• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Juli 6, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Din Syamsuddin: Islam Berkemajuan Digagas Langsung KH Ahmad Dahlan

Selasa 15 Juni 2021 | 13:33
6 min read
162
SHARES
506
VIEWS
ADVERTISEMENT
Din Syamsuddin Islam Berkemajuan Digagas Langsung KH Ahmad Dahlan (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Din Syamsuddin: Islam Berkemajuan Digagas Langsung KH Ahmad Dahlan. Hal ini dia sampaikan pada Webinar Pra-Musyawarah Cabang (Muscab) I PCIM Maroko, Rabu (9/6/21) malam.

Bicara soal Islam berkemajuan sebagai ciri Muhammadiyah—digagas langsung oleh pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan—Din Syamsuddin berpendapat Islam tidak perlu predikat untuk dicantumkan di belakangnya. Baik predikat yang bersifat kualitatif, maupun predikat yang dikaitkan dengan dimensi ruang dan waktu.

Predikat Mereduksi Arti

Prof Din menerangkan alasannya, karena sekali ada predikat, ada sifat, maka akan mengandung arti reduksionis (menyempitkan makna Islam itu sendiri).

Maka, predikat itu menurutnya harus dipahami sebagai sesuatu yang bersifat tentatif dan temporer. “Boleh jadi, kapan-kapan diubah. Sejak 2010, saya sudah mendorong Islam berkeunggulan,” ujarnya.

Pengubahan ‘predikat’ itu, lanjutnya, tidak perlu menunggu Islam berkemajuan terwujud, karena mungkin akan lama. “Langsung saja berhimpit!” ujarnya.

Din meluruskan, predikat-predikat semacam itu penting hanya sebagai aksentuasi. Untuk menjadi referensi dan fokus perjuangan kita dalam melangsungkan dakwah Islamiah.

Solusi Masalah Peradaban Mulia

Awalnya, kata Prof Din, KH Ahmad Dahlan menggagas ‘Islam yang berkemajuan’. Dia menegaskan penggunaan ‘yang’ di sana, yang punya konotasi berbeda dengan Islam berkemajuan. Tapi waktu itu, dia mengungkap, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memilih yang lebih ringkas, tanpa ‘yang’.

Oleh Ahmad Dahlan, Islam berkemajuan merupakan Islam yang ‘shalih likulli zaman wamakan‘. Artinya, selalu hadir menjawab permasalahan ruang dan waktu.

“Hadirnya menjadi solusi, a problem solver, terhadap masalah-masalah high civilization, peradaban yang mulia dalam lintasan sejarah,” terangnya.

Shalih berarti cocok atau tepat untuk segala ruang dan waktu. Jika dipahami secara keliru, maka dimaknai sebagai Islam yang fleksibel. Sebab, melakukan adjusment (penyesuaian diri) dengan kondisi.

Dasar Formulasi Ajaran Islam

Topik dan ayat yang Ahmad Dahlan ajarkan pertama kali adalah al-Ashr yang berhubungan tentang waktu. Baru kemudian, Ali Imran ayat 110 yang berbicara tentang khairu ummah. Selanjutnya, al-Maun, yaitu tentang pendusta agama dan perlunya perhatian terhadap yatim-piatu.

Saat Muhammadiyah mulai didirikan, maka dicari dasarnya. Itulah Ali-Imran ayat 104,  وَلۡتَكُنۡ مِّنۡكُمۡ اُمَّةٌ يَّدۡعُوۡنَ اِلَى الۡخَيۡرِ

Artinya, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan….,”

Dia menganalisis, jika melihat sistematika urutannya, kalau seandainya benar, menurutnya itu penting sekali. “Dari sini bisa dibangun formulasi ajaran Islam yang relevan dengan peradaban,” ujar dia.

Maka Din menegaskan, berkemajuan itu proses, bukan akhir. “It’s not an end!”

