• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Minggu, Oktober 1, 2023
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental

Kamis 27 Mei 2021 | 19:22
7 min read
156
SHARES
486
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental (Tangkapan layar Mohammd Nurfatoni/PWMU.CO)

PWMU.CO – Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir MSi mengimbau itu pada Pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) periode 2021-2025 Dr Ma’mun Murod MSi, Selasa (25/5/2021) siang.

Prof Haedar Nashir hadir secara daring melalui Zoom Cloud Meetings. Sementara itu, ada beberapa pejabat penting yang hadir secara langsung. Yaitu, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Menko Polhukam Mahfud MD, dan Wakil Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Menurut Prof Haedar, pelantikan rektor ini spesial karena banyak tokoh hadir memberi kesan, sambutan, dan amanah. Maka, dia berharap, azzam Ma’mun Murod akan memperluas relasi, kerja sama, dan dukungan berbagai pihak.

“Agar UMJ semakin berkemajuan di pusat Ibu Kota, sebagai barometer dari kehidupan berbangsa dan bernegara,”  ujarnya.

PP Muhammadiyah Amanahkan Peran

Hamdalah dia lantunkan, karena menjadi saksi pelantikan Rektor UMJ yang PP Muhammadiyah amanahkan kepada Dr Ma’mun Murod, kader muda yang menurutnya sudah berpengalaman dan terbina melalui angkatan muda Muhammadiyah.

Melihat tokoh-tokoh yang memberikan sambutan sebelumnya maupun ‘Mas Rektor Santri’ yang baru dilantik mengutip hadits, maka Haedar juga mengutip sebuah hadits.

“Wamankana dakwahu amanat falyuadduha ila man atmanahu alaiha,”

Pesan ini dia tujukan untuk semua yang hadir. Artinya, “Barang siapa yang diberi amanah, maka tunaikanlah dengan sebaik-baiknya. Lebih-lebih kepada mereka yang memberi amanah.”

Haedar menegaskan, PP Muhammadiyah telah memberi amanah kepada rektor. Maka, dari lima poin ikrar sebagai rektor dan sambutan rektor menurutnya sangat jelas, “Segala tugas, kewajiban, dan peran yang dilakukan tetap dalam koridor Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah,”

Juga, lanjutnya, sebagai organisasi kemasyarakatan yang punya peran untuk membawa pembaruan, tajdid, dalam kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta; di samping koridor-koridor organisasi.

Haedar menambahkan, Muhammadiyah sebagai ormas—kekuatan civil society dan ikut mendirikan Republik Indonesia—punya peran sendiri, sebagaimana juga ormas lain di negeri Indonesia tercinta.

Amanah Nilai-Nilai Luhur

Prof Haedar yakin, jika teman-teman yang ada di pemerintahan; di lembaga legislatif, yudikatif dan semua yang di institusi kenegaraan mengikuti pesan Nabi maka bangsa Indonesia semakin bermartabat, berdaulat, bersatu, adil, makmur, dan berkemajuan.

Dia menegaskan, nilai-nilai luhur itu, termasuk amanah, biasanya sering mengalami lag (tertinggal) ketika pada proses institusionalisasi dan internalisasi.

Sebagaimana Mahfud MD mencontohkan shalat dan Bambang Soesatyo menggambarkan pentingnya merekonstruksi kehidupan berkebangsaan berdasar pada nilai-nilai dasar cita-cita nasional.

Seringnya, lanjut Haedar, nilai-nilai utama itu tidak mewujudkan ketika proses internalisasinya tidak masif, tersruktur, dan sistemik. “Biasanya urusan ini hanya keluar setiap lima tahun sekali, dalam isu politik kompetisi,” ungkapnya.

Mestinya, menurut dia, nilai-nilai luhur itu harus menjadi proses internalisasi kehidupan di Muhammadiyah. Umat Islam dengan Islam dan bangsa Indonesia dengan nilai luhur agama, Pancasila, dan kebudayaan bangsa.

Gagal Melembagakan Nilai dalam Sistem

Selain itu, masalah yang dihadapi biasanya gagal dalam proses institusionalisasi: melembagakan nilai-nilai itu di dalam sistem.

Haedar bersyukur, Muhammadiyah sejak awal belajar meletakkan pondasi untuk mewujudkan nilai-nilai agama dan orientasi kehormatan kebangsaan dalam lembaga atau institusi. Sehingga, lanjutnya, menjadi barometer dalam kehidupan persyarikatan.

“Jadi kalau ada apresiasi di mana sistem pemilihan kita sudah mapan, ya karena mewujudkan musyawarah sebagai sistem, bukan value!” terangnya.

