PWMU.CO – Tarjim Kids dan PEBG (Happy Everyday Brain Gym) mewarnai kegiatan di hari pertama masuk sekolah bersama Unicef di SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School), Senin (12/07/21).
Acara seremonial tahunan menyambut siswa-siswi tahun pelajaran baru 2021-2022 di Berlian School kali ini sedikit berbeda. Selain menggandeng Education Officer dari Unicef, acara ini juga dikemas dengan meng eksplore gerakan tubuh anak secara menarik dan syarat manfaat.
Tarjim Kids
Reni Ratnawati SPdI dan Mahzumah SPdI menyampaikan metode tarjim saat sesi Tarjim Kids sebagai praacara sebelum acara utama Boost student’s Mental Health during Pandemic bersama Unicef di acara first day school.
Dalam kesempatan itu mereka mengajak siswa dan guru yang hadir di ruang Zoom untuk mengikuti gerakan tarjim bersama-sama.
Tarjim, metode menerjemahkan ayat-ayat al-Quran dengan gerakan ini cukup membuat suasana pertemuan Zoom ini menjadi lebih atraktif.
Sebagai pengajar al-Quran, Mahzumah merasa sangat senang dapat berkesempatan sebagai penyaji metode tarjim ini. “Saya senang sekali, soalnya benar-benar membawa keceriaan dan mendorong anak untuk bergerak”, tuturnya. “Mereka bisa refresh dengan mengikuti gerakan tarjim setelah duduk diam lama fokus menyimak acara sebelumnya.”
Tarjim surat al-Fatihah yang dipraktikkan oleh ustadzah Reni dan Mahzumah serentak diikuti oleh 479 peserta. Gerakan yang dibawakan mudah dipahami, sehingga siswa-siswi bisa mengikuti dengan baik.
“Lucunya, siswa kelas satu memang menerima materi tarjim untuk kali pertama, jadi awalnya mereka hanya melihat saja, tapi setelah melihat kakak kelas dua sampai enam yang memang sudah terbiasa melakukan dan sudah hafal gerakannya, akhirnya siswa sisiwi keas satu semangat untuk ikut menggerakkan tangannya,” kata Mahzumah.
“Ya beberapa ada yang masih kurang tepat gerakannya, tapi namanya juga di pertemuan virtual, kita hanya bisa memandu lewat lisan saja, kalau langsung tatap muka kan kita bisa membenarkan gerakannya yang kurang pas. So far, Alhamdulillah banget anak-anak sudah banyak yang bisa mengikuti gerakan-gerakannya,” tambahnya.
Program Tarjim Kids di Berlian School sudah berjalan kurang lebih tiga tahun. Program ini bertujuan untuk mempermudah anak untuk memahami isi kandungan dan memahami kosa kata dalam ayat-ayat al-Qur’an,” terang Reni sebagai pengajar al-Quran.
“Tarjim dilakukan setiap pagi sebelum pembelajaran, dipandu oleh wali kelas dalam pertemuan WasAp alias Walikelas Menyapa. dan setiap sebelum pembelajaran al-Quran,” tambahnya.
Happy Everyday Brain Gym
Selain Tarjim Kids, acara first day school menyajikan suguhan brain gym (senam otak) yang merupakan aktivitas baru bagi siswa siswi Berlian School.
Agar lebih diingat, senam otak yang mengadopsi dari latihan yang sebelumnya sudah populer dengan nama PACE (positive, active, clear, and energetic) ini, diberi nama PEBG (happy everyday brain gym) sekilas terdengar seperti nama game online yang sedang digandrungi saat ini, PUBG.
Tim Bimbingan Konseling Berlian School, Sayyidah Nuriyah SPSi dan Zaitun Nailiyah SPsi, mengaku sengaja membuat nama senam otak ini dengan plesetan nama PUBG, agar penyebutan nama senam otak ini lebih familiar.
Senam otak, materi yang dibawakan oleh duet guru BK Berlian School ini berkaitan erat dengan tema acara first day school yaitu bagaimana cara membuat tangguh mental siswa di masa pandemi.
Dan lagi, saat belajar di rumah di masa pandemi Covid-19, mungkin siswa sering mengalami perasaan tertekan, capek dan bosan. Akhirnya suasananya tidak nyaman untuk belajar.
“Senam otak dilakukan untuk menyiapkan pikiran yang sehat sebelum belajar, jadi ketika menemui kesulitan belajar apapun, otak akan siap menerimanya. Otak kanan-kiri aktif, jadi tetap konsentrasi,” terang Sayyidah.
Dia melanjutkan, “Di senam otak ini mengatur gerakan dan pikiran kita agar mudah belajar dan mengatur diri: menenangkan diri, rileks, nyaman.”
Kelebihannya? murah, butuh waktu sebentar, dan mudah dipelajari, tidak butuh alat khusus. kalian bisa menerapkan saat mau belajar atau bermain setiap hari.
“Melakukan empat gerakan dengan kecepatan santai, tanpa tekanan, dan inisiatif sendiri yang memungkinkan pembelajaran optimal. Fokus dan nikmati setiap gerakannya, agar kita juga bisa memberikan yang terbaik untuk apapun yang kita lakukan,” terangnya.
Kelebihan senam otak ini apabila dilakukannya setiap hari, kita belajar memahami bagaimana dalam tempo (waktu kecepatan) terbaik kita untuk belajar dan bergerak.
Apakah guru BK yang mengarang gerakannya? Bukan! Belajar melalui gerakan ini muncul dari Kinesiologi Pendidikan atau Educational Kinesiology Foundation yang didirikan oleh Paul and Gail Denison. Gerakannya sudah ditentukan Brain Gym International.
Sayyidah menjelaskan gerakan senam otak sebenarnya ada 26, tetapi pada saat pertemuan Zoom di depan siswa kelas satu sampai enam, hanya melakukan versi sederhananya yaitu ada empat gerakan.
Sayyidah meminta semua siswa dan guru yang hadir di Zoom untuk bersama-sama mengikuti gerakan senam otak yang diperagakan oleh Zaitun Nailiyah SPsi. Lely begitu sapaan akrabnya, berdiri memperagakan macam gerakan senam otak. Sedangkan Sayyidah menjelaskan gerakan dengan bahasa yang mudah dipahami dan diikuti oleh seluruh siswa.
Berikut tutorial empat gerakan PEBG:
Menggosok Tombol Otak
Gerakan pertama, memperagakan menggosok tombol otak. “Letakkan satu tangan kalian di perut seperti ini, letakkan tangan lainnya di saklar otak. Untuk menyalakan otak, tekan saklar, di atas dada ada tulang selangka. Tekan di bawahnya, digosok lembut. Pelan-pelan, sambil matanya tolah-toleh ke kanan dan kiri bergantian.
Cross Line atau Merayap Silang
Ayunkan lengan kanan sambil mengangkat kaki kiri dan menggerakkan lengan kiri sambil mengangkat kaki kanan secara bersamaan.
Bisa berdiri, duduk atau berbaring. Sentuhkan tangan atau siku ke lutut yang berseberangan. Kalau siku kanan menyentuh lutut kiri. Pelan-pelan saja, angkat lutut setinggi mungkin yang kamu bisa, tubuhnya sampai miring.
Manfaat dari gerakan ini adalah mengintegrasikan, mengkoordinasikan otak kanan kiri, lengan kanan-kiri, menyeimbangkan tubuh, memperbaiki postur tubuh.
“Kalau sudah loyo, lemes, butuh energi, bisa melakukan merayap silang ini. Sebelum membaca, menulis, dan mendengarkan”, terang Sayyidah.
Lazy Eight
Gerakan Lazy 8, manfaatnya mengaktifkan kedua belahan otak pada saat yang sama, belajar matematika dan memperkuat ingatan.
Caranya: gunakan secara bergantian tangan kanan dan kiri dengan membuat lingkaran mundur menyerupai angka 8. Mulai dari titik tengah ke arah kanan atas berputar ke bawah dan kembali ke titik tengah. Terus ke kiri atas melingkar ke kiri bawah naik ke titik tengah lagi. Mata mengikuti gerakan tangan. Lakukan masing-masing tangan sebanyak 3 kali dan lakukan pula dengan kedua tangan secara bersamaan.
Mengaitkan
Silangkan pergelangan kaki, yang kiri di depan.
Ulurkan tangan ke depan, yang kiri di depan, satukan telapak tangan, jalinkan jari-jari, lalu letakkan di dada. Duduk tenang selama 1 menit, pejamkan mata, dan lidah menyentuh langit-langit mulut.
Posisi ini untuk menenangkan sistem saraf pusat. Menghubungkan rangkaian elektrik tubuh. Mengaktifkan otak kiri dan kanan, serta memusatkan emosi.
“Gerakan ini cocok dilakukan saat siswa merasa stress, sedih, marah, kecewa, ingin menenangkan diri, sebelum dan sesudah ujian.” imbuhnya.
Tarjim Kids dan PEBG bisa menjadi metode alternatif kegiatan yang menyenangkan di tengah pembelajaran online sekarang ini. (*)
Penulis Anita Firlyando Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post