Instrumen Pembangunan dari Tauhid Lahirkan Akhlak

Prof Din menjelaskan, Islam berkemajuan adalah sebuah instrumen untuk membangun kehidupan peradaban yang mulia. Dasarnya, tauhid—ajaran tentang keesaan Allah, sekaligus pengesaan Allah. Tauhid lebih dipahami bercorak wahdaniyatullah (keesaan Allah).

“Tapi sebenarnya, mengandung arti aktif-proaktif. Jadi bagaimana kita mengesakan Allah, aktif-proaktif, dalam kehidupan ini,” ujarnya.

Dalam filsafat, sambungnya, ontologinya adalah tauhid. Sedangkan, epistemologinya adalah pendekatan atau pemikiran bagaimana ‘mengesakan’ Allah—lebih aktif, bukan ‘keesaan’.

Sehingga akan berkaitan dengan hubungan Allah (Pencipta) dan sang makhluk. “Bagaimana hubungan manusia sebagai hamba dengan al-makbud,” tambahnya.

Din mengibaratkan, two way traffic, naik dan turun. Naik, berarti ada transformasi diri. “Beribadah sampailah sedekat-dekatnya dengan Allah. Begitu sampai di sana, harus diturunkan lagi, al-Khaliq kepada al-makhluk , takhaluq bi ahlaqillah itulah yang melahirkan akhlak,” ujarnya.

Maka, output Islam berkemajuan harus melahirkan pribadi-pribadi berakhlak, sumber daya yang unggul dan berkualitas. “Inilah agen-agen perwujudan peradaban, yang dapat memastikan terwujudnya peradaban utama oleh khairu ummah, umat Islam sebagian umat yang terbaik,” jelasnya.

Sebagian peserta yang hadir pada Webinar Pra-Muscab I PCIM Maroko. Din Syamsuddin: Islam Berkemajuan Digagas Langsung KH Ahmad Dahlan (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Trisula Kerangka Ajaran Islam

Maka, Din mengajukan kerangka ajaran Islam. Pertama, tauhid sebagai dasar. Kedua, al-khilafah, wakil untuk membangun bumi. Din menekankan, khilafah yang dimaksud untuk kemanusiaan atau peradaban (civilizational caliphate), bukan politik yang reduksionis.

Ini seperti yang dia jelaskan pada: Din Syamsuddin: Restorasi Peradaban Dunia dengan Civilizational Caliphate

Khilafah bagian dari ajaran Islam yang mulia, ajaran dari al-Quran. Setelah Din Syamsuddin selidiki lebih lanjut, ternyata juga ada pada semua agama Samawi,  khususnya Yahudi dan Nasrani.

Karena itu, Din ingin ajukan pada tataran ketiga dari sistematika ajaran Islam. “Berdasarkan tauhid kita bercita-cita membangun khilafah peradaban, dan pada tingkat ini membangun peradaban, khilafah peradaban, tidak hanya bagi dan oleh kaum beriman. Tapi oleh seluruh manusia,” jelasnya.

Karena inni jaailun fil ardhi khalifah, lanjut Din, tidak dikaitkan dengan keyakinan keagamaan. “Inilah kerja sama lintas dialog, bahkan operation among civilization dalam rangka membangun sifat-sifat peradaban berdasarkan nilai-nilai moral,” tegasnya.

Ketiga, pentingnya al-Islah , yaitu kerja-kerja perbaikan, pembangunan, rekonstruksi, dan restorasi. Din menekankan, konsep al-Islah, menjadi muslih, sangat sentral dalam ajaran agama Islam. “Sebelum ayat-ayat tentang inni jaailun fil ardhi khalifah adalah ayat-ayat tentang al-Islah,” tuturnya.

Din mengatakan, output dari al-Islah itu amal shalih. Din kemudian mengutip, “Takunu minal muslihin Wala takunu minal mufsidin wala tufsidu fil ardhi Ba’da islahiha.”