Dia menjelaskan, kalau dibandingkan dan dihubungkan, sistem di Muhammadiyah itu praktik dari sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. “Tokoh-tokoh Muhammadiyah juga ikut merumuskannya,” ungkap Haedar.

Begitu sekarang ada masalah, Haedar menduga, mungkin waktu itu kita tidak sadar betul, yang kita ubah itu sesungguhnya yang sudah mapan dan punya prospek jangka panjang sejalan dengan kepribadian kita.

“Tapi orientasi pemikiran-pemikiran politik kontemporer yang mungkin terlalu positivistik dan pragmatis itu, kemudian serta-merta konstruksi demokrasi kita menjadi sangat liberal, lalu membongkar seluruh tatanan kita,” ungkapnya.

Setelah seperti ini, biarpun Ketua MPR meminta untuk memberi masukan dan sebagainya, menurut Haedar memang tidak mudah.

Nilai Uswah Hasanah

Haedar percaya, Muhammadiyah akan terus bergerak dengan apa yang diterangkan lewat pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan ekonomi, membangun kesadaran umat masyarakat tingkat bawah untuk punya kesadaran rasional, maju, berbangsa, bernegara, dengan pemikiran-pemikiran pencerahan dan kemajuan. 

Dia menegaskan, itulah yang harus terus dilembagakan. Di samping, dalam subjektivitas yang ada, diinternalisasikan agar menjadi uswah hasanah.

Nilai uswah hasanah menurutnya sangat penting karena kita sering mengatakan sesuatu yang baik, mempublikasikan kebaikan. Tapi, dia menyadari, mempraktikkan kebaikan terutama ketika ada banyak godaan keburukan memang tidak mudah.

Di sinilah, Haedar percaya Ma’mun dan kawan-kawan di UMJ dapat menginternalisasikan dan melembagakan apa yang tadi sudah menjadi komitmen untuk memajukan UMJ sebagai universitas Muhammadiyah tertua.

Sehingga nanti UMJ bisa bersandingan dengan UMM, UMS, UMY, dan lain-lain yang sudah memimpin. “Beberapa waktu yang lalu sudah termasuk dalam 4th Islamic University in the World,” ujarnya.

Tingkatkan Daya Saing Global

Haedar menekankan, global talent competitiveness index Indonesia masih berada di posisi nomor enam di ASEAN. Daya saing ini tolak ukurnya sumber daya manusia dengan banyak variabel.

Melihat posisi itu, Haedar menyimpulkan, Indonesia masih kalah dengan Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, dan bahkan Brunei Darussalam. Padahal, dia tahu banyak anak Indonesia dengan talenta luar biasa.

Kemudian, dia mengungkap human development index Indonesia masih ada di posisi nomor tujuh. Menurutnya ini menjadi tantangan negara maupun persyarikatan Muhammadiyah.

Harapannya, agar kualitas pendidikan meningkat, sehingga mampu berdaya saing tinggi dengan negara-negara lain. Tetapi, dia menekankan agar tetap punya karakter sebagai bangsa yang religius, berpancasila, dan berbudaya luhur bangsa.

Kenapa? “Karena tadi Pak Mahfud MD memberikan contoh nilai shalat, kemudian Pak Zulkifli Hasan dan Pak Bambang bicara tentang dimensi keterputusan kita dari cita-cita luhur….”

Dari bahasan tokoh-tokoh itu, dia menyimpulkan, sebenarnya letak masalahnya pada integritas moral, komitmen, nilai-nilai spiritual dalam berbangsa dan bernegara.

Sesungguhnya, tambahnya, hal ini jangan dianggap sebagai parsial atau sebagai bagian pinggir dari rancang bangun pendidikan ke depan.

Rancangan Konsep Pendidikan

Apapun konsepnya, jika pendidikan itu selalu terputus pada setiap periode, ganti menteri, ganti kebijakan yang strategis dan fundamental; maka menurutnya, dari Muhammadiyah, yang punya pengalaman panjang dalam dunia pendidikan itu akan selalu mengawali, mengawali, dan mengawali. “Karena mengalami dislokasi terus!” jelasnya.

Haedar mencontohkan, kita tidak tahu apakah pendidikan sekarang yang ingin dirancang sampai tahun 2035 itu berbasis pada konsep pabrik, misal. Pabrik di era revolusi 4.0.

“Kalau itu, betapa pun merdekanya konsep pendidikan yang liberalisme, nanti menghasilkan orang-orang cerdas, pandai, tapi tidak berkarakter manusia Indonesia yang berbasis pada nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa,” tegasnya.

