Jihad Ekonomi Berbasis Data dan OrganisasiMinggu 26 Maret 2023 | 08:47
  • Target PP Muhammadiyah di Jatim: Semua Daerah Punya Satu Toko RetailSabtu 25 Maret 2023 | 23:33
  • Staf Khusus Presiden Bicara Pembangunan Ekonomi BerkeadilanSabtu 25 Maret 2023 | 22:56
  • Kapitalisasi entrepreneurship Islam
    Kapitalisasi Entrepreneurship Islam, Tafsir Surat Al-Baqarah: 261 Versi Abdul Mu’tiSabtu 25 Maret 2023 | 22:43

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!