• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Rabu, Juli 6, 2022
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Ponthuk Bawean, Tapak Tilas Orang Bawean di Singapura

Sabtu 7 Agustus 2021 | 17:29
8 min read
142
SHARES
445
VIEWS
ADVERTISEMENT
Ponthuk Bawean, napak tilas orang Bawean di Singapura, sebuah catatan Burhanuddin Asnawi, budayawan-penulis asal Tambak Bawean, Gresik.
Burhanuddin Asnawi (kanan) bersama Hadi Osni di pintu gerbang jejak Ponthuk Nanggher yang dulunya merupakan Kuil China di Everton Road, China Town, Singapura. (Istimewa/PWMU.CO)

Ponthuk Bawean, tapak tilas orang Bawean di Singapura, sebuah catatan Burhanuddin Asnawi, budayawan-penulis asal Tambak Bawean, Gresik.

PWMU.CO – Burhanuddin Asnawi pada 19 hingga 24 Oktober 2018 diundang ke Singapura oleh Persatuan Bawean Singapura (PBS) dalam rangka launching buku Pondhuk Bawean di Singapura. Di buku itu diterbitkan oleh PBS ini Burhanuddin Asnawi merupakan salah satu penasihat, selain penulis.

Dalam kesempatan lima hari di Singapura itu, Bobo, panggilan akrab Burhanuddin Asnawi, alumni FISIP Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2003 ini, melakukan tapak tilas ke beberapa tempat yang dulu pernah menjadi bangunan bernama Pondhuk Bawean (tempat penampungan migran awal dari Bawean di Singapura).

Berikut ini catatan yang disampaikan Burhanuddin Asnawi kepada PWMU.CO. Catatan yang diberinya judul “Tadek Se Cena’a, Belende Kabbhi”.

Buku Ponthuk Bawean di Singapura telah pula terbit ketika Puan Sundusia Rosdi (penyusun buku) dan Hadi Osni (warga Singapura keturunan Bawean) membawa saya ke kawasan China Town (Kampung Cina)–saat ini diabadikan sebagai kawasan perumahan bersejarah yang menjadi pemeliharaan Negara di Singapura.

Saya meluangkan banyak waktu untuk berjalan kaki, mengambil foto, atau sekadar menghirup segarnya udara pagi ‘Kota Singa’, mengenang kejayaan para sesepuh Bawean yang tinggal di bilik-bilik ponthuk–rumah kedai yang mereka sewa untuk tempat tinggal bagi penghijrah awal yang datang dari Bawean.

Hadi Osni, sang peraih Berkeley Award 2017 dengan esainya bertajuk “The Baweanese Ponthuk : Ponthuk Tampilung” terlihat mulai berkeringat ketika kami mulai melintasi Everton Road.

Kawasan China Town,  menjadi penting untuk mengenang harmoni kehidupan orang-orang Bawean di tengah masyarakat China di Singapura.

Lima Ponthuk Bawean

Terdapat lima ponthuk Bawean di kampung Cina: Ponthuk Gellem (di Club Street), Ponthuk Tambhilung ( di Everton Road), Ponthuk Paginde (di Everton Road), Ponthuk Sokaoneng(di Blair Road), dan Ponthuk Nanggher (di Everton Road)

Saya lalu teringat bidalan Bawean sebagaimana tajuk di atas: Tadek se Cena’a Belenda Kabbi.

Bidalan ini merupakan majasi jika dilanjutkan berbunyi:

Tadek se Cena’a Belende kabbi.
Tadek se aberemma’a jememnje kabbi

(Tiada yang seperti orang Cina, semua seperti orang Belanda. Tiada yang bertindak, begitulah semua adanya)

‘Belende’ pada bidalan itu bermakna : Orang Belanda. ‘Cena’ bermakna: orang Cina. Sebuah majasi untuk membaca karakter orang Bawean, Cina dan Belanda. Terkadang orang Cina itu dengan fasihnya berucap: “Tak mellea buje?”(Apakah hendak membeli garam)

Atau dalam percakapan yang lain,“Emas tak Larang” (Emas tidak mahal. Maksudnya menawarkan untuk membeli emas).

Ponthuk Terakhir

Tentu dengan Bahasa Bawean ketika mereka saling bertutur sapa di pasar, di kedai-kedai perhiasan, di sudut-sudut kota Singapura. Tapi, sejak 1990-an semua ponthuk Bawean di Singapura lebih dari 150 ponthuk yang pernah eksis – telah tiada lagi.

Penghuninya pun telah pula menyebar , tinggal di flat , atau di rumah sendiri. Dan satu ponthuk terakhir yaitu Ponthuk Gellem di Club Street, di China Town, dijadikan bangunan bersejarah Pemerintah Singapura sejak tahun 2000.