Padahal, dia mengatakan di Pasal 31 telah dijelaskan. Jadi menurut Prof Haedar, ini perlu jadi refleksi kita semua di tempat kita masing-masing. “Amanat itu bisa disebar secara sentrifugal lewat i’malu ala makanatikum,” ujarnya.

Maknanya, berbuatlah secara maksimal di tempat kita berada. Dia menekankan ini penting untuk reorientasi. Karena jika Indonesia itu daya aspek human development index dari daya saing tertinggal, sementara dari mentalitas juga tertinggal, maka tidak ada yang bisa dibangun secara lebih kokoh.

Rekonstruksi Konsep Pendidikan

Menurutnya, masih ada cukup waktu bagi pemerintah maupun Muhammadiyah—kekuatan masyarakat yang bergerak di bidang pendidikan—untuk merekonstruksi konsep pendidikan secara mendasar dan fundamental.

Agar, di samping Indonesia bisa berdaya saing dengan bangsa dan negara lain, juga bisa tumbuh maju berdasar pada karakter sebagai bangsa Indonesia.

“Toh kita sering begitu yakin dan bangga dengan Keindonesiaan, tetapi lagi-lagi bagaimana Keindonesiaan itu tidak menjadi retorika, bahan sekadar ritual, tapi terinternalisasi dan terinstitusionalisasi!” komentarnya.

Komitmen Kolektif

Terakhir, Haedar mengatakan secara khusus kepada Ma’mun Murod, dia percaya apa yang dia sampaikan itu akan jadi komitmen kolektif. “Konsolidasi UMJ secara bagus membangun semangat untuk satu kesatuan sistem, tidak menjadi bagian terpisah-pisah,” tuturnya.

Dia mengimbau untuk membangun good governence yang lebih baik lagi, termasuk tata kelola keuangan. Kemudian, dia menyarankan untuk memperluas dan membangun jaringan-jaringan yang sudah Ma’mun rintis.

“Tapi jaringan yang nanti betul-betul membawa signifikansi bagi kemajuan, bukan jaringan-jaringan yang penuh ritual atau simulakra,” tutur Haedar.

UMJ sebagai pusat pendidikan tinggi, tambahnya, membawa misi pembaharuan, tajdid Muhammadiyah, dalam kehidupan kehormatan, kebangsaan, dan kenegaraan sesuai porsi dan fungsinya.

“Jadi jaga koridor sebagai institusi pendidikan tinggi yang berada di dalam persyarikatan Muhammadiyah,” imbaunya.

Haedar yakin, kalau menjalankan peran itu, bisa merangkul semua tapi juga bisa melakukan mobilisasi potensi agar semakin produktif. Kemudian, mengagendakan perubahan sekaligus memproyeksikan masa depan secara lebih baik.

“Di situlah letak spirit Islam berkemajuan!” ujarnya. (*)

Haedar Nashir: Rekonstruksi Konsep Pendidikan secara Fundamental: Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Bambang SoesatyoHaedar NashirMa'mun Murod Al-BarbasyMahfud MDMuhammadiyahSayyidah NuriyahUniversitas Muhammadiyah JakartaZulkifli Hasan
SendShare62Tweet39Share
ADVERTISEMENT
Previous Post

Palestyle, Aksesoris Berkelas Karya Pengungsi Palestina

Next Post

60 Persen Penduduk Butuh Kerja

Related Posts

Bisa Bikin KTAM di Musyran bersama Muhammadiyah Aisyiyah Se-PCM GKB

Minggu 1 Oktober 2023 | 12:06
22

Ketua PCM GKB dr Umar Nur Rachman SpPD. (Edy Kurniawan/PWMU.CO) PWMU.CO – Bisa Bikin KTAM...

Prof Haeder Nashir: Politik Muhammadiyah Kebangsaan, Bukan Kekuasaan

Minggu 1 Oktober 2023 | 05:08
649

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir di Rakerna LHKP PP Muhamamdiyah di...

Rahasia Dua Guru SDMM Sabet Juara Festival Nasional  

Sabtu 30 September 2023 | 22:23
305

Ajeng Putrì Dwi Rohma (kiri) dan Nurul Mahmudiyah menerima penghargaan pada festival nasional. (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO...

Calon PCNA dan PCPM GKB Dirilis, Digaji Allah Langsung

Sabtu 30 September 2023 | 19:59
292

Calon PCNA dan PCPM GKB menghadiri Sarasehan Pramusycab. (Edy Kurniawan/PWMU.CO) PWMU.CO – Calon PCNA GKB 2022-2026 dan PCPM...