Amal shalih selalu dikaitkan dengan iman. Sebagaimana Din mengutip penggalan ayat al-Quran yang menyatakan keterkaitan iman dan amal shalih, Alladhi naamanu waamilush shaliha.

Dimana posisi Islam berkemajuan? Kalau tadi ada kerangka ontologi, epistemologi, ini adalah aksiologi atau mungkin paradigma etik.

Ujung Tombak Al-Ishlah

Menurut Din, ada trisula, tiga ujung tombak al-Islah yang perlu kita lalukan. Pertama, al-Ashriyah, harus kerja peradaban yang dinamis dan maju, yang berorientasi pada kualitas. Islam sangat menekankan kualitas. Dimensinya quality oriented.

“Kelompok minoritas bisa mengalahkan mayoritas karena mereka berkualitas, atas izin Allah tentunya,” ujarnya.

Ujung tombak kedua, mengembangkan wasathiyatul Islam. Perlu kerja yang sifatnya tengahan, jalan tengah Islam. Dia mengaku kurang setuju dengan istilah moderat.

Kemudian juga melibatkan action oriented, seperti yang Muhammadiyah lalukan sejak awal kelahirannya. Walaupun, memerlukan penajaman atau penguatan pada bagian-bagian tertentu sejalan dengan keadaan.

Terutama, sambungnya, kita menghadapi peradaban yang rusak sekarang dan peradaban yang terlalu berwajah antroposentristik, kurang berwajah teosentristik. Sehingga terjadilah kerusakan, pandemi, dan lain sebagainya.

Dia akhirnya menyimpulkan, “Jadi at-tauhid, kemudian cita-cita membangun khilafah peradaban dengan penekanan pada kerja-kerja kebaikan dan perbaikan (al-Islah, yang berdimensi kemajuan) jalan tengah, sekaligus berorientasi pada al-amaliyah (kerja nyata).” (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Din SyamsuddinIslam BerkemajuanKH Ahmad DahlanPCIM Maroko
SendShare65Tweet41Share

Related Posts

Jelaskan Islam Berkemajuan, Prof Syafiq: Bentengi Diri dari Kelompok Ekstrem

Kamis 30 Juni 2022 | 13:58
765

Prof Syafiq A. Mughni (tengah) saat meresmikan Muhammadiyah Boarding School (MBS) At-Taqwa Gosari (Istimewa/PWMU.CO) Jelaskan...

Din Syamsuddin Puji Hafalan Siswa SDMM, Ini Pesannya pada Guru dan Wisudawan

Senin 20 Juni 2022 | 08:50
206

Prof Din Syamsuddin saat memberikan motivasi pendidikan dalam Purnawidya Ke-13 dan Wisuda Tahfidh Ke-4 SDMM...

Pujian Din Syamsuddin untuk STIQSI Al-Islah Lamongan

Sabtu 18 Juni 2022 | 17:20
369

Din Syamsudin saat memberikan tausiah di STIQSI Al-Islah. Pujian Din Syamsuddin untuk STIQSI Al-Islah Lamongan...

Prof Din Syamsuddin Akan Hadir di Wisuda SDMM dan Pengajian Masjid At-Taqwa PPI

Rabu 15 Juni 2022 | 14:04
343

M Din Syamsuddin akan hadir di wisuda SDMM. (istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO – Prof Din Syamsuddin akan hadir...

Forum Perdamaian Dunia Akan Digelar Jelang Muktamar Ke-48 Muhammadiyah

Kamis 2 Juni 2022 | 12:41
92

Prof Din Syamsuddin MA PhD di Seminar Pramuktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah 48 (Tangkapan layar Sayyidah...

Ada Muhammadiyah di Maroko, tapi Bukan PCIM

Kamis 2 Juni 2022 | 11:35
227

Ada Muhammadiyah di Maroko, tapi Bukan PCIM, oleh Pradana Boy ZTF, Wakil Dekan I Fakultas Agama...