Empat ponthuk Bawean di kawasan China Town, baik orang Bawean atau pun orang Cina, mengenal kawasan ini dengan menyebut: kawasan Tampa Sokana

Tampa Sokana adalah akronim dari: Tam = Tambhilung, Pa = Paginde, Soka = Sokaoneng, Na = Nanggher.

Akronim ini, sekaligus adalah nama-nama kampung halaman, tanah kelahiran penghuni ponthuk di Pulau Bawean. 

Uniknya, dalam bahasa Bawean Tampa Sokana adalah sebuah ungkapan yang mengandung makna: menerima apa adaya perasaan senang hati/dengan suka cita. Tampa= menerima atau membawa dengan kedua telapak tangan terbuka. Sokana (dari kata dasar: soka = suka dan akhiran na= nya)

Istilah tampa sokana, sekaligus ungkapan untuk menggambarkan keharmonisan kehidupan orang Bawean bersama orang Cina di kawasan China Town.

Mereka saling menerima dengan kedua tangan terbuka. Saling hormat- menghormati dengan perasaan suka-cita. Bidalan ini seakan menjadi sindiran yang diucapkan sambil bercanda. Tapi ia juga mengandung ‘autokritik’ bagi karakter etos kerja orang Bawean sendiri.

Oreng Pote

Ketika ada banyak orang Bawean sedang bekerja tidak sesuai dengan cara-cara kerja yang benar, atau ketika kita melihat keadaan yang kurang baik tapi didiamkan begitu saja, maka diucapkanya: “Tadek se Cena’a Belende Kabbhi”.

Secara tidak langsung di di alam bawah sadar orang Bawean, Cena menjadi gambaran etos kerja yang baik. Sementara Belende (gambaran bangsa Eropa: oreng pote/ bangsa kulit putih) hanya dikenalnya sebagai kaum penjajah yang akan menjadi mimpi buruk bagi orang Bawean.

Uniknya, di China Town atau juga di tempat-tempat lainnya di Singapura, ketika orang-orang Bawean mengadu nasib di tanah rantau, mereka mendapat ujian terberat untuk hidup berdampingan tidak hanya dengan mayoritas kaum Cina, tapi mereka telah pula harus bekerja di bawah kekuatan dan kekuasaan bangsa Eropa yang disebutnya: oreng pote.

Istilah sebutan:  ‘Boyan’ yang ditujukan Bangsa Eropa kepada orang Bawean, seakan menjadi gambaran bagi orang Bawean yang tidak lebih hanya dikenalnya sebagai buruh atau pekerja kasar yang bekerja di kebun-kebun indah milik oreng pote . Di Istal, kandang-kandang kuda sebagai seis kereta-kereta kuda megah milik oreng pote. Atau driver jalanan angkut barang dan penumpang.

Tapi, karena karakter andhap asor, mental selalu merasa rendah hati dan tidak menyombongkan diri, mereka terima apa saja sebutan yang ditujukannya kepada orang Bawean–dengan tanpa perlu mengoreksi atau tidak menerimanya.

Tapi dari sini sebetulnya ada yang dilupakan, yakni upaya resitensi yang tidak banyak diketahui. China Town atau Kampung Cina dalam istilah Bawean disebut: Pacenan: tempat bermukimnya kaum Cina. Biasanya,  pacenan berdekatan dengan kawasan pasar. Seperti yang ada di Sangkapura dan di Keppo, Pulau Bawean.

Ponthuk Bawean, napak tilas orang Bawean di Singapura, sebuah catatan Burhanuddin Asnawi, budayawan-penulis asal Tambak Bawean, Gresik.
Burhanuddin Asnawi, budayawan dan penulis dari Kecamatan Tambak Bawean, Gresik (Istimewa/PWMU.CO)

Kiai Bawean di  Singapura

Lima ulama kharismatik asal Bawean telah mewarnai harmoni kehidupan religius di kawasan Cina Town, Singapura.  Mereka adalah: Kiai Asyik Mukri, (di Ponthuk Gellem, Club Street); Kiai Mahfudz Dahlan ( di Ponthuk Tambhilung, Everton Road), Kiai Burhan Mansur (di Ponthuk Nanggher, Everton Road) dan Kiai Mohammad Amin (di Ponthuk Sokaoneng, Blair Road).

Bolehlah oreng Cena , begitu pun oreng Pote bangga dengan kejayaan dan kemajuan bangsanya. Tapi, Tikar emas bantal suasa manalah sama dengan berbantalkan lengan.

Karakter Bawean tetaplah bertahan di mana pun mereka berada. Adat, tradisi dan budaya Bawean akan ekabhental mate (dijadikan bantal hingga mati).