Kisah Abu Dzar Meneriakkan Islam di Depan Ka’bah 

Sabtu 30 September 2023 | 12:55
164

Suasana Pengajian Maulid Nabi di Smamda Sidoarjo. (Mariza Hadul Aslamiyah/PWMU.CO) PWMU.CO – Kisah Abu Dzar meneriakkan...

Pemuda dan Nasyiah Didorong Memperluas Kiprahnya untuk Masyarakat

Sabtu 30 September 2023 | 11:12
73

Ketua PCM GKB Gresik dr Umar Nur Rachman SpPD menyampaikan sambutan di Sarasehan Pramusycab Pemuda...

Outbound Seru SDMM, High Rope hingga Strategi Warna Bikin Takjub

Jumat 29 September 2023 | 20:31
53

Siswa kelas V bermain labirin pada outbound di Apple Sub. (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - Outbound siswa...

Inspirasi Owner Bakso Kaki Sapi Munculkan Potensi Inovasi Siswa SDMM

Jumat 29 September 2023 | 19:02
101

Owner Bakso Kaki Sapi memberi inspirasi untuk siswa SDMM. (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - Inspirasi owner Bakso...

IPM Junior Mendapat Kunci Langkah Hidup Dipermudah

Jumat 29 September 2023 | 07:11
16

22 Kader PR IPM Junior SD Mugeb menyimak pesan motivasi Nashir Efendi SSos di ruang...

SDMM Sekolah Center KPM Pusat, Belajar Olimpiade Biaya Seikhlasnya

Kamis 28 September 2023 | 19:22
388

Siswa KMS Gresik belajar di Sekolah Center SDMM tiap Sabtu. (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - Klinik MIPA...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Disabilitas Smamsatu Raih Medali di Kejuaraan Paralimpik 2023

    15732 shares
    Share 6293 Tweet 3933
  • Smamsatu Gelar Kajian Interaktif Semarakkan Maulid Nabi

    13805 shares
    Share 5522 Tweet 3451
  • Tim Debat Smamsatu Juara di Kompetisi Ini

    11610 shares
    Share 4644 Tweet 2903
  • Rektor UMY: Muhammadiyah Itu Tidak Netral

    3962 shares
    Share 1585 Tweet 991
  • Artikel Bahasa Inggris Guru Smamsatu Juara Kompetisi Menulis Nasional

    6283 shares
    Share 2513 Tweet 1571
  • Mahasiswa KKN UMG Kembangkan UMKM Desa Tlogobendung

    5379 shares
    Share 2152 Tweet 1345
  • Kelas Internasional Smamsatu Outdoor Activity di Wagos

    19237 shares
    Share 7695 Tweet 4809
  • Spemutu Gelar Screening Kesehatan

    4292 shares
    Share 1717 Tweet 1073
  • SMAM 8 Gresik Menggelar Pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka

    4686 shares
    Share 1874 Tweet 1172
  • Move On Gaya Salman Al Farisi

    15176 shares
    Share 6070 Tweet 3794

Berita Terkini

  • Bisa Bikin KTAM di Musyran bersama Muhammadiyah Aisyiyah Se-PCM GKBMinggu 1 Oktober 2023 | 12:06
  • Rekrut Anggota Baru, IPM Spemutu Seleksi KaderMinggu 1 Oktober 2023 | 11:44
  • SMKM 1 Jenangan Ajak Siswa BerefleksiMinggu 1 Oktober 2023 | 11:41
  • Enam Pesan Ketua PDM Gresik di Musyran Bersama PRM Se-PCM GKBMinggu 1 Oktober 2023 | 11:14
  • Bertemu Wali Kota Samarkand untuk Memperkuat Hubungan Indonesia-UzbekistanMinggu 1 Oktober 2023 | 11:06
  • Ada filosofi di balik baju batik yang dikenakan para pimpinan saat pengukuhan PCM Sidoarjo pada Sabtu (30/9/23).
    Ada Filosofi di Balik Baju Batik Pengukuhan PCM SidoarjoMinggu 1 Oktober 2023 | 10:34
  • MBS Al-Hikmah Gambiran Pelatihan JurnalistikMinggu 1 Oktober 2023 | 10:30
  • Menjaga 3 Amanah Ini supaya Terhindar KehancuranMinggu 1 Oktober 2023 | 10:29
  • AKM Hamas School Naik DrastisMinggu 1 Oktober 2023 | 10:23
  • Lomba Tahfidh Meriahkan Milad Ke-65 SD Mutu KagumiMinggu 1 Oktober 2023 | 10:19
ADVERTISEMENT

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In