Din Syamsuddin Bicara Momentum Internasionalisasi Muhammadiyah

Kamis 2 Juni 2022 | 10:33
211

Prof Din Syamsuddin MA PhD di Seminar Pramuktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah. (Tangkapan layar Sayyidah...

Ternyata Tiong Hua Itu Mirip Wasathiyah

Kamis 2 Juni 2022 | 05:55
7.4k

Din Syamsuddin di Media Dialog Perayaan Idul Fitri 1443 di Kuala Lumpur. PWMU.CO- Ternyata Tiong...

Maqam Tinggi Buya Syafii di Mata Din Syamsuddin

Jumat 27 Mei 2022 | 14:54
1.2k

Buya Syafii Maarif (kanan) bersama Din Syamsuddin (Istimewa/PWMU.CO) Maqam Tinggi Buya Syafii di Mata Din...

Mochtar, Murid KH Ahmad Dahlan yang Berjasa dalam Gerakan Literasi Muhammadiyah

Kamis 21 April 2022 | 15:46
312

Mochtar, Murid KH Ahmad Dahlan yang Berjasa dalam Gerakan Literasi Muhammadiyah Mochtar, Murid KH Ahmad...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

    6718 shares
    Share 2687 Tweet 1680
  • Semua Orang Itu Penting, Ini Branding Empat Sekolah GKB

    3552 shares
    Share 1421 Tweet 888
  • Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM Bima

    3830 shares
    Share 1532 Tweet 958
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki Nomplok

    3045 shares
    Share 1218 Tweet 761
  • Luar Biasa! Begini Besarnya Potensi Lahan Dakwah Digital

    3660 shares
    Share 1464 Tweet 915
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

    2059 shares
    Share 824 Tweet 515
  • Pentas Dalang Cilik Spemdalas Bawa Pesan Peduli Lingkungan

    3263 shares
    Share 1305 Tweet 816
  • Jamaah Masjid Sujud Diingatkan Karakter Internet yang ‘Khalidina fiha Abadan’

    2711 shares
    Share 1084 Tweet 678
  • Tim Kompak di Balik Sukses Graduation XIX Spemdalas

    2229 shares
    Share 892 Tweet 557
  • Cakepnya Wisudawan Spemdalas berkat Dresscode Ini

    2395 shares
    Share 958 Tweet 599

Berita Terkini

  • Lazismu Bojonegoro
    Lazismu Bojonegoro Gelar Workshop Manajemen Kurban saat Wabah PMKSelasa 5 Juli 2022 | 20:33
  • Kasus ACT
    Kasus ACT, Begini Komentar Abdul Mu’tiSelasa 5 Juli 2022 | 19:49
  • Gedung panti
    Gedung Panti Ini Butuh Dana Rp 2 MSelasa 5 Juli 2022 | 16:07
  • Peranan Media Sosial dalam Marketing PariwisataSelasa 5 Juli 2022 | 15:50
  • Bersiap Tarwiyah sebelum Wukuf, KBIH Baitul Atiq BerkoordinasiSelasa 5 Juli 2022 | 14:32
  • Menggoda setan
    Masuknya Virus Salafi ke Jantung MuhammadiyahSelasa 5 Juli 2022 | 14:00
  • Amankan Aset
    Amankan Aset, Majelis Wakaf Kenalkan Program SIMAMSelasa 5 Juli 2022 | 13:55
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-HaramSelasa 5 Juli 2022 | 13:52
  • Quote untuk Guru: Teruslah Menggergaji, tapi Jangan Lupa MengasahnyaSelasa 5 Juli 2022 | 13:28
  • Pemuda Tangkas, tindak lanjut Baitul Arqam Dasar (BAD) PDPM Tulungagung. Liputan Ubaidillah Alif Alwan, kontributor PWMU.CO Tulungagung.
    Pemuda Tangkas, Tindak Lanjut BAD Pemuda Muhammadiyah TulungagungSelasa 5 Juli 2022 | 13:13

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In