Kalaulah orang Bawean yang mereka panggil: Boyan, dikenalnya sebagai pekerja kasar atau tidak bisa menulis dan membaca. Tiadalah mengapa, karena tulisan dan bacaan yang dimaksud adalah aksara atau abjad  Romawi (latin).

Tradisi dan pengetahuan orang Bawean tentang menulis dan membaca menggunakan huruf pegon –tulisan dengan Aksara Arab berbahasa Jawa (tulisan Jawi). Kita bisa menemukannya di Cina Town.

Kiai Asyik Mukri merupakan Presiden pertama Persatuan Bawean Singapura (PBS). Kelak, ia pulang ke kampung halaman dan tutup usia di Desa Gelem Bawean. Ia merintis madrasah ibtida’iyah (sekolah tingkat dasar) dengan sistem klasikal – inilah madrasah ibtida’iyah pertama Nahdhatul Ulama’ (NU) di Pulau Bawean.

Perintis Kongres NU di Bawean

Kiai Mohammad Amin, berasal dari Sokaoneng, menerbitkan karya tulisnya berbahasa Bawean tentang Pokok-pokok Keimanan dan Sholat (Singapura: 1353 H.) Ia pulang kampung dan wafat di Sokaoneng. Ia juga merintis kongres NU pertama di Bawean pada 1934.

Kiai Mahfudz Dahlan, lurah pertama Ponthuk Tambhilung (di Everton Road) menetap dan wafat di Singapura, merupakan ahli ilmu falak , yang sering menjadi Juri pada Musabaqah Tilawatil Qur’an Singapura. Ia menerbitkan karya tulisnya, sebuah kitab hadits yang diterjemahkan ke Bahasa Bawean, tentang kisah Isra’ Mi’raj, al-Haditzul waridah fi Qisshatil Isra’ wal Mi’raj (Singapura: 1938).

Kiai Burhan Mansur, berasal dari Tambhilung tapi tinggal di Ponthuk Nanggher. Ponthuk yang semula adalah kuil Cina di Everton Road. Ia menerbitkan 2 kitab klasik yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Bawean: Idhahus Shalawaat  wa-Da’awat (Singapura,1356 H) dan Ar-Risalatus Shiyamiyyah wal-Ajwiyah (1359 H).

Karya kedua Kiai Burhan Mansur, melibatkan  Kiai  Abu Bakar Asyik, yang biasa disapa Kiai Akkong dan Kiai Ahmad Zuhri Mutammim. Kiai Abu Bakar Asyik, berasal dari Tellok Kalompang adalah paman dari Kiai Asyik Mukri.

Sedangkan Kiai Ahmad Zuhri, tidak lain merupakan ulama kharismatik Singapura yang  selalu mengisi pengajian di ponthuk-ponthuk Bawean, Ia adalah pendiri Persatuan Guru Agama Singapura (Pergas).

Dari sini resistensi kehidupan religius orang Bawean menumbuhkan terjalinnya jejaring Ulama Bawean dan Ulama Melayu di Singapura. Lebih dari 10 manuskrip kitab klasik karya Ulama Bawean terbit di Singapura dengan Bahasa Melayu, Bahasa Jawa dan Bahasa Bawean.

Laut Jawa, 2 Agustus 2021

Burhanuddin Asnawi (*)

Penulis Kemas Saiful Rizal. Co-Editor Darul Setiawan. Co-Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: BaweanBawean SingapuraBurhanuddin AsnawiChina TownKemas Saiful RizalKiai BaweanNahdlatul Ulama'NU BaweanPonthuk Bawean Napak Tilas Orang Bawean di SingapuraSingapuraUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta
SendShare57Tweet36Share

Related Posts

Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

Selasa 5 Juli 2022 | 13:52
7.6k

Petugas Hotel Arkan Bakkah 1, Mekkah membawa Zamzam kemasan botol untuk dibagikan ke kamar-kamar. Setiap...

CJH asal Myanmar Minta Doa, Negaranya Krisis Politik dan Finansial

Sabtu 2 Juli 2022 | 12:56
191

Anas Thohir (CJH asal KBIH Baitul Atiq Gresik) saat di bus bersama bersama jamaah haji...

Ini Empat Pesan Khatib Jumat Masjid Al-Haram

Jumat 1 Juli 2022 | 18:28
477

Anas Thohir (kedua dari kanan), Kemas Saiful Rizal (petiga dari kana) berfoto usai melaksanakan shalat...

Tiba di Hotel Mekah CJH Disambut Taburan Bunga dan Wewangian

Rabu 29 Juni 2022 | 19:11
352

CJH Kloter 31 SUB asal Gresik disambut petugas hotel Arkan Bakkah 1 di Kota Mekkah...

Bawa Banyak Belum Dimasak, Kisah Mi Instan Calon Jamaah Haji

Rabu 29 Juni 2022 | 15:48
262

Mi instan bawaah CJH asal Gresik. Bawa Banyak Belum Dimasak (Kemas Saiful Rijal/PWMU.CO) Bawa Banyak...

Wakil Bupati Gresik Terbang bersama 446 CJH Kloter 31 SUB

Senin 27 Juni 2022 | 12:08
302

Calon Jamaah Haji Kloter 31 mengikuti prosesi pemberangkatan haji di gedung Musdalifah. Wakil Bupati Gresik...

Video TikTok Anak-Anak Bawean Ini Juara Satu di Singapura

Kamis 24 Maret 2022 | 22:18
224

Tujuh siswa pengisi video TikTok SD Muhammadiyah 1 Bawean. (Lendra Asyura/PWMU.CO) PWMU.CO- Video TikTok siswa...

Koperasi Syariah Surya Amanah Gelar RAT, Aset Turun SHU Naik

Sabtu 5 Maret 2022 | 20:08
225

Sebagian peserta RAT KSPPS SAM berfoto bersama usai acara (Kemas Saiful Rizal/PWMU.CO) PWMU.CO- Koperasi Syariah...

Lomba Penyiar Radio Ramaikan Milad Ke-8 SMK Muda Bawean

Jumat 25 Februari 2022 | 10:51
974

Sugriyanto (kanan) mantan penyiar radio sekaligus MC Kondang asal Pulau Bawean menjadi salah satu dewan...

Cerita Sukses Milad SD Mutu Mengundang 30 Sponsor

Kamis 17 Februari 2022 | 21:31
301

Kepala Cabang Bank Jatim Bawean, Suyatno menyerahkan bantuan kepada Kepala SD Mutuba Nur Laily SPd....

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Masuknya Virus Salafi ke Jantung Muhammadiyah

    7948 shares
    Share 3179 Tweet 1987
  • Semua Orang Itu Penting, Ini Branding Empat Sekolah GKB

    3555 shares
    Share 1422 Tweet 889
  • Dipuji Haedar Nashir, Begini Respon Rektor UM Bima

    3831 shares
    Share 1532 Tweet 958
  • Ikut Pelatihan Menulis, Dapat Rezeki Nomplok

    3045 shares
    Share 1218 Tweet 761
  • Luar Biasa! Begini Besarnya Potensi Lahan Dakwah Digital

    3663 shares
    Share 1465 Tweet 916
  • Jangan Keliru! Ada Dua Macam Air Zamzam di Masjid Al-Haram

    2424 shares
    Share 970 Tweet 606
  • Pentas Dalang Cilik Spemdalas Bawa Pesan Peduli Lingkungan

    3263 shares
    Share 1305 Tweet 816
  • Jamaah Masjid Sujud Diingatkan Karakter Internet yang ‘Khalidina fiha Abadan’

    2712 shares
    Share 1085 Tweet 678
  • Tim Kompak di Balik Sukses Graduation XIX Spemdalas

    2230 shares
    Share 892 Tweet 558
  • Cakepnya Wisudawan Spemdalas berkat Dresscode Ini

    2395 shares
    Share 958 Tweet 599

Berita Terkini

  • Tingkat Keadaban Digital Masyarakat Indonesia MemprihatinkanRabu 6 Juli 2022 | 08:27
  • Santri Panti Muhammadiyah
    Santri Panti Muhammadiyah Berkumpul Bicarakan Masalah IniRabu 6 Juli 2022 | 08:16
  • Umsida Raih Peringkat III Standar Khusus Pendidikan Al-Islam PTMA Se-IndonesiaRabu 6 Juli 2022 | 08:09
  • 158 Anak Panti Ini Didoakan Naik HajiRabu 6 Juli 2022 | 07:36
  • Tampil Memukau Paduan Suara Spemdalas dengan Kostum NusantaraRabu 6 Juli 2022 | 07:25
  • Musycab IMM Kota Surabaya Usung Pancacita KaderisasiRabu 6 Juli 2022 | 07:22
  • Hindari juru sembelih sadis, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Baranggayam datangkan Juleha. Liputan Rahmat Syayid, kontributor PWMU.CO.
    Hindari Juru Sembelih Sadis, Ranting Ini Datangkan JulehaRabu 6 Juli 2022 | 07:19
  • Khutbah Idul Adha
    Khutbah Idul Adha, Uswah Hasanah Nabiyullah IbrahimRabu 6 Juli 2022 | 06:46
  • Lazismu Bojonegoro
    Lazismu Bojonegoro Gelar Workshop Manajemen Kurban saat Wabah PMKSelasa 5 Juli 2022 | 20:33
  • Kasus ACT
    Kasus ACT, Begini Komentar Abdul Mu’tiSelasa 5 Juli 2022 | 19:49

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In