PWMU.CO – Kunci agar hidup bahagia diantaranya adalah mempunyai perkerjaan yang disukai, memiliki pasangan yang serasi, bersyukur dengan apa yang dimiliki dan gemar memberi.
”Jadi hidup itu layaknya kopi. Pahit tapi tetap dinikmati,” ujar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Drs Nurcholis Huda MSi pada acara penguatan ideologi Muhammadiyah, di Sabtu I(26/11).
(Baca: Luar Biasa, Sesepuh Berkursi Roda Ini Tetap Semangat Hadiri Milad dan Tak Tertampung di Stadion, Puluhan Ribu Peserta Tetap Enjoy di Luar)
Pak Nur sapaan akrabnya menambahkan, jika kita berpikir apa yang dimiliki orang lain, maka rasa syukur jauh dari kita. ”Padahal masih banyak orang lain yang memiliki keterbatasan, namun masih mampu berbuat. Seperti pengerajin keset Irma Suryani yang cacat fisiknya,” ungkapnya.
Pak Nur lantas memberikan resep agar ber-Muhammadiyah dengan gembira. Pertama, murah senyum. ”Ini berdampak positif bagi lingkungan. Terutama bagi para guru,” terangnya. Kedua, jangan membesarkan hal-hal kecil. Kemudia ketiga, kenang yang indah dan lucu saja.”Jika kita mengenang seseorang itu buruknya saja, maka orang itu akan buruk dihadapan kita,” papar Pak Nur.
Keempat, carilah kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang lain. Dan terakhir, yang kelima dan keenam adalah beribadah dengan khusu’ dan ikhlas. ”Karena ikhlas adalah roh segala perbuatan,” tuturnya.
Di samping itu, Pak Nur juga menyampiakan pilar Islam berkemajuan, yaitu tauhid yang kokoh, bersinergi dengan ilmu pengetahuan, memahami Al-qur’an dan hadist dengan baik, dakwah dan kegiatan pada pemecahan masalah, berorientasi ke masa depan dan toleransi.
Ia lalu mencontohkan ada seorang ibu tua selalu menangis. Itu lantaran karena profesi yang ditekuni ke dua anaknya bertolak belakang. Anak pertama jualan jas hujan dan yang kedua jualan es blewah.
Pak Nur menyampaikan, jika hujan dia nangis khawatir anaknya yang jualan es nggak laku dan jika panas terik dia juga menangis kawatir anaknya yang jualan jas hujan nggak laku.”Dengan cara pandang yang arif, maka kebahagiaan akan didapat. Nenek ini selalu tersenyum bila hujan mengingat jas hujan anaknya terjual laris, dan bila panas ia tetap tersenyum juga mengingat es anaknya terjual habis,” tuturnya. (yudho/ar/aan)
Discussion